Anda di halaman 1dari 9

10.

47 | Posted by mading man sumpiuh


Pabrik Sohun Milik Muhammad Arief

Sumpiuh, 13 Februari 2010


PD. Makmur Sentosa merupakan salah satu pabrik produksi pembuatan mie sohun.
Pabrik ini mulai berdiri pada tahun 2008 dan mulai beroperasi pada bulan Juni,
bertempat di Jl. Sumpiuh Kradenan Rt 06 Rw 02. Pabrik ini di dukung oleh 3 orang
pendiri PD. Makmur Sentosa, ujar Muhamad Arief. Adakah tahapan-tahapan dalam
proses pembuatan mie sohun? iya ada, di sini ada 3 tahapan yang harus di lalui
dalam proses produksi sebelum memperoleh sohun berkualitas baik siap di
konsumsi, dangan bahan baku berupa sagu, ujarnya.

Ada 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui dalam proses produksi sebelum memperoleh
Shoun berkualitas baik siap konsumsi. Adapun tahapan tersebut adalah:
I. Pengolahan bahan baku Sagu menjadi bahan Jadi;
II. Proses Produksi;
III. Packing.
I. Pengolahan Bahan Baku Sagu Menjadi Bahan Jadi
Bahan baku jadi adalah: bahan baku yang sudah siap untuk di olah kembali
dalam proses produksi menjadi shoun. Untuk memperoleh bahan baku jadi, ada
beberapa proses yang harus di lalui, prosesnya sebagai berikut :

A. Menyediakan bahan baku sagu sebanyak 1.7 ton (1700 kg)


Sagu merupakan bahan baku utama pembuatan Shoun, ada dua jenis sagu yang
biasa kita kenal yaitu: Sagu kering, Jenis sagu yang sudah dikeringkan terlebih
dahulu sebelum di proses, sehingga tidak mempunyai kandungan air di dalamnya.
jenis ke dua Sagu basah yaitu: Jenis sagu yang masih mengandung kadar air di
dalamnya, sehingga mempunyai daya tahan lebih pendek dibanding sagu kering.
Dari segi kualitas PD. Makmur Sentosa selalu menggunakan jenis sagu yang
berkualitas baik, hal ini dibuktikan dengan perolehan prosentase perbandingan sagu
awal sampai dengan di hasilkannya shoun mencapai 55%.

B. Pengolahan Sagu
Sagu kemudian dimasukkan kedalam bak pemrosesan dengan ditambahkan air
160 m3 sebagai pelarut, kemudian di aduk.Sebagai bahan pemutih sagu kita
mempergunakan kaporit.Setelah sagu larut dengan air, sagu tersebut di saring
menggunakan saringan ukuran mes 60.Mengapa menggunakan saringan sekecil
ini?Hal ini dimaksudkan agar dapat memaksimalkan kotoran-kotoran kecil tidak
bercampur dengan sagu tersebut, sehingga diperoleh kualitas bahan baku yang
bagus dan bersih ujar pebisnis kelahiran 17 Agustus 1983. Dari kualitas air, setiap
air yang di ambil dari sumur terlebih dahulu di saring dan di tampung terlebih
dahulu dalam bak penampungan, dengan harapkan di peroleh air yang jernih dan
terhindar dari kemungkinan adanya kontaminasi zat-zat tertentu.
Selesai di saring sagu tersebut harus diendapkan dengan kurun waktu minimal 2
jam, 2 jam ini merupakan batas minimal sagu dapat mengendap secara
keseluruhan. Proses selanjutnya setelah dipastikan sagu benar-benar mengendap,
air dalam bak tersebut dibuang untuk diganti dengan air baru kembali kemudian di
aduk. Dalam 1 (satu) hari proses pengadukan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali setiap
hari selama 7 (tujuh) hari. Pengadukan pertama sagu di tambahkan Kaporit sebagai
bahan pemutih, dan Adukan ke dua sagu tidak lagi di tambahkan kaporit sebagai
bahan pemutih, cukup di perbanyak jumlah air dalam bak, yang sering disebut
dengan istilah pencucian. Pemakaian Kaporit sebagai bahan pemutih sagu
mempunyai aturan atau tahapan, dimaksudkan untuk menjaga kualitas,
menimbang Kaporit mempunyai efek panas apabila dalam pemakaiannya
berlebihan akan berakibat merusak mutu dari sagu iti sendiri, sehingga dibutuhkan
takaran yang sesuai dengan kebutuhan.

