Anda di halaman 1dari 4

"PSG"

MODEL JARING-JARING SEBAB AKIBAB & MODEL RODA

Dosen Pengampu : Lalu Khairul Abdi ,SKM.M.Kes

Oleh :
Nama: Mauliza Ulfa
Nim: P07131020022
Prodi : DIII-Gizi

POLTEKKES KEMENKES MATARAM


PROGRAM STUDI DIII JURUSAN GIZI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
1. Model Jaring-jaring Sebab Akibat

Pendekatan ini digunakan untuk menggambarkan masalah kesehatan yang terjadi sebagai
akibat dari serangkaian proses “sebab” dan “akibat”. Pada model “jaring-jaring sebab
akibat” terdapat berbagai macam sebab; sesuatu penyakit tidak bergantung pada satu
sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses “sebab” dan
”akibat”.
Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan , yang
berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Dengan demikian
timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan cara memotong rantai pada
berbagai titik.
Misalnya, berdasarkan metode itu, dalam usaha memerangi masalah gizi, kita harus
melakukan intervensi berdasarkan penyebab utama dari masalah gizi (root causes of
malnutrition). Contohnya di negara berkembang umumnya Filipina dan Indonesia
masalah gizi disebabkan oleh faktor sosial ekonomi yang rendah, di samping faktorlain.
Konsep jaring-jaring sebab akibat. Model ini banyak jaga dikembangkan oleh ahli gizi.
Dalam Widya Karya Nasional Parian dan Gizi (1979), digambarkan beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya masalah gizi serta kaitan satu faktor dengan faktor yang lain.
 Kelebihan:
a. Dapat mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berperan dalam
timbulnya suatu penyakit / masalah kesehatan lainnya
b. Dapat menunjukkan agen yang spesifik
c. Dapat dipakai sebagai acuhan untuk mengembangkan stratei pengendalian dan
pencegahan penyakit
d. Menghasilkan proses yang akurat
e. Dapat dibuat sebab akibat dan sebaliknya
f. Menghasilkan hasil dan detail yang akurat
 Kekurangan:
a. Peneliti tidak dapat mengidentifikasi / sulit menentukan penyebab utama
b. Tidak bergantung pada satu sebab
c. Tidak memberikan batasan yang jelas
d. Waktu yang dibutuhkan lama
e. Butuh analisis yang khusus.

2. Pendekatan wheel (roda)

Model roda merupakan pola pendekatan lain yang memandang hubungan antara
manusia dengan lingkungannya. Model roda terdiri dari pejamu (host atau manusia)
yang memiliki struktur genetik sebagai inti roda. Faktor yang mengelilingi inti roda
adalah faktor lingkungan yang terbagi menjadi lingkungan bilogis, fisik dan sosial.
Besarnya masing- masing komponen ini bersifat relatif tergantung pada masalah
penyakit spesifik yang dipelajari. Misalnya untuk penyakit keturunan, faktor genetik
memainkan peranan yang penting. Untuk penyakit infeksi seperti campak, faktor genetik
tidak memiliki peranan utama, tatapi status imunitas penjamu dan faktor biologis
lingkungan memberikan kontribusi yang lebih besar.

Manusia Struktur Genetik

Lingkungan

Pejamu
Sama seperti model jaring – jaring penyebab, model roda memberikan penekanan
akan perlunya mengidentifikasi faktor etiologis multiplle suatu penyakit tanpa menitik
beratkan pada agen penyakit. Contoh : binatang yang menjadi pembawa (reservoir) virus
rabies lebih diperhatikan daripada virus rabies itu sendiri. Model roda memberikan
batasan yang jelas faktor penjamu dengan faktor lingkungan, batasan ini tidak terlalu
jelas dalam model jaring- jaring penyebab kesehatan lainnya.

 Kelebihan:
a. Memberikan btasan yang jelas dari ketiga faktor
b. Melakukan tindakan preventuf dan promotif
c. Banyak interaksi ekologis yaitu perubahan pola hidup tanpa integrasi pada perubahan
penyakit
d. Waktu lebih cepat yaitu mempertimbangkan host dan lingkingan

 Kekurangan:
a. Memerlukan identifikasi bebrbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyekit
dengan tidak menekankan pentingnya agen.
b. Sulit menentukan penyebab penyakit
c. Memerlukan pengetahuan yang lengkap
d. Mekanismenya kurang lengkap
e. Tidak bisa melakukan tindakan kuratif
f. Kurang akurat
g. Kurang efesien yaitu masih tergantung pada penyakit yang bersangkitan.

Anda mungkin juga menyukai