(New) Modul Praktikum Maes BP
(New) Modul Praktikum Maes BP
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2015
6
7
Kegiatan
JADWAL
KULIAH
V VIII IX X
Sasaran
Kontrak praktikum
Penjelasan sub materi 1-3
Penjelasan sub materi 4-5
Penyusunan system terpadu
produksi tanaman pada suatu
wilayah dengan memaparkan
konsep manajemen agroekosytem
untuk menunjang produksi.
Penjelasan kuisioner untuk
mengetahui mekanisme
manajemen agroekosistem dan
Teknis pembuatan maket sebagai
hasil akhir dari proses praktikum
manajemen agroekosistem
Praktikan
Praktikan
Praktikan
Asisten
Praktikan
Praktikan
Praktikan
Ket.
Materi I
TINJAUAN MANAJEMEN AGROEKOSISTEM PADA ASPEK
PRODUKSI TANAMAN
Sub Materi I
PENGELOLAAN ELEMEN PENYUSUN AGROEKOSISTEM
petani
dalam
hal
ini
agroekosystem
meningkatkan
kesejahteraan.
antara lain suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, dan angin. Faktor
biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai
produsen,
hewan
berperan
sebagai
konsumen,
dan
point
ini
meliputi
Produktivitas,
Pemeratan,
Sub Materi II
PROSES MANAJEMEN PADA FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
BIOTIS ABIOTIS LAHAN KERING DAN BASAH
2.1 Lahan Kering
Lahan kering ialah lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian
dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan
dari curah hujan (Setiawan, 2008). Selain itu, menurut FAO (2012), lahan
kering adalah lahan yang menerima curah hujan tahunan kurang dari 2/3 dari
evaporasi potensial, dimana produksi tanamannya dibatasi oleh ketersediaan
air. Sehingga Rukmana (1995), menyatakan bahwa Pertanian lahan kering
adalah areal pertanian yang tidak pernah diairi yang ditanami dengan jenis
tanaman umur pendek saja. Pertanian lahan kering meliputi: tegalan/ladang,
kebun campuran (agroforestry), perkebunan, dan sawah tadah hujan.
15200000
15000000
14800000
14600000
14400000
14200000
14000000
13800000
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 1. Luas Lahan yang Sementara tidak Diusahakan di Indonesia, 20082012 (sumber: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2013)
Pertanian,
Terbatasnya air
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
memicu
terjadinya
erosi,
sehingga
mengakibatkan
penurunan
produktivitas lahan.
Keuntungan alley cropping:
2. Mulsa Vertikal
Mulsa pada umumnya disebar secara merata di permukaan tanah.
Tetapi mulsa vertical adalah mulsa sisa tanaman yang dibenamkan ke dalam
tanah sevara vertical untuk mengisi retak-retak dan rengkah pada penampang
tanah. Mulsa vertical cocok untuk tanah yang sering mengalami rengkah di
Gambar 2. Tanah Liat yang retak dan rengkah diisi dengan jerami sebagai
mulsa vertical (Sumber: World Agroforestry Centre, 2004
vegetasi.
Vegetasi
yang
ditebas
dibiarkan
untuk
dilakukan
setelah
tanaman
berumur
lebih
dari
10
Sub Materi IV
KOMPONEN DALAM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
4.1 Agroekosistem
Agroekosistem ialah ekosistem yang dimodifikasi dan dimanfaatkan
secara langsung atau tidak langsung oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan akan pangan dan atau sandang (Conway, 1985). Pengembangan
sumber daya alam harus didekati secara komprehensif sehingga harus
menekankan pada hubungan satu sama lain antara pengaruh suatu
sumberdaya alam terhadap sumberdaya lain (Sorianegara, 1977).
4.2 Komponen Penting Agroekosistem
Terdapat 4 komponen penting dalam manajemen agroekosistem. Ke
empat komponen tersebut ialah; 1) Produktivitas (Productivity), 2) Stabilitas
(Stability), 3) Keberlanjutan (Sustainability), 4) Kemerataan (Equitability).
