KESEHATAN
CHAPTER XIV
SISTEM GENITOURINARI
DOSEN :
NURYATI, A.Md, S. Far
DISUSUN OLEH :
1. Dilla Nurilla
(07/255642/DPA/2654)
(07/255719/DPA/2670)
3. Fitria Wahyuningtyas
(07/255967/DPA/2662)
SISTEM URINARI
Saluran Urinaria merupakan suatu sistem tentang bagaimana proses ekskresi
cairan dari dalam tubuh yaitu pembentukan urine.
Proses pembentukan urine melalui tiga tahap:
1. Filtrasi : terjadi di glomerulus dan menghasilkan urin primer (filtrat glomerulus)
2. Reabsorpsi : terjadi ditubulus renalis dan menghasilkan urin sekunder (filrat
tubulus)
3. Augmentasi: terjadi di tubulus distal dan menghasilkan urin.
Organ dari sistem urinari terdiri dari:
1. Ginjal (Renal, Kidney, Nephro)
2. Urether
3. Kandung kemih (Vesica urinaria, baladder)
4. Urethra
1. Ginjal (Renal)
yang licin dan kuat. Bila lapisan ini dilepas, maka permukaan ginjal terlihat halus,
datar dan berwarna merah tua. Ginjal memiliki tekstur yang padat, namun rapuh
serta mudah sekali terjadi laserasi jika terkena trauma mekanik langsung.
Pada potongan vertikal ginjal, maka terlihat dua bagian berbeda:
Korteks (substantia kartikalis), merupakan daerah diluar berwarna coklat
kemerahan, lunak dan berglanular. Merupakan daerah dibawah tunika fibrosa, jika
diamati dengan lensa pembesar akan tampak garis-garis radier, warna terang dan
terdapat struktur gelap yang menerobos garis radier.
Medulla (substantia medullaris), merupakan daerah dibawah korteks,
berwarna merah lebih terang dengan saluran (papila renalis) yang mengarah pada
hilus renalis. Terdapat bangunan berbentuk kerucut (conus), yang disebut pyramid
dengan puncak mengarah ke saluran yang lebih besar di medial, calices renalis.
dan berakhir di apex pyramid renalis. Bila cairan akan dikosongkan, maka mengalir
melalui calicea renalis dan masuk ke pelvis renalis.
Glomerulus, merupakan anyaman kapiler darah. Merupakan permulaan dari
tubulus renalis dimana darah akan masuk lewat vasa aferen dan keluar lewat vasa
eferen. Darah yang masuk akan difiltrasi oleh selapis sel epitel pipih membrana
basalis.
Tubulus convolutus, merupakan bagian dari tubulus renalis yang berjalan
rumit (convoluted). Berjalan di daerah korteks sebagai tubulus convolutus
proksimalis, kemudian menembus medulla sebagai Ansa Henle. Saluran Ansa Henle
berjalan zig-zag dan berakhir sebagai tubulus convolutus distalis.
Tubulus colectivus, merupakan lanjutan dan tubulus convolutes distalis di
daerah apeks pyramid medulla. Beberapa tubulus colectivus kemudian menyatu dan
bermuara ke dalam papilla, kemudian masuk ke callyces renalis.
2. Ureter
panjang 25-30 cm, yang berfungsi untuk mengalirkan produk urine dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria). Urether ada 2, kanan (urether dextra) dan kiri
(urether sinistra). Permulaan urether adalah pelvis renalis ginjal, yang merupakan
hubungan beberapa calyces renalis. Urether bermuara di fundus vesika urinaria.
reservoir (penampung) dan mempunyai bentuk, letak dan ukuran sesuai dengan
jumlah urine yang dikandungnya. Jika kosong, vesika berbentuk pipih tetrahedron
dengan ujung bawah, yang disebut apex vesika menghadap kedepan (ventral)
sehingga menempel pada sysphisis pubis (tulang kemaluan). Ujung atas, disebut
fundus vesika berbentuk triangular dan melekat pada rectum. Diantaranya terdapat
ruangan yang disebut excavatio rectovesicale.
Dalam keadaan penuh (distended) vesika berbentuk oval dengan diameter
sekitar 12 cm. Distensi biasanya kearah depan (ventral) dan atas (cranial). Pada bayi
letak vesika lebih tinggi disbanding orang dewasa, dimana 2/3 vesika masuk ke
rongga perut. Pada wanita, dinding vesika posterior bersinggungan dengan dinding
uterus dan vagina.
