728 785 1 PB PDF
728 785 1 PB PDF
Abstrak: Ulkus plantar pada pasien lepra yang tidak ditata laksana dengan baik dapat
menimbulkan komplikasi, rekurensi, dan kecacatan. Tata laksana ulkus meliputi pencegahan,
penggunaan balutan, aplikasi topikal, pembersihan luka, debridement, penggunaan alat ortotik,
antibiotik, pembedahan, dan teknik alternatif lain.Untuk mencapai hasil yang optimal,
dibutuhkan kerja sama yang baik antara tenaga medis, pasien, keluarga, dan masyarakat.
Kata kunci: ulkus plantar, lepra, pencegahan, perawatan
Abstract: Leprosy plantar ulcer which is not well manage can lead to complications, recurrence,
and disability. Management of ulcer consist of prevention, dressing aplication, topical application,
wound cleansing, debridement, usage of orthotic device, usage of antibiotic, surgery, and another
alternative technics. To achieve optimal results, it needs a good team-work between medical staff,
patients, families, and communities.
Keywords: plantar ulcer, leprosy, prevention, treatment
237
238
239
240
Jenis antibiotik
1.
2.
1.
2.
Antibiotik alternatif
Penicillinase-resistant penicillin.
PO: dicloxacillin, cloxacillin. Intravena
untuk infeksi berat; nafcillin, oxacillin
Penicillin G atau V
Penicillin-susceptible
(MIC <0.1 g/mL)
Penicillin-intermediate resistance
Penicillin-high level resistance
(MIC 2 g/mL)
Erysipelothrix rhusiopathiae
Pasteurella multocida
Pseudomonas aeruginosa
Apligraf
Ulkus dengan komplikasi rumit yang sulit disembuhkan
dapat diterapi dengan produk kulit buatan yang disebut
Apligraf. Apligraf merupakan kulit buatan setara HSE (Human Skin Equivalent) yang terdiri atas dua lapisan (dermis
dan epidermis) yang mengandung kolagen dan fibroblas yang
berasal dari kulit neonatal dan kolagen sapi. Apligraf akan
menghasilkan sitokin dan faktor pertumbuhan yang
ditoleransi baik oleh sistem imun tubuh. Apligraf akan
membentuk matriks ekstraselular yang mengisi jaringan luka
serta memproduksi substansi bioaktif yang akan membantu
penyembuhan luka dan pembentukan kulit normal.24
Aplikasi Topikal Lain
Reiner et al.22 melakukan perbandingan efek penyembuhan luka antara ketanserin topikal, krim clioquinol dan
pasta seng. Didapatkan hasil bahwa ketanserin topikal lebih
efektif dalam penyembuhan luka dibandingkan krim
clioquinol maupun pasta seng.
Penggunaan 20 mL larutan yang mengandung asam
lemak esensial dan asam linoleat (yang diekstrak dari minyak
bunga matahari) tiga kali sehari menurunkan insidens ulkus
dan memperbaiki hidrasi dan elastisitas kulit dibandingkan
dengan kontrol (minyak mineral topikal) Aloe vera juga
membantu penyembuhan.25 Dari penelitian didapatkan pasien
dengan ulkus akibat tekanan mengalami penyembuhan
sempurna setelah aplikasi hidrogel aloe selama 10 minggu.
Penggunaan hidrogel aloe untuk kasus ulkus ringan-sedang
telah disetujui oleh FDA Amerika Serikat.26
Madu mempunyai efek antibakteri, menghambat respons
inflamasi yang berlebihan, dan menginduksi debridement
autolisis. Madu dapat digunakan sebagai gel untuk perawatan luka kronik. Namun data klinik terhadap penggunaan
Biosurgery (myasis)
Teknik ini menggunakan larva lalat (biasanya Lucilia
sericata) yang akan mencerna jaringan nekrotik tanpa
merusak jaringan sehat sekitar. Namun penelitian terhadap
aplikasi teknik ini dalam tata laksana ulkus masih sangat
kurang. Beberapa pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman
dan nyeri saat menjalani terapi ini.6
Rekurensi
Tata laksana komprehensif dapat menurunkan rekurensi.
Penyebab rekurensi yang sering adalah tekanan pada plantar misalnya karena pasien bekerja atau intensif berjalan kaki,
kurangnya obat-obatan, perawatan diri yang tidak baik (compliance pasien yang buruk), tidak konsisten menggunakan
alas kaki, serta osteomielitis. Dibutuhkan kerja sama yang
baik antara pasien, keluarga, masyarakat, dan tenaga medis
untuk penyembuhan ulkus dan mencegah rekurensi.16,18
Kesimpulan
Pencegahan dan tata laksana ulkus yang komprehensif
sangat penting untuk mencegah timbulnya cacat pada pasien
lepra. Terdapat berbagai metode untuk tata laksana ulkus
pada penderita lepra, tetapi penelitian terhadap berbagai
metode tersebut masih minim, sehingga dibutuhkan penelitian
lebih lanjut. Para tenaga kesehatan diharapkan menguasai
teknik pencegahan dan perawatan ulkus yang komprehensif,
sedangkan para pasien, keluarga, dan masyarakat diharapkan
mendapatkan edukasi yang tepat serta motivasi untuk
meningkatkan compliance pasien.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
243
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
244
ulcer recurrence in high-risk patients use of temperature monitoring as a self-assessment tool. Diabetes Care. 2007;30:14-20.
