com
*) Team Riset
Beberapa screenshoot yang kami tampilkan di halaman ini adalah sebagian contoh
kecil untuk menunjukkan perihal itu. Dan
untuk mengetahui seberapa maraknya jual
beli tanah di dunia maya, kita bisa
mengunjungi beberapa situs berikut. Komodoproperty.com, realestateflores.com,
labuanbajo.com, dan floreslandforsale.com.
Menariknya, bahasa iklan yang ditawarkan
bukan hanya menjual view atau keindahan dan eksotisme darat dan laut Labuan
Bajo dan sekitarnya. Tetapi suluk di dalamnya adalah perihal hegemoni eksploitasi sumber daya berwajah investasi.
Bahwa dengan kehadiran investor yang
menanamkan investasinya di atas tanah
dan air Labuan Bajo pembangunan bisa
berkembang maksimal, kesejahteraan
rakyat tercipta. Issue yang dimainkan
pemodal dan diperkuat oleh penegasan
pemerintah adalah masyarakat lokal disertakan dan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) bertambah.
Pertanyaan kita adalah apakah fakta perihal itu terjadi selama ini. Atau janganjangan sebaliknya, sumber daya alam
(tanah dan air) dieksploitasi, ruang publik
diserobot, penduduk lokal disingkirkan dan
pemerintah daerah kita ditipu mentahmentah.
Lihat saja apa yang sudah terjadi dengan
pesisir-pesisir pantai sepanjang barat,
utara, dan selatan Labuan Bajo. Atau pulau-pulau yang bertebaran di ujung Barat
Labuan Bajo. Siapakah pemilik dan
pengelolanya. Apakah masyarakat lokal
ataukah pemodal (investor).
Edisi I/2015
40
Pertanyaan kita adalah apakah fakta perihal itu terjadi selama ini. Atau jangan-jangan sebaliknya, sumber daya alam (tanah dan air) dieksploitasi, ruang publik diserobot, penduduk lokal
disingkirkan dan pemerintah daerah kita ditipu mentah-mentah
MENGAPA KITA
MUDAH JATUH
DALAM PELUKAN
INVESTOR
Ada begitu banyak cara yang dilakukan
para investor untuk mengeksploitasi
sumber daya alam dan manusia. Benar
bahwa tidak semua investasi itu buruk,
tetapi fakta menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang dilakukan para
pemodal berbanding terbalik dengan
berbagai janji yang disampaikan.
Berangkat dari fakta-fakta lapangan, kita
seharusnya cukup cermat membaca dan
memeriksa setiap adagium yang ditawarkan para pemodal. Berikut adalah enam
janji yang selalu disampaikan para investor yang menjadi tugas kita untuk memeriksanya secara bersama-sama.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Edisi I/2015
41
idak ada argumentasi konservasi berbasis kearifan lokal dan atau pemberdayaan yang berkelanjutan yang diberikan. Pun, tidak ada argumentasi pembangunan sumber daya manusia dan penguatan masyarakat lokal yang dijadikan
sebagai dasar. Apalagi mengakomodir
kepentingan dan kebutuhan masyarakat
dalam mengelola dan mengembangkan
sumber daya alam-nya sendiri.
Terbaca jelas bahwa UANG menjadi argumentasi utama pemerintah Pusat (sampai
daerah) untuk memberikan izin usaha
kepada semua BUMN/BUMS dan Koperasi
untuk masuk dan menembangkan jaringan
bisnis dalam kawasan suaka margasatwa,
taman nasional, taman hutan raya dan
taman wisata alam, sebagai misal yang
terjadi di Taman Nasional Komodo ketika
pemerintah mengeluarkan izin IUPSWA
kepada PT Segara Komodo Lestari (KSL),
dan
PT Komodo Wildlife Ecotourism
(KWE).
MELALUI KEBIJAKAN
DAN REGULASI
Edisi I/2015
IUPSWA UNTUK
PT SKL DAN KWE
42
Edisi I/2015
43
Click
*) Edward Angimoy
tidak beruntung?
Edisi I/2015
44
SIAPA
PEMILIK LAHAN
STRATEGIS
Begitu menariknya Labuan Bajo, investor pun
rela merogoh kocek sampai dalam demi
mendapatkan tanah radius 1 kilometer dari
garis pantai. Papan nama pemilik tanah pun
kini mulai terpampang di mana-mana, berdekatan dengan pantai, sedangkan tanah yang
belum terjual oleh pemiliknya dipasangi papan
bertuliskan land for sale.
