General Practice/Family Medicine (GP/FM) adalah disiplin ilmu kedokteran, yang memiliki
kekhususannya sendiri dalam konten pendidikan, penelitian, pelayanan dan aktivitas klinis berbasis
bukti , dan spesialisasinya di bidang pelayanan primer.
Sebagai suatu disiplin ilmu kedokteran, ada 12 prinsip GP/FM yang membedakannya dengan
disiplin ilmu kedokteran lainnya, yaitu:
1. First contact.
Menjadi pintu masuk (entry point) pasien ke sistem pelayanan kesehatan. First
contact sangat berkaitan dengan gatekeeper, dokter layanan primer akan menentukan
apakah pasien memerlukan suatu pemeriksaan tertentu, perlu dirujuk ke dokter spesialis
tertentu dan lain-lain.
2. Pelayanan terkoordinasi.
Bekerja dengan profesi lain dalam seting pelayanan primer, dan mengatur hubungan
interprofesi dengan dokter spesialis lain saat melakukan peran advokasi untuk pasien bila
diperlukan.
3. Pendekatan a person-centred approach.
Berhubungan dengan pasien dan menyelesaikan masalah kesehatan pasien dalam konteks
kehidupan mereka, memahami bagaimana pandangan pasien dan bagaimana pasien
mengatasi sakit mereka selain proses penyakit itu sendiri. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam diri pasien adalah kepercayaan, kekhawatiran, harapan, dan kebutuhan
pasien.
4. Memelihara hubungan dengan pasien dari waktu ke waktu,
melalui komunikasi efektif antara dokter dan pasien. Setiap kontak pasien dan dokter akan
mempunyai riwayat tersendiri, dan setiap konsultasi individu akan menggambarkan
pengalaman pasien sebelumnya.
5. Mendukung pemberdayaan pasien (patient empowerment).
Dokter mempunyai tanggung jawab supaya pasien mempunyai kesadaran dan tanggung
jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan keluarganya.
6. Pelayanan yang berkelanjutan dan sinambung sesuai kebutuhan pasien.
Dokter akan melayani pasien dalam berbagai episode kehidupan pasien (multi episode) dan
menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
7. Pengambilan keputusan yang spesifik
sesuai prevalensi dan insidensi penyakit dalam masyarakat. Diperlukan proses pengambilan
keputusan yang harus sesuai dengan kebutuhan spesifik masyarakat setempat.
8. Mengelola masalah kesehatan akut maupun kronis.
Dokter harus menngelola semua masalah kesehatan dari individu pasien dan tidak dapat
membatasi atau memilih mengelola hanya satu penyakit saja, baik akut maupun kronis.
9. Mengelola penyakit pasien yang seringkali belum jelas pada tahap awal penyakit.
Pada tahap awal penyakit yang belum jelas diagnosis kerja yang lebih sering penyakit umum
dan non spesifik. Prinsip umumnya singkirkan dahulu kemungkinan penyakit serius, setelah
itu keputusan akhir sesuai dengan observasi dan perjalanan penyakitnya.
10. Melakukan promosi kesehatan melalui intervensi yang tepat dan efektif.
Melakukan upaya-upaya skrining berbagai masalah kesehatan di individu maupun populasi,
serta pencegahan dengan deteksi dini dan terapi yang adekuat, melibatkan individu,
keluarga, komunitas dan masyarakat
11. Mempunyai orientasi pada kesehatan komunitas.
Tanggung jawab dokter bukan hanya untuk pasien secara individu, namun juga lebih luas
lagi pada komunitas yang dilayaninya.
12. Menyelesaikan masalah kesehatan pasien mencakup aspek fisik, psikologi, sosial, dan
budaya.
Dokter harus dapat mengaitkan pola penyakit dengan pengaruh dari aspek-aspek tersebut di
atas pada pasien.
