Anda di halaman 1dari 10

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Masalah Kesehatan Metode Wheel...............................................
2.2 Pendekatan Masalah Kesehatan Metode Bloom...............................................
2.3 Pendekatan Masalah Kesehatan Metode Jaring-jaring Sebab Akibat...............
2.4 Pendekatan Masalah Kesehatan Metode Segitiga Epidemiologi......................
BAB IV. PEMBAHASAN....................................................................................
4.1 Fungsi Masing-Masing Pendekatan Masalah Kesehatan..................................
4.2 Kelebihan dan Kekurangan pada Metode Pendekatan Masalah Kesehatan.....
4.3 Cara Menentukan Pendekatan Masalah Kesehatan..........................................
4.4 Pendekatan Masalah Kesehatan pada Skenario................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pendekatan Wheel
Model roda merupakan pola pendekatan lain yang memandang hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Model roda terdiri dari penjamu (host atau manusia) yang memiliki struktur genetik
sebagai inti roda. Faktor yang mengelilingi inti roda adalah faktor lingkungan yang terbagi menjadi
lingkungan bilogis, fisik dan sosial. Besarnya masing- masing komponen ini bersifat relatif tergantung
pada masalah penyakit spesifik yang dipelajari. Misalnya untuk penyakit keturunan, faktor genetik
memainkan peranan yang penting. Untuk penyakit infeksi seperti campak, faktor genetik tidak memiliki
peranan utama, tatapi status imunitas penjamu dan faktor biologis lingkungan memberikan kontribusi
yang lebih besar.
Manusia
Struktur Genetik
Lingkungan

Sama seperti model jaring jaring penyebab, model roda memberikan penekanan akan perlunya
mengidentifikasi faktor etiologis multiplle suatu penyakit tanpa menitik beratkan pada agen penyakit.
Contoh : binatang yang menjadi pembawa (reservoir) virus rabies lebih diperhatikan daripada virus rabies
itu sendiri. Model roda memberikan batasan yang jelas faktor penjamu dengan faktor lingkungan, batasan
ini tidak terlalu jelas dalam model jaring- jaring penyebab kesehatan lainnya.
2.2 Pendekatan Jaring-Jaring Sebab Akibat

Merupakan salah satu dari 3 konsep dasar epidemiologi (segitiga epidemiologi, jaring-jaring
sebab akibat, roda) yang memberikan gambaran tentang hubungan sebab akibat yang berperan dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Pada model jaring-jaring sebab akibat terdapat berbagai macam sebab; sesuatu penyakit tidak
bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses
sebab dan akibat.
Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka,
yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Dengan demikian timbulnya
penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan cara memotong rantai pada berbagai titik.

Kekurangan dari model ini, peneliti tidak dapat mengidentifikasi / sulit menentukan penyebab
utama. Namun dapat dilakukan pencegahan dari berbagai arah.
Kelebihan dari model ini, peneliti dapat mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja
yang berperan dalam timbulnya suatu penyakit / masalah kesehatan lainnya
PENDIDIKA
N

KEMISKINA
N

PRODUKSI
BAHAN
MAKANAN
RENDAH
DAYA
BELI
RENDAH
FASILITAS
KES.KURA
NG

PENGETAHU
AN GIZI
RENDAH

KONSUMSI
MAKANAN
TDK
MEMADAI

KESEHAT
AN
KURANG

PENYAKI
T
KURANG
GIZI

DAYA TAHAN
TUBUH &
PENYERAPAN
GIZI

BAB IV. PEMBAHASAN


4.1 Fungsi Setiap Pendekatan Masalah Kesehatan
Selain fungsi secara umum, Pendekatan Masalah Kesehatan memilki fungsi secara spesifik
berdasarkan tujuan dan fungsi masing-masing.
1. Pendekatan Segitiga Epidemiologi
Untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agen yang mudah diisolasikan dengan
jelas dari lingkungan
2. Pendekatan Bloom
Untuk menggambarkan masalah kesehatan yang menitikberatkan pada prilaku masyarakat yang
ada sehingga menjadi faktor terjadinya masalah kesehatan
3. Pendekatan Jaring-jaring Sebab Akibat
Untuk mengggambarkan masalah kesehatan yang terjadi sebagai akibat dari serangkaian proses
sebab dan akibat
4. Pendekatan Wheel
Untuk menggambarkan masalah kesehatan yang menitikberatkan pada faktor genetik
4.2 Kelebihan Dan Kekurangan Dari Pendekatan Maslah Kesehatan Gigi
1. Pendekatan Bloom
Kelebihan:
a. Konsep Bloom banyak dipakai oleh paradikma sehingga paling sering dipakai pada saat ini.
ii

b. Dapat mengidentifikasi masalah sesuai dengan status kesehatan masyarakat.


