Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Surat Permintaan Visum


Surat Permintaan Visum et Repertum (SPV) dari Kepolisian Daerah
Sulawesi Selatan Resort Kota Besar Makassar Sektor Makasar No. Pol.
B/48/III/2015/SPKT bertanggal 05 Maret 2015 yang ditandatangani oleh
MUH.ARAFAH IPDA NRP 78070242 A.n. KAPOLSEK MAKASSAR KA SPKT
REGU "C
Surat Permintaan Visum et Repertum tersebut diterima oleh dokter yang
bertugas di RS Bhayangkara tanggal Lima Maret dua ribu lima belas pukul tujuh
belas lewat lima puluh menit Waktu Indonesia Bagian Tengah.
B. Multiple Cause of Damage
Damage

: Luka memar pada daerah kepala


dan lengan bawah

Penyebab damage yang langsung (A-1)


Penyebab damage antara (A-2)

: perdarahan dibawah jaringan kulit


: kerusakan pembuluh darah dibawah
kulit

Penyebab yang mendasari (A-3)

: Trauma akibat benda tumpul pada


daerah kepala dan lengan bawah

Keadaan morbid lain (B)

: Tidak ada

C. Hasil Pemeriksaan
Dari hasil pemeriksaan ditemukan memar dua buah. Tampak satu buah luka
memar pada kepala bagian atas sebelah kanan dengan jarak tujuh sentimeter
dari garis khayal yang menghubungkan kedua mata, dengan ukuran panjang
empat sentimeter kali lebar dua sentimeter, berbatas tegas, berwarna merah
disertai bengkak, daerah didalam batas luka terdiri atas jaringan yang masih
utuh. Tampak satu buah luka memar kedua pada lengan kanan bagian bawah
daerah luar sekitar dua sentimeter diatas pergelangan tangan kanan berwarna
merah dengan ukuran panjang empat kali lebar dua koma lima sentimeter,
berbatas tegas, berwarna merah disertai bengkak, daerah didalam batas luka
terdiri atas jaringan yang masih utuh.

Gambar 1 : Whole body

Gambar 2 : Regio kepala

Gambar 3 :Tampak luka memar pada kepala bagian atas sebelah kanan

Gambar 4 :Regio tangan

Gambar 5 :Memar pada lengan bawah sebelah kanan

D. Tinjauan Pustaka
I. LUKA MEMAR
1. Definisi

Memar atau kontusio yang dikenal sebagai bruise dalam bahasa


Inggris merupakan sebuah area perdarahan didalam jaringan lunak
karena ruptur pembuluh darah yang disebabkan oleh trauma tumpul.
Memar (kontusio) adalah jejas yang terlihat secara eksternal atau tanda
yang disebabkan oleh kebocoran darah ke kulit dan jaringan subkutan.[1,2]

Gambar 1 : Memar luas yang mengikuti alur dan kontur jaringan, satu
minggu setelah beberapa kali trauma tumpul mengenai kepala.
Kontusio tidak hanya bisa terjadi pada kulit, tetapi juga pada
organ dalam tubuh seperti paru-paru, hati, otak, dan otot. [4,6] Memar
umumnya terjadi akibat trauma benda tumpul, seperti pukulan atau
jatuh, tetapi juga dapat terjadi karena luka hancur, perasan, atau
cubitan.[6] Adanya

tekanan

yang

cukup

pada

permukaan

kulit

mengakibatkan gangguan pembuluh darah tanpa merusak kulitnya.


Luka memar biasanya menjalani serangkaian perubahan warna dari
merah, merah kebiruan, biru, biru kehijauan atau cokelat menjadi
kuning

sebelum

menghilang.

Namun, tidak semua luka memar

menjalani perubahan warna tersebut.[1]

2. Patomekanisme
Pada kasus luka memar, jejas sel terjadi karena trauma fisik benda
tumpul. Ketika seorang individu dipukul dengan benda datar, seperti
papan, sangat umum untuk menemukan kontusio linear paralel sesuai
dengan tepi papan, dengan tampak jaringan normal di antara keduanya.
Sel yang terkena jejas akan mengalami beberapa fase untuk beradaptasi