Layanan Kesehatan Primer
Layanan Kesehatan Primer adalah pelayanan yang merupakan bagian dari sistim pelayanan kesehatan
yang menjadi bagian dari suatu komunitas di masyarakat dan merupakan fasilitas kontak pertama
pasien dengan profesional dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu layanan kesehatan
primer (Primary Health Care) adalah pelayanan kesehatan yang:
1. Memenuhi keadilan untuk masyarakat dalam bidang kesehatan
2. Pelayanan yang berpusat pada keadaan kesehatan masyarakatnya
3. Menekankan pada peningkatan keadaan sehat dan pencegahan penyakit
4. Didukung oleh sistim pelayanan kesehatan dan sistim pembiayaan yang pro-rakyat
1.4 Mencatat risiko kesehatan yang ada dan menatalaksana sedini dan setepat mungkin
1.5 Pelayanan kesehatan terjangkau oleh masyarakat dari segi:
1.6 Jarak
1.7 Biaya
1.8 Bahasa
1.9 Bekerjasama dengan lintas sektoral dan sumber daya masyarakat untuk menjaring masyarakat
yang memerlukan pelayanan kesehatan
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan prinsip patient-centered:
2.1 Menyadari bahwa setiap orang berbeda secara bio-psiko-sosio-cultural
2.2 Menitik beratkan pada kebutuhan kesehatan
2.3 Pelayanan yang komprehensif, bersinambung dan individu
2.4 Memahami determinan kesehatan yang terjadi pada pasien
2.5 Menguasai ketrampilan komunikasi efektif dalam suasana lintas budaya sekalipun
2.6 Menghargai perbedaan persepsi mengenai kesehatan, namun mampu menyamakan persepsi
mengenai penatalaksanaan
2.7 Bertanggung jawab pada kesehatan semua siklus kehidupan
2.8 Mengajak masyarakat untuk menatalaksana kesehatan dirinya dan komunitasnya
3. Melaksanakan pelayanan pencegahan dalam semua tingkat layanan kesehatan:
3.3.Mengidentifikasi dan melaksanakan kegiatan pelayanan pencegahan primer yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat
3.4.Melaksanakan pelayanan pencegahan sekunder pada gejala yang timbul
3.5.Melaksanakan pelayanan pencegahan tersier pada penyakit yang telah ada
3.6.Melaksanakan pelayanan pencegahan kuartier pada pasien yang telah terbebas dari penyakit
4. Membangun jaringan kerja demi kepentingan pelayanan kesehatan:
4.3.Membangun relasi dengan kader kesehatan di komunitasnya
4.4.Memiliki hubungan dengan Rumah Sakit, terutama fasilitas pasien untuk konsultasi dan rujukan
4.5.Memiliki hubungan baik dengan Dinas Kesehatan setempat, terutama dalam pengadaan obat,
bahan habis pakai, dsb.
4.6.Membangun relasi dengan yayasan atau insitusi lain yang memiliki kegiatan untuk peningkatan
derajat kesehatan
4.7.Merupakan bagian dari kegiatan pengembangan profesional tenaga medik dan kesehatan
Dokter Layanan Primer
Dengan mengacu pada Deklarasi Alma Ata dan konsep PHC dari WHO (1978), definisi pelayanan
primer dari Institute of Medicine (1996), definisi disiplin ilmu GP/F dari WONCA Europe (2011), UU
Dikdok 2013, dan konsensus yang melatarbelakanganinya; maka yang dimaksud dengan DLP adalah
dokter masa depan (saat ini belum ada) yang disiapkan untuk menjadi fondasi sistem pelayanan
kesehatan di era JKN. Keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia dan kompleksitas masalah
kesehatan di Indonesia, mengharuskan dokter masa depan ini menguasai bidang ilmu kedokteran
baru yang disebut Ilmu kedokteran primer. Bidang ilmu ini menggabungkan Ilmu Kedokteran Keluarga,
Ilmu Kedokteran Komunitas dan ilmu kesehatan masyarakat yang diramu untuk menghadapi
tantangan dan masalah kesehatan Indonesia. Dengan dasar pemikiran ini dokter masa depan yang
disebut sebagai DLP didefinisikan sebagai berikut:
Dokter Layanan Primer adalah dokter spesialis di bidang generalis yang secara
konsisten menerapkanprinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga, ditunjang dengan Ilmu
Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakatyang mampu memimpin maupun
menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer.
Penjelasan setelah definisi DLP diperlukan mengenai:
1. Spesialis di bidang Generalis:
Dokter yang menempuh pendidikan lanjutan dengan kualifikasi sama dengan dokter spesialis
untuk menangani masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat, dengan tidak
memandang usia, jenis kelamin, keluhan dan penyakit.
2. Prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga:
Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada pelayanan kontak pertama yang
komprehensif dan sinambung, dengan memperhatikan bahwa setiap individu itu unik dan
spesifik, mempertimbangkan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual tanpa memandang usia, jenis
kelamin dan penyakit, melayani individu dalam konteks keluarga, komunitas, dan masyarakat.
3. Ilmu Kedokteran Komunitas:
Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada pelayanan individu dalam
komunitasnya yang spesifik (kedokteran kerja, kedokteran olah raga, kedokteran kelautan,
kedokteran hiperbarik, kedokteran perusahaan, dan semacamnya)
4. Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada kesehatan populasi melalui upaya
prevensi dan promosi
5. Ilmu Kedokteran Keluarga mewarnai sebagian besar dari kompetensi Dokter Layanan Primer
mencakup kurang-lebih 80% dari area kompetensi DLP. Sedangkan Ilmu Kedokteran Komunitas dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat menunjang kurang-lebih 20% dari area kompetensi DLP.
