Anda di halaman 1dari 51

PERTEMUAN 4 6

MENARA MULTIMETER
dan
PENGUKURAN ARUS SEARAH

METER ARUS SEARAH


Pendahuluan
ALAT UKUR PMMC
(Permanent Magnet Moving Coil )
Disebut juga gerak dArsonval
Alat ukur PMMC terdiri dari magnet tetap dan kumparan yang bila dialiri arus
akan timbul gaya untuk menggerakkan pointer yang mengindikasikan level
arus pada skala yang terkalibrasi.
Aplikasinya : Ampere-meter DC, Voltmeter DC dan Ohm-meter. Dengan
menambah rangkaian penyearah bisa digunakan juga sebagai Amperemeter
AC dan Voltmeter AC
KONTRUKSI PMMC
Konstruksi PMMC terlihat pada gambar 1.
Yaitu terdiri dari magnet tetap berbentuk sepatu kuda dengan potongan besi
lunak menempel padanya dan antara kedua kutub magnet tersebut
ditempatkan silinder besi lunak , untuk menghasilkan medan magnet yang
homogen dalam celah udara antara kutub-kutub tersebut.
2

Gambar 1 Konstruksi PMMC

Kumparan dililitkan pada lempengan logam ringan berbentuk segiempat


yang dipasang pada silinder yang dapat berputar bebas sepanjang celah
udara.
Jarum / pointer dipasang di atas kumparan yang bisa terdefleksi sebanding 3
arus yang masuk.

Pegas konduktif ( 2 buah) dipasang di atas dan dibawah untuk


menghasilkan gaya terkalibrasi untuk melawan torsi kumparan putar yang
dipertahankan konstan supaya ketelitiannya tetap terjaga dan yang kedua
dihubungkan dengan pengatur posisi nol ( zero position control ).
Arus pada kumparan harus mengalir pada satu arah sehingga pointer
bergerak dari titik nol ke skala penuh. Sehingga torsi akan sebanding
dengan arus yang masuk menjadikan PMMC merupakan peralatan ukur DC
( Arus Searah ).
Jika dihubungkan dengan arus AC , jarum tidak mampu mengikuti
pertukaran yang cepat, sehingga akan bergetar ringan di titik nol untuk
mencari harga rata-ratanya. Sehingga alat ukur PMMC tidak cocok dengan
arus AC, kecuali jika sudah disearahkan.

Dasar Defleksi PMMC


Defleksi instrumen menggunakan pointer yang bergerak di atas skala yang
terkalibrasi untuk menunjukkan besaran yang diukur. Ada tiga macam gaya
yang bekerja pada PMMC ini, yaitu :

Deflecting Force ( Gaya Defleksi )


Gaya yang menyebabkan pointer bergerak dari titik nol jika arus masuk. Gaya ini
ditimbulkan karena adanya kumparan yang dialiri arus pada daerah medan magnet
yang dihasilkan magnet tetap. Gaya inilah yang menimbulkan torsi penggerak
pointer.
Controlling Force ( Gaya Kontrol )
Gaya ini ditimbulkan oleh pegas spiral. Jika tidak ada arus, pegas akan menjaga
agar pointer pada posisi nol. Sedang jika ada arus mengalir maka pegas akan
memberikan gaya control melawan gaya defleksi sampai dicapai kondisi gaya
kontrol sama dengan gaya defleksi yang meyebabkan pointer berhenti pada titik
tertentu.
Damping Force ( Gaya Damping )
Gaya ini difungsikan untuk meminimalkan osilasi gerak pointer yang muncul
beberapa saat sebelum berada pada kondisi steady state. Damping force ini
muncul hanya jika pointer bergerak dan diproduksi oleh eddy cuurent. Eddy current
adalah arus induksi yang disebabkan karena putaran kerangka aluminium ( tempat
dililitkan kumparan ) dalam medan magnet, sehingga timbul tegangan yang
berbanding lurus dengan kecepatan putar dan akan timbul gaya damping yang
berlawanan dengan arah putar.
5

Ketiga gaya tersebut terlihat pada gambar 2 berikut :