C. Pewarnaan
Hari ke- 8 merupakan hari terakhir pengolahan sagu menjadi bahan jadi. Proses
ini sering disebut dengan istilah penyumboan (Sumbo) yaitu proses pewarnaan
pada sagu. Menggunakan air yang sama dengan takaran pada pengadukanpengadukan sebelumnya, sagu di aduk kembali dengan menambahkan pewarna
makanan 1 sendok teh dan Hakol sebanyak 0.5g dengan maksud agar shoun
nampak cerah. Hasil pewarnaan di diamkan sampai benar-benar telah mengendap
lalau di keringkan.
Inilah proses pengolahan sagu menjadi bahan jadi selesai, ujar lulusan Sajana
Ekonomi ini.

II. Proses Produksi

Masuk langkah selanjutnya setelah bahan baku siap digunakan yaitu proses
produksi. Tahapan ini merupakan proses pembuatan dari sohun itu sendiri. Dalam
prosesnya bahan jadi yang telah kering diambil secukupnya, masukkan dalam
loyang adonan dengan menggunakan air yang mendidih. Sagu tersebut di larutkan
sampai agak mengental, lalu didiamkan sebentar 8 detik supaya adonan tersebut
kenyal.Langkah selanjutnya adonan tersebut diaduk sampai benar-benar rata.
Adonan yang sudah di aduk rata di masukkan kedalam kopakan (tempat pembuatan
sohun), dalam kopakan terdapat lubang sebagai tempat sekaligus ukuran keluarnya
adonan sagu yang akan menjadi sohun. Tidak lupa setiap kopakan di taruh
saringan kecil ukuran mes 20 dengan tujuan apabila terdapat kotoran yang
bercampur dengan adonan tidak ikut bercampur kedalam sohun, sehingga
kebersihan diharapkan semaksimal mungkin benar-benar terjaga, harapnya.
Adonan dalam kopakan kemudian di pres dengan tekanan tertentu. Proses
pengeringan di lakukan dengan penjemuran menggunakan ancak (tempat adonan
di jemur yang terbuat dari seng) di bawah sinar matahari. Dalam waktu tertentu
sohun kering kemudian di pisahkan dari ancak dan siap di packing.Ancak yang
kosong kemudian di isi adonan kembali, di jemur dan berulang-ulang dalam
prosesnya. Dalam proses produksi setiap unit menggunakan tenaga manusia 23
orang. inilah secara singkat tahapan-tahapan produksi telah di lalui, ujarnya
usahawan lulusan UMY tahun 2004.

III. Packing
Packing merupakan proses akhir dari produksi. Sohun yang telah kering dan di
pisahkan dari ancak kemudian di kemas kedalam berbagai ukuran tergantung
permintaan konsumen.Dalam pengerjaannya sohun di gulung kecil-kecil di
sesuaikan dengan ukuran plastik, di susun rapi ke atas lalu plastik di bungkus
dengan menyertakan nomor atau huruf sebagai tanda dari membungkus
tersebut.Tanda tersebut di maksudkan apabila terjadi kerusakaan atau kurang rapi
dalam pembungkusannya dapat di kembalikan kepada orang yang bersangkutan
untuk di perbaiki.Di harapkan kedisiplinan tersebut dapat memberikan kualitas dan
kepuasan tersendiri bagi konsumen.Proses packing telah selesai sehingga sohun
telah siap di pasarkan kepada konsumen, katanya.

Dalam pengerjaannya memang tidak semudah teorinya terdapat kendala-kendala


yang terkadang datang menyertai proses produksi, namun demikian saya selalau
bekerja dengan ikhlas, ikhtiar dan pasrah kepada sang penguasa niscaya halangan
tersebut akan teratasi dengan sendirinya, harapnya dengan penuh ikhlas.