Struktur mirokopis
Vesika urinaria terdiri dari 4 lapisan :
1. tunika fibrosa
merupakan lanjutan dari tunika fibrosa urether
2. tunika muskularis
tersusun oleh 3 lapis otot nonstriata :
merupakan terusan dari pars prostatica, keluar dari prostat hingga menembus
menbran diafragma urogenitalis.
3. urethra pars cavernosa
merupakan lanjutan dari pars membranacea, merupakan bagian terpanjang. Berjalan
di sepanjang batang penis dan dikelilingi oleh pars spongiosa penis. Di gland penis,
diameter urethra melebar yang disebut fossa naviculare dan kemudian di ujung
penis membentuk lubang OUE.
Pada wanita panjang urethra 3-4 cm, berawal dari ujung bawah vesika,
berjalan ke bawah menembus diafragma urogenitalis, membentuk otot spincter
urethra dan berakhir sebagai OUE di depan (ventral) dari vagina.
PROSES BERKEMIH (MIKSI)
Miksi merupakan proses mengeluarkan urine. Reseptor miksi berupa reseptor
regang, berada di mukosa dan otot detrusor vesika urinaria. Reseptor ini teregang
jika volume urine dalam vesika mencapai 250-300 cc.
Jika reseptor teregang maka impuls akan dihantarkan ke pusat refleks. Setelah
diolah centrum mengeluarkan impuls ke otot detrusor yang akan berkontraksi.
Impuls juga akan merelaksasikan m.spincter vesika sehingga urine dapat keluar.
Regulasi miksi diatur oleh serabut aferen dari pleksus vesikalis, pusat miksi
terdapat di nukleus intermediet, centrum vesicospinale
Penykit glomeruler
N10-N16
Penyakit tubulo-interstisil
N17-N19
Gagal ginjal
N20-N23
N25-N29
N40-51
N60-64
Gangguan payudara
N70-N77
N80-N98
N99
.1
demikian).
Sclerosis (indurasi atau pengerasan, khususnya dari peradangan dan
pada penyakit substansi interstisial; terutama digunakan untuk
pengerasan sistem saraf atau untuk pengerasan pembuluh darah).
Focal glomerulonephritis
.2
.3
.4
.5
.6
.7
Extracapillary glomerulonephritis
.8
Other
Proliferative glomerulonephritis NOS
.9
N00
Unspecified
N01
N04
Nephrotic syndrome
terjadi
bersama-sama
yang
berhubungan
dengan
ginjal,
bawaan/congenital).
lipoid nephrosis (penyakit ginjal yang ditandai oleh lesi degeneratif
tubulus ginjal yang murni pada lipoid).
N05
NOS
nephritis
nephropathy NOS and renal disease NOS with morphological lesion
specified in .0-.8 before N00
Excludes: nephropathy NOS with no stated morphological lesion (N28.9)
(sakit pada ginjal yang tidak dispesifikasikan di tempat lain dengan
tidak disertai sebab-sebab morfologi)
renal disease NOS with no stated morphological lesion (N28.9)
tubulo-interstitial nephritis NOS (N12)
N06
N11
pelviureteric junction
kinking
pyeloureteric junction
obstruction
of
ureter
stricture
Excludes: calculous pyelonephritis (N20.9)
obstructive uropathy (N13.-)
N11.8 Other chronic tubulo-interstitial nephritis
Nonobstructive chronic pyelonephritis NOS
N11.9 Chronic tubulo-interstitial nephritis, unspecified
Chronic: interstitial nephritis NOS
pyelitis NOS
pyelonephritis NOS
N12
N13
N14
toxoplasmosis (B58.8+)
N16.1*Renal tubulo-interstitial disorders in neoplastic diseases
Renal tubulo-interstitial disorders in:
leukaemia (C91-C95+)
lymphoma (C81-C85+, C96.-+)
multiple myeloma (C90.0+)
N16.2*Renal tubulo-interstitial disorders in blood diseases and disorders involving the
immune mechanism
Renal tubulo-interstitial disorders in:
mixed cryoglobulinaemia (D89.1+)
sarcoidosis (D86.-+)
N16.3*Renal tubulo-interstitial disorders in metabolic diseases
Renal tubulo-interstitial disorders in:
cystinosis (E72.0+)
glycogen storage disease (E74.0+)
Wilson's disease (E83.0+)
N16.4*Renal tubulo-interstitial disorders in systemic connective tissue disorders
Renal tubulo-interstitial disorders in (ketidakteraturan atau abnormalitas fungsi
yang berhubungan dengan tubulus ginjal pada):
sicca syndrome [Sjgren] (M35.0+)
systemic lupus erythematosus (M32.1+)
N16.5*Renal tubulo-interstitial disorders in transplant rejection (T86.-+)
N16.8*Renal tubulo-interstitial disorders in other diseases classified elsewhere
Urolithiasis (N20-N23)
N20
N25.0 Renal osteodystrophy (keadaan yang diakibatkan penyakit ginjal kronis, ditandai
dengan fungsi ginjal yang terganggu, kadar fosfor serum yang meninggi, dan
kadar kalsium serum yang rendah atau normal, serta dengan perangsangan fungsi
pamtiroid, menyebabkan variasi campuran penyakit tulang).