PULAU BIDADARI
PULAU SERAYA
PULAU KANAWA
Edisi I/2015
45
Disari dari Cypri Jehan Paju Dale, Kuasa, Pembangunan dan Pemiskinan Sistemik, Sunspirit: 2013
Ketiga,
Edisi I/2015
46
PERIKSA
Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur adalah sebuah kabupaten kepulauan. Pulau-pulau yang menyebar sepanjang
pantai Manggarai Barat berjumlah 264 pulau. Sejumlah 13
pulau di antaranya berpenghuni, dan sembilan pulau dimiliki
pemerintahan daerah. "Sisanya tidak berpenghuni"
Periksa tiga kata berikut: penghuni, tuan, pemilik
Edisi I/2015
47
Marthen Ndeo,
Kepala BPN Manggarai Barat
Edisi I/2015
umumnya tanah untuk usaha pembangunan misalnya, BPN selalu memberikan pertimbangan teknis terkait
keberadaan lokasi dan instansi lain juga
dilibatkan untuk menangani hal-hal
teknis seperti Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) atau Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hdup (AMDAL) dan ketentuan lain sebagai mana diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BPN selama ini juga berkontribusi untuk
penerimaan daerah yakni melalui item
program biaya perolehan hak atas tanah
dan bangunan senilai Rp.1.427.300.077,
biaya pajak penghasilan peralihan hak
Rp.917.991.500, jaminan sertifikat hak
tanggungan Rp.27.603.467.200. Seluruh
pendapatan disetor ke Dispenda Mabar
sedangkan untuk realisasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai
Rp.1.248.323.894 disetor ke kas negara.
Sedangkan untuk lahan berdasarkan
regulasi, luas lahan diatas 5 hektar bila
tidak digunakan oleh pemilik maka tanah
tersebut dapat diambil oleh negara. Hal
ini secara tegas diatur dalam PP No.24
tahun 1997 pasal 32. Aturan ini juga
mau menegaskan bahwa tidak berlaku
mutlak tergantung proses sertifikat. Prinsipnya hak orang tidak boleh hilang.
Sehingga mulai dari proses jual beli dan
penerbitan sertifikat harus diketahui oleh
BPN.
Untuk pembeli warga negara asing,
mereka diwajibkan menggunakan nama
perusahaan yang berbadan hukum yang
berkedudukan di Indonesia. Warga
negara asing tidak diperbolehkan membeli tanah secara perorangan karena
kepada mereka tidak akan diberikan Hak
Guna Usaha (HGU). Namun, fenomena
yang terjadi di daerah ini ada sebagian
warga menikah dengan warga lokal
maka sertifikat tanah dibuat atas nama
istri atau suami yang merupakan warga
lokal. *)
48
WARGA ASING
TAK BOLEH KUASAI
SEJENGKAL TANAH
DI INDONESIA
Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Edisi I/2015
*) Disarikan oleh Team Riset dari media massa (di antara Kompas, MetroNews dan Detik.com edisi 8/03/2015)
49
Edisi I/2015
50
Edisi I/2015
51
PERSPEKTIF
Disarikan dari makalah presentasi yang disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat,
Ir. Theodorus Suardi, M.Si yang berjudul Masyarakat Hukum Adat pada 13 September 2014.
Edisi I/2015
dilakukan
mealui
mekanisme
pengambilan
keputusan
bersama
masyarakat hukum adat. Karena tanah
ulayat adalah bidang tanah yang di
atasnya terdapat hak ulayat dari suatu
masyarakat hukum adat.
52
Edisi I/2015
ba h w a I n d en t i t a s bu d a y a da n
masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan
peradaban
Dalam kaitannya dengan tanah ulayat
dapat kita rujuk pada UU No. 7 tahun
2004 tentang pengelolaan sumber daya
air penjelasan pasal 6 ayat 3.
Di sana dijelaskan pengakuan adanya
hak masyarakat hukum adat termasuk
hak yang serupa dengan itu hendaknya
dipahami bahwa yang dimaksud dengan
masy ara kat hu kum a da t adalah
sekelompok orang yang terikat oleh
tatanan hukum adatnya sebagai warga
bersama suatu persekutuan hukum adat
yang didasarkan atas kesamaan tempat
tinggal atas dasar keturunan.