Seiring dengan (beragamnya kebutuhan konsumen) perkembangan dunia usaha


yang semakin pesat dan beragam seperti sekarang ini.Banyak jenis-jenis usaha
yang dilakukan guna mencukupi kebutuhan konsumen yang semakin banyak dan
beragam.PD. Makmur Sentosa memenuhi salah satu dari kebutuhan konsumen
tersebut yaitu kebutuhan mie sohun. Sohun ini sering dipakai sebagai campuran
soto, sayur sohun. Semakin banyaknya pabrik-pabrik sohun yang berada di
karesidenan Banyumas menambah persaingan dalam proses pemasarannya,
konsumen diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk memilih. Pasar yang
menentukan kualitas dan mutu dari tiap-tiap sohun yang berada di pasaran, kata
lelaki tertua ini dari tiga bersaudara.
Bahan baku ini saya dapatkan dari kota Pontianak-kalimantan barat dan selain ini
saya juga menyampingkan usaha yang lainnya seperti membuka cabang lain di luar
kota, dan saya berkeinginan pula untuk membuka bisnis tepung tapioka jika Allah
menghendaki, harapnya ingin sekali terwujud. Mengapa anda berpikir untuk bisnis
mie sohun, mengapa tidak yang lain? Karena saya ingin membuka lapangan kerja
baru dan membuka yang baru di daerah ini, ujarnya ingin mengurangi kemiskinan
yang ada. Apakah banyak orang yang membeli dari luar kota? Dan mengapa
banyak? Iya tentu ada dan banyak, dari luar provinsipun ada, karena saya
menjualkan sohun ini bisa secara eceran maupun secara grosir dan apabila dari
pemesan ingin di antarkan sampai tujuanpun bisa, ujarnya untuk dapat
memuaskan pelanggan.
Sohun rasanya memang sederhana, tetapi justru itulah sisi istimewanya. Yang lebih
menarik sohun sangat mudah di kombinasikan dengan bahan makanan yang lain.
Tak terhitung menu bahan sohun kini.Nikmati kapan saja yang kita suka, sambil
memupuk manfaatnya.

II.
KONDISI UMUM MANAJEMEN PRODUKSI
A. Pengendalian Mutu Bahan Baku
Pengendalian mutu bahan baku memegang peranan penting dalam keseluruhan tindakan
pengendalian mutu yang dilakukan. Mutu bahan baku akan sangat berpengaruh terhadap mutu
produk akhir yang dihasilkan. Kegiatan pengendalian mutu bahan baku ini dilakukan sejak
penerimaan sampai bahan akan diproses. Bahan baku yang diterima dari pemasok dikontrol
sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh bagian penerimaan.
Bahan baku yang digunakan oleh PD. Mujur Jaya adalah pati sagu basah. Pati sagu
yang digunakan sangat menentukan baik buruknya sohun yang dihasilkan, selain ditentukan juga
oleh proses pengolahan. Pati sagu yang baik dapat diketahui dari kebersihan dan persentase
rendemen pati setelah dilakukan pencucian.Pati sagu yang berwarna terlalu coklat dan atau
terlalu banyak mengandung kotoran, rendemen kurang dari 50 %. Pati yang berasal dari pohon

