Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

BLOK 7.1 KEDOKTERAN OKUPASI

PABRIK ROTI BOULE BAKERY

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

Yuni Puspita Sari Manullang G1A116088


Herenda Tiara Firsti G1A116089
Kartika Juniati Rambe G1A116090
Annisa G1A116091
Rahmat Al-Hafiz G1A116092
Elin Triya Linta G1A116093
Shofia Wahdini G1A116060
Larassati G1A116061
Adpriyanti Candra S G1A116067
Adylla Nissya Maulani KS G1A116068
Eka Realita History G1A116069
Fathin Fadhilah G1A116071

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULATAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
A. IDENTIFIKASI KELOMPOK
Ketua : Rahmat Al – Hafis
Sekretaris : Fathin Fadhilah
Bendahara : Adpriyanti Candra S
Presentan : Yuni Puspita Sari Manullang
Anggota :

Herenda Tiara Firsti


Kartika Juniati Rambe
Annisa
Elin Triya Linta
Shofia Wahdini
Larassati
Adylla Nissya Maulani KS
Eka Realita History

B. PROFIL USAHA
Jenis Usaha : Roti dan Kue
Nama Usaha : Boule Bakery
Nama Pemilik : Alink
Mulai produksi : Tahun 2016
Alamat : Jl. HOS Cokroaminoto , No 65 Simpang III Sipin
Jumlah Tenaga Kerja : Jumlah tenaga Kerja sebanyak 25 orang ,terbagi dalam 3 bagian :
- Bagian Produksi : 12 orang
- Bagian Administrasi : 5 orang
- Bagian Salesman : 8 orang

Jam Kerja Karyawan : Jam Kerja dibagi dalam beberapa bagian

- Bagian produksi : 07.00 – 17.00 WIB


- Kasir terbagi atas 2 shift kerja : ( 07.00 – 15.00 WIB ) dan
( 14.00 – 21.00 WIB )

Jam Istirahat Karyawan : Waktu istirahat karyawan diberikan waktu 1 jam


C. HASIL OBSERVASI

Kasus Kecelakaan Kerja :


Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pemilik dan karyawan Boule
Bakery diketahui bahwa sejak berdirinya Boule Bakery ini pada tahun 2016 belum
pernah terjadi kasus kecelakaan yang parah ataupun besar. Akan tetapi kasus yang
paling sering terjadi adalah tergores atau teriris pisau dan tersentuh oven panas
dengan kategori luka ringan.

Pencegahan terhadap risiko kerja yang telah diterapkan oleh Boule Bakery
adalah :
Berdasarkan observasi dan wawancara kepada pemilik serta karyawan Boule
Bakery, kelompok PBL 7 menemukan :
1. Tersedianya betadine, hansaplast dan trombopop ( Kotak P3K )
2. Para karyawan menggunakan alat peindung diri berupa masker, celemek, penutup
kepala dan sepatu.
3. Tersedianya alat pemadam kebakaran yaitu fire extinguisher.
4. Tersedianya wastafel untuk mencuci tangan.
5. Tersedianya hand desinfektan.
6. Memiliki SOP sendiri, yaitu:
a. Pada saat bekerja harus menggunakan masker, penutup kepala, celemek dan
sarung tangan ( untuk bagian pemanggangan roti ).
b. Adanya pemeriksaan kebersihan kuku dan tangan sebelum kegiatan produksi.
c. Area produksi harus selalu bersih, steril, dan rapi.
d. Alat-alat produksi harus selalu dibersihkan setiap hari.
e. Dilarang menggunakan ponsel saat jam kerja.
f. Sebelum pulang periksalah air, listrik, dan gas LPG apakah sudah dimatikan.