agar dapat kembali ke keadaan homeostasis. Penyebab jejas sel antara


lain adalah:[1,3]
1) Hipoksia
2) Trauma fisik
3) Obat-obatan dan zat kimia
4) Reaksi imunologis
5) Defek genetik
6) Ketidakseimbangan nutrisi
Derajat keparahan kontusio tidak hanya bergantung kepada
banyaknya energi yang diberikan, tetapi juga berpengaruh terhadap
struktur dan vaskularisasi jaringan yang mengalami kontusio. Oleh
karena itu, kontusio paling mudah terjadi pada daerah yang berkulit tipis
dan memiliki banyak lemak.[1,3] Anak-anak dan orang tua lebih mudah
mengalami kontusio, karena anak-anak memiliki kulit yang lebih tipis
dan lembut serta memiliki banyak lemak subkutan. Pada orang tua,
terjadi kehilangan jaringan penyokong subkutan, gangguan pembuluh
darah dan luka memar yang lebih lama sembuh. [1,3] Beberapa faktor yang
mempengaruhi ukuran dari sebuah kontusio : usia, jenis kelamin, dan
kondisi kesehatan korban, serta daerah dan tipe jaringan yang mengenai
permukaan kulit.[3]
3. Karakteristik Memar Pada Lapisan Kulit
Luka memar pada permukaan kulit memberikan gambaran yang
bervariasi, tidak tergantung hanya pada mekanisme cedera. Secara
khususnya, karakteristik memar akan berbeda tergantung dari ketebalan,
warna dan sifat alami permukaan kulit.[3]
1. Memar intradermal : memar yang terbatas secara superfisial pada
kulit boleh menyebabkan percetakan jejas secara akurat (misalnya
cap telapak sepatu bot).[3]
2. Sidik jari : memar yang berakibat dari cengkaman ujung-ujung jari
yang dapat ditemukan pada area lengan atas akibat penahanan.[3]
3. Bekas jari : tamparan dapat memberi gambaran memar yang khas.
[3]

4. Trampline bruising : memar yang merupakan dua jalur paralel


yang memiliki bagian tengah yang pucat dan menggambarkan
trauma tumpul dari sambuk, batang snooker, atau objek linear yang
lain.[3]

Gambar 2 : trampline bruising

4. Umur Luka Memar

Gambar 3 : tanda pegangan grip marks dari


jari-jari pelaku membentuk memar terlihat
pada lengan bagian atas

GAMBARAN

SELANG WAKTU

Merah

Baru terjadi

Ungu atau hitam

1-3 hari

Hijau

4-5 hari

Kuning

7-10 hari

Menghilang
14-15 hari
Tabel 1 : Perkiraan umur luka memar[1]

5. Penanganan
Di dalam fase akut terjadi proses maturasi hematom (kemerahan),
inflamasi, nekrosis dari kerusakan jaringan myofibrils, dan fagositosis
dari jaringan sisa. Tujuan pengobatan adalah untuk meminimalkan
perdarahan, inflamasi dan megontrol nyeri. Sebelumnya luka harus
dibersihkan terlebih dahulu untuk menghilangkan benda-benda yang ada
di sekitar luka. Pemberian kompres dengan es atau air dingin, serta
dalam bentuk imobilisasi serta elevasi apabila terjadi pada luka di sekitar
alat gerak. [4]

II. ASPEK MEDIKOLEGAL


Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban kekerasan, pada
hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari
permasalahan sebagai berikut:

Jenis luka apa yang ditemui

Jenis kekerasan atau senjata apakah yang menyebabkan luka

Bagaimana kualifikasi dari luka itu

Untuk memahami yang dimaksud dengan kualifikasi derajat luka


sebaiknya mempelajari terlebih dahulu pasal-pasal dalam Kitab UndangUndang Hukum Pidana yang bersangkutan dengan penganiayaan.[4]
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka
kelalaian atau karena disengajakan. Luka yang terjadi ini disebut Kejahatan
Terhadap Tubuh atau Mis drijven Tegen Het Lijf. Kejahatan terhadap jiwa
ini diperinci menjadi dua yaitu kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan
sengaja) dan kejahatan culpose (yang dilakukan karena kelalaian atau
kejahatan).[5]
Hukum pidana Indonesia mengenal delik penganiayaan yang terdiri
dari tiga tingkatan dengan hukuman yang berbeda, yaitu penganiayaan ringan
(pidana maksimum 3 bulan penjara), penganiayaan

diancam (pidana

maksimum 2 tahun 8 bulan), dan penganiayaan yang menimbulkan luka berat


(pidana maksimum 5 tahun). Ketiga tingkatan penganiayaan tersebut diatur
dalam pasal 352 (1) KUHP untuk penganiayaan ringan, pasal 351 (1) KUHP
untuk penganiayaan, dan pasal 352 (2) KUHP untuk penganiayaan yang
menimbulkan luka berat.[5]
Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam Bab XX,
pasal-pasal 351 s.d. 358. Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian
diatur dalam pasal 359, 360 dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut
dijumpai kata-kata, mati, menjadi sakit sementara atau tidak dapat
dijalankan pekerjaan sementara, yang tidak disebabkan secara langsung oleh
terdakwa, akan tetapi karena salahnya diartikan sebagai kurang hati-hati,
lalai, lupa dan amat kurang perhatian. [5]