sagu yang masih muda juga akan menghasilkan rendemen pati lebih sedikit. Hal ini tidak sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga apabila perusahaan menerima pati
sagu yang tidak sesuai dengan pesanan akan dikembalikan kepada pemasok.
B. Pengendalian Mutu Proses Produksi
Pengendalian mutu proses produksi juga memegang penting untuk menghasilkan
produk dengan mutu tinggi. Pengendalian mutu produksi dilakukan oleh mandor produksi di
bawah pengawasan manajer perusahaan. Kegiatan pengendalian selama proses produksi di PD.
Mujur Jaya meliputi semua tahapan dalam proses produksi yaitu pencucian bahan baku,
pemasakan, pencetakan, pengeringan dan pengemasan. Tahap yang paling mempengaruhi produk
akhir adalah tahap pecucian dan pemasakan.
Proses pencucian dilakukan dengan penambahan kalsium hipoklorit ke dalam suspensi
pati. Bahan tersebut harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan air sebelum
dimasukkan ke dalam suspensi pati agar lebih merata. Dosis penggunaannya diatur sedemikian
rupa sehingga semakin berkurang dalam setiap tahap pencucian terhadap suspensi pati yang
sama. Hal ini dimaksudkan agar pati tidak mengalami browning dan warna pati menjadi kuning
kecoklatan. Tahap pencucian terakhir pati sagu harus dilakukan tanpa penggunaan kalsium
hipoklorit dan diusahakan tidak adakalsium hipoklorit yang tersisa dalam pati karena ini akan
mempengeruhi warna pati yang diperoleh.
Sebelum proses pemasakan, dilakukan proses pewarnaan terhadap pati sagu. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas warna pati.Pewarna yang digunakan adalah sumbo
(brilliant blue light) yang merupakan pewarna makanan.Penggunaan pewarna ini diatur agar
tidak melebihi standar dan hanya sebatas untuk memberikan warna putih sampai putih kebiruan
pada sohun sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan permintaan konsumen.Agar
warna pati tidak pudar, setelah pemasakan ditambahkan hakkol sebagai pengikat warna.Pati sagu
hasil pencucian yang tidak dapat segera diproses, misalnya karena kendala cuaca, harus diuber
kembali agar tidak mengeras dan dilakukan penambahan sumbo agar tidak menguning.
Proses pencetakan setelah pemasakan juga merupakan tahap yang menentukan hasil
akhir produk. Proses ini harus dapat menghasilkan sohun dengan utasan yang seragam dengan
ukuran yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Diameter utasan kurang lebih 1 2 mm.Ukuran
utasan sohun ini berhubungan dengan tenaga yang dikeluarkan oleh operator alat

pencetak.Pencetakan yang dilakukan dengan mesin pencetak mekanis memberikan utasan sohun
yang lebih homogen dari pada mesin pencetak manual.Hal ini disebabkan tenaga yang diberikan
mesin pencetak mekanis lebih konstan dari pada mesin pencetak manual yang dioperasikan oleh
manusia.
Selain oleh tenaga yang diberikan kepada mesin pencetak, besar kecil utasan sohun
yang dihasilkan mesin pencetak mekanis juga ditentukan oleh ukuran poli dinamo yang
digunakan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pencetakan adalah kebersihan ancak yang
digunakan. Ancak yang digunakan harus bersih dari sisa sohun kering karena dapat merusak
bentuk utasan sohun dan dapat menurunkan kualitas sohun.

C. Pengendalian Mutu Produk


Mutu produk akhir yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap respon konsumen.
Produk yang berkualitas baik akan mendapat respon positif dan sebaliknya. Mutu akhir suatu
produk ditentukan oleh masing masing tahapan dalam proses produksi. Pengendalian mutu
produk sangat penting bagi suatu perusahaan agar dihasilkan produk sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan serta untuk menjaga kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap
perusahan.Sohun yang berkualitas baik mempunyai sifat susut berat kering akibat pemasakan
yang rendah, diameter kecil, penampakan yang opak, ukuran yaang panjang dan tidak putus
putus, tidak mudah patah, warnanya jernih dan mampu menghidrasi air dengan baik. Sohun yang
baik dapat diperoleh jika pengendalian mutu bahan baku dan proses produksi dilakukan dengan
baik.
Pengendalian mutu produk dapat dilakukan pada saat penguntingan.Saat penguntingan
sohun dilakukan penyortiran antara sohun yang kering dengan sohun yang masih basah, dan
sohun yang patah dengan sohun yang panjang.Sohun yang masih basah dipisahkan dari yang
kering dan kemudian dijemur kembali. Jika sohun yang masih basah ikut dikemas dapat menjadi
sumber kontaminasi karena kandungan airnya masih tinggi dan dapat menyebabkan bau tengik
akibat adanya reaksi hidrolisis sehingga memperpendek daya simpan sohun.
Pembuatan untingan memerlukan pengawasan terutama untuk ukuran dan bentuk
untingan.Hal ini dilakukan untuk memperoleh keseragaman ukuran dan bentuk untingan

