Pak UU
Jl. Cibadak Gg. Citepus II No. 19
Bandung
1. Asep Efendi
2. Mehmet
3. Komar Gunari
4. Lely Sri Suherlinah
5. Heryadi Sutiono
6. Wagino
2017
A. LATAR BELAKANG
Setiap keluarga menginginkan anggota keluarganya sehat dan sejahtera, karena manusia
yang sehat dapat berproduktifitas yanng tinggi dalam menunjang kahidupannya dan sekaligus
berperan serta dalam pembangunan. Untuk mendapatkan kehidupan yang demikian manusia
membutuhkan makanan yang bergizi baik.
Roti adalah salah satu makanan yang digemari banyak orang dan sering digunakan sebagai
pengganjal perut saat pagi alias sarapan. Roti bukan sekadar makanan yang mudah didapat,
tapi juga punya segudang gizi bermanfaat. Peranan roti kelak, bisa tidak lagi sebatas menu
untuk sarapan, tetapi juga untuk makan siang dan makan malam. Oleh karena itu, kandungan
gizi roti perlu diperhatikan karena dapat memberikan sumbangan gizi yang berarti.
Secara umum roti dibedakan atas roti tawar dan roti manis. Roti tawar dapat dibedakan lagi
atas roti putih (white bread) dan roti gandum (whole wheat bread). Sedangkan roti manis
sendiri dibedakan atas dasar bahan pengisinya, seperti roti isi pisang, nenas, kelapa, daging
sapi, daging ayam, sosis, coklat, keju, dan lain-lain.
Dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mi basah, maka 100 gram roti memberikan
energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor dan besi yang lebih banyak. Sebagai menu sarapan
atau bekal “sekolah” si kecil, biasanya roti disajikan bersama susu dan telur goreng atau dadar.
Menu ini akan meningkatkan perolehan zat gizi, khususnya protein yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan anak balita.
Di dalam kelompok bakery , roti merupakan produk yang paling pertama dikenal dan
paling populer hingga saat ini. Komposisi roti tawar umumnya terdiri dari: 57% tepung terigu;
36% air; 1,6% gula; 1,6% shortening (mentega atau margarin); 1% tepung susu; 1% garam
dapur; 0,8% ragi roti (yeast); 0,8% malt dan 0,2% garam mineral. Gula, walaupun dalam
jumlah sedikit perlu ditambahkan ke dalam adonan roti. Hal ini karena gula berperan sebagai
bagi pertumbuhan ragi roti (Saccharomyces cereviseae) untuk dapat menghasilkan gas
karbondioksida (CO 2) dalam jumlah yang cukup untuk mengembangkan adonan secara
optimal.
Permintaan konsumen terhadap makanan ringan sebagai pengganti makanan pokok
khususnya roti semakin meningkat dipasar-pasar tradisional baik di desa maupun di perkotaan
utamanya KOTA BANDUNG pada umumnya. Usaha pembuatan roti ini sangat potensial dan
prospek pengembangannya sangat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan usaha
pembuatan roti itu sendiri. Untuk itu perlu adanya peningkatan produksi pembuatan roti..
Dalam usaha meningkatkan produksi, perlu adanya perbaikan alat produksi dan prosesnya
secara intensif dan profesional baik mulai bahan adonan, proses pembuatan adonan hingga roti
siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling berhubungan,
namun bisa berdiri sendiri apabila diusahakan.
Disamping itu aspek permodalan juga sangatlah penting dalam menunjang usaha
pembuatan roti ini. Sangat disayangkan jika permintaan pasar akan produksi roti ini harus
dipenuhi dari luar daerah hanya karena persoalan modal. Ketiadaam modal merupakan
persoalan yang mendasar dalam masyarakat selama ini.
Surya Anugerah sebagai kelompok usaha pembuatan roti sangat berharap adanya bantuan
dana penguatan modal dalam usahanya. Desa, masyarakat dan pihak-pihak yang berkompeten
diharapkan memberi bantuan kepada Surya Anugerah sehingga dapat mengembangkan segala
aspek menyangkut tujuan dari produksi pembuatan roti tersebut.
1. Sejarah
Kelompok Surya Anugerah adalah sebuah kelompok yang memproduksi roti dan
aneka kue yang beralamat di Jl. Cibabak Gg. Citeupus I No. 19 A dirintis pada tahun 1992
setelah melalui proses yang panjang.
Awalnya Pak UU mempekerjakan Pak Deden yang sebelumnya bekerja pada
perusahaan pembuatan roti (Roti Djiseng )
Bermodal keterampilan yang dimiliki Pak Deden selama bekerja pada perusahaan
pembuatan roti “ Djiseng” “ Pak UU membuat pembuatan roti kadet & tawar .
