Anda di halaman 1dari 11

Pasca Revolusi Hijau di

Pedesaan Jawa Timur


Kelompok 3
1.

Amalia Ika Fajariyani (145040200111036)

2.

Fajar Dwi Janarko (145040200111053)

3.

Bagus Pri Handoko(145040200111168)

4.

Ellentra Meida Putri A. (145040201111011)

5.

Fikri Hadi Rusdianto (145040201111153)

6.

Anggit Anis Irianti (145040207111061)

Revolusi Hijau
Revolusi Hijau adalah perubahan
sistem
pertanian
tradisional
ke
pertanian modern. Tujuan Revolusi
Hijau adalah untuk meningkatkan
produksi dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi produksi
pangan.
Gerakan Revolusi Hijau dijalankan di
Indonesia dijalankan sejak rezim

Dampak Umum Revolusi Hijau


Terjadinya

kesenjangan

ekonomi

dan

sosial

pedesaan
Petani yang memiliki tanah lebih dari setengah
hektare dan petani kaya di pedesaan, serta
penyelenggara negara di tingkat pedesaan.

Pasca Revolusi Hijau


Terdapat 2 pandangan dalam melihat pengaruh revolusi
hijau terhadap perubahan sosial
Persebaran teknologi pertanian modern ke daerah pedesaan
telah meningkatkan jumlah buruh tani tak bertanah
sehingga mendorong terjadinya polarisasi sosial.
Persebaran teknologi pertanian modern telah menghasilkan
pemerataan
ekonomi
sehingga
tidak
menimbulkan
polarisasi. Melainkan justru memperbanyak subkelas petani
dan mendorong pelipat gandaan lapisan petani dalam struktur
berspektrum kontinum atau stratifikasi.

1
2

Desa Penelitian
Desa Bajang, Kabupaten Ponorogo, Propinsi Jawa Timur. 14
km sebelah Selatan kota Ponorogo.
Termasuk dalam
kawasan kejawen/desa asli yang bercirikan sebagai desa
agraris dengan kepadatan penduduk tinggi.
Sejak tahun 1960-an bibit unggul, pupuk kimia dan
pestisida sudah diperkenalkan kepada penduduk desa ini.

Tabel rata-rata Penggunaan Pupuk modern dan pestisida menurut


golongan luas penguasaan sawah. Rumah tangga sampel di desa
Perubahan
yang
Bajang.
1988terjadi di

Pedesaan

Terjadi Penyebaran Teknologi


Berbagai
jenis
teknologi
dapat
diterima
dan
dipergunakan secara merata oleh petani dari berbagai
kategori luas usaha tani.
Bahkan dalam hal intesitasnya petani berlahan sempit
lebih intensif dalam menggunakan teknologi (pupuk dan
pestisida) dibanding petani berlahan luas.

Perubahan yang terjadi di


Pedesaan

Terjadi Ketidakmerataan Ekonomi

Kendati persebaran teknologi merata namun masih terjadi


ketimpangan ekonomi. Ini terbukti dari kenyataan bahwa
struktur pemilikan dan penguasaan sawah di desa
penelitian mengalami proses polarisasi, di mana distribusi
pemilikan dan penguasaan sawah memperlihatkan
ketimpangan yang cukup tajam.

Perubahan yang terjadi di Pedesaan


Terjadi Perubahan Struktur Ekonomi
Persebaran teknologi mendorong kemajuan ekonomi dan
menciptakan surplus ekonomi
Tumbuh kekuasaan ekonomi baru yang mempengaruhi
perubahan struktur masyarakat
Muncul kelas-kelas ekonomi baru dalam masyarakat

Perubahan yang terjadi di Pedesaan


Sarana ekonomi dapat digunakan untuk memperoleh
kesempatan
duduk
dalam lembaga
birokrasi desa
Terjadi
Perubahan
Struktur
Sosial
Politik
konsolidasi tanah pertanian semula bertumpu dari
Sistem
pembagian
uang
dandikesejahteraan
perbedaan
penguasaan
sawah
antara anggotasangat
masyarakat
menentukan
jadi tidaknya seseorang menjadi kepala desa
desa
Penerimaan anggota masyarakat menunjukkan bahwa
masyarakat
berwatak
peningkatan desa
pendapatan
ekonomikapitalis
mempengaruhi berbagai
Lembaga
kawasan atau
dimensidesa
kehidupan
birokrasi
telah dijadikan arena oleh kelompokkelompok ekonomi kaya untuk memperjuangkan
kepentingan
mereka
perubahan gaya
hidup dan menumbuhkan mobilitas status
memperoleh kewenangan dalam kekuasaan

Pergeseran Pekerjaan
Pergeseran pekerjaan ke luar pertanian
Sumber ekonomi luar pertanian dapat menjadi tumpuan
atau katub penyelamat bagi kelompok petani miskin yang
telah tergeser dari pertanian sehingga bisa mencegah
terjadinya polarisasi sosial

Arigatou Gozaimasu
XIE XIE
Syukron

Anda mungkin juga menyukai