sehingga beratnya diharapkan seragam serta memudahkan dalam pengemasan. Biasanya tiap satu
pak berisi 60 buah untingan untuk berat tiap pak 1,7 kg. Untuk pak dengan berat 2 kg untingan
biasanya diperbesar agar saat dikemas tidak terlalu banyak untingan karena tiap kemasan sama
ukurannya. Untuk untingan yang rapi dan ikatannya kencang diletakkan di tepi tepi kemasan
agar kelihatan rapi.Sebelum kemasan ditutup, terlebih dahulu dilakukan penimbangan supaya
berat tiap kemasan betul betul tepat sesuai ketentuan perusahaan atau pesanan pelanggan.
Penyimpana produk akhir dilakukan di masimg masing unit produksi.Sistem
pengeluaran produk memakai prinsip first in first out yaitu produk yang pertama masuk juga
pertama keluar.Namun dengan permintaan pasar terhadap sohun yang terus meningkat dan
dengan kapasitas produksi yang masih terbatas, stok atau persediaan produk biasanya tidak lebih
dari satu minggu berada di ruang penyimpanan.
Pengendalian mutu produk di PD. Mujur Jaya menjadi tanggung jawab kepala masing
masing unit produksi.Selain itu, quality control atau pengawasan mutu juga dilakukan oleh
manajer utama atau pimpinan perusahaan.
Soun
Soun alias glass noodles atau mung bean noodles biasanya terbuat dari pati kacang hijau. Tapi,
sekarang Anda juga bisa menemukan soun yang terbuat dari kentang, ubi, ataupun singkong.
Seperti bihun, soun terlihat transparan. Tapi, salah satu ciri soun yang membedakannya dengan
bihun dan misoa adalah teksturnya yang licin setelah dimasak.
Untuk memasak soun, Anda tidak perlu merebusnya. Cukup rendam soun dalam air mendidih
selama 5-15 menit sampai soun melunak . Kalau Anda akan menyajikannya dalam resep soto
ayam atau sop, Anda tidak perlu memasaknya terlebih dulu.
Bihun
Walaupun sama-sama transparan, tapi bihun lebih tipis dibandingkan soun dan tekstur bihun
setelah dimasak tidak selicin soun . Bahan makanan ini terbuat dari tepung beras, sehingga
disebut juga rice vermicelli.
Bihun bisa dimasak dengan cara merendamnya dalam air panas selama 5-7 menit sebelum
memasukkannya ke dalam sup atau soto. Kalau Anda akan menggunakan bihun dalam resep soto
ayam atau sup, bihun hanya perlu dimasak selama 1 menit.
Misoa
Berbeda dengan bihun dan soun, misoa biasanya berwarna agak putih dan tidak transparan .
Perbedaan lainnya terdapat dari bahan utama pembuat misoa, yaitu tepung terigu. Tekstur misoa
yang lembut membuat bahan makanan ini sering disajikan juga untuk anak-anak dan orang lanjut
usia. Tapi, seperti bihun dan soun, misoa juga bisa dimasak dengan cara direndam air panas.

Lalu, bahan yang mana yang akan Anda gunakan untuk sajian berkuah Anda berikutnya? Yang
perlu diingat adalah ketiga bahan ini tidak memerlukan waktu masak yang lama . Selain itu,
jangan lupa juga untuk memperhatikan kuah kaldu yang disajikan bersama bahan-bahan ini.
Penambahan Royco Kaldu Bubuk dengan Rasa Ayam yang 5x lebih kuat akan membuat sajian
soto Anda semakin mantap, lho.