1. Produktivitas (Productivity) merupakan produksi atau pendapatan bersih
yang diperoleh setiap satuan sumberdaya
3. Keberlanjutan
(Sustainability)
merupakan
kemampuan
sistem
2) Hidrologi
: sistem irigasi.
3) Topografi
4) Vegetasi
Sub Materi V
LER (Land Equivalent Ratio) atau NKL (Nisbah Kesetaraan Lahan)
Multiple cropping merupakan salah satu bentuk dari program intensifikasi
pertanian alternatif yang tepat untuk memperoleh hasil pertanian yang optimal.
Keuntungan pola tanam Multiple cropping selain diperoleh frekuensi panen lebih
dari satu kali dalam setahun, juga berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah. Pola
tanam Multiple cropping dalam implementasinya harus dipilih dua atau lebih
tanaman yang cocok sehingga mampu memanfaatkan ruang dan waktu seefisien
mungkin serta dapat menurunkan pengaruh kompetitif sekecil-kecilnya (Prajitno,
1988 dalam Safuan et al., 2008). Francis (1986) menyatakan bahwa tingkat
produktivitas tanaman Multiple cropping lebih tinggi dengan keuntungan panen
antara 20 - 60% dibandingkan pola tanam monokultur. Untuk mengevaluasi
keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan dari pola tanam polikultur dengan
monokultur dapat dihitung dari LER (Land Equivalent Ratio) atau Nilai
Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai NKL ini menggambarkan suatu areal yang
dibutuhkan untuk total produksi monokultur yang setara dengan satu ha produksi
Multiple cropping.
Prasetyo et al., (1997) menyatakan bahwa Multiple cropping tanaman
pangan
di
lahan
tanaman
tahunan
yang
belum
menghasilkan
perlu
HB 1
+
HA 2
HB 2
Jenis tanaman
Cabai
Buncis
Luas Lahan
Dalam kg
60 Kg
200 m2
150 Kg
2. Monokultur
No
Jenis tanaman
Cabai
Buncis
Luas Lahan
200 m
Dalam kg
80 kg
220 Kg
Jadi, LER/NKL
HA1 = 60
HB1 = 150
HA2 = 80
HB2 = 220
HA 1
LER/NKL =
HB 1
+
HA 2
HB 2
60
=
150
+
80
220
0.75 + 0.68
1.43
TUGAS PRAKTIKUM
RINCIAN TUGAS
Pada praktikum ini mahasiswa dibadi kelompok untuk menyusun sebuah
rencangan kegiatan manajemen agroekosistem dengan melaksanakannya di lokasi
tempat tinggal atau lokasi yang secara historis dikenal.
PETUNJUK PENULISAN
Halaman sampul
Daftar isi
Ringkasan
Bab 1 Pendahuluan
Uraikan analisis situasi dimana anda akan melaksanakan kegiatan tersebut.
Bab 2 Problematikan wilayah
Rincikan atau diskripsikan permasalahan atau Kendal-kendala
dalam praktek budidaya di wilayah tersebut (jika mungkin analisis SWOT
wilayah tempat tinggal dan spesifik pada tinjauan Analisis Erosi Tanah,
Analisis Kesesuaian lahan, Analisis Pendapatan, Usaha Tani, Daya
Dukung dan Analisis Agroteknologi)
Bab 3 Pelaksanan atau praktek budidaya
Analisis kesesuian lokasi untuk tanaman yang akan ditanam berdasar
komponen biotic dan abiotik suatu kawasan.
Sertakan metode yang akan anda gunakan untuk paktek budidaya dan
kemukanan alasan mengapa anda mengunakan metode tersebut.
Bila ada kearifan local atau praktek budidaya yang anda anggap Khas
dan Spesifik ceritakan dan jelaskan.
Bab 4 Analisis Usahatani
Susun secara ringkas usahatani di wilayah yang anda kembangkan
Bab 5 Kesimpulan
Simpulkan visibelitas proses produksi tersebut
PRESENTASI
Kelompok Mahasiswa menyampaikan tulisanya dalam bentuk prsentasi
setelah diberikan tugas minggu sebelumnya dengan melakukan proses manajeman
produksi tanaman di wilayah tempat tinggalnya (memaparkan dengan jelas proses
manajemen agroekositem sehingga memunculkan output berupa penigkatan
produksi, stabilitas produksi, keberlanjutan lingkungan dan pemeratan produk).