Pasal 361 KUHP menambah hukumannya sepertiga lagi jika kejahatan


ini dilakukan dalam suatu jabatan atau pekerjaan. Pasal ini dapat dikenakan
pada dokter, bidan, apoteker, supir, masinis keretaapi dan lain-lain.[5]
Dalam pasal-pasal tersebut tercantum istilah penganiayaan dan
merampas dengan sengaja jiwa orang lain, suatu istilah hukum semata-mata
dan tidak dikenal dalam istilah medis. [5]
Yang dikatakan luka berat pada tubuh pada pasal 90 KUHP, adalah
penyakit atau luka yang tidak bias. Diharapkan akan sembuh lagi dengan
sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya maut, terus-menerus tidak
cukup lagi melakukan satu pekerjaan tidak lagi memakai salah satu
pancaindera, kudung (rompong), lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari
empat minggu lamanya, menggugurkan atau membunuh anak dari kandungan
ibu. [5]
Disinilah dokter berperan besar sekali sebagai saksi ahli di depan
pengadilan. Hakim akan mendengarkan keterangan spesialis kedokteran
forensik maupun ahli lainnya (setiap dokter) dalam tiap kejadian secara
khusus demi kasus.[5]

III. KESIMPULAN

Berdasarkan kasus yang didapatkan di Rumah Sakit Bhayangkara, korban


yang datang dengan keluhan luka memar pada bagian kepala dan lengan bawah
sebelah kanan akibat dari trauma benda tumpul. Dari anamnesis diketahui bahwa
peristiwa terjadi sekitar dua jam sebelum korban masuk rumah sakit Bhayangkara.
Saat itu Pelaku tiba-tiba memukul korban di sumur ketika sedang mencuci.
Korban dipukul menggunakan balok sebanyak dua kali yakni pada bagian kepala
bagian belakang sebelah kanan dan pada daerah tangan kanan bagian bawah.
Menurut korban, pelaku marah karena merasa diejek saat pelaku sedang mengaji,
hubungan korban dan pelaku kurang begitu baik sejak tahun dua ribu.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan memar dua buah, memar pertama tampak
pada kepala bagian atas sebelah kanan. Memar kedua tampak pada lengan kanan
bagian bawah daerah luar sekitar dua sentimeter diatas pergelangan tangan kanan.

Bentuknya tidak teratur. Ukurannya memar di kepala panjang empat sentimeter


kali lebar dua sentimeter dan memar lengan kanan panjang empat sentimeter kali
lebar dua koma lima sentimeter. Daerah di dalam garis batas luka terlihat
menonjol (bengkak), berwarna merah,terdiri atas kulit yang masih utuh dan
disekitar memar tidak ditemukan kelainan. Tidak ada komplikasi berat akibat dari
luka memar. Prognosis pada luka jenis ini adalah baik.
Jadi bila luka pada seseorang korban diharapkan dapat sembuh sempurna dan
tidak menimbulkan Suatu perlukaan dapat menimbulkan dampak pada korban
dari segi fisik, psikis, sosial dan pekerjaan yang dapat timbul segera dalam
jangka waktu pendek atau pun jangka panjang. Pada korban ini, didapatkan
derajat luka adalah luka ringan. Berdasarkan aturan dalam pasal 352 (1) KUHP
menyatakan bahwa penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam,
sebagai penyaniayaan ringan. penyakit atau komplikasinya, maka luka tersebut
dimasukkan kedalam kategori penganiayaan ringan. Hukum Pidana Indonesia,
penganiayaan ringan bisa dihukum pidana maksimum 3 bulan penjara.

DAFTAR PUSTAKA
1. DiMaio VJ, DiMaio D. Forensic Pathology Second Edition. Washington DC,
USA: CRC Press LLC; 2001, pg. 110; 117 126; 246.
2. Wyaatt J, Squires T, Norfolk G, Jason PJ. Oxford Handbook of Forensic
Medicine. Oxford University Press, London, UK. 2011. pg. 124 126; 233.
3. James JP, Jones R, Karch B. Simpson's Forensic Medicine 13th Edition.
London, England: Arnold Publishing; 2011, pg. 77 83
4. Young, Simon. Bruising, abrasion and lacerations: minor injuries in children.
MJA Practice Essentials. 2005: pg 588-592
5. Satyo.A.C.

Dalam

Aspek

Medikolegal

Luka

pada

Forensik

Klinik.

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, FK USU, Medan.

Anda mungkin juga menyukai