Akan tetapi kami menemukan beberapa pencegahan terhadap risiko kerja


yang diterapkan belum memenuhi standar yaitu :
1. Belum tersedianya dokter atau klinik khusus untuk pemeriksaan karyawan.
2. Belum terlaksananya pemeriksaan kesehatan setiap tahunnya.
D. PEMBAHASAN
Alat dan Bahan yang digunakan

Alat

 Mixer
Mixer digunakan untuk mengaduk atau mencampur bahan yang digunakan
untuk membuat bakery (seperti tepung terigu, telor mentega, air dan lain-
lain) dimasukkan secara bersamaan kemudian mixer dinyalakan
menggunakan fase 1 (kecepatan rendah) dan dilanjutkan dengan
menggunakan fase 2 (kecepatan tinggi) sehingga adonan yang terbentuk
menjadi kalis dan siap untuk dicetak, kemudian mesin dimatikan.
 Timbangan
Mekanisme kerja melakukan pengaturan pada skala yang digunakan pada
timbangan seesuai dengan ukuran bahan pada pembuatan bakery

 Oven
Suhu pada oven dapat meningkat dengan suhu yaitu kurang dari 150oC.
Kemudian bahan yang akan dioven dimasukkan kedalam oven pemanas
selama 30 menit, sehingga produk matang dan dikeluarkan dari oven.
Oven yang digunakan ini dapat diguanakan untuk berbagai macam bahan
bakery yang dilakukan secara bertahap dan dilakukan secara bertahap dan
dilakukan pengaturan suhu pemanasan pada oven supaya produk yang
dihasilkan bagus atau maksiamal.
 Loyang
Mekanisme kerja loyang berfungsi untuk meletakan adonan setelah
pencetakan
 Roll pin
Fungsi Roll Pin berfungsi untuk meratakan adonan agar mencapai
ketebalan yang di inginkan sehingga dapat di bentuk atau di gulung.
Mekanisme Roll Pin yaitu berputar menggilas adonan caranya cukup di
tekan dengan tangan dan di gerakkan maju mundur.

 Scrapper dough
Scrapper dough digunakan untuk menghasilkan potongan adonan roti yang
rata dan sempurna. Alat satu ini umumnya terbuat dari plastik atau
stainless steel dengan bentuk seperti trapesium. Meski pisau juga
berfungsi sebagai alat pemotong, namun jangan menggunakan pisau
untuk memotong adonan roti karena hasil potongannya tak akan sebagus
menggunakan scrapper dough

 Meja produksi
Meja kerja dibutuhkan untuk mempersiapkan semua bahan-bahan
pembuat roti serta membuat atau membentuk roti. Meja kerja yang
dimaksud di sini adalah meja kerja berbahan stainless steel

Bahan

 Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil olahan dari gandum, jenis bahan baku
yang paling ideal untuk pembuatan roti, tepung terigu yang digunakan
dalam pembuatan roti adalah tepung yang mempunyai kualitas baik,
karena tepung terigu mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat
mencapai konsistensi adonan yang tepat, memiliki elastisitas yang baik
untuk menghasilkan roti dengan remah halus, tekstur lembut, volume
besar serta mengandung protein paling tinggi.
 Margarin
Margarin pada umumnya dibuat dari minyak nabati. Margarin merupakan
emulsi yang terdiri atas lemak nabati, air dan garam. Margarin memberi
cita rasa gurih, mengurangi remah roti, mempermudah pemotongan, serta
dapat memperlunak kulit roti, berfungsi untuk memperpanjang daya
simpan, memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar, dan
mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan pengovenan.
 Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan baku pembuatan roti
bakery, karena air dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasa
makanan, kandungan air dalam bahan makanan roti ikut menentukan
acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan, kandungan air pada
produk roti di tentukan pada saat penggolahan dimulai penggadonan, air
sangat menentukan pada pengolahan makanan roti, tanpa air pengolahan
makanan tidak dapat berlangsung, air juga di gunakan sebagai ingerdient
makanan olahan.
 Ragi
Ragi roti adalah bahan penggembang pada adonan yaitu sebagai bahan
tambahan pangan yang digunakan dalam pembuatan roti dan kue,
menambah volume pada adonan, dan pada saat adonan dipanggang dapat
lebih menggembang.
 Telur
Telur adalah suatu bahan makanan sumber protein hewani yang bernilai
gizi tinggi. untuk dunia kuliner, telur berfungsi sebagai pengembang
adonan, membentuk warna, perbaikan rasa, menambah nilai gizi, sebagai
pelembut atau pengempuk, sebagai penambah aroma dan zat gizi.
 Gula
Fungsi gula sebagai makanan ragi, memberi rasa, mengatur fermentasi,
memperpanjang umur roti (shelf life), menambah kandungan gizi,
membuat tekstur roti menjadi lebih empuk, memberi daya pembasahan
pada roti dan memberi warna cokelat yang menarik pada kulit karena
proses maillard atau karamelisasi
 Susu
Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan produk bakery yaitu untuk
memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosa
dan kalsium, memberikan pengaruh terhadap warna kulit (terjadi
pencoklatan protein dan gula), digunakan untuk mengoles permukaan roti,
memperkuat gluten karena kandungan kalsium, menghasilkan kulit yang
enak dan crispy serta bau aromatic smell.

Proses Produksi Roti


Penyiapan Bahan
Menyiapkan semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses
pembuatan roti , baik bahan baku maupun bahan penunjang.

Penimbangaan
Semua bahan ditimbang sesuai dengan formula/resep. Penimbangan bahan
harus di lakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan bahan.

Pencampuran
Tahap selanjutnya adalah pencampuran yaitu mencampur semua bahan
kedalam mixer. Langkah pertama yaitu memasukkan semua bahan kering
dan kuning telur, diaduk dengan kecepatan rendah lalu air dimasukkan
sedikit demi sedikit. Setelah tercampur rata kemudian ragi roti dan
mentega dimasukkan. Adonan diaduk dengan kecepatan sedang hingga
kalis. Penggadukkan dihentikan setelah adonan menjadi kalis.

Peragian/fermentasi
Setelah adonan roti kalis dilanjutkan dengan proses fermentasi, yaitu
adonan dibiarkan beberapa saat. proses dilakukan dengan sederhana yaitu
adonan di fermentasi dalam suhu tertutup selama 1 jam

Pengukuran atau penimbangan adonan (Deviding)


Roti agar sesuai dengan besarnya cetakan atau berdasarkan bentuk yang
digunakan adonan perlu ditimbang, Sebelum ditimbang, adonan dipotong-
potong dalam beberapa bagian. Proses penimbangan harus dilakukan
dengan cepat karena proses fermentasi tetap berjalan.

Pembulatan adonan (Rounding)


Tujuan membuat bulatan-bulatan adonan adalah untuk mendapatkan
permukaan yang halus dan membentuk kembali struktur gluten. Setelah
istirahat singkat lagi, adonan dapat dibentuk menjadi panjang seperti yang
dikehendaki.

Pembentukan Adonan (Moulding)


Tahap pembentukan adonan dilakukan dengan cara adonan yang telah di
istirahatkan digiling pakai roll pin, kemudian digulung atau dibentuk
sesuai dengan jenis roti yang di inginkan

Peletakan adonan dalam cetakan (Panning)


Adonan yang sudah digulung dimasukkan kedalam cetakan dengan cara
bagian lipatan diletakkan di bawah agar lipatan tidak lepas yang
mengakibatkan bentuk roti tidak baik. Selanjutnya, adonan di diamkan
dalam cetakan (pan proof).

Pengovenan
Pada proses pengovenan roti ini suhu yang digunakan 200ºC selama 15
menit. Proses pengovenan dapat dikatakan selesai apabila kulit atas dari
roti telah berwarna coklat.

Risiko atau penyakit yang potensial timbul disetiap proses produksi,


penjualan, dan pemasaran.
Risiko kecelakan kerja di pabrik pembuatan roti di Boule Bakery adalah
sebagai berikut :
1. Luka akibat benda tajam
Resiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada kegiatan produksi roti ,
dimana dalam pembuatan roti menggunakan alat – alat yang tajam seperti pisau ,
dan penggunaan mixer.

2. Low back pain


Gangguan pada bagian muskuloskeletal yang disebabkan karna
pembentukkan adonan yang menggunakan meja kerja dengan ukuran meja
setinggi tengah paha pekerja .
3. Nyeri sendi
Gangguan yang disebabkan karna kegiatan produksi yang banyak
dilakukan dengan posisi berdiri. Sehingga menyebabkan terjadinya nyeri sendi.

4. Luka bakar
Terjadi pada kariawan yang berugas untuk menjaga proses pemanggangan
roti, dimana pada produksi roti di Boule Bakery ini untuk proses pemanggangan
hanya dilakukan oleh satu orang kariawan produksi.

5. Terpeleset
Kemungkinan resiko kecelakaan kerja dalam produksi pembuatan roti
dikarenakan lantai tempat produksi yang licin karna tumpahan mentega ataupun
tepung.
6. Terjatuh dari tangga
Salah satu resiko kecelakaan kerja pada pembuatan roti di Boule Bakery
dikarenakan kegiatan produksi yang dilaksanakan di dua lantai.

Pencegahan terhadap risiko potensial tersebut


Pencegahan yang dapat dilakukan untuk resiko kecelakaan kerja yang
dapat terjadi pada produksi roti pada Boule Bakery adalah sebagai berikut :
- Mengurangi gerakan berulang
- Mengusahakan posisi tubuh sealami mungkin ketika bekerja
- Hindari terlalu lama dalam satu postur
- Hindari mengangkat beban yang terlalu berat
- Melakukan pekerjaan yang bervariasi
- Tersedianya waktu istirahat yang cukup
- Melakukan pembersihan pada tempat kerja
- Menggunakan alat pelindung diri
- Memberikan pelatihan dasar kepada kariawan untuk pelatihan
dasar
Pelayanan Kesehatan Kerja
Tujuan adanya jaminan sosial adalah untuk memberikan perlindungan saat
pekerja sakit dan membutuhkan perawatan dan pengobatan. Berdasarkan survei
yang dilakukan jaminan kesehatan dari perusahaan tidak tersedia untuk pekerja.

Penggunaan alat pelindung diri

Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi pekerja saat melakukan


pekerjaannya, Berdasarkan survei yang kami lakukan alat pelindung diri yang
digunakan oleh para pekerja berupa penutup kepala , masker , apron , sepatu dan
sarung tangan untuk proses pemanggangan roti. Alat pelindung diri yang
disediakan perusahaan ada dua buah untuk masing – masing pekerja dan akan
diganti secara bergantian jika alat pelindung diri pekerja kotor.

Untuk pengguanaan sarung tangan pada kegiatan pembuatan adonan tidak


menggunakan sarung tangan plastik maupun karet , karna ditakutkan ada bagian
dari plastik yang masuk ke adonan roti dan dapat merubah cita rasa dari roti.
Untuk menjaga kebersihan dalam pembuatan roti para pekerja akan diperiksa
kuku dan tangan serta diwajibkan untuk mencuci tangan sebelum memulai
kegiatan produksi.
Pemeriksaan kesehatan dan upaya keselamatan kerja

Pemeriksaan pada awal masuk kerja dilakukan dengan tujuan memeriksa


kesehatan pekerja apakah layak bekerja atau tidak. Sedangkan pemeriksaan
berkala dilakukan untuk memeriksa kesehatan pekerja minimal 1 kali dalam
setahun.Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kariawan untuk
pemeriksaan kesehatan kerja , baik pemeriksaan kesehatan awal sebelum masuk
kerja ataupun pemeriksaan kesehatan berkala tidak dilakukan oleh pihak
perusahaan.

Untuk upaya keselamatan kerja perusahaan menyediakan kontak P3K


untuk pengobatan awal jika terjadi kecelakaan kerja , untuk pengobatan sendiri itu
dilakukan oleh kariawan yang mengalami kecelakaan kerja itu sendiri ,
dikarenakan tidak tersedianya dokter klinik perusahaan .

E. KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
1. Pabrik roti secara keseluruhan terpapar oleh Hazard umum di tempat produksi berupa
faktor kebisingan , temperatur , bahan kimia , biologi , ergonomi , fisik , dan faktor
psikososial
2. Pada pabrik pembuatan kerja , kejelakaan kerja yang pernah terjadi tergolong ringan
yaitu berupa tergores pisau atau tersentuh oven panas. Dan untuk penanganan nya
diobati sendiri oleh kariawan dengan menggunakan alat – alat P3K yang disediakan
oleh perusahaan
3. Para pekerja di pabrik roti secara umum menggunakan alat perlindung diri secara
baik sesuai yang ditetapkan oleh perusahaan , mulai dari penutup kepala , masker ,
apron , sarung tangan untuk pemanggangan dan sepatu
4. Untuk waktu kerja dan istirahat dibagi dan dilaksanakan dengan baik dan tidak
memberatkan kariawan.
5. Adanya pemeriksaan kebersihan kuku dan tangan serta diwajibkan untuk mencuci
tangan sebelum kegiatan produksi guna menjaga kebersihan hasil produksi
SARAN

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan , ada bebarapa hal yang perlu
diperhatikan oleh pihak perusahaan. Dimana perlunya pemeriksaan kesehatan awal dan
pemeriksaan kesehataan berkala bagi para pekerja untuk mengetahui status kesehatan para
kariawan.

F. FOTO DAN DOKUMENTASI


 Proses pembuatan Roti di Boule Bakery

Persiapan dan penimbangan Pencampuran bahan Persiapan adonan


bahan Roti pembuatan roti dengan
mixer

Penggunaan rollpin untuk Proses pemberian isi Pemindahan adonan kue


meratakan adonan pada roti ke loyang pembakaran
Pemanggangan roti Roti yang sudah di Pemotongan Roti yang
dengan menggunakan panggang sudah di panggang
oven

Pengemasan roti
Tempat penyimpanan bahan pembuatan roti

Tempat penjualan Roti Boule


Dokumentasi kegiatan
G. LAMPIRAN OBSERVASI

Bagian pemilihan bahan  penimbangan  pengadukan  fermentasi awal  penimbangan


adonan  pembulatan adonan

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
I. HAZARD LINGKUNGAN KERJA
A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis) √ Mixer
Jumlah pekerja √ 1
Tidak terus-
menerus, sekitar
√ 10 menit
berlangsung sekitar
Berlangsung pada saat bekerja 4 jam selama kerja
B. Faktor Kimia √
Jenis Bahan Kimia: √
Ragi, terigu,

Padat mentega
Cair √ Air
Gas √
Jumlah pekerja √ 2 orang
G. Faktor Biologi
Sumber Makanan √
Sampah langsung
dibuang ke tempat
sampah sehingga

tidak menjadi
sumber penularan
Sumber Sampah penyakit
Orang sakit tidak
datang kerja
√ supaya tidak
menularkan ke
Orang Sakit pekerja lain
Bagian pemilihan bahan  penimbangan  pengadukan  fermentasi awal  penimbangan
adonan  pembulatan adonan

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
Setiap pekerja
mencuci tangan
sebelum bekerja

dan ada
pemeriksaan kuku
Hygine perorangan sebelum kerja
H. Faktor Ergonomi
Pekerja berdiri saat
menimbang dan
membentuk
√ adonan di atas
meja setinggi
tengah paha
Posisi tubuh saat bekerja pekerja
Cara bekerja √ Berdiri
Barang-barang
yang digunakan

cukup tersusun
Ketata Rumahtanggaan (house Keeping) rapi
I. Faktor Psikososial
Ada dua shift untuk
kasir : pagi dari jam
7-15 siang, siang
dari jam 14-9

malam.
Untuk kegiatan
produksi dari jam
Jadwal kerja 7- 5 sore
Hubungan Interpersonal √ Baik
Beban kerja √ Ringan-sedang.
Kemampuan √ Baik
Bagian pemilihan bahan  penimbangan  pengadukan  fermentasi awal  penimbangan
adonan  pembulatan adonan