53
*) Team Riset
POSISI KEDALUAN
NGGORANG
Khusus untuk wilayah kedaluan
Nggorang tidak mengenal atau tidak
berlaku filosofi -gendang one lingko
peang, tetapi secara eksofisio ditunjuk
untuk mengatur pemanfaatan tanah
Demikian pendapat Anton Hantam, salah
satu tokoh masyarakat adat Labuan Bajo
Manggarai Barat.
POJOK REFERENSIAL
KEKHUSUSAN DALU NGGORANG
Agustinus Albu,
Kepala Desa Batu Cermin
Edisi I/2015
do)
Abdullah Nur,
Camat Komodo
54
BUTUH PENGUATAN
MASYARAKAT ADAT
Edisi I/2015
HIPOL: HATI-HATI
Hipol Mawar,
Direktur Sekolah Demokrasi Mabar
55
Edisi I/2015
F.X Manek
semesta itu sendiri. Dalam bahasa
Inggris bumi diterjemahkan dengn kata
earth dan tanah diterjemahkan dengan
kata soil. Berangkat dari pengertian ini
penulis hendak membacanya dari kaca
mata pribadi dalam membedakan dua
istilah tersebut. Bumi (earth) adalah
sesosok pribadi sebagaimana seorang
ibu. Bumi hanya merupakan salah satu
planet dari sekian banyak planet di alam
semesta ini sebagaimana juga halnya
ibu yang adalah salah satu perempuan
dari sekian banyak perempuan di dunia.
56
Edisi I/2015
57
PERSPEKTIF
58
59
Masa Depan,
di Antara Waterworld dan Dryland
*) Edward Angimoy
waterworld.
Edisi I/2015
60
masyarakat kita, dalam banyak sudut pandang, berpotensi (atau barangkali kini
sudah menjadi) serupa karakter Atoll Dwellers dan Slaver yang rentan dieksploitasi,
dikuasai, dan ditindas para Smokers. Juga dicaplok hak-haknya. Juga dirampok
mimpi-mimpi dan harapan-harapannya tentang kemakmuran, kesejahteraan, dan
hidup yang lebih bermartabat di tanah-daratan, Dryland. Dan sekali lagi, itu semua
dimulai ketika ruang gerak-hidup di atas tanah mulai sempit dan menyingkirkan
masyarakat.
***
Beruntung, seperti lazimnya film-film
produksi Hollywood, ada sosok pahlawan
dalam drama Waterworld itu. Ia dari
Kaum Pengembara. Ia menghancurkan
Kaum Smokers bersama ambisi-ambisi
dan ideologi mengeruk keuntungan
mereka. Lebih lanjut, ia membantu
mereka, Atoll Dwellers dan Slaver yang
masih percaya tentang Dryland
menemukan tanah-daratan itu. Akhir
cerita, mereka menemukannya dan
kemudian mulai membangun kembali
peradaban berdasarkan ingatan-ingatan
masa lalu, untuk masa depan.
Edisi I/2015
61
LELAKON
S
*) Kris Bheda Somerpes
SEBUAH LATAR,
SEBAGAI PENGANTAR
Edisi I/2015
62
DRAMA ALAM,
SEBAGAI PROTAGONIS
Edisi I/2015
DRAMA ABSURD,
SEBAGAI ANTAGONIS
Sampai pada suatu ketika, tahun 1980
drama rakyat yang terpentas di pulau
komodo berubah. Ubi Societas Ibi Justicia, di mana ada masyarakat, di situ ada
hukum yang mesti ditegakkan.
Lelakon orang-orang Bajo yang sudah
bergenerasi dibangun tiba-tiba direbut
negara dengan paksa. Negara hadir
sebagai protagonist dengan tampang
kekuasaan
dan
pisau
undangundangnya untuk diberlakukannya kawasan pulau Komodo dan pulau-pulau
sekitarnya sebagai Taman Nasional.
Sebuah pentas yang selanjutnya disaksikan tampak sangat absurd. Lantaran
tidak hanya mengabaikan dan melanggar konvensi alur, tetapi juga penokohan dan makna tematiknya yang sebelumnya terpentas-saji alamiah.
Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya
jika orang Bajo, penghuni pulau Komodo
diletakkan sebagai pelaku antagonis,
penentang dan korban yang mesti
dikalahkan dalam drama besar kehidupan. Selanjutnya babak demi babak
orang Komodo berperan bisu. Bersuara
seperlunya dan jika tidak memungkinkan akan di-dubbing oleh para actor
lain yang seolah-olah mirip, seolah-olah
menyerupai.
Namun jauh panggang dari api, sekedar
sebagai suara, kebutuhan akan peran
sesungguhnya yang mau dimainkan oleh
orang Komodo justru tidak dijawab.
Orang Komodo menjadi bisu, sebisu
pahatan beku patung-patung Komodo.
Sebisu patung batu ina matria yang
melegenda.
63
Edisi I/2015
64
3.
4.
Edisi I/2015
bukan lantaran peran tetapi karena rangsekan kebrengsekan kehendak yang lahir dari
sebuah skenario kepentingan.
65
5.
Edisi I/2015
66
Edisi I/2015
67
*) Ryan Nuhan
Edisi I/2015
68
Krisis Air di Labuan Bajo sampai saat ini menjadi persoalan yang serius
orang yang mengidap keputusasaan ditengah persoalan ke(pe)miskinan yang menyelimuti banyak orang saat ini.
Reaksi yang lain telah diperlihatkan oleh
orang seperti Fransiskus Asisi, atau Teresia
dari Kalkuta, dan sederetan pejuang kemanusiaan lainnya. Kemiskinan orangorang miskin dalam dunia kehidupan mereka membuat mereka bersimpati dan bersolider dengan orang miskin.
Solidaritas dan perjuangan mereka bersama orang miskin untuk meraih kehidupan
yang lebih manusiawi, adil dan bermartabat, mengalir keluar dari cinta kemanusiaan mereka dan dari iman mereka kepada
Allah yang penuh kasih dan berbelarasa
dengan orang miskin. Segala sesuatu
Edisi I/2015
69
Membiarkan keadaan terpuruk pada kedalaman soal yang pelik, dan menempatkan kemapanan yang mendominasi tanpa henti, sama halnya dengan melanggengkan kesenjangan, yang kaya akan senantiasa bergerak maju, sementara yang kurang atau miskin semakin terpojok. Ketidakadilan dalam perlakuan
akan menimbulkan gejolak sosial yang rentan
akan konflik.
*) Adrianus Harsi
Edisi I/2015
70
Edisi I/2015
71
Haruskah kita diam, ketika tanah tempat berpijak dan juga sumber hidup
kita menderita? Entah disadari atau
tidak, anda, saya, mereka atau kita
telah menyiksa ciptaan yang paling
berjasa, yaitu: tanah. Tanah adalah
ciptaan yang harus kita jaga, lindungi,
Edisi I/2015
72
Sampai kapan ini harus terus terjadi? Sangat di sayangkan jika perlakuan buruk dan
penyiksaan terhadap tanah terus berlanjut
tanpa perbaikan. Ini akan membawa
dampak buruk pada masa yang akan
datang (bayangkan sendiri dampak buruk
apa yang akan terjadi).
Edisi I/2015
73
ebutuhan akan modal kerja bagi masyarakat desa menjadi hal yang mutlak setiap musim tanam
mulai, pada situasi inilah keadaan untuk membutuhkan akses modal bagi biaya kerja menjadi
kebutuhan mendesak. Celakanya kebutuhan mendesak ini dperparah dengan tidak memiliki tabungan saat panen tiba, karena hasil-hasil produksi yang minim, sementara biaya kerja tinggi dan
pengembalian modal kerja sebelumnya harus dibayarkan lunas dahulu kepada pemodal (rentenir).
LEMBAGA KEUANGAN
MAKRO DESA
Edisi I/2015
ALAT-ALAT PERTANIAN
MASYARAKAT DESA
Sebagai dunia bisnis sudah tentu membuat pemilik baik perorangan maupun
sebagai kelompok menjadi mencari untung yang tidak mempertimbangkan
sumbu keadilan dan kepantasan bagi
pemilik lahan yang ada. Disinilah akar
kesuitan masyarakat desa dalam
mengembangkan ekonomi sosial masing
-masing.Karena alat-alat produksi yang
dibayar oleh pemilik lahan menurut luas
areal garapan dan tingkat kesulitan
mengerjakannya.