II.2 SOUN
Sohun merupakan suatu produk bahan makanan kering yang dibuat dari pati dengan
bentuk khas (SNI 01-3723-1995). Berbagai macam pati sebagai bahan baku sohun dapat
berasal dari umbi-umbian, kacang hijau, jagung, ubi jalar (sweet potato), sagu, aren,
midro/ganyong (canna eduliker) dan tapioka. Di Indonesia umumnya sohun dibuat dari
bahan dasar pati sagu atau aren dan midro sebagai campuran. Di negara lain seperti di Cina
bahan bakunya adalah mung bean/pati kacang hijau atau di Korea dengan bahan baku sweet
potato.
Sohun merupakan jenis mie yang dibuat dari pati murni. Jenis pati yang sering
digunakan dalam produksi sohun adalah pati kacang hijau. Namun pengadaan pati kacang hijau
yang semakin sulit dan mahal, mengakibatkan pengrajin sohun sering menggunakan pati sagu
dan pati ganyong sebagai bahan baku. Proses pembuatan sohun hampir sama dengan pembuatan
bihun, terutama dalam hal pengepresan adonan. Bedanya, pembuatan sohun dilakukan dengan
membuat slurry pati yang kemudian digelatinisasi membentuk bubur lem sebelum dipres atau
dicetak. Sedangkan pengeringannya biasanya dilakukan dengan cara dijemur pada rak yang
dioleskan minyak di atas permukaannya (Direktorat Agroindustri BPPT, 1999).
Hasil pengamatan dilapang dan pengujian secara laboratorium penggunaan bahan baku
akan sangat mempengaruhi produk sohun yang dihasilkan. Bila bahan baku sohun yang berasal
dari sagu umurnya belum tua penuh maka akan dihasilkan sohun yang kekenyalannya kurang
dan sangat rapuh teksturnya. Kondisi ini sebagai akibat sifat fungsional pati sagu yang belum
optimal sehingga dihasilkan produk sohun yang kurang baik. Proses pembuatan sohun pada
dasarnya adalah pembuatan adonan antara pati sagu dan air, kemudian ditambah air panas
sehingga terjadi proses gelatinasi. Setelah itu adonan dimasukkan dalam cetakan yang
bawahnya berlubang dengan diameter 0,4 cm dalam jumlah 10 12 lubang. Pada saat ditekan
maka wadah yang terbuat dari seng dan dilapisi minyak ada dibawahnya dan bergerak. Dengan
demikian terbentuk tal;Itali panjang putih menyerupai tali . Selanjutnya wadah yang tersebut
dijemur selama kurang lebih 4 jam .
2. Sohun
Sohun merupakan suatu produk bahan makanan kering yang dibuat dari pati dengan bentuk
khas (SNI 01-3723-1995). Berbagai macam pati sebagai bahan baku sohun dapat berasal dari
umbi-umbian, kacang hijau, jagung, ubi jalar (sweet potato), sagu, aren, midro atau ganyong
(canna eduliker) dan tapioka. Di Indonesia umumnya sohun dibuat dari bahan dasar pati sagu

atau aren dan midro sebagai campuran. Di negara lain seperti di Cina bahan bakunya adalah
mung bean atau pati kacang hijau atau di Korea dengan bahan baku sweet potato.
2.1 Karateristik Pati Sagu
Sagu (Metroxylon sagu Rottb) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang
dipergunakan sebagai sumber karbohidrat yang cukup potensial di Indonesia. Produk pangan
yang berasal dari olahan pati sagu adalah sohun. Pati sagu merupakan hasil ekstraksi empulur
pohon sagu (Metroxylon sp) yang sudah tua (berumur 8-16) tahun. Komponen terbesar yang
terkandung dalam sagu adalah pati. Pati sagu tersusun atas dua fraksi penting yaitu amilosa yang
merupakan fraksi linier dan amilopektin yang merupakan fraksi cabang. Kandungan amilopektin
pati sagu adalah 73% 3. Pati sagu memiliki karakteristik yaitu memiliki ukuran granula ratarata 30, kadar amilosa 27% 3, suhu gelatinisasi pati 700C, entalpy gelatinisasi 15-17 J/g, dan
termasuk tipe C pada pola X-ray diffraction (Widjanarko, 2008).
Tabel 1. Sifat Amilografi Pati Sagu
Gelatinisasi
Suhu (oC)
Waktu

Granula Pecah
Suhu (oC)
Waktu

Viskositas (BU)
Punca 50oC
Balik

(menit)
(menit)
k
67,50
25,00
73,50
29,00
520
Sumber : Richana dkk (2000) dalam Widjanarko (2008)

480

-40

Berdasarkan penelitian Rahim dkk (2009), ratio suspensi pati sagu dalam air panas dan
waktu pemasakan yang menghasilkan sohun instan terbaik ditemukan pada ratio 1 : 0,75 (v/v)
dan waktu pemasakan 4 menit. Sifat fisikokimia sohun instan yang dihasilkan pada kondisi
terbaik adalah kadar air 10,95 %, kecepatan pemasakan 3,29 menit dan cooking loss 2,13 %.
Sifat organoleptik sohun instan dengan waktu pemasakan 4 menit lebih baik dibandingkan
dengan 6 dan 8 menit.

Anda mungkin juga menyukai