Gambar 2 Gaya-gaya pada PMMC


6

Persamaan Torsi dan Skala


Cara kerja instrumen ini berdasar prinsip jika suatu kumparan diletakkan
pada medan magnet maka bekerja gaya medan magnet sebesar :
F = B.i.l
Jika kumparan terdiri dari N lilitan, maka
F = N.B.i.l
Sedang torsi yang dihasilkan adalah :
T = F.d
T = N.B.i.l.d
Atau
T = N.B.i.A
Dimana
B : rapat flux (Wb/m2)
l : panjang coil (m)
d : lebar coil (m)
N : jumlah lilitan
Terlihat B,N,A tetap sehingga

Terlihat B,N,A tetap sehingga :

Td i
Ini berarti :
PMMC adalah alat ukur dengan respon arus I, yang dimaksud adalah arus
rata-rata dan mengalir dalam satu arah, ini berarti PMMC akan merespon
arus searah atau DC.
Torsi defleksi akan dikontrol oleh torsi kontrol yang ditimbulkan oleh pegas.
Jika K adalah konstanta pegas dan sudut defleksi pointer, maka Torsi kontrol
yang dihasilkan adalah :

Tc K .
Pada keadaan seimbang :

Td Tc

N .B.i. A K .
K.i

Gambar 3 Defleksi dan skala PMMC

Sistem Suspensi
Untuk mendukung sistem gerak defleksi PMMC digunakan dua suspensi,
yaitu suspensi jewel bearing dan suspensi taut.
Suspensi Jewel Bearing
Suspensi ini ditunjukkan pada gambar 4 berikut :

10

Gambar 4 Sistem Suspensi Jewel Bearing

Dalam suspensi jewel bearing ini kumparan dilekatkan pada titik putar
( pivot ) yang masuk pada bantalan berbentuk jewel ( saphire atau kaca )
terdiri dari titik pivot. Ini memberikan kumparan dapat bergerak bebas,
meskipun dengan sedikit gesekan. Sistem jewel beraing ini mempunyai
sensitivitas pada skala penuh sebesar 25 uA.
Suspensi Taut Band
Untuk meniadakan gesekan rendah oleh titik putar jewel bearing maka
digunakan suspensi taut band (ban kencang). Bentuk suspensi tautband
ini terdiri dari dua buah pita logam ( phospor atau platinum ) yang diikatkan
pada masing-masing ujung kumparan dan kedua ujung yang lain diikat
oleh spiral yang berfungsi mengatur ketegangan pita. Pita ini sekaligus
digunakan sebagai penghubung elektrik dengan kumparan.
Keuntungan :
Sensitifitasnya lebih tinggi ( 2 uA pada skala penuh )
Mampu menahan kelebihan beban lebih tinggi
Tidak sensitif terhadap temperatur dan goncangan.

11

Kontruksi PMMC sistem suspensi Taut Band

Gambar 5 Sistem Suspensi Jewel Bearing

12

METER ARUS SEARAH


2.1 Prinsip Dari AmMeter
Dasar sistem kumparan putar, pada umumnya diarahkan sebagai gerakan meter D`arsonval
atau disebut gerakan meter kumparan putar magnet permanen, seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.
- Mekanik kumparan dipasang dalam sistem suspensi jawel and pivot untuk mengurangi gesekan.
- Atau dengan sistem suspensi taut-band yang hasilnya lebih sensitif.

Gambar 2.1.Meter kumparan putar magnet permanent

13

2.1.1 Pengerak Meter D`arsonval


Pengerak D`arsonval banyak digunakan saat ini. Jadi prinsip kerja dari meter tersebut
beroperasi berdasar prinsip kerja motor DC.
Seperti gambar 2.1 menunjukkan magnet permanen berbentuk tapal kuda yang berhimpitan dengan
besi lunak pada masing-masing kutubnya.
- Diantara besi lunak kutub utara dan kutub selatan terdapat inti besi lunak berbentuk silinder yang
dililiti dengan konduktor yang sangat ringan dan ditempelkan pada sebuah pasangan jewel sehingga
dapat berputar bebas tanpa mendapat gesekan.
- Jarum penunjuk dipasang pada kumparan dan akan menunjukkan skala pada saat kumparan
berputar.
- Arus dari sebuah rangkaian yang diukur, didalam meter akan melewati gulungan pada kumparan
putar.
- Arus tersebut menyebabkan kumparan menjadi elekro magnet yang berkutub utara dan selatan.
- Kutub magnet elektromagnet saling mempengaruhi dengan magnet permanent sehigga putaran
berputar.
- Semua pengerak DC mempunyai tanda polaritas karena arah dari penunjuk sudah tertentu.
- Pengerak meter D`arsonval dasar pengunaanya sangat terbatas karena itu perlu adanya modifikasi.
- Salah satu cara modifikasi adalah menaikkan batas ukur.yang diukur.
- Menaikkan batas ukur dilakukan dengan cara menempatkan resistansi rendah (Rsh) yang diparalel
dengan resistansi pengerak (Rm)
- Rsh berfungsi penganti arus total meter.
- Ish lebih besar dari pada Im.
14