c. Mengetahui kondisi sehat sakit dalam suatu rentan
d. Melewati berbagai proses yaitu mengetahui, mempelajari, mengaplikasi, menganalisi,
mensintesis, mengefaluasi, sehingga lebih terperinci.
e. Menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarkat.
f. Mengupayakan kesehatan.
g. Penilaian yang dilakukan mengandung unsure obyektifitas yang tinggi.
h. Didasarkan pada suatu perencanaan yang sistemik.
i. Dapat mnentukan derajat kesehatan suatu wilayah
j. Meningkatkan lingkungan sehat dan dinamis
k. Meningkatan derajat
l. Untuk fungsi perencanaan program kesehata dan pemanfaatan epidemiologi dan menejemen
umum
m. Mengandung pola hidup yang holostik (berkesinambungan)
Kekurangan:
a. Tidak dapat digabung dengan pendekatan lain.
b. Masalah kesehatan masyarakat tidak dapat dirumuskan dengan cepat
c. Perlu fasilitas, waktu dan dana yang banyak.
d. Sebatas sebab akbat tidak bisa kembali ke akibat sebab
2. Pendekatan segitiga epidemiologi
Kelebihan:
a. Komprehensif
b. Untuk menentukan pola penyebaran, cara pegendalian,pencegahan suatu penyakit.
c. Analisis lebih detail karena mengandung tiga unsure
d. Dapat memprediksi suatu penyakit
e. Dapat memahami teori sehat sakit
f. Dapat menentuka etiologi dari suatu penyakit
Kekurangan:
a. Meluas tidak hanya pada penyait menular dengan menentukan pada penegrtian agen.
b. Tidak dapat menunjukkan keahlian yang spesifik
3. Pendekatan wheel (roda)
Kelebihan:
a. Memberikan btasan yang jelas dari ketiga faktor
b. Melakukan tindakan preventuf dan promotif
c. Banyak interaksi ekologis yaitu perubahan pola hidup tanpa integrasi pada perubahan
penyakit
d. Waktu lebih cepat yaitu mempertimbangkan host dan lingkingan
Kekurangan:
a. Memerlukan identifikasi bebrbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyekit dengan
tidak menekankan pentingnya agen.
b. Sulit menentukan penyebab penyakit
c. Memerlukan pengetahuan yang lengkap

iii

d.
e.
f.
g.

Mekanismenya kurang lengkap


Tidak bisa melakukan tindakan kuratif
Kurang akurat
Kurang efesien yaitu masih tergantung pada penyakit yang bersangkitan.

4. Pendekatan jaringan sebab akibat


Kelebihan:
a. Dapat menunjukkan agen yang spesifik
b. Apat dipakai sebagai acuhan untuk mengembangkan stratei pengendalian dan pencegahan
penyakit
c. Menghasilkan proses yang akuarat
d. Dapat dibuat sebab akibat dan sebaliknya
e. Mengehasilkan hasil dan detail yang akurat
Kekurangan:
a. Tidak bergantung pada sau sebab
b. Mhal dan rumit
c. Tidak memberikan batasan yang jelas
d. Anatara faktor penjamu dengan faktor lingkungan
e. Dapat mengetahui hubungan yang kompleks antara beberapa faktor
f. Waktu yang dibutuhkan lama
g. Kompleks dan rumit
h. Butuh analisis yang khusus.
4.3 Langkah-langkah yang digunakan ntuk menentukan pendekatan masalah kesehatan
1. Identifikasi Masalah Kesehatan
Hal pertama yang harus dilakukan dalam menentukan masalah kesehatan yaitu mengidentifikasi
masalah yang ada. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara
antara lain:
a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada
b. Survailans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit
2. Analisis Masalah (analisis situasi)
Setelah mengidentifikasi masalah dilakukan analisis masalah sehingga dapat diperoleh gambaran
tentang masalah kesehatan yang ada serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan tersebut.
Setelah diketahui faktor apa saja yang terlibat maka dapat ditentukan pendekatan masalah
kesehatan yang dapat digunakan.
Dalam melakukan pendekatan masalah kesehatan, antara pendekatan masalah kesehatan satu dan
yang lainnya tidak bisa digabung hal tersebut dikarenakan masing-masing tipe pendekatan
masalah kesehatan menitikberatkan pada faktor tertentu. Misalnya saja untuk pendekatan masalah
kesehatan Bloom cenderung menitikberatkan pada faktor perilaku atau gaya hidup sedangkan
untuk pendekatan masalah kesehatan segitiga epidemiologi lebih menitikberatkan pada agent
yang menyebabkan penyakit infeksius.
4.4 Pendekatan Masalah Kesehatan Berdasarkan Skenario
Dari skenario setelah diidentifikasi diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit resesi gingiva,
yaitu :
iv