Azotaemic osteodystrophy
Phosphate-losing tubular disorders
Renal:
rickets (keadaan akibat defisiensi vitamin D).
short stature (stature: tinggi atau panjangnya seseorang waktu berdiri).
N25.1 Nephrogenic diabetes insipidus
N27
cystica (mengenai
kandung kemih)
Cystitis
Use additional code, if desired, to identify infectious agent (B95-B97) or
responsible external agent (Chapter XX).
Excludes: prostatocystitis (N41.3)
N34
Urethral stricture
Urethral stricture merupakan penyempitan duktus atau kanal yang abnormal pada
urethra.
Tidak termasuk: postprocedural urethral stricture (akhir dari proses prosedur
untuk kasus penyempitan duktus yang abnormal pada urethra).
Melahirkan
Cedera
N36
urethra
yang
lainnya
pada
penyakit-penyakit
yang
tidak
Hyperplasia of prostate
Pembesaran prostate yang berkaitan dengan usia dihasilkan dari poliferasi
elemen kel maupun stroma.
Adenofibromatus hypertrophy (pertumbuhan tumor yang berlebihan yang
tersusun dari jaringan ikat yang mengandung struktus kelenjar.
Adenoma (tumor epitel jinak yang sel-selnya membentuk struktur kelenjar
yang dapat dikenal atau sel-selnya jelas berasal dari epitel kapiler.
Enlargement (pembesaran)
Fibroadenoma (adenoma yang mengandung jaringan fibrosa)
Hypertrophy (pembesaran yana berlebihan)
Myoma (tumor benigna yang terdiri atas unsure-unsur otot)
Media bar prostate (bagian tengan prostate)
Prostatic obstruction NOS (penyumbatan pada prostate yang tidak
diklasifikasikan di tempat yang lain).
Tidak termasuk:
N41
N44
Torsion of testis
Merupakan proses memilin, memutar atau membengkoknya testis.
Pembengkokan pada:
Epididimis
Spermatic cord
Testicle
N45
testis
dan
radang
epididimis,
penyakit
ini
ditandai
dengan
Male Infertility
Menurun atau hilangnya kemampuan menghasilkan keturunan pada laki-laki.
Azoospermia NOS (tidak adanya spermatozoid di dalam semen atau kegagalan
pembentukan spermatozoid yang tidak diklasifikasikan di tempat yang lain).
Oligospermia NOS (defisiensi jumlah sperma di dalam semen yang tidak
diklasifikasikan di tempat yang lain).
N47
merupakan
retraksi
prepusiumfimotik,
menimbulkan
Abscess (nanah)
Carbuncle (infeksi nekrotika pada kulit dan jaringan subkutan yang terdiri dari
sekelompok bisul).
N48.3 Priapism
Ereksi penis yang persisten dan abnormal, biasanya tanpa gairah seksual, dan
disertai dengan rasa nyeri sertanyeri tekan.
Painful erection (rasa nyeri saat ereksi atau keadaan menjadi kaku, jaringan erektil
ketika terisi darah).
N48.4 Impotence of organic origin
Kekurangan tenaga kopulasi pada pria disebabkan kegagalan memulai ereksi pada
pangkal organ.
Menggunakan kode tambahan jika diinginkan untuk identifikasi sebabnya.
Tidak termasuk: Psychogenic impotence (F52.2) impotensi karena beberapa
kondisi psikologis mendasar.
N48.5 Ulcer of penis
Ulkus yang terdapat pada penis
N48.6 Balanitis xerotica obliterans
Pengankatan peradangan glands penis yang ditandai dengan kekeringan.
Plastic induration of penis (proses pengerasan untuk membangun jaringan yang
hilang pada penis).
N48.8 Other specified disorders of penis
Gangguan-gangguan lain pada penis yang spesifik selain yang sudah disebutkan
di atas.