Secara lebih spesifik, definisi DLP di atas mengandung makna berikut ini:
DLP adalah dokter yang pertama kali dikunjungi individu yang membutuhkan pelayanan
kesehatan, dan yang bertanggung jawab penyediaan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan
(sinambung) pada kliennya tanpa dibatasi usia, jenis kelamin, dan penyakit
DLP melayani setiap individu dalam konteks keluarga, komunitas, dan budaya kliennya, dan
selalu menghormati otonomi kliennya.
DLP mengintegrasikan, psikologis, faktor sosial, budaya dan eksistensial fisik kliennya dengan
memanfaatkan pengetahuan dan kepercayaan yang dibangun melalui kontak berulang dengan
klinnya.
DLP bertanggung jawab memantau terus menerus, memelihara, dan meningkatkan pelayanan,
keselamatan dan kepuasan kliennya.
DLP peduli terhadap masalah kesehatan nasional, dan mengakui memiliki tanggung jawab
profesional untuk berpartisipasi aktif melaksanakan program yang menjadi prioritas nasional dan
melaksanakan advokasi untuk mendukung pencapaian program nasional.
DLP Memahami cara pendekatan individu, keluarga dan komunitas dan masyarakat, sesuai
kawasan perkotaan
DLP Memahami cara pendekatan individu, keluarga dan komunitas, dan masyarakat sesuai
kawasan pedesaan
DLP Memahami cara pendekatan individu, keluarga dan komunitas, dan masyarakat sesuai
kawasan DTPK dan Suku Terasing
1.
1.
2.
Mengenali dan memahami kebijakan kesehatan yang terkait dengan layanan primer
3.
4.
5.
6.
7.
Memahami dan mengatasi masalah terkait hukum dalam pelayanan kesehatan primer
dengan cara melakukan negosiasi dan konsultasi hokum
2.
1.
1.
2.
3.
Penanganan masalah kesehatan berbasis Bukti Ilmiah Terkini di bidang layanan primer
2.
Penanganan masalah kesehatan berpusat pada individu yang unik dan spesifik
3.
4.
Penanganan masalah kesehatan yang komprehensif dan koordinatif melalui kerja sama
tim layanan primer, tim layanan sekunder dan tersier
5.
6.
7.
4.
2.
5.
3.
4.
5.
1.
1.
2.
3.
1.
II.
1.
2.
Bayi
3.
Anak
4.
Remaja
5.
Dewasa
6.
7.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Penilaian keluarga
b.
c.
2. Dengan masyarakat
a.
a.
b.
Pemeriksaan/penilaian masyarakat
c.
d.
e.
V.
1.
Kelainan alergik
2.
3.
4.
Kelainan kardiovaskular
5.
Kelainan kulit
6.
7.
8.
9.
10.
Penyakit infeksi
11.
Kelainan muskuloskeletal
12.
Kelainan neoplastik
13.
Kelainan neurologs
14.
Psikiatri
15.
Geriatri
16.
Endokrinologi
17.
Genetik
18.
Kegawat daruratan
a.
1.
2.
Keterampilan kepemimpinan
3.
4.
5.
No.
Tujuan Penelitian
1. Penelitian mengenai rujukan dan rujukan balik
dari PPK I ke PPK II, PPK III atau sebaliknya
berdasarkan Ekologi Masalah Kesehatan (Green)
yang menitikberatkan pelayanan kesahatan di
PPK I sehingga pembiayaan kesehatan dapat
efektif dan efisien.
Tahapan Penelitian
Need assessment model rujukan dan rujukan balik yang s
ada di tingkat nasional melalui survey di seluruh provins
Indonesia
Pengkajian model rujukan dan rujukan balik berdasarkan
literatur di bidang Ekologi Masalah Kesehatan yang sesu
untuk Indonesia
Perumusan model rujukan dan rujukan balik yang sesuai
Indonesia
Need assessment promosi kesehatan yang sesuai untuk
2 Penelitian mengenai Pemahaman masyarakat
mengenai layanan kesehatan berjenjang dari PPK masyarakat dalam memahami layanan kesehatan berjenja
melalui studi kualitatif etnografis
I ke PPK II dan PPK III sehingga pemanfaatan
pelayanan kesehatan berjalan dengan optimal
Perumusan promosi kesehatan yang sesuai untuk masyar
dalam memahami layanan kesehatan berjenjang
Perumusan penyediaan fasilitas kesehatan di daerah perk
pedesaan, dan DTPK
3 Penelitian mengenai kesehatan yang sesuai
Perumusan sistem kesehatan yang sesuai di daerah perko
dengan kondisi geografis Indonesia dan
pedesaan, dan DPTK
tersedianya sarana transportasi rujukan di DTPK
4 Penelitian di area Ilmu Kedokteran Keluarga
Penelitian di bidang pengelolaan penyakit kronis