Kebiasaan menginang : perilaku (life style)


Masyarakat minim ke puskesmas : lingkungan sosial
Karena lebih menekankan ke life style /perilaku maka digunakan pendekatan bloom
Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat
secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam
bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam
menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah
kesehatan.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan
(sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan
faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia
merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor
lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
BAGAN 1

PARADIGMA HIDUP SEHAT


H.L.BLUM

Di zaman yang semakin maju


seperti sekarang ini maka cara pandang kita
terhadap kesehatan juga mengalami
perubahan. Apabila dahulu kita mempergunakan paradigma sakit yakni kesehatan hanya dipandang
sebagai upaya menyembuhkan orang yang sakit dimana terjalin hubungan dokter dengan pasien (dokter
dan pasien). Namun sekarang konsep yang dipakai adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan
dipandang sebagai suatu tindakan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan individu ataupun
masyarakat (SKM dan masyarakat).
Dengan demikian konsep paradigma sehat H.L. Blum memandang pola hidup sehat seseorang
secara holistik dan komprehensif. Masyarakat yang sehat tidak dilihat dari sudut pandang tindakan
penyembuhan penyakit melainkan upaya yang berkesinambungan dalam menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

Konsep HL. Blum

Status Kesehatan Sehat menurut Blum, jika semua faktor mendukung


Status Kesehatan Sakit, jika satu atau lebih faktor tidak mendukung
Bedanya dengan konsep Lamframboise adalah pada model Blum telah ditentukan faktor prioritas
terhadap faktornya

Analisa situasi kesehatan


Analisa derajat kesehatan
Analisa aspek kependudukan
Analisa pelayanan/upaya kesehatan
Analisa perilaku kesehatan
Analisa lingkungan
Analisa Derajat Kesehatan
Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan apa yang dihadapi
Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan secara kuantitatif, penyebaran
masalah menurut kelompok umur penduduk, menurut tempat dan waktu.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan epidemologis
Ukuran yang digunakan adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas)
Analisis kependudukan
Jumlah penduduk
Pertumbuhan penduduk
Struktur umur
Mobilitas penduduk
pekerjaan

vi

Analisis pelayanan kesehatan


Pelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
Analisis ini menghasilkan data tau informasi tentang input, proses, out put dan dampak dari
pelayanan kesehatan
Input
aspek ketenagaan kesehatan, biaya, sarana dan prasarana kesehatan
Proses pelayanan
Pengorganisasian, koordinasi, supervisi
Output pelayanan
Cakupan pelayanan, pemanfaatan pelayanan
Analisis perilaku kesehatan
Analisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan
Dapat menggunakan teori pengetahuan, sikap praktek, atau health belief model atau teori lainnya
PSP masyarakat tentang pelayanan kesehatan
PSP tentang pola pencarian pelayanan kesehatan
PSP tentang penanganan penyakit
Peran serta masyarakat atau ukbm
PSP masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak
Analisis lingkungan
Analisis lingkungan fisik

Mengambarkan masalah air bersih


Keadaan rumah dan pekaranagan (ventilasi, lantai, pencahayaan maupun kebisingan)
Limbah rumah tangga (SPAL)
Limbah industri
dll
Analisis lingkungan biologis

Analisis lingkungan biologi mengambarkan vektor penyakit, ternak dan sebagainya.


Analisis lingkungan sosial
Gotong royong
Arisan
Dsb dengan bidang kesehatan

Prioritas faktor:
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan

vii

Blum (1974) menegaskan bahwa faktor perilaku mempengaruhi sehat atau tidaknya seseorang. Faktor
perilaku terdiri atas perilaku merokok atau konsumsi tembakau, aktivitas fisik atau olahraga, konsumsi
sayur dan buah, gosok gigi serta perilaku higienis yaitu cuci tangan dan buang air besar.
Aktivitas fisik secara teratur mempunyai efek perlindungan yang signifikan terhadap kemungkinan
berbagai penyakit, seperti jantung dan pengeroposan tulang (osteoporosis) termasuk dalam mengontrol
berat badan. Sebaliknya, gaya hidup tanpa gerak/sedentary lifestyle diketahui beresiko terhadap
terjadinya hal-hal tersebut. Aktivitas fisik yang dimaksud adalah olahraga.
Perilaku higienis terdiri atas perilaku buang air besar dan mencuci tangan yang benar. Perilaku buang
air besar yang benar adalah bila penduduk melakukannya di jamban. Mencuci tangan yang benar adalah
bila penduduk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah
buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak dan setelah memegang unggas atau binatang. Adapun
kebiasaan gosok gigi yang benar adalah dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling keterkaitan
berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan
Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari
dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan
masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang
memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat.
Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan
yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk
menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya
bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam menyukseskan programprogram kesehatan.
2. Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang
memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Hal ini jelas
membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola
dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan
menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam
mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun dilematisnya di
puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang berasal
dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial kita
membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin
dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