Rangkaian ammeter DC dasar ditunjukkan pada gambar dibawah.

Resistansi shunt, diperoleh dengan mengetahui tegangan dan arus yang melewati Rsh
Jadi resistansi shunt dapat ditentukan

Rsh
Dimana Vsh = Im.Rm
Ish = I - Im
Jadi,

Rsh

Vsh
Ish

Im .Rm
I Im

Tujuan perancangan resistansi shunt:


Untuk memperoleh arus I ke-n kali lebih besar dari Im.
Dimana :
n = factor kelipatan
Sehingga didapat hubungan arus meter adalah :
I = n . Im
15

Subtitusi pers (2-2) dengan pers (2-1) didapat

Rsh

Im .Rm
I . Im

I .Rm
n Im Im

Im .Rm
Im .( n 1)

Rm
( n 1)

Contoh.
Rancanglah ammeter dengan range 1A, 100mA, 10mA meter mempunyai spesifikasi
sebagai berikut
Im 5mA ; Rm = 1kohm
Tentukan Rsh = ?
100ma, 10mA, 1ma,In = 50A , Rm=19k,100A, 10A,100mA,Im=25A, Rm 3k

16

Selanjutnya dalam hubungan arus dengan resistansi dapat kita tuliskan :


( Rb + Rc ) ( I Im ) = Im ( Ra + Rb )
atau,
I ( Rb + Rc ) Im ( Rb + Rc ) = Im ( Rsh ( Rb + Rc ) + Rm )
I ( Rb + Rc ) Im ( Rb + Rc ) = Im Rsh Im ( Rb + Rc ) + Im Rm
I ( Rb + Rc ) = Im Rsh + Im Rm
( Rb + Rc ) =

Im(Rsh Rm)
.()
I

.. ( 2 4 )

dimana Rsh adalah tahanan Shunt total maka Ra dapat ditentukan dengan rumus:
Ra = Rsh ( Rb + Rc ) () .... ( 2 5 )
Arus I adalah arus maksimum untuk batas ukur range tertentu yang dipasang pada
Am meter maka Rc dapat ditentukan dengan rumus :

Im(Rsh Rm)
Rc
( )
I

.... ( 2 6 )

17

Resistansi Shunt Rsh = Ra + Rb + Rc, dimana Rsh dapat

Rsh

dihitung dengan pers( 2 3 )

Rm
n 1

Dari gambar 2.5 maka kita dapat mencari nilai nilai Ra, Rb dan Rc
Rm

Im

Rsh

Rc

Rb

Ra

I-Im
5A
10 A
1A

I
+

Gambar 2.5

Pada saat resistansi Rb + Rc paralel dengan Rm + Ra, tegangan tiap cabang pasti / harus
sama, sehingga dapat kita tuliskan :
V ( Rb + Rc ) = V ( Ra + Rm )

18

Untuk mendapatkan Ra,

Ra = Rsh ( Rb + Rc )
= ( 1 0,2 ) K = 0,8 K
Untuk mendapatkan Rc,,

Im(Rsh Rm)
I
100.103 (1 9)

K
10

Rc

= 0,1 K
Untuk menentukan Rb,

Rb = ( Rb + Rc ) Rc
= ( 0,,2 0,1 ) K
= 0,1 K
19

Rs diperoleh dari :

Rs Rm

Rs

V
Im

V
Rm
Im

2.2.1 Voltmeter Range Ganda


Voltmeter range ganda (multirange) dengan menggunakan sebuah skakelar empat
posisi (V1,V2,V3 dan V4) dan empat tahanan pengali (R1,R2,R3,R4). Nilai daripada
tekanan ditentukan dengan metoda sebelumnya atau dengan sensitivitas.
V1

R1
V2
V3

V4

R2
R3
R4

Im

Rm

Gambar 2.7 Voltemeter range ganda.