Materi 2.
PENJELASAN KUISIONER UNTUK MENGETAHUI MEKANISME
MANAJEMEN AGROEKOSYSTEM
Mekanisme wawancara mengunakan kuisioner yang sudah disiapkan
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu lingkungan yang sudah dilakukan
manajemen memberikan hasil dan bagaimana proses manajemen lingkungan
tersebut.
A. INDIKATOR PRODUKTIVITAS
Nama petani :
Luas lahan yang dikelola dalam satu hamparan :
Jenis tanah :
Isilah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan di lapangan atau
wawancara dengan petani!
1. Sistem tanam yang digunakan:
a. Monokultur
b. Tumpangsari
c. Agroforestry
Uraian
1.
2.
Varietas
Asal benih (produksi sendiri atau beli,
bersertifikat?)
Jarak tanam
Sistem tanam (jajar legowo, SRI, konvensional)
(khusus padi)
Jumlah benih/ha
Jenis pupuk yang digunakan
3.
4.
5.
6.
Keterangan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Uraian
6.
Varietas
Asal benih
(produksi sendiri
atau beli,
bersertifikat?)
Jarak tanam
Jumlah benih/ha
Jenis pupuk yang
digunakan
a. Pupuk organic
(Nama kg/ha)
b. Pupuk N (Nama
kg/ha)
c. Pupuk K (Nama
kg/ha)
Umur panen (hst)
7.
Produksi
3.
4.
5.
Jenis Komoditas
Jenis Komoditas
Produksi
b. Irigasi teknis
c. Campuran
6. Apabila dalam satu tahun musim tanam melakukan rotasi tanaman, isilah
dengan mengarsir dan mengisi jenis tanaman yang ditanam.
10
11
12
I
Komoditas
II
Komoditas
III
Komoditas
+ produktifitas
7. Masalah-masalah utama yang dihadapi (lingkari yang terdapat dilapang dan
isilah keterangan sebagai tingkat masalah - urutkan dari masalah yang
dianggap paling serius dan berdampak paling besar menggagalkan
produksi/sulit ditangani)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Uraian
Keterangan
Kekurangan modal
Mahalnya tenaga kerja
Langkanya ketersediaan pupuk (harga? Ketepatan
waktu)
Tingginya serangan Hama
Tingginya serangan Penyakit
Rendahnya harga jual
Rendahnya kesuburan tanah
Air terkena limbah
Bencana alam (longsor, banjir, dll)
8. Peluang untuk penanaman baru (berdasarkan kondisi lahan iklim, dan pasar):
a. pola tanam (tumpangsari/monokultur) b. Jenis komoditas
9. Lengkapi dengan dokumentasi!
12% (1)
26-40%
atau lebih (5) Diperoleh dari produsen pangan local di luar masyarakat :
40% (3)
25% (1)
55%
25% (1)
65%
25% (1)
65% atau
lebih (5)
3. Produksi surplus pangan:
dalam masyarakat (12)
dalam wilayah (6)
tidak ada surplus (0)
pangan harus dibawa dari luar wilayah untuk memenuhi kebutuhan gizi
(-1)
4. Penggunaan rumah kaca untuk produksi pangan:
beberapa (3)
besar (6)
sedikit (2)
5. Kelebihan pangan:
disimpan untuk penggunaan masa depan (1) dijual (1) didermakan (1)
diberikan untuk makanan ternak (1) dikomposkan (1)
dibuang seperti sampah (-3)
6. Penggunaan
pestisida,
herbsida,
pupuk
kima
dalam
produksi
pangan/pertanian:
biasa digunakan (-3) beberapa (-1) secara minimal (1) tidak pernah
(6)
SKORING
50+
25-49
0-24
C. INDIKATOR KEMERATAAN
1.
2.
O > Rp 5.000.000
3.
O Rp 1.000.000 - Rp 5.000.000
b. 0,25 1 ha
c. > 1 ha
O Lahan sewa