viii

3. Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan
yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan.
Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar
perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan
primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang
manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya programprogram pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh
sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria,
dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan
lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat
dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.
4. Genetik
Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan . Pertanyaan itu menjadi kunci dalam
mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.
Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan
otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak saja anak Indonesia yang
status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal potensi alam Indonesia cukup mendukung. oleh sebab itulah
program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan.
Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya
program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus dijalankan, terutamanya
daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai
dengan kms harus rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja
pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat
menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang. Paradigma sehat menurut H.L Bloom juga dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara empat faktor utama yang menentukan derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah. Keempat faktor tersebut adalah genetik, pelayanan kesehatan, perilaku
manusia, dan lingkungan.
1.

Faktor genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat
dibandingkan dengan ketiga faktor yang lain. Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadi
secara evolutif dan paling sukar dideteksi. Untuk itu, perlu dilakukan konseling genetik. Untuk
ix

kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga, faktor genetik perlu mendapat perhatian di bidang
pencegahan penyakit. Misalnya: seorang anak yang lahir dari orang tua penderita diabetes melitus
akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang bukan penderita DM.
Untuk upaya pencegahan, anak yang lahir dari penderita DM harus diberitahu dan selalu mewaspadai
faktor genetik yang diturunkan dari ornag tuanya. Oleh karenanya, ia harus selalu mengatur dietnya
teratur berolahraga, dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor genetiknya
berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada dirinya. Jadi dapat diumpamakan, genetik
adalah peluru (bullet), tubuh manusia adalah pistol (senjata), dan lingkungan/ perilaku manusia
adalah pelatuknya (triger).
2. Faktor pelayanan kesehatan
Ketersediaan sarana pelayanan, tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang
berkualitas akan berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat. Pengetahuan dan ketrampilan
petugas kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana/ prasarana, dan dana akan menjamin
kualitas pelayanan kesehatan. Pelayan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi masalah
kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat. Misalnya: jadwal imunisasi
yang teratur dan penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan kebutuhan, serta informasi tentang
pelayanan imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan dapat meningkatkan cakupan imunisasi.
Cakupan imunisasi yang tinggi akan dapat meningkatkan kesakitan akibat penyakit yang bisa
dicegah dengan imunisasi.
3. Faktor perilaku masyarakat
Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap munculnya
gangguan keshatan atau masalah kesehatan di masyarakat. Tersedianya jasa pelayanan kesehatan
(health service) tanpa disertai perubahan perilaku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan
masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat. Misalnya: penyediaan fasilitas dan
imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila ibu-ibu tidak datang ke pos imunisasi. Perilaku ibu
yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat kurangnya
pengetahuan ibu-ibu tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya. Pengetahuan ibu-ibu akan
meningkat karena adanya penyuluhan individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga
akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang baik akan
dapat menekan berkembangnya masalah kesehatan. Sektor-sektor terkait di luar sekolah kesehatan
seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Cipta Karya (PU), Kependudukan akan besar
sekali peranannya dalam upaya pengendalian sampah. Sa,pah yang menumpuk, kampung kumuh,
dan genangan air akan memudahkan vektor Demam Berdarah (Aedes Aegepty) berkembang. Kota
dengan kondisi lingkungan seperti ini akan ditandai oleh tingginya kasus DBD, Diare dan penyakit
menular lainnya.
Untuk menganalisis program kesehatan di lapangan, paradigma H.L Bloom dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah sesuai dengan faktor-faktor
yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. Analis keempat faktor tersebut perlu dilakukan
secara cermat sehingga masalah kesehatan masyarakat dan masalah program dapat dirumuskan
dengan jelas. Analis keempat faktor ini adalah bagian dari analis situasi (bagian dari fungsi
perencanaan) untuk pengembangan program kesehatan di suatu wilayah tertentu. Pemanfaatan
epidemiologi dan statistik pada manajemen diawali denghan fungsi ini.

Anda mungkin juga menyukai