20

Contoh : 2.4
Sebuah gerak D Arsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 dan skala penuh Im =
1mA akan diubah menjadi Voltmeter arus searah range ganda dengan batas ukur 10V, 50V,
250V dan 500V. Dengan menggunakan gambar dibawah.
R1

R2

R3

R4
Im

V2

V1

V3

V4

Rm
_

Gambar 2.9 Susunan R Pengali yang praktis


Cari nilai masing-masing R pengali ?
Penyelesaian :
Pada range 10V ( posisi V4 ) tahanan total rangkaian adalah
:
Rt = R4 + Rm
sehingga

V4

R4
Im

R4

V4
Rm
Im

R4

10V
100
3
1.10
21

2.2Metoda Sensitivitas
NNilai Ohm per Volt
sSeperti ditunjukkan Sub Bab 2.2 arus defleksi penuh Im ( Idp ) dicapai pada semua range
bila sakelar pada posisi range tegangan yang sesuai seperti ditunjukkan contoh 2.1, arus
terbesar 1 mA diperoleh pada tegangan 10V, 50V, 250V dan 500V dan pada masing-masing
range tersebut, perbandingan tahanan total Rt terhadap tegangan max range V selalu 1000
/V, Bentuk seperti ini disebut sensitivitas Voltmeter atau nilai ohm per Volt ( ohm-per Volt
rating).
PPerhatikan sensitivitas adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu :
Dimana sensitivitas S dapat digunakan pada metoda sensitivitas untuk menentukan
tahanan pengali Voltmeter DC. S 1 ( )
Dari rangkaian gambar 2.8
Im V
Rt = S x V
Rs = ( S x V ) - Rm

22

Efek Pembebanan Pada Voltmeter

Pada saat sebuah voltmeter dipergunakan untuk


mengukur tegangan suatu rangkaian
Voltmeter terhubung paralel dengan komponen
rangkaian
Contoh :

Terdapat 2 meter dengan dua Sensitivitas beda.


Meter A :
S = 1 K./Volt, Rm=0,2K,
Range =10 V
Meter B :
S = 20 K/Volt, Rm=1,5K,
Range =10 V
Terangkan permasalahan di atas

RA=25 K

E = 30 V

RB=5 K

Meter

23

Penyelesaian

Pertama akan dihitung jika tanpa menggunakan meter


R
B
RB
R R
A B
5k
V 30
5V
RB
25k 5k
E

kemudian jika menggunakan meter yang pertama (meter 1)


Resistansi total dari rangkaian :
RTA S x range 1

k
x 10 V 10 k
V

Kombinasi paralel dari RB

Re1

RB xRTA 5k .10k

3,33 k
RB RTA 5k 10k

Sehingga pembacaan meter 1 adalah

RB

30

3,33k
3,53V
3,33k 25k
24

Meter kedua
kemudian jika menggunakan meter yang pertama (meter 2)
Resistansi total dari rangkaian :
RTA S x range 20

Kombinasi paralel dari RB

k
x 10V 200 k
V

R xR
5k.200k
R B TB
4,88 k
e1 R R
5k 200k
B TB

Sehingga pembacaan meter 2 adalah


V

RB

30

4,88k 4,9V
4,88k 25k

Dari ketiga perhitungan di atas


Kesalahan Voltmeter A adalah =

5V 3,53V
x100% 29,4%
5V

Kesalahan Voltmeter B adalah =

5V 4,9V
x100% 2%
5V

25

Kesimpulan yang bisa diambil dari efek pembebanan pada voltmeter


adalah :

Pada pengukuran suatu tegangan dengan menggunakan voltmeter tidak bisa


dihindarkan akan terjadinya efek pembebanan pada voltmeter.
Efek pembebanan yang diakibatkan tentunya mengakibatkan terjadi perbedaan
hasil pengukuran dengan meter dan hasil secara perhitungan.
Efek pembebanan dapat diminimalkan dengan pemilihan Sensitivitas meter
yang mempunyai nilai S yang tinggi.

26

Soal Latihan dan penyelesaian

Diketahui suatu rangkaian seperti di sebelah kanan ini.


Terdapat dua meter yang akan dipergunakan untuk
mengukur tegangan pada terminal X - Y secara bergantian.
Data spesifikasi kedua meter adalah seperti berikut:
Pada saat meter A dipasang pada terminal X - Y
menunjukkan tegangan 15 V pada range 30 V.
Sensitivitas meter A adalah 5 Kohm/V.
Sedangkan pada saat meter B dipasang pada terminal X-Y
menunjukkan tegangan sebesar 16,13 V pada range 50 V
Pertanyaan :
Dapatkan sensitivitas meter B

RA=100 K

E = 100 V

x
RX

y
27

Penyelesaian

Dari permasalahan di atas diketahui seperti berikut:


E=100 V ; R1 = 100 K ;
Voltmeter A :
V = 15 V ; Range = 30 V ; S = 5 K/V
Voltmeter B :
V = 16,13 V ; Range = 50 V ;
Yang ditanyakan :
Dapatkan Sensitivitas B (SB)

28

Voltemeter A:
Rm = S x Range
= 5K/V x 30 V = 150 K

150 k x R
2
R p Rm // R
2 150 k R
2
Rp
x100 15 100R p 15Rp 15R
1
Rp R
1
85R p 15R
1
85 x R p 15R
1
150R
2 1500
85
150 R
2
12750 R2 225000 1500 R2
R2 20k
29

Voltmeter B

R p Rm // R2
Rm .20
Rp
Rm 20
Rp
R p R1

x100 16,13

100 R p 16,13( R p R1 )
83,87 R p 16,13R1
Rm .20
83,87.
16,13.100
Rm 20

Rm 500,8k
Rm
500,8k
k
Jadi Rm S x Range S

10,8
Range
50V
Volt

30

Efek Pembebanan Pada Ammeter


Pengaruh pembebanan pada Ammeter

Ammeter

R1
E

R2

31

Poin yang penting pada efek pembebanan pada


ammeter

Pemasangan ammeter seri dengan beban yang diukur:

menaikkan resistansi
menurunkan arus pada rangkaian
Ie

R1

Ie

E
R1

Rangkaian tanpa ammeter

32

Rangkaian dengan adanya ammeter


Ie

R1

X
Rm

E
Im
R1 Rm

Penempatan meter seri dengan R1 menyebabkan


Arus berkurang karena pada meter terdapat hambatan

33

Perbandingan arus pada rangkaian dengan adanya meter dan tanda


adanya meter seperti pada persamaan di bawah

Im
R1

I e R1 Rm

Rumus diatas dapat dipergunakan untuk menentukan kesalahan yang


terjadi pada suatu rangkaian terhadap pembebanan ammeter

34

Penggunaan meter penggerak meter DArsonval pada


Ohmmeter

A.Pertama akan dibahas untuk rangkaian Ohmmeter yang sederhana.


Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
RZ
Rm

35

Dari rangkaian tsb.dapat diturunkan beberapa persamaan seperti


di bawah ini

Tanpa resistor (Rx)


I E
fs
Rz Rm

Dengan adanya penyisipan resistor (Rx)


E
I
Rz Rm Rx

36

Jika kedua persamaan di perbandingkan menjadi

E
Rz Rm Rx
Rz Rm
I

E
I fs
Rz Rm Rx
Rz Rm
Rz Rm
I
P
I fs
Rz Rm Rx
37

Contoh Soal dan Penyelesaian


Suatu meter arus penggerak dengan arus maksimal adalah 1 mA
dengan resistansi dalam adalah 100 . Tegangan baterai sebesar 3 V.
Buatlah skala Ohmmeter dari data spesifikasi di atas untuk persentase :
0%,20%,40%,50%,75%,100%

Penyelesaian
Pertama dihitung dahulu nilai Rz

Rz

E
Rm
I fs
3V
100 2,9k
1mA
38

Harga Rx dengan penyimpangan skala penuh 20 %


Rz Rm
Rz Rm
P
2,9k 0,1k

2,9k 0,1k
0,2

3k

0,2 3k 12k
Harga Rx dengan penyimpangan skala penuh 40 %
Rx

Rz Rm
Rz Rm
P
2,9k 0,1k

2,9k 0,1k
0,2
3k

3k 4,5k
0,4

Rx

39

Harga Rx dengan penyimpangan skala penuh 50 %

Rz Rm
Rx
Rz Rm
P
2,9k 0,1k

2,9k 0,1k
0,5
3k

3k 3k
0,5
Harga Rx dengan penyimpangan skala penuh 75 %

Rz Rm
Rz Rm
P
2,9k 0,1k

2,9k 0,1k
0,75
3k

3k 1k
0,75

Rx

40

Jika Hasil-hasil perhitungan di tabelkan maka


menjadi

P [%]