Corpus cavernosum dan penis yang terjadi:
Artrophy (Pengecilan ukuran)
Hypertrophy (Pembesaran ukuran)
Thrombosis (pembentukan atau perkembangan suatu trombus)
N48.9 Disorder of penis, unspecified
Abscess (nanah)
Carbuncle (infeksi nekrotika pada kulit dan jaringan subkutan yang terdiri dari
sekelompok bisul).
N50
Oedema (bengkak)
N51
N62
Hypertrophy of breast
Perbesaran ukuran pada payudara.
Gynaecomastia (perkembangan berlebihan kelenjar susu pada laki-laki)
Hypertrophy of breast (perbesaran ukuran payudara):
NOS (tidak diklasifikasikan di tempat lain)
Massive pubertal (membesar karena sudah memasuki masa pubertasi)
N63
N64.0 Fissure and fistula of nipple ( fissure dan saluran pada nipple )
N64.1 Fat necrosis of breast ( Kegemukan yang menunjukan perubahan morfologis
kematian sel pada payudara)
N64.2 Atropy of breast ( Pengecilan pada payudara)
N64.3 Galactorrhoea not associated with childbirth (Air susu yang berlebih yang tidak
biberikan pada bayi)
N64.4 Mastodynia ( Bentuk payudara)
N64.5 Other signs and symtoms in breast ( Indikasi dan Perubahan dalam payudara )
Induration of breast ( proses menjadi keras pada payudara )
Nipple discharge ( Nipple yang di eksresi/ dibebaskan )
Retraction of nipple ( penarikan kembali pada nipple )
N64.8 Other specified disorder of breast (spesifikasi gangguan payudara lainnya )
Galactocele (Pembesaran kristik kelenjar mamae yang mengandung air susu )
Subnvolution of breast (postlactational) ( Involasi tidak lengkap pada payudara)
N64.9 Gangguan payudara, tidak spesifikasi
RADANG ALAT DALAM PANGGUL PEREMPUAN (N70-N77)
Exclude : komplikasi:
- Aborsi atau berada diluar pada posisi yang normal atau
berkaitan
fallopian tube
ovaryum
Radang serviks
Cervikcitis (Radang bagian depan (kolum) / bagian yang menyempit dari cerviks
uteri)
Endocervicitis (Radang membran mukosa yang melapisi canalis cervicitis uteri)
Exocervicitis (Peradangan didalam cerviks uteri)
Dengan atau tanpa erosion atau etropion (membalik keluar)
Gunakan tambahan
N73
N73.3 Female acute pelvic peritonitas ( radang pelvic peritoneum yang disebabkan oleh
iritasi kimia atau invasi bakteri akut pada perempuan)
N73.4 Female pelvic peritonitas (radang pelvic peritoneum yang disebabkan oleh iritasi
kimia atau invasi bakteri pada perempuan)
N73.5 Female pelvic peritonitas, unspecified (radang pelvic peritoneum yang
disebabkan oleh iritasi kimia atau invasi bakteri pada perempuan,Tidak
spesifikasi )
N73.6 Female pelvic peritoneal adhesions (pelvic yang berkenaan dengan pentoneom
yang bersatunya satu bagian dengan bagian lain secara stabil dan mungkin
berlangsung secara abnormal pada perampuan )
Excludes : Postprocedural pelvic peritoneal adhesion (N99.4)
Prosedur pelvic yang berkenaan dengan pentoneom yang bersatunya
satu bagian dengan bagian lain secara stabil dan mungkin
berlangsung secara abnormal.
N73.8 Spesifikasi penyakit radang panggul lainnya.
Vulvovagnitis :
> Chronic
> Subacute
N76.2 Acute vulvitis (Radang vulva akut )
Vulvitis NOS
N76.3 Sub acute and chronic vulvitis
N76.4 Absceses of vulva (kumpulan dari vulva)
Furuncle of vulva (Bisul pada vulva )
N76.5 Ulceration of vagina ( Pembentukan atau perkembangan ulkus pada vagina )
N76.6 Ulceration of vulva ( Pembentukan atau perkembangan ulkus pada vulva )
N76.8
Other inflammatory of vagina and vulva ( Radang vagina dan vulva lainnya)
N77*
infection(B80+)
Infeksi
cacing
kremi
khususnya
enterobiusvermicularis.
N77.8* Ulserasi vulvovagina dan radang pada penyakit yang diklasifikasikan ditempat
lain.