Dalam kondisi seperti inilah masyarakat
petani memerlukan akses modal untuk
membiayai pengolahan lahan, sembari
modal-modal lain yang menanti proses
berikutnya seperti penanaman, pemupukan. Tanpa sandaran modal yang
bisa diakses akan mengalami kesulitan
untuk mengerjakan produksi dengan
baik. Keadaan ini memberi sinyal kepada
pemodal (rentenir) untuk mengakses,
yang tahu dan mau mencari keuntungan.
Kondisi ini adalah kondisi si buah mal a k a m a , t a k m em i n j a m k ep a da
rentenir,biaya produksi tak terurus;
mengakses kepada rentenir laba mencekik. Sebuah pilihan sulit yang mau tidak
74
konomi Modern
PENIINGKATAN KAPASITAS
MASYARAKAT PETANI
Edisi I/2015
*) Adrianus Harsi
baik. Membutuhkan sentuhan akan pentransferan pengetahuan dan ketrampilan akan apa yang menjadi rutinitas
keseharian mereka.
Bekerja bersama petani dan berada
bersama adalah jalan terbaik untuk
membaca,mendengar, merasakan, dan
menikmati keterbatasan masyarakat
pedesaan. meminjam istilah pemimpin
kerakyatan adalah Merasakan
denyut nadi rakyat.
Sentuhan dan perlakuan khusus karena
keadaan khusus masyarkat pedesaan
yang kurus tak terurus sudah menjadi potret yang pantas dicarikan solusi
untuk memperbaikinya. Masyarakat
desa yang tak terurus dan kurus tentu
saja simbol kekurusan kebijakan publik
yang tak beradab dan kegagalan negara
yang menghantar rakayat bangsa terhadap peradaban manusia yang tidak
manusiawi.
PENINGKATAN KAPASITAS
INFORMASI DAN
TEKNOLOGI
75
Sebag
Pemb
Edisi I/2015
76
bagian besar ulasan ini disari dari Cypri Jehan Paju Dale, Kuasa,
mbangunan dan Pemiskinan Sistemik, Sunspirit:2014 hal. 279-311
1. Melihat soal secara
produktif,
8. Ecology of
rasional dan
memobilisasi kekuatan
knowledges, contrakomprehensif
nasional untuk selfhegemonic
2. Penghormatan,
determinasi politik,
knowledges, local
perlindungan, dan
ekonomi, kultural.
cosmovisions
pemenuhan hak-hak
6. Politik sebagai urusan 9. Penggandaan
dasar; perwujudan
publik; ragam
wacana, penyebaran
keadilan sosial;
partisipasi politik
kesadaran kritis
menjamin Daulat
untuk menentukan
melalui model-model.
Bangsa dan masyarakat.
nasib sendiri.
10.Penguatan Masyarakat
3. Masyarakat Mandiri;
7. Ekologi komunitas;
sipil. Gerakan
kekuatan bangsa
perhatian pada
solidaritas, gerakan
4. Ekonomi Baku Paduli
kepemilikan kolektif,
sosial masyarakat sipil
5. Negara berdaulat;
akses, dan manfaat
pemerintahan yang
untuk masyarakat.
Edisi I/2015
77
*) Team Riset
Edisi I/2015
78
Dalam keseluruhan kerangka berpikir saya, semua bentuk artikulasi selfdeterminasi (kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan kerpibadian berbudaya)
merupakan bentuk dari paktek kontra-hegemoni (yang merupakan) rangkaian opsi
de-colonial untuk menentang dan menantang serta sekaligus memutus dominasi
dalam dan melalui daya tipu dan tipu daya pembangunan
(Cypri Jehan Paju Dale)
Kuasa dalam pembangunan adalah kuasa hegemonik yang mendominasi baik lewat pencaplokan
secara langsung maupun lewat
kepengaturan dalam praktek
wacana: Kuasa koersif, politik
dan ekonomi; kuasa diskursif,
disipliner
Kemiskinan itu merupakan realitas rekaan yang tercipta bersamaan dengan pembangunan dan sebagai realitas nyata yang dihasilkan oleh berbagai bentuk ekslusi,
marginalisasi, dan represi akibat praktek kuasa dalam dan melalui pembangunan
itu: Perampasan sumber daya, ekspansi capital, eksploitasi, ekslusi, marginalisasi,
dominasi, subordinasi, kekerassan, kepengaturan/kuasa disipliner, matriks relasi
kuasa, penjajahan dan keterjajahan politik, ekonomi dan kultural.
