Pengaruh Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Pesantren Suryalaya
Pengaruh Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Pesantren Suryalaya
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tradisi
pesantren
merupakan
kerangka
sistem
tarekat
yang
diamalkan
dalam
pesantren,
, mempunyai tradisi
Demikian pula gerakan dzikir pada dzikir tersebut di ulangulang secara pelan-pelan, kemudian semakin lama semakin
cepat. Setelah terasa meresap dalam jiwa maka terasa
panasnya dzikir itu ke seluruh bagian tubuh9.
Sementara itu tarekat Naqsabandiah yang dipadukan
dengan tarekat Qadiriyah juga sering disebut dengan
tarekat
Khawajakiyah.
dinisbahkan
kepada
Penamaan
seorang
sufi
Naqsabandiyah
besar
bernama
dinisbahkan
kepada
Abd.
Khaliq
12
14
14
seorang
guru tarekat,
ia
mengangkat
pesantren berdiri. 19
Zamakhsyari Dhofier menyebutkan bahwa di tahun
tujuh puluhan, empat pusat utama TQN di Jawa, yaitu:
Rejoso, Jombang di bawah pimpinan Kiai Tamim;
18
Mranggen
dipimpin
oleh
Kiai
Muslih,
Suryalaya,
riyadlah
dalam
tarekat
ini,
Abah
Anom
fisik
karena
akibat
penyalahgunaan
psikhis
obat-obatan
terlarang21.
20
Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesntren studi tentang Pandangan Hidup
Kyai, (Jakarta : LP3ES, 1985), hal. 90.
21
Shahibul Wafa Tajul Arifin, Uqud al Juman, Tanbih, Jakarta, Yayasan
Serba Bhakti, Ponpes suryalaya, 1995, hal 84-85.
rabitah, mengamalkan syariat, melaksanakan amalanamalan sunnah, berperilaku zuhud dan wara, khalwat atau
uzlah. Sedangkan amalan kolektif adalah khataman.
Adapun yang termasuk dengan amalan-amalan umum
adalah amalan yang ada dan menjadi tradisi dalam tarekat
tetapi amalan juga biasa dilakukan oleh masyarakat Islam
di luar pengikut tarekat. Yang termasuk individual adalah
wirid, tawashul, hizib, ataqah atau fida akbar dan yang
termasuk kolektifnya adalah istighatsah, manaqib, ratib.
Dengan peranan pesantren yang cukup besar, baik
dalam bidang pendidikan, tarekat, maupun penyembuhan
tampaknya perlu dilakukan penelitian terhadap masyarakat
sekitar
pesantren
khususnya
di
Desa
Tanjungkerta
B. Perumusan Masalah
Untuk mempertegas penelitian ini, akan diuraikan
rumusan masalah sebagai berikut :
10
1. Bagaimanakah
praktek-praktek
Tarekat
Qadiriyah
pengaruh
Tarekat
Qadiriyah
Kecamatan
Pagerageung
tempat
pesantren berada?
C. Tujuan Penelitian
Untuk
lebih
tegasnya
tujuan
penelitian
ini
Qadiriyah Naqsabandiyah
di
Desa
Tanjungkerta
Kecamatan
11
dalam
dimensi
lokal
yaitu
pengaruhnya
terhadap
D. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini mempunyai kegunaan yang cukup
signifikan terutama untuk:
1. Memberikan
pemahaman
terhadap
keberadaan
Naqsabandiyah,
lembaga
pendidikan,
12
menjelaskan
tentang
bentuk
ritual
keagamaannya.
2. Zamakhsari
Dhofier
dalam
penelitiannya
yang
Majid
dalam
bukunya
Islam
Agama
dengan
Penurunan
Gejala-gejala
yang
dilakukan
Kharisudin
Aqib
buku
Naqsabandiyah
berjudul
Sejarah
Perkembangannya
oleh
Tarekat
Asal
Harun
Qadiriyah
Usul
dan
Nasution
(ED)
masyarakat
sekitarnya.
Oleh
karenanya
F. Kerangka Teori
Penelitian ini merupakan penelitian terhadap tarikattarikat Islam. Tarekat itu sendiri menurut Abu Bakar adalah
14
15
yang
Umayyah.
dipraktekkan
oleh
para
pejabat
Bani
28
dalam
benak
manusia
yang
membentuk
16
yang
termasuk
jajaran
Tarekat
dan
Ajarannya
sesuai
dengan
syariat
yang
30
17
dan
berada
dilingkungan
masyarakat
yang
18
pengajian
atau
majelis
taklim
dan
tidak
sampai lima
33
http://www.bimasislam.depag.go.id/index.php?option=com_c
ontent&view=category&layout=blog&id=49&Itemid=92
diakses
tanggal 1 Mei 2010
19
Dalam
penelitian
ini
perlu
dibatasi
mengenai
maupun
untuk
mengetahui
praktek-praktek
34
36
37
22
BAB II
HUBUNGAN TAREKAT DAN TASAWUF
A. Makna Tarekat
Tarekat (tarekat, jamaknya.: thuruq atau tharaiq)
secara bahasa berarti "jalan" atau "cara".38 Dalam bahasa
Arab berarti juga kaifiyyah yang bermakna metode, atau
sistem al-uslb, juga bermakna mazhab, aliran, haluan almazhab, atau keadaan al-halah dan bermakna tiang tempat
berteduh, tongkat, payung (amud al-mizalah). Al-Jurjani
Ali bin Muhammad bin Ali (740-816 H), menulis
pengertian tarekat adalah metode khusus yang dipakai oleh
slik (orang-orang berjalan) menuju Allh Taala melalui
tahapan-tahapan melewati maqamat-maqamat.
Kata tarekat seringkali disandingkan dengan syariah
dan
tasawuf.
Tarekat
tidak
membicarakan
filsafat
Pengamalan
tarekat
merupakan
suatu
38
bersifat
ritual
maupun sosial,
yaitu
dengan
Ibnu Manzur, Lisn al-Arab, (Bairut: Dar Ihya al-Turats al'Araby. T.th ), h. 155.
kata
tarekat
kemudian
secara
dengan
kehidupan
sufistik
sebagai
ciri
utamanya.
Tarekat dalam pengertian lain sebagai persaudaraan
kaum sufi (sufi brotherhood) tumbuh sejalan dengan
semakin mantapnya berbagai-bagai teori dan amalanamalan sufistik. Hal ini ditandai dengan terjadinya
perubahan hubungan Syeikh dan murd sejak abad ke-10
39
maka
dengan
begitu
seorang
murid
yang
cukup
tumbuhnya
kehidupan
sufistik,
25
B. Makna Tasawuf
Pentingnya pembahasan tentang tarekat tidak dapat
dilepaskan dari tasawuf. Nicholson, seorang orientalis
yang kompeten dalam bidang ini, menjelaskan bahwa
sufisme bukanlah sistem yang tersusun atas aturan atau
sains, namun menurutnya adalah merupakan aturan moral.
Bila tasawuf merupakan sebuah sains, tentu hanya akan di
ketahui melalui serangkaian instruksi, sedangkan akhlak
kepada Tuhan tidak akan dapat di wujudkan hanya melalui
serangkaian aturan atau sains. 40
Tarekat merupakan bagian terpenting daripada
pelaksanaan tasawuf. Mempelajari tasawuf dengan tidak
mengetahui dan melakukan tarekat merupakan suatu usaha
yang hampa. Hamka juga mendifinisikan tasawuf, ialah
keluar dari budi pekerti yang tercela dan masuk kepada
budi pekerti yang mulia atau terpuji. 41 Dalam tasawuf
diterangkan bahwa syariat itu hanya peraturan belaka,
40
Khaldun mengungkapkan,
adalah
pola
dasar
tujuan hidup menuju Allah (untuk mendapatkan ridlaNya), dan upaya membebaskan diri dari keterikatan
mutlak pada kehidupan
duniawi,
sehingga
tidak
2.
yang
tertinggi,
dia
telah
meleburkan
4.
5.
28
Mereka
takut
kepada
engkau
karena
keyakinanmu."
Kecenderungan seperti ini secara umum terjadi pada
kalangan kaum muslim angkatan pertama. Pada angkatan
berikutnya (abad 2 H) dan seterusnya, secara berangsurangsur
terjadi
pergeseran
nilai
sehingga
orientasi
29
intelektual
Sehingga
seharusnya
dikatakan
seorang
31
Syafiiyyah
dalam
fikih.
Dan
ajaran
Asyariyyah
ibn
al-Imm
Jafar
ash-Shadiq.
Dan
ajaran
ayahnya,
garis
keturunan
33
Syaikh
Nawawi
Perjalanan
ilmiah
yang
beliau
lakukan
telah
34
berdirinya
pesantren-pesantren
yang
selain
Alwi
Shihab
awal
berdirinya
pesantren
masyarakat
menjadi
bagian
dari
46
seperti;
baiat
dan
talqin,
riyadlah,
Allah
(habl
min
Allah)
dan
membangun
ajaran-ajaran
yang
telah
ditentukan
dan
37
Kamil
di
Mesir,
tarekat
yang
banyak
49
khususnya,
dan
dunia
Islam
bagian
Timur
pada
umumnya.50
Adapun tarekat-tarekat tersebut antara abad ke-12
sampai abad ke-16 lahirlah empat belas tarekat yang
merupakan tarekat asli. Tarekat ini adalah tarekat
Qadiriyah (W. 1166), Suhrawardiyah (W. 1167), Rifaiyah
(W. 1175), Chishtiyya (W. 1236), Shadziliyah (W. 1256),
Maulawiyah
(W.
1273),
Badawiyah
(W.
1276),
Dasuqiyyah
(W.
1277),
Saidiyyah
(W.
1335)
Naqsabandiyah
(W.
1397),Shabaniyyah
1388),
(W.
1569)
Khalwatiyyah
dan
(W.
Uwaissiyah.
51
Tarekat Hadadiyah.
Tarekat yang didirikan oleh Habib Abdullah bin Alwi
Al Hadad yang wafat thn 1095 M di Yaman. Banyak
orang yang takut ikut tarekatnya berhubung ratibnya
yang terkenal, Ratib al hadad, dipercayai sebagai doa
selamat yang bermantra. Pengaruhnya tak hanya di
Aceh, tapi hampir di seluruh negara Indonesia.
50
tarekat
dan
tasawuf
sesat
2.
Tarekat Khalwatiyah.
Tarekat yang di propagandakan dalam abad -18 oleh
Syaikh Musthofa al Bakri di Mesir dan Suriah. Salah
seorang tokoh tarekat ini ialah Ahmad At Tijani yang
berasal dari Aljazair.
3.
b.
Mempertebal kesetian masyarakat kepada ajaranajaran dari salah satu madzhab yang empat.
c.
40
Tarekat Maulawiyah.
Tarekat yang didirikan oleh Maulawi Jalaluddin Ar
Rumi, meninggal dunia di Anatolia, Turki. Dzikirnya
disertai tarian mistik dengan cara keadaan tak sadar,
agar
dapat
bersatu
dengan
Tuhan.
Penganut-
penganutnya bersifat pengasih dan tidak mengharapkan kepentingan diri sendiri, serta hidup sederhana
menjadi teladan bagi orang lain.
5.
Tarekat Naqsabandiyah.
Tarekat ini mula-mula didirikan di Turkistan oleh
Bahauddin Naqsyabandy (sumber lain menyebutkan,
Muhammad bin Muhammad Bahauddin Al Bukhori
1317-1389 M, bukan imam Al Bukhori perowi
hadits), dan di Indonesia tarekat yang paling
berpengaruh. Pada umumnya tarekat ini paling banyak
pengikutnya di Jawa sejak abad ke-19 sampai saat ini.
41
Tarekat Qadiriyah.
Asal mulanya di Baghdad, dan dipandang paling tua.
Pendirinya ialah Syaikh Abdul Qadir al Jailani (10771166 M). Mula-mula ia seorang ahli bahasa dan fiqih
dari Madzhab Hambali.
Pelajaran tarekat Qadariyah tidak jauh berbeda dari
pelajaran Islam pada umumnya. Hanya saja tarekat ini
mementingkan kasih sayang terhadap semua makhluq,
rendah hati dan menjahui fanatisme dalam keagamaan
maupun politik. Keistemewaan tarekat ini ialah dzikir
dengan
menyebut-nyebut
Qadariyah
terlalu
nama
menyamakan
Tuhan.
Kaum
Tuhan
dengan
42
tarekat
ini
menjadi
Seperti
digabung
terekat
halnya
di
dengan
Qadiriyah
Suryalaya
43
54
yaitu;
Haji
Ahmad
Lampung,
dan
Tarekat Rifaiyah.
Didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Ali Abul Abas
(wafat 578 H/1183 M). Syaikh Ahmad yang konon
guru Syaikh Abdul Qadir jailani, begitu asyik
berdzikir hingga tubuhnya terangkat keatas angkasa.
Tangannya menepuk-nepuk dadanya. Kemudian Allah
memerintahkan
kepada
bidadari-bidadari
untuk
memberinya rebana di dadanya, daripada menepuknepuk dada. Tapi syaikh Ahmad tidak ingat apa-apa,
begitu khusuknya, sehingga ia tidak mendengar suara
rebananya yang nyaring itu. Padahal seluruh dunia
mendengar suara rebana itu.
Terakat ini agak fanatik dan anggotanya dapat
melakukan hal-hal yang ajaib, misalnya makan
pecahan kaca, berjalan di atas api, dan sebagainya.
Rifaiyah, yang memang merinci tarekatnya dengan
rebana, di Acah dulu pernah berkembang besar dan
56
Tarekat Samaniyah.
Tarekat yang dikenal di Jawa Barat dan Aceh,
didirikan oleh Syaikh Muhammad Saman dari
Madinah, Arab Saudi yang wafat tahun 1702 M.
Manaqib (riwayah hidup) Syaikh Saman banyak di
baca orang yang mengharap berkah. Manakib itu
ditulis oleh Syaikh Siddiq al madani, murid beliau.
Disitu tertulis "barang siapa berziyarah ke makam
Rosulullah tanpa meminta izin kepada Syaikh Saman
ziarahnya sia-sia. Juga disebutkan "siapa yang
menyeru nama Syaikh tiga kali, hilang kesedihannya.
Siapa yang makan makanannya masuk surga. Siapa
yang berziarah kemakamnya serta membaca doa-doa
untuknya, diampuni dosanya. Tarekat Saman sekarang
menjadi tari Seudati di Aceh. Dzikir Saman mulanya
hampir sama dengan dzikir-dzikir yang lain. Namun
kemudian berkembang menjadi dzikir yang ekstrim.
47
di
negara-negara
lain.
Muncul
dan
yang
48
masyarakat
islam agar
meningkatkan
pula
memahami
beberapa
kriteria
Tariqah
49
irsyad dan
naqsabandiyah
terkenal,
Mgl.
1332
H.
50
dari
habibbulloh janjanan Mazhur, dari Muhammad alBadwani, dari Muhammad Syaifudin, dari Muhammad
Masum, dari ayhnya Ahmad al-Faruqi as sarhandi, dari
Muhammad al-Baqi Billah, dari Muhammad Khawajiki
as-Samarqandi, dari ayahnya Darwis Muhammad assamarqandi, dari Muhammad az-Zahid, dari Ubaidillah
as-Samarqandi, dari Zaqubal-Jarkhi, dari Muhammad
bin Muhammad alauddin al-ahtar al-Bukhari alkhawarismi, yang mengambil dari pencipta terekat
Naqsabandiyah sendiri, bernama Syahnaqsaban sendiri,
bernama Syahnaqsaban Bahauddin Muhammaddin
Muhammad al-Uwaisi al-Bukhari, yang mengambil
pula dari Amir kalal, dari Muhammad Baba as-Samasi,
dari Ali ar-Ramitani, yang termasyhur dengan nama
syaikh Azinan, dari syaih Mahmud al-anjir Faghnawi,
dari syekh Ari far-Riyukiri, dari Syaih Abdul Khaliq alKhojuwani dari Syaikh Abu Yaqub yusuf al-Hamadani,
dari Syaikh Abu Ali al-Fadhol at-Thussi, dari Syaikh
Abul Hasan Ali bin jafar al harqani dari syaikh Abu
51
seorang
mursyid
mempunyai
silsilah
kekuasaan
pada
seseorang
untuk
52
53
itu
tabarruk
atau
mengambil
berkat,
sembahyang
mewnghadap
ke
baitullah.
54
dimaksudkan
bahwa
berpalig
daripada
55
manusia
sebagaimana
biasa
acapkali
dengan
mereka
Tuhan,
Tawasul,
menjadikan
Nabi
permintaan
dan
hajat.
Ibnu
Arabi
56
mengetahui
hakekat
syariat,
sesudah
yang
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Secara tipologis, penelitian penulis ini merupakan
model penelitian terhadap tarekat-tarekat
memakai
menyangkut
Tarekat
Qadiriyah
dan
Naqsabandiyah.
Penelitian
ini
mempergunakan
pendekatan
pengembangannya
di
wilayah
Kecamatan
Pagerageung.
Adanya
praktek
Tarekat
Qadiriyah
permasalahan
tentang
terjadinya
keadaan tersebut.
Adapun
kajian
mengenai
sosiologis
akan
Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian
adalah
Pondok
Pesantren
ditentukan
serta
hasil
wawancara
dengan
untuk
memperoleh
data
yang
maksimal
sebelumnya
Kecamatan
ataupun demografi
Pagerageung
pada
kependudukan
masa-masa
awal
61
62
praktek
Tarekat
Qadiriyah
Pagerageung
Kabupaten
Tasikmalaya
E. Analisis Data
Dalam menganalisis data, diterapkan teknik analisis
isi secara kualitatif
(qualitative
content analysis).
63
di
masjid-masjid
Kecamatan
Pagerageung.
6) Mencari hubungan antara praktek keagamaan di
masjid-masjid Kecamatan Pagerageung dengan
praktek Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Pondok
Pesantren Suryalaya.
Data yang telah dikumpulkan menggunakan
teknik di atas akan di analisis secara kualitatif dan
hasilnya akan disajikan secara deskriptif analitis. Data
tersebut terlebih dahulu dipilah, dikategorikan, dan
dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan analisis.
Beberapa data disajikan dalam bentuk tabel, hal ini
untuk mempermudah menganalisa data tersebut. Untuk
mendeskripsikan sebuah hasil penelitian, dimungkinkan
data tersebut diperoleh baik melalui studi pustaka,
64
selanjutnya
dihubungkan
65
dengan
pokok
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah
Pesantren
Suryalaya
Sebagai
Pusat
yang
menjadi
kader
untuk
suksesi
mathluubii
Athinii
mahabbataka
wa
2.
3.
Kemahabbahan dan
4.
pesantren
Suryalaya
terdapat
lambang
b.
69
4.
5.
6.
7.
8.
9.
70
71
lubb (sangat rindu), di dalam lubb itu ada Sirr (mesra) dan
di dalam sir itulah ada AKU.
Tujuh latifah yang ada dalam diri manusia, yang
dalam ilmu tasawuf dikenal dengan Latifah al Qalbi,
Latifah al Ruhi, Latifah al Sirri, Latifah al Khafi, Latifah
al Akhfa, Latifah al Nafsi, Latifah al Qalab.
Tujuh tulang harus disujudkan ketika melaksanakan
sujud dalam shalat, sebagaimana diterangkan dalam HR
Bukhari-Muslim
berikut
ini:
57
Studi
Tentang
Rahmaniyah
58
dengan
singkat
disebut
titi
mangsa
kelahiran
(milad)
Pesantren
60
Pesantren
Suryalaya
telah
muncul
sejak
berkurang
apalgi
ketika
kemerdekaan
mungkin
yang
terutama
berkat
charisma
75
Inabah
dalam
meyadarkan
para
korban
Pesantren
Suryalaya
berpengaruh
61
Suryalaya
dianggap
musuh
DI/TII
karena
Umumnya,
masyarakat
sekitar
komunikasi
dan
transportasi
yang
dipelopori
oleh
sangat
mudah,
karena
sarana
jalan
yang
62
Ibid., h.211.
78
2.
Allah,
Allah
akan
memelihara
kehormatannya
3.
4.
Melaksanakan
cita-cita.
Barangsiapa
berusaha
sebagai
sebuah
aliran
dalam
tasawuf
79
b.
80
sangat
diutamakan,
sedangkan
dzikir
keberadaan
orang-orang
yang
kitab
Miftah
as-Sudur
dijelaskan
81
Qadiriyah
Naqsabandiyah
Pondok
dengan
suara
keras
sehingga
berbekas
membentuk
perilaku
82
(lingkaran)
komunitas
83
pengamal
ajaran
Suryalaya
menunjuk
beberapa
orang
menginginkan
dan
yang
merasa
dirinya
Ibid., h.349-350
84
3.
85
pelaksanaan
ketiga,
tahapan
qiyamullail
atau
ini
berupa
slat
malam.
