html
Analisis SWOT PT KALBE FARMA
Profil Perusahaan
PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia
yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi dominan dalam bisnis
kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain dalam pasar global dengan brand yang
kuat, peningkatan melalui manajemen yang bagus dan teknologi canggih. Misi Kalbe
adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari
Kalbe adalah integritas, kerjasama yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang
terbaik untuk konsumen.
Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan
Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi,
yaitu
(1) produk inovator yang bervariasi
(2) strategi marketing yang solid
(3) komitmen yang tinggi pada Research and Development dan
(4) sumber daya manusia yang reliabel.
ANALISIS SWOT KALBE FARMA
Strength/ Kekuatan
Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market
leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan
berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator,
dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan
kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta
banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.
Manajemen Kalbe memiliki personel yang berpengalaman, termasuk di dalamnya
mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual
produk-produk kesehataan dan farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja
sama yang baik antardepartemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra , PT.
Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di
Indonesia.
Pada bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil
dengan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup
lengkap, yakni memiliki perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang
mengusung merek Mitra Keluarga dan Mitra International, termasuk sekolah perawat.
Weakness/ Kelemahan
Bahan aktif yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri jumlahnya tidak berarti
dan belum bisa diperoleh dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan sumber
dari luar negeri. Upaya-upaya untuk meningkatkan self sufficiency di bidang
pengadaan bahan baku sering terbentur pada permasalahan :
- Banyaknya jenis bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000
items) sehingga banyak pemakaian per item yang tidak memenuhi skala produksi
ekonomis.
- Masalah utama adalah pengadaan bahan baku untuk bahan dasar produksi lokal
bahan baku yang terkait dengan :
a. Kurang berkembangnya industri kimia hulu yang bisa menopang pengadaan
intermediates untuk bahan dasar pembuatan obat. Ketergantungan pada intermediates
dari luar negeri hingga tingkat tertentu bisa mengurangi manfaat yang diperoleh dari
sintesis lokal.
b.Kurang adanya koordinasi antara industri terkait misalnya industri petrokimia dan
industri farmasi. Sering terjadi industri farmasi mengalami kesulitan karena
intermediate-nya tidak bisa dibuat lokal.
Kelemahan pada dasