1
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan suatu model medis yang dikemukakan oleh George Engel pada tahun
1977 dalam sebuah artikel yang berjudul “The Need for a New Medical Model : A
Challenge for Biomedicine”.1 Sejak saat itu, model biopsikosial mulai berkembang
dan digunakan sebagai model medis kedokteran hingga saat ini, khususnya dalam
Model medis atau “medical model” sendiri diartikan sebagai model yang
proses yang sistematik yang terdiri dari observasi, deskripsi, dan differensiasi, yang
suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan kepada
para individu yang membutuhkan bantuan, oleh sebab itu, dibutuhkan suatu model
atau konseptualisasi dari praktek kedokteran yang baik agar ruang lingkup dan
banyak kelebihan dibanding model medis sebelumnya, antara lain model ini
dianggap cocok karena dapat berfokus pada evidence-based medicine. Selain itu,
seiring dengan perkembangan zaman, saat ini praktek kedokteran tidak hanya
2
3
berfokus kepada penyakit akut, namun juga berfokus pada penyakit kronis,
Berdasarkan hal-hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa penting bagi kita
tenaga kesehatan untuk mengenal lebih dalam mengenai model biopsikososial dan
aplikasinya di bidang psikiatri. Oleh sebab itu, dengan adanya referat ini diharapkan
istilah model biopsikososial dapat dipahami seutuhnya dan dapat diterapkan oleh
kedokteran jiwa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tenaga kesehatan kepada para individu yang membutuhkan bantuan, maka dari itu,
dibutuhkan konseptualisasi dari praktek kedokteran yang baik agar ruang lingkup
dan batasan dari praktek kedokteran itu dapat dipahami secara sistematis, serta agar
gambaran dan definisi dari penyakit juga dapat dipahami dengan baik oleh tenaga
diidentifikasi melalui proses yang sistematik yang terdiri dari observasi, deskripsi,
dan differensiasi, yang sesuai dengan prosedur standar yang diterima, seperti
Menurut Ahmed Samei Huda (2021), model medis mengacu pada sistem
yang dilakukan oleh para profesional medis, yakni dokter dalam pekerjaan klinis
dan penelitian. Sistem ini terdiri dari dua model praktikal dan eksplanasi yang
yang mereka hadapi dan intervensi apa yang mereka tawarkan untuk membantu
4
5
model sebenarnya sudah ada sejak era Hippocrates dan terus berkembang sejak saat
itu.6 Wade dan Halligan (2004) merangkum konsep dari model biomedis sebagai
berikut7 :
struktur tubuh atau organ tertentu, dan disebut sebagai penyakit atau
“disease”
Di bidang psikiatri sendiri, model biomedis ini sangat sulit diterapkan oleh
mental hanya disebabkan oleh suatu proses biologis dan pasti dapat diobati,
biasanya dapat diobati serta dapat dipahami patofisiologinya dengan jelas, serta
menghilangkan sumber penyakit tersebut (seperti virus atau bakteri) penyakit pasti
sembuh. Secara etis, model biomedis ini bertujuan hanya untuk menyembuhkan
menjelaskan berbagai bentuk penyakit. Kritik ditujukan terhadap 3 hal dari model
ini, yakni setiap penyakit dianggap hanya memiliki 1 penyebab; kelainan biologis
(bakteri, virus, atau kelainan pada struktur atau organ) pasti merupakan penyebab
utama dari sebuah penyakit; dan bila sumber penyakit tersebut dihilangkan maka
Pada artikel yang diterbitkan pada tahun 1977, George Engel mengutarakan
antara lain bagaimana gangguan mental hanya dianggap sebagai dampak dari
gangguan struktural atau fisik tanpa adanya peranan faktor lain. Model ini memiliki
dimana etiologinya tidak hanya berasal dari faktor biologis, melainkan antara
penyakit.1
Oleh sebab itu, Engel mengusulkan perlunya model medis baru yang ia
hanya dirawat dari sudut pandang penyakitnya, namun juga dari sudut pandang
bahwa suatu penyakit dan kelainan dipengaruhi oleh berbagai faktor dari beberapa
tingkatan, mulai faktor molekular hingga lingkungan. Secara praktis, model ini juga
diartikan sebagai model yang memahami bahwa keluhan dan pengalaman yang
dialami pasien sebagai salah satu faktor penentu diagnosis, prognosis dan
tatalaksana.11
psikologis dengan faktor biologis dan data dari tingkat sosial untuk membangun
8
model biopsikososial dari tiap pasien (Gambar 1). Berdasarkan bagan tersebut,
diketahui bahwa tiap tingkat dari hirarki berjalan sesuai dengan sistemnya masing-
masing (contoh: jaringan dan organ pada tingkat biologis). Namun, integrasi dari
biopsikososial pasien1.
penyakit akut dan yang dapat disembuhkan saja, namun seiring dengan
9
selain itu juga berfokus pada evidence-based medicine. Penyakit kronis tidak dapat
dicakup oleh model biomedis, sebab penyakit kronis umumnya tidak dapat
Selain itu, batasan mengenai definisi “sakit” dan “sehat” harus melibatkan
penyakit” oleh orang lain (seperti reaksi emosi terhadap masalah atau keluhan
pasien merupakan kunci utama dalam membentuk aliansi terapeutik yang baik
kelainan pada variable biologis yang dapat diukur (pemeriksaan lab, EKG,
rontgen). Hal ini sepenuhnya mengabaikan faktor sosial dan psikologis dalam
adanya pemahaman seperti ini, maka orang dengan hasil lab positif tanpa gejala
akan diberikan pengobatan, sedangkan orang dengan hasil lab negative dengan
dilakukan, hanya saja faktor psikososial juga harus disertakan tanpa mengurangi
aspek pendekatan secara biomedis sehingga pasien tetap akan mendapat tatalaksana
penyakitnya, namun juga tatalaksana di bidang psikologis dan sosial yang relevan
dengan penyakitnya.3
Kritik utama dari model biopsikososial jatuh ke dalam tiga kategori besar yang
1. Model ini terlalu didefinisikan secara samar dan abstrak sehingga tidak
dapat diuji. Sejumlah penulis menyebutkan bahwa batasan utama model ini
biopsikososial ini juga memiliki definisi yang tidak sesuai dengan definisi
model yaitu representasi dari ide atau teori yang dapat diuji secara empiris
2. Cakupan model terlalu umum dan sulit diaplikasikan dalam praktik. Hal ini
yang didapat dan hal ini akan sangat memakan waktu sehingga kurang
efisien.
beberapa penyakit yang tidak diketahui etiologi pastinya, akan sulit untuk
memilih faktor yang paling berperan. Dalam hal ini, para kritikus juga
kapan.16
merupakan masalah yang kompleks, sehingga salah satu faktor atau model saja
tidak akan cukup untuk mengkonseptualisasi segala hal yang relevan terhadap
pengobatan tersebut digabungkan, maka hasilnya akan jauh lebih baik. Maka dari
pada pasien seperti sosiodemografis dan relasi interpersonal. Dengan adanya data-
data tersebut, dapat dikembangkan formulasi diagnostik yang lebih baik, serta dapat
digunakan untuk penelitian. Hal ini disebabkan formulasi diagnostik dalam ilmu
recognition model, dalam arti individu dengan diagnosis yang sama memiliki pola
biologis yang dapat diidentifikasi dan secara jelas berbeda dari normal. Namun,
pandangan tersebut ternyata tidak dapat diterapkan sekarang ini. Contohnya saja
pada pasien dengasn kondisi medis seperti hipertensi tanpa kelainan atau keluhan
lain, kondisi hipertensi ini bisa saja dikategorikan sebagai penyakit ataupun tidak.
Sama halnya dengan kehamilan. Kehamilan dan hipertensi merupakan kondisi yang
tidak dianggap penyakit, namun merupakan kondisi yang memiliki resiko untuk
skizofrenia, timbulnya gejala dapat didasari dari berbagai faktor, bukan hanya 1
faktor saja. Dengan memahami berbagai faktor tersebut, kita dapat menentukan
memainkan peran penting dalam terapi psikiatri, dan itu juga dapat diterapkan
yakni20:
1. Model biopsikososial menjadi dasar terapi kombinasi yang beragam dalam ilmu
masalah yang dialami pasien, sehingga dengan itu kebutuhan setiap individu
SIMPULAN
dalam ilmu kedokteran, khususnya psikiatri. Hal ini karena setiap penyakit atau
kelainan memiliki faktor penyebab yang kompleks dan bervariasi. Selain itu, setiap
individu dengan penyakit yang sama sangatlah mungkin memiliki faktor resiko
yang berbeda-beda, maka dengan memahami konsep dari model biopsikososial ini,
kita dapat lebih paham akan kebutuhan pasien dan dapat memberikan terapi yang
penyakit akut, namun juga pada penyakit kronis, dimana berbagai faktor dapat
yang kita terapkan sekarang, dimana proses penyakit tidak hanya dijelaskan dari
argumentasi yang logis, namun harus juga melalui proses penelitian dan dibuktikan
secara ilmiah.
Oleh sebab itu, penting bagi para psikiater dan juga calon psikiater dalam
serta dalam praktek sehari-hari, khususnya dari awal membangun komunikasi dan
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Engel GL. The need for a new medical model: a challenge for biomedicine.
3. Farre A, Rapley T. The New Old (and Old New) Medical Model: Four
CMAJ. 2017;189(17):E640-E1.
5. Huda AS. The medical model and its application in mental health. Int Rev
psychopathology. 1970.
7. Wade DT, Halligan PW. Do biomedical models of illness make for good
its validity, utility, and effects on psychotherapy research. Clin Psychol Rev.
2013 Nov;33(7):846-61.
2019/12/01/;132:211-8.
15
10. Engel GL. The clinical application of the biopsychosocial model. Am J
years later: principles, practice, and scientific inquiry. Ann Fam Med. 2004
Nov-Dec;2(6):576-82.
21-38.
16. Ghaemi SN. The rise and fall of the biopsychosocial model. Br J Psychiatry.
2009 Jul;195(1):3-4.
2010 Sep-Oct;51(5):365-9.
16
19. Papadimitriou G. The "Biopsychosocial Model": 40 years of application in
17