Suryalaya
walaupun
pelaksanaannya
87
Kegiatan
Ket
Jam
02.00
2 rakaat
- Sunat Taubat
2 rakaat
- Sunat Tahajud
12 rakaat
- Sunat Tasbih
4 rakaat
- Sunat Witir
11 rakaat
Dzikir
sebanyak-banyaknya,
31
Jam
-Sunat Subuh
2 rakaat
04.00
2 rakaat
-Shalat Subuh
2 rakaat
-Sunat Israq
2 rakaat
06.00
-Sunat Istiadah
2 rakaat
-Sunat Istikharah
2 rakaat
-Sunat Dhuha
8 rakaat
Jam
2 rakaat
12.00
-Shalat Dhuhur
4 rakaat
Jam
09.00
Jam
2 rakaat
-Sunat Ashar
2 rakaat
88
15.00
-Shalat Ashar
4 rakaat
2 rakaat
18.00
-Shalat Magrib
3 rakaat
2 rakaat
-Sunat Awwabin
6 rakaat
2 rakaat
2 rakaat
2 rakaat
2 rakaat
Jam
2 rakaat
19.00
-Shalat Isya
4 rakaat
2 rakaat
21
2 rakaat
20.00
-Khataman
Jam
2 rakaat
21.30
-Sunat Mutlak
4 rakaat
sebelu
-Sunat Istikharah
2 rakaat
m tidur
-Sunat Hajat
2 rakaat
10
4. Khataman
Kata khataman berasal dari kata khatama
yakhtumu khataman artinya selesai/menyelesaikan.
Maksud khataman dalam TQN adalah menyelesaikan
89
90
5. Manaqib
Kata
manaqib
merupakan
kata
jama
dari
bacaannya
menjadi
manaqiban
yang
Qadiriyah.
Isi
manaqib
secara
khusus
merupakan amalan
91
aspek-aspek
keseluruhan.
Tujuannya
ajaran
adalah
Islam
untuk
secara
membuka
92
b.
c.
d.
e.
93
f.
g.
94
i.
Sistem
pengamalan
Thariqat
Qadiriyah
Naqsabandiyah
j.
k. Tujuan hidup
l.
Kewajiban
mengaplikasikan
Tanbih
dalam
kasih
saying
kepada
orang
yang
membencimu
Tanbih adalah wasiat K.H. Syekh Abdullah
Mubarok bin Nur Muhammad (W. 1956 M) dalam
bahasa Sunda, yang beliau tulis pada tahun 1954.
95
tanbih
ini
mengajarkan
bagaimana
menjadi
manusia-manusia
yang
Cageur
Abdullah
Mubarok
96
bin
Nur
Kecamatan
Pagerageung
Kabupaten
dan
keluarga,
kesejahteraan
serta
masyarakat.
suka
memperhatikan
Setelah
menyelesaikan
pendidikan agama dalam bidang akidah, fiqih, dan lainlain di tempat orang tuanya. Di Pesantren Sukamiskin
Bandung beliau mendalami fiqih, nahwu, dan sorof.
Beliau kemudian mendarmabaktikan ilmunya di tengahtengah masyarakat dengan mendirikan pengajian di
daerahnya
dan
mendirikan
pengajian
di
daerah
memperoleh
bimbingan
ilmu
tarekat
dan
yang sangat
berharga
bagi
seluruh
Ikhwan
99
Thariqah
Qadiriyah
100
keagaman
di
masa
mendatang.
101
keagamaan
yang
mendalam.
Pengetahuan
beliau
Sunda
dalam
penerapan
filsafat
etnik
Anom
harus
mandiri
sepenuhnya
dalam
Pondok
Pesantren
Suryalaya,
dengan
perekonomian
rakyat
melalui
102
luas,
para
pakar
ilmu
kesehatan,
103
merehabilitasi
kerusakan
mental
dan
Abah
Anom
menunjuk
tiga
orang
dan semakin
104
penyusun, khusus
105
Inti ajaran yang terdapat dalam kitab Miftah alShudur ini merujuk kepada kitab-kitab karya ulama
besar antara lain: Jami al-Ushul Fi al-Auliya karangan
Ahmad al-Naqsyabandi, Manhl al-Saniyah Ala alWashiyyah al-Maqbulah karangan Abd al-Wahhab alSyarani, Tanwir al-Qulub Fi Muamalah Allam alGhuyub karangan Syekh Muhammad Amin al-Kurdi,
al-Fath al-Rabbani karangan Syekh Abd al-Qadir alJailani, Awarif al-Maarif karangan Abd al-Qahir alSuhrawardi dan al-Shufiyah Fi Ilhamihim karangan
Hasan al-Kamil al-Malthawi. 64
Pelajaran TQN juga terdapat dalam kitab uqudul
juman. Menurut bahasa uqud berarti ikatan-ikatan dan
al-juman berarti permata. Jadi, uqud al-juman adalah
ikatan-ikatan atau mata rantai permata. Kiranya buku
ini diberi judul demikian karena isinya antara lain berisi
tawashul, dalam wiridan dan khataman, kepada mata
rantai yang mengajarkan Islam (TQN) sejak Allah Swt
sehingga silsilah terakhir TQN. Dalam kitab Uqud alJuman terdapat tiga ajaran, yaitu: Wiridan, Khataman
dan Silsilah TQN.