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
Cukup dan sesuai
√ dengan beban
Gaji kerja
II ALAT YANG DIGUNAKAN
kayu penggulung,
dan mesin yang
digunakan yaitu

mesin mixer
adunan,freezer dan
Jenis alat kerja (Alat tangan / mesin) alat penimbang
Kegunaan (terus-menerus atau tidak) √
Tangan untuk
√ menimbang dan
Alat kerja yang berhunbungan dengan badan mengaduk bahan
Mesin mixer dan

Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik freezer
III ALAT PELINDUNG DIRI
Berbahan plastik
√ tebal, yang tidak
Celemek/Apron terlalu berat
Pekerja tidak
menggunakan

sarung tangan saat
Sarung Tangan (gloves) membuat adonan
Penutup kepala √
Penutup telinga √
Pelindung mulut √
Menggunakan
√ sepatu untuk
Pelindung kaki pelindung kaki
Pemeliharaan APD √ Alat yang dipakai
Bagian pemilihan bahan  penimbangan  pengadukan  fermentasi awal  penimbangan
adonan  pembulatan adonan

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
hanya apron ,
penutup kepala ,
masker yang dicuci
ketika kotor dan
diganti jika rusak.
Dipakai selama bekerja √
IV PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan √
Pemeriksaan kesehatan awal √
Pemeriksaan kesehatan berkala √
Pemeriksaan Berkala khusus √
Hasil √
Peraturan Perusahaan √
RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT
V KERJA
Pekerja diberikan
pelatihan
menggunakan alat-
√ alat yang ada
untuk mencegah
terjadinya
Peraturan kecelakaan kerja.
Penggunaan mixer,
oven, pemotong

Berhubungan dengan pekerjaan penggunaan roti, dan
alat penggunaan APAR
Rambu-rambu tentang pengunaan APD √
VI KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Keluhan Respirasi √
Keluhan Digestiv √
Keluhan Musculoskeletal √ Kelelahan dan
Bagian pemilihan bahan  penimbangan  pengadukan  fermentasi awal  penimbangan
adonan  pembulatan adonan

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
pegal-pegal pada
pinggang
Keluhan Neurologi √
Keluhan Dermatologi √
Keluhan oftlmologi √
Keluhan THT √
Keluhan Kardiovaskuler √
Izin kunjungan klinik / RS / balai pengobatan √
Surat cuti sakit √
Pegal-pegal

Jenis keluhan / penyakit yang paling seing terutama pinggang
VII UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan: √
Pelatihan: √ Pelatihan
Rambu-rambu bahaya √
Rambu-rambu evakuasi √
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
VIII
Satu, mudah
√ dicapai, dekat
Apar dengan oven
Hydran √
Alarm √
Fire Detector √
Smoke Detector √
Heat Detector √
Sprikler √
Rambu-rambu Lalu Lintas √
Organisasi Pemadam Kebakaran √
KONSTRUKSI BANGUNAN
Lantai Terdiri dari ubin yang licin karena mentega.
Bagian pemilihan bahan  penimbangan  pengadukan  fermentasi awal  penimbangan
adonan  pembulatan adonan

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
Flapon Terdiri dari beton
Dinding Terdiri dari beton
Ventilasi Ada cukup baik
Limbah hampir tidak ada karena
menggunakan bahan habis pakai dan dapat
Saluran Buangan Limbah diolah kembali.
Toilet Ada satu

Pembakaran  mengeluarkan roti dari cetakan/Loyang

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
I. HAZARD LINGKUNGAN KERJA
A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis) √
Jumlah pekerja √ 1
Berlangsung pada saat bekerja √
B. Faktor Temperatur
Oven, cetakan roti
dan loyang yang
digunakan

membakar roti
200-205 derajat
Sumbernya (Jenis) selsius
Jumlah pekerja √ 1
Terus-menerus
√ selama
Berlangsung pada saat bekerja pembakaran roti
C. Faktor Kimia √
Jenis Bahan Kimia:
Padat √
Pembakaran  mengeluarkan roti dari cetakan/Loyang