Penyakit Ulserasi pada vulva di Behcet
GANGGUAN
BUKAN
RADANG
SALURAN
KELAMIN
PEREMPUAN (N80-N98)
N80
Endomertiosis
Endometriosis of ovary
N80.2
N81.0
N82.1
N82.2
Fistula vagina ke bagian saluran pencernaan yang berjalan dari lubang pilorik
lambung hingga anus yang kecil
N82.3
Fistula vagina ke bagian saluran pencernaan yang berjalan dari lubang pilorik
lambung hingga anus yang lebar
Berhubungan dengan atau mengenai rektum dan vagina
N82.4
N82.5
N82.8
N82.9
N83
Gangguan bukan radang pada indung telur, saluran telur dan ligamen
latum
Tidak termasuk: hydrosalpinx (N70.1)
N83.0
N83.1
N83.2
ovarium
Pengecilan ukuran pada indung telur dan saluran telur yang terjadi akibat
pengaruh yang berasal dari luar.
N83.4
Penurunan
Proses terputar atau terotasi di sekitar sumbu pada indung telur, ovarian pedicle
dan saluran telur.
Torsion:
alat atau bagian tubuh yang bertindak sebagai pelengkap alat atau bagian
N83.7
N83.8
Gangguan lain bukan radang pada indung telur, saluran telur dan ligamen latum
Sekumpulan gejala atau tanda-tanda yang terjadi bersama-sama pada luka robek
di dinding ligamen [Allen-Masters]
N83.9
Gangguan bukan radang pada indung telur, saluran telur dan ligamen latum
yang tidak dispesifikasikan
N84
Massa yang menonjol dari membran mukosa pada saluran alat kelamin
wanita
Tidak termasuk: adenomatous polyp (D28.-)
polip placenta (O90.8)
N84.0
N84.2
Polip vagina
N84.3
Polip vulva
Polip pada tepi atau pinggir yang berdaging
N84.8
N84.9
N85
N85.0
Peningkatan yang abnormal dari sejumlah sel-sel normal dalam susunan normal
pada organ atau jaringan yang meningkatkan volume pada kelenjar endometrial
Hiperplasia endometrium:
tidak diklasifikasikan di tempat lain
mengenai kandung kemih
kelenjar pada kandung kemih
menyerupai polip
N85.1
N85.2
N85.4
uterus
N85.6
Intrauterina synechiae
N85.7
N85.8
N86.9
N86
serviks
N87
menginfiltrasi
jaringan
sekitarnya
dan
N87.1
N87.2
N87.9
N88
N88.0
Bercak putih pada membran mukosa yang tidak hilang bila digosok pada serviks
uteri
N88.1
N88.2
N88.3
N88.8
N88.9
N89
menginfiltrasi
jaringan
sekitarnya
dan
N89.1
N89.2
N89.3
N89.4
Bercak putih pada membran mukosa yang tidak hilang bila digosok pada vagina
N89.5
adhesions
penyempitan
N89.6
N89.7
N89.8
N89.9
N90
menginfiltrasi
jaringan
sekitarnya
dan
N90.1
N90.2
N90.4
Bercak putih pada membran mukosa yang tidak hilang bila digosok pada vulva
Ukuran yang buruk
pada vulva
N90.6
N90.7
N90.8
N90.9
N91
N91.0
N91.1
N91.2
N91.3
N91.4
N91.5
N92
N92.0
N92.1
N92.2
N92.3
Pendarahan ovulasi
Pendarahan menstruasi yang teratur
N92.4
climacteric
berhentinya haid
preclimateric
sebelum berhentinya haid
N92.5
N92.6
N93
N93.0
N93.8
N93.9
N94
Nyeri dan kondisi lainnya yang berhubungan dengan alat kelamin dan siklus
haid
N94.0
Mittelschmerz
N94.1
N94.2
Vaginismus
Tidak termasuk: vaginismus psikogenik (F52.5)
N94.3
N94.4
N94.5
N94.6
N94.8
Kondisi spesifik lain yang berhubungan dengan alat kelamin wanita dan siklus
menstruasi
N94.9
Kondisi tidak spesifik yang berhubungan dengan alat kelamin wanita dan siklus
menstruasi
N95
N95.1
N95.2
N95.3
N95.8
N95.9
N96
Abortus habitual
Pemeriksaan atau perawatan pada wanita tanpa kehamilan
Ketidaksuburan yang relatif
Tidak termasuk: kehamilan yang sedang terjadi (O26.2)
dengan aborsi (O03-O06)
N97
Infertilitas wanita
Ketidaksuburan wanita yang berkaitan dengan tidak lepasnya ovum dari folikel
graailan
N97.1
N97.2
N97.3
N97.4
N97.8
N97.9
N98
N98.0
N98.1
N98.2
N98.3
N98.8
penderma
N98.9
suami
N99.0
N99.1
N99.2
N99.3
N99.4
N99.5
N99.8
N99.9