Sharma R, Bargotra R, Gupta R, Dar HA. Comparative study of
the effects of wax therapy and foot soaks on dry plantar skin and
ulcers in leprosy patients. JK Science. 2005;7(2):81-3.
Wisnu IM, Hadilukito G. Pencegahan cacat lepra. In: Sjamsoedaili ES, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H,editors. Lepra. 2nd
ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.p.90.
Mekkes JR, Loots MAM, Van Der Wal AC, Bos JD. Causes,
investigation and treatment of leg ulceration. Brit J Dermatol.
2003;148:388-401.
Chaudhury RA, Das S. Chronic planter ulcer: A new technique of
management. Indian J of Phys Med a Rehab. 2004;15:45-7.
Birke JA, Novick A, Graham SL, Coleman WC, Brasseaux DM.
Methods of treating plantar ulcers. Phys Ther. 1991;71:116-22.
Mishra S, Singh PC, Mishra M. Metronidazole in management of
trophic ulcers in leprosy. Indian J Dermatol Venereol Leprol.
1995;61:19-20
Wolff K, Jonhson RA, Suurmont D. Fitzpatricks color atlas and
synopsis of clinical dermatology [CD-ROM]. New York: McGrawHill; 2007.
Wertsch JJ, Frank LW , Zhu H, Price MB, Harris GF, Alba HM.
Plantar pressures with total contact casting. Journal of Rehabilitation Research and Development .1995;32(3):205-9.
Myerson M, Papa J, Eaton K, Wilson K. The total-contact cast
for management of neuropathic plantar ulceration of the foot. J
Bone Joint Surg Am. 1992;74:261-269.
Liangbin Y, Guochneg Z, Zhiju Z, Wenzhong L, Tisheng Z,
Watson JM, et al. Comprehensive treatment of complicated
plantar ulcers in leprosy. Chin Med J. 2003;116 (12):1946-8.
Bhatt YC, Panse NS, Vyas KA, Patel GA. Free tissue transfer for
trophic ulcer complicating leprosy. Indian J Plast Surg.
2009;42:115-7.
Sinha SN, Amarasena I. Does phenytoin have a role in the
treatment of pressure ulcers? Wound Practice and Research. 2008;
16(1):37-41.
Bhatia A, Prakash S. Topical phenytoin for wound healing. Dermatology Online Journal [serial on the Internet]. 2004 [cited
2010 March 11]; 10 (1): [about 5 p.]. Available from: http://
dermatology.cdlib.org/101/reviews/phenytoin/bhatia.html
Reinar LM, Forsetlund L, Bjrndal A, Lockwood D. Interventions for skin changes caused by nerve damage in leprosy.
Cochrane Database Syst Rev. 2008; 16 (3):CD004833.
23. Bhatia A, Nanda S, Gupta U, Gupta S, Reddy BSN. Topical phenytoin suspension and normal saline in the treatment of leprosy
trophic ulcers: a randomized, double-blind, comparative study.
Journal of Dermatological Treatment. 2004;15(5):321-327.
24. Vowden K, Darcy A, Vowden P. Management of a complex neuropathic foot ulcer: a case report . World Wide Wounds [database
on the internet]. 2002 May[cited 2010 March 13]. Available
from: http://www.worldwidewounds.org/2002/may/Vowden/Complex-Foot-Ulcer.html
25. Declair V. Usefulness of topical application of essential fatty
acids to prevent pressure ulcers. Ostomy Wound Management.
1997;43:48-52.
26. Thomas DR, Goode PS, LaMaster K, Tennyson T. Acemannan
hydrogel dressing versus saline dressing for pressure ulcers. A
randomized, controlled trial. Adv Wound Care. 1998;11:273-6.
27. Breslow RA, Hallfrisch J, Guy DG. The importance of dietary
protein in healing pressure ulcers. J Am Geratr Soc. 1993;41:35762.
28. Ramasastry, SS, Angel MF, Narayanan K. Biochemical evidence
of lipoperoxidation in venous stasis ulcer: Beneficial role of
vitamin E as antioxidant. Ann NY Acad Sci. 1989;506-8.
29. Taylor TV, Rimmer S, Day B, Butcher J, Dymock IW. Ascorbic
acid supplementation in the treatment of pressure cores. Lancet.
1974;2:544-6.
30. Mathur NK, Bumb RA. Oral zinc in the trophic ulcers of leprosy.
Int J Lepr. 1983;51:410-1.
31. Wattel F, Mathieu D, Coget JM, Billard V. Hyperbaric oxygen
therapy in chronic vascular wound management. Angiology.
1990;41:59-65.
32. Lee HC, Niu KC, Chen SH, Chang LP, Lee AJ. Hyperbaric oxygen therapy in clinical application. A report of a 12-year experience. Chung Hua I Hsueh Tsa Chih. 1989;43:307-16.
33. Faglia E, Favales F, Aldeghi A, Calia P,Quarantiello A, Oriani G,et
al. Adjunctive systemic hyperbaric oxygen therapy in treatment
of severe prevalently ischemic diabetic foot ulcer. A randomized
study. Diabetes Care. 1996;19:1338-43.
34. Baroni G, Porro T, Faglia E, Pizzi G, Mastropasqua A, Oriani G, et
al. Hyperbaric oxygen in diabetic gangrene treatment. Diabetes
Care. 1987;10:81-6.
35. Frantz RA. Adjuvant therapy for ulcer care. Clin Geriatr Med.
1997;13:553-64.
MS