64
Ibid., h. 257-258
106
65
Ibid., h. 325.
107
QADIRIYYAH
NAQSYABANDIYYAH
5. Salman Al-Farisi
6. Zainal Abidin
7. Muhammad Baqir
8. Jafar Al-Sadiq
9. Musa Al-Kazhim
Al-Baghdadi
14. Abu Bakar Al-Sibli
Karakhi
18. Abu Said Mubarok
Al-Majzumi
19. Syekh Abdul Kadir
Al-Jailani
20. Abdul Aziz
21. M. Mattaq
22. Syamsuddin
22. M. Zahidi
23. Syarifuddin
24. Nuruddin
25. Waliyuddin
26. Hisyamuddin
109
27. Yahya
30. Usman
33. Syamsuddin
110
TQN
dengan
salah
satu
wahana
111
siapa
saja
untuk
memahaminya
sekaligus
mengamalkannya.
F. Praktek Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah di Desa
Tanjungkerta Kecamatan Pagerageung
Pesantren Suryalaya terletak di kampung Godebag
Desa Tanjungkerta Kecamatan Pagerageung. Adapun
batas-batas lokasi Pondok Pesantren Suryalaya Desa
Tanjungkerta Kecamatan Pagerageung adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
112
MASJID
PENGAJIAN MANAQIB
1.
As-Salam
Tanggal 13 malam 14
KETUA DKM
H. Endang S.
Hijriyah
2.
As-Shofa
3.
Nurul Falah
Tanggal 20 malam 21
Ohim
Hijriyah
Abdurrohim
Tanggal 19 malam 20
Agus Sopyan
Hijriyah
4.
Nurul Asror
Tanggal 11 Hijriyah
KH. A. Shohibul
Wafa Tajul Arifin
5.
Nurul Ulum
Tanggal 18 malam 19
Yusup Hamzah
Hijriyah
6.
Al-Amin
Tanggal 23 malam 24
Taryudin
Hijriyah
mushalla-mushalla
sebagaimana
data
berikut ini :
NO
MUSHALA
PENGAJIAN
KETERANGAN
1.
Al-Hidayah
Hari Minggu
Pengajian Umum
2.
Pa Juhandi
Hari Jumat
Pengajian Umum
3.
Ciseupan
Hari Rabu
Pengajian Umum
4.
Miftahul Jannah
Jumat keempat
Pengajian Umum
113
5.
Al-Munawaroh
Tanggal 16 malam
Pengajian Manaqib
17 Hijriyah
6.
H. Rosid
Tanggal 6 malam
Pengajian Manaqib
7 Hijriyah
7.
Nurul Iman
Tanggal 24 malam
Pengajian Manaqib
25 Hijriyah
8.
Al-Hidayah
Hari Minggu
Pengajian Umum
9.
Baiturrahman
Tanggal 18 malam
Pengajian Manaqib
19 Hijriyah
10.
H. Tanu
Tanggal 24 malam
Pengajian Manaqib
25 Hijriyah
11.
Pa Suhadma
Tanggal 7 malam
Pengajian Manaqib
8 Hijriyah
12.
Pa Usman
Tanggal 14 malam
Pengajian Manaqib
15 Hijriyah
13.