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
Cair √
LPG mudah

Gas terbakar
Jumlah pekerja √ 1 orang
G. Faktor Biologi
Sumber Makanan √
Sampah langsung
dibuang ke tempat
sampah sehingga

tidak menjadi
sumber penularan
Sumber Sampah penyakit
Orang sakit tidak
datang kerja
√ supaya tidak
menularkan ke
Orang Sakit pekerja lain
Setiap pekerja
√ mencuci tangan
Hygine perorangan sebelum bekerja
H. Faktor Ergonomi
Pekerja berdiri saat memanggang dan
mengeluarkan roti dari oven di atas meja
Posisi tubuh saat bekerja setinggi tengah paha pekerja
Cara bekerja Berdiri
Barang-barang yang digunakan tidak
tersusun rapi. Barang atau alat kerja
diletakkan sehingga mudah dijangkau
Ketata Rumahtanggaan (house Keeping) dan meringankan kerja
II ALAT YANG DIGUNAKAN
Jenis alat kerja (Alat tangan / mesin) √ Alat mesin oven
Pembakaran  mengeluarkan roti dari cetakan/Loyang

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
pembakar, alat
tangan kayu untuk
mengambil tempat
roti yang panas
Kegunaan (terus-menerus atau tidak) √
Alat kerja yang berhunbungan dengan badan √ Tangan
Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik √ Oven pembakar
Alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja √
III ALAT PELINDUNG DIRI
Berbahan plastik
√ tebal, yang tidak
Celemek/Apron terlalu berat
Pekerja
menggunakan
sarung tangan saat

pengambilan roti
yang selesai
Sarung Tangan (gloves) dibakar
Penutup kepala √
Penutup telinga √
Pelindung mulut √
Sepatu untuk
√ menutups seluruh
Pelindung kaki kaki
Alat yang dipakai
yaitu apron ,
penutup kepala,

masker dan sarung
tangan
Pemeliharaan APD keselamatan.
Dipakai selama bekerja √
Pembakaran  mengeluarkan roti dari cetakan/Loyang

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
IV PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan √
Pemeriksaan kesehatan awal √
Pemeriksaan kesehatan berkala √
Pemeriksaan Berkala khusus √
Hasil √
Peraturan Perusahaan √
RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT
V KERJA
Pekerja diberikan
pelatihan
menggunakan alat-
√ alat yang ada
untuk mencegah
terjadinya
Peraturan kecelakaan kerja.
Penggunaan mixer,
oven, pemotong

roti, dan
Berhubungan dengan pekerjaan apa penggunaan APAR
Petigas K3 dari
dinas kesehatan

yang datang setiap
Terdapat petugas K3 3 bulan
Rambu-rambu tentang pengunaan APD √
VI KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Keluhan Respirasi √
Keluhan Digestiv √
Kelelahan dan
√ pegal-pegal pada
Keluhan Musculoskeletal pinggang
Pembakaran  mengeluarkan roti dari cetakan/Loyang

NO ASPEK YANG DINILAI HASIL KET. TAMBAHAN


YA TIDAK
Keluhan Neurologi √
Keluhan Dermatologi √
Keluhan oftlmologi √
Keluhan THT √
Keluhan Kardiovaskuler √
Izin kunjungan klinik / RS / balai pengobatan √
Surat cuti sakit √
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing Pegal-pegal terutama pinggang
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
VIII
Satu, mudah
√ dicapai, dekat
Apar dengan oven
Hydran √
Alarm √
Fire Detector √
Smoke Detector √
Heat Detector √
Sprikler √
Rambu-rambu Lalu Lintas √
Organisasi Pemadam Kebakaran √

Anda mungkin juga menyukai