Awal produksi Pak UU dengan alat peninggalan orang tuanya bekas membuat kue
dengan modal Rp. 5 .000.000 (Lima Juta Rupiah ) kemudian bersama Pak Deden bantuan
keluarga dan saudaranya memulai usaha membuat Roti Kadet dan Tawar .
Didalam menjalankan usahanya mereka selalu menerapkan system waktu kerja dulu
yaitu Tekun, Disiplin dan yang paling utama adalah menjaga kualitas produksinya untuk
menjaga pasaran.
2. Produksi
Gambar 2. Mesin Penggiling Adonan Gambar 3. Adonan Roti yang telah dibentuk
Produksi roti ini sudah bisa bersaing dipasaran dan sangat diminati oleh
masyarakat, akan tetapi kita selalu kalah dengan produksi dari luar daerah yang sudah
memiliki kemasan professional dan mendapatkan izin operasional ( P-IRT ) dari Dinas
Kesehatan Kota Bandung . Olehnya itu kalaupun pemerintah daerah ingin mencoba
membuka pangsa pasar yang lebih luas , maka perlulah pembinaan yang lebih professional
dan perlu pula kita fikirkan untuk mendapatkan alat yang lebih baik digunakan untuk
produksi selanjutnya.
C. TUJUAN KEGIATAN
Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi
bahan pertimbangan dalam pengajuan dana pengembangan usaha. Sangat disayangkan jika
produksi roti ini kurang mengalami kemajuan apabila menyangkut sarana dan prasarana yang
ada tidak dioptimalkan sesuai tujuannya hanya karena tidak ada modal.
Keinginan Usaha Roti Kadet & Tawar untuk pengembangan usaha pembuatan roti
sangatlah besar. Pak UU berharap menjadi pengusaha yang tumbuh sehat, tangguh dan
mandiri jika permodalan ini ada atau diberikan. Yang tentunya akan berdampak pada
lingkungan masyarakat sekitarnya antara lain yaitu:
a. Dapat menyediakan produk roti dalam kualitas dan kuantitas yang cukup memadai.
b. Menciptakan lapangan kerja baru maupun usaha sampingan untuk lebih memberdayakan
ekonomi masyarakat mandiri serta meningkatkan taraf hidup ekonomi khususnya di Kota
Bandung .
c. Adanya transfer teknologi tepat guna khususnya pembuatan roti sekaligus mendididik
anggota kelompok usaha yang lain untuk mandiri dan berjiwa wiraswasta.
Jika nantinya Usaha Roti Kadet & Tawar Pak UU menerima dana pengembangan usaha
ini maka akan digunakan untuk menyiapkan alat produksi pembuatan roti didaerah setempat.
E. ALOKASI DANA
a. Biaya Produksi 1 Bulan
1. Biaya tetap setiap 1 bulan:
- Gaji Karyawan 7 ( tujuh ) orang x Rp 1.500.000,-
- Beli Bahan Bakar Gas ( 12 Kg ) Rp 300.000,-
Total Rp 1.800.000,-
2 Biaya operasional setiap bulan:
- Pembelian bahan adonan roti Rp 6.300.000
- Pengepakan kemasan roti plastik Rp 280.000
- Listrik Rp 600.000
- PDAM Rp 50.000
- Lain – lain Rp 900.000
- Biaya Pengangkutan Rp 500.000
Total Rp 8.630.000
3. Total biaya produksi
Total = biaya tetap + biaya operasional
= Rp 1.400.000 + Rp 6.490.000
= Rp 7.890.000
b. Total pendapatan
Rumus = jumlah roti x persentase produksi roti x harga
= 30000 x 80% x 500
= Rp 12.000.000
1. Total pendapatan 1 bulan
= Rp 12.000.000 – Rp 7.890.000
= Rp 4.110.000
2. Total pendapatan per tahun
= Rp 4.110.000 x 12
= Rp 49.320.000
b. Modal 1 Bulan
No Kelompok Biaya Jumlah
1 Biaya Produksi @ Rp 30.000 Rp 3.750.000
2 Pengepakan Kemasan Roti Rp 840.000
3 Bahan Bakar Gas @ Rp 250.000 Rp 500.000
4 Listrik Rp 500.000
5 Penyusutan peralatan 20%* Rp 900.000
6 Biaya tidak terduga Rp 900.000
7 Kendaraan pengangkut Rp 500.000
Jumlah Modal 1 Bulan Rp 7.890.000
Ket : * setelah 1x produksi
F. PENUTUP
Demikian proposal bantuan usaha pembuatan roti ini. Semoga dapat memenuhi harapan
kita semua. Kami sangat mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Atas perhatian
Bapak/Ibu kami mengucapkan terima kasih.