Desa
Minggu
ke
Pengajian Manaqib
setelah Suryalaya
Tanjungkerta
semuanya
mengikuti
dan
114
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian
yang
telah
dipaparkan
yaitu
berpengaruh
terhadap
kehidupan
115
B. Saran
Dengan memperhatikan hasil dari penelitian ini yang
menunjukkan adanya pengaruh tarekat dari Pesantren
Suryalaya
terhadap
lingkungan
sekitarnya
(Desa
116
LAMPIRAN I
117
sarerea.
Anggurmah buktikeun kahadean sina medal tina kasucian :
Kahiji : ka saluhureun ulah nanduk boh saluhureun harkatna
atawa darajatna, boh dina kabogana estu kudu luyu
akur jeung batur-batur.
Kadua : ka sasama tegesna ka papantaran urang dina sagalagalana ulah rek pasea, sabalikna kudu rendah
babarengan dina enggoning ngalakukeun parentah
agama jeung nagara, ulah jadi pacogregan
pacengkadan, bisi kaasup kana pangandika :Adzabun
alim, anu hartina jadi pilara salawasna, tidunya nepi
ka akherat (badan payah ati susuah)
Katilu : Ka sahandapeun ulah hayang ngahina atawa nyieun
deleka culika, hentau daek ngajenan, sabalikna kudu
heman, kalawan karidloan malar senang rasana
gumbira atina, ulah sina ngarasa reuwas jeung giras,
rasa kapapas mamaras, anggur ditungtun dituyun ku
nasehatr anu lemah lembut, nu matak nimbulkeun
nurut, bisa napak dina jalan kahadean.
Kaopat : Kanu pakir jeung miskin kudu welas asih someah, tur
budi beresih, sarta daek mere maweh, ngayatakeun
hate urang sareh. Geura rasakeun awak urang
sorangan kacida ngerikna ati ari dina kakurangan. Anu
matak ulah rek kajongjonan ngeunah dewek henteu
lian, da pakir miskin teh lain kahayangna sorangan,
estu kadaring Pangeran.
Tah kitu pigeusaneun manusa anu pinuh karumasaan, sanajan
jeung sejen bangsa, sabab tungal turunan ti Nabi Adam a s.
Numutkeun ayat 70 surat Isro anu pisundaeunana kieu :
Kacida ngamulyakeunana Kami ka turunan Adam, jeung
Kami nyebarkeun sakabeh daratan oge lautan, jeung ngarijkian
Kami ka maranehanana, anu aya di darat jeung lautan, jeung
118
119
RANGGEUYAM MUTIARA
Ulah ngewa ka ulama sajaman
Ulah nyalahkeun kana pangajaran batur
Ulah mariksa murid batur
Ulah medal sila upama kapanah
Kudu asih ka jalma nu mikangewa ka maneh
120
LAMPIRAN II
Tanbih (Bahasa Indonesia)
123
UNTAIAN MUTIARA
Jangan membenci kepada ulama yang sejaman
Jangan menyalahkan kepada pengajaran orang lain
Jangan memeriksa murid orang lain
Jangan mengubah sikap walau disakiti orang
Harus menyayangi orang yang membenci kepadamu
124
DAFTAR PUSTAKA
125
Clifford
Geertz, Kebudayaan dan Agama, Yogyakarta:
Kanisius, 1992.
Dadang Rahmad, Tarekat Dalam Islam Spiritualitas
Masyarakat Modern, Pustaka Setia, Bandung, 2002.
Drs. Saifudin Zuhri, MA., Pengaruh Tarekat di Dunia Islam,
Makalah disampaikan dalam diskusi bulanan dosen
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, tanggal
28 Nopember 1994.
Elizabeth K Notingham, Sosiologi Agama, Rajawali, Jakarta,
1990.
Fazlur Rahman, Islam, terj. Ahsin Mohammad., cet. Ke-3,
Pustaka, Bandung, 1997.
HAMKA, Tasawuf Modern, Pustaka Panjimas, Jakarta, 2000.
HAR. Gibb and J.H. Karamers, Shorter Encyclopedia of Islam,
Leiden : E.J. Eril, 1961
Harun Nasution, Filasafat dan Mistisime dalam Islam, Bulan
Binatang, Jakarta, 1973.
Hawas Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokohtokohnya di Nusantara, al Ikhlas, Surabaya, 1930.
Ibnu Manzur, Lisn al-Arab, Dar Ihya al-Turats al-'Araby.
Beirut, T.th.
J. Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam (London,
Oxford, New York, Oxfor University Press, New York,
1971
126
127
128