Rx [k

Rz + Rm
[k]

20

12

40

4,5

50

75

100

41

Skala dari Ohmmeter seperti di bawah ini

4,5k
1k

12k
40%

50%
75%

20%
Persentase defleksi

0%

100%

42

b.Rangkaian Ohmmeter model lain


Rx
Im

R1
A

Ib

I2

Vm

Rm

Eb
R2

Zero Control
43

Dari rangkaian tsb. Arus baterai (Ib)

Eb
Ib
Rx R1 R2 // Rm
Jika (R2//Rm) <<R1

Eb
Ib
Rx R1
Tegangan meter adalah
Vm = Ib (R2//Rm)

I b R2 // Rm
Im
Rm
44

Contoh Soal dan Penyelesaian


1.Diketahui rangkaian ohmmeter seperti di atas.
Masing masing nilai komponen rangkaian adalah
Eb = 1,5 V,R1=15k,Rm=50,R2=50
dan arus maksimum (Ifs) = 50A.

Pertanyaan :
Buatlah skala ohmmeter untuk pembacaan
1FSD,0,5FSD,3/4FSD

45

Penyelesaian
Pada 1 FSD:
Im = 50A
Vm = Im x Rm = 50A x 50mV
I2 = Vm / R2 = 2,5 mV/50 = 50 A
Arus baterai (Ib)
I b = I 2 + Im
= 50A + 50A = 100 A
Rx + R1 = Eb/Ib = 1,5V/100A = 15 k
Rx = (Rx + R1 ) R1 = 15 k15 k
46

Pada 0,5 FSD:


Im = 0,5 x 50A = 25 A
Vm = Im x Rm = 25A x 50mV
I2 = Vm / R2 = 1,25 mV/50 = 25 A
Arus baterai (Ib)
Ib = I 2 + I m
= 25A + 25A = 50 A
Rx + R1 = Eb/Ib = 1,5V/50A = 30 k
Rx = (Rx + R1 ) R1 = 30 k15 k k

47

Pada 0,75 FSD:


Im = 0,75 x 50A = 37,5 A
Vm = Im x Rm = 37,5A x 50mV
I2 = Vm / R2 = 1,875 mV/50 = 37,5 A
Arus baterai (Ib)
I b = I2 + Im
= 37,5A + 37,5A = 75 A
Rx + R1 = Eb/Ib = 1,5V/75A = 20 k
Rx = (Rx + R1 ) R1 = 20 k15 k k
48

2.Diketahui rangkaian ohmmeter seperti di atas.


Mirip soal nomor 1, akan tetapi tegangan baterai turun
menjadi 1,3 Volt, R1=15k,Rm=50
dan arus maksimum (Ifs) = 50A.
Pertanyaan :
Buatlah skala ohmmeter untuk pembacaan
1FSD,0,5FSD,3/4FSD

Penyelesaian:
Karena tegangan baterai turun sehingga pada saat kalibrasi
resistansi pada zero control harus ditala sedemikian rupa
hingga arus pada meter adalah nol.
Sehingga anda harus mendapatkan nilai R2.
Kalau nilai ini telah didapat maka proses selanjutnya sama.
Berikut adalah yang dibahas adalah mencari R2.
49

Pada saat Rx = 0
Ib = Eb/(Rx+R1) = 1,3 V/(0+15k) = 86,67A
Im = 50 A (FSD)
I2 = Ib Im = 86,67A 50A = 36,67 A
Vm = Im x Rm = 50 A x 50 = 2,5 mV
R2 = Vm/I2 = 2,5 mV/36,67 A = 68,18

50

Rangkaian Ohmmeter Multi Skala


Berikut diperlihatkan rangkaian Ohmmeter yang mempunyai
5 skala

51

Anda mungkin juga menyukai