*) Cypri Jehan Paju Dale, Kuasa, Pembangunan dan Pemiskinan Sistemik Sunspirit: 2014, hal. 276
Edisi I/2015
79
Edisi I/2015
80
Membangun solidaritas
ekonomi dan sosial, peduli
dengan sesama manusia dan
alam ciptaan (solidaritas
Bayangkan
sebuah
ekonomi di mana hidup
dan kehidupan dipandang
lebih bernilai daripada uang
dan kekuasaan tinggal
tetap bersama rakyat biasa
yang saling peduli satu sama lain, peduli komunitas
mereka, dan peduli lingkungan alam mereka
David Korten
(Penulis dan Aktivis)
ence
*) Cypri Jehan Paju Dale, Kuasa, Pembangunan dan Pemiskinan Sistemik Sunspirit: 2014, hal. 174
Edisi I/2015
81
D a l a m k a i t a n den ga n m en y o a l
sengkarut tanah yang terjadi di Labuan
pembanguna yang
menjamin ciri komunitas
dan ekologis dari tatanan
kehidupan yang terkait
satu sama lain oleh
kepentingan bersama
akan survival.
Edisi I/2015
82
1995, penderitaan tersebut tidak terlepas dari pola dan faham pengelolaan
TNK yang dibawa TNC, walaupun pada
awalnya TNC hanya merupakan bagian
dari supporting system dalam pengelolaan TNK namun karena dukungan
dana serta fasilitas yang cukup besar
ia telah menghegemoni Balai Taman
Nasional Komodo (BTNK). TNC telah
membuat BTNK berada dalam gepitan
ketiaknya.
Adanya larangan melakukan aktivitas
nelayan di wilayah TNK telah menjadikan masyarakat semakin sengsara dan
termarginalkan, alasan pelarangan
yang selalu didengungkan oleh BTNK/
TNC adalah karena penggunaan destructive fishing oleh nelayan, hal yang
sangat miris jika solusinya kemudian
adalah penutupan akses rakyat atas
sumber kehidupannya, lalu TNC pun
merekomendasikan untuk dilakukan
perubahan pola kerja masyarakat seperti menjadi pengrajin, melakukan
penangkaran ikan dan lain-lain.
Namun yang harus diperhatikan adalah
bahwa masyarakat di wilayah TNK
kulturnya merupakan nelayan, tidaklah
mudah untuk melakukan perubahan
yang sifatnya kultural, apalagi dengan
jumlah penduduk tidak kurang dari
11.000 jiwa ditambah banyaknya
larangan bagi penduduk, seperti memanfaatkan hasil hutan, batasan alat
penangkap ikan (sesuai Perda No.
11/2001) dan lain-lain. Semua itu hanyalah akal-akalan TNC untuk
melakukan pengusiran secara perlahan
dan sistematis.
Dari aspek sosial pun kini telah terjadi
banyak benturan sosial baik antar
Edisi I/2015
83
Edisi I/2015
84
wacana-wacana
10
kritis
adalah
Edisi I/2015
85
WE HAVE A DREAM
*) Ryan Nuhan
Edisi I/2015
sar saudara dan saudari yang berada disekitar kita terluka karena hak-haknya ditindas,
dijerat kemiskinan dan terhempas ke jurang
kehancuran.
Mungkin impian dan jalan Luther yang telah
menggerakkan Amerika kelewat besar untuk
kita. Mungkin i have a dream-nya kita tidak
bisa menggerakkan banyak orang di sekitar
kita. Tetapi jika kita mempunyai dream, mimpi, impian yang sama, bukan tidak mungkin
kita juga bisa menggerakkan banyak orang
lain disekitar kita untuk melakukan sesuatu
untuk peduli kepada kehidupan dunia dan
kemanusiaan kita.
Kalau masing-masing dari kita mempunyai
mimpi yang sama, maka bukan hanya bergaung i have a dream, melainkan we have a
dream. Kita mempunyai satu impian bersama
tentang kehidupan yang lebih baik dalam
dunia dan kemanusiaan kita. Semoga kita
mempunyai ruang di hati untuk merajut mimpi kita bersama dan berjuang untuk
mewujudkannya dalam gerakan kita, baik
secara pribadi maupun bersama-sama; dan
dengan itu menularkan we have a dream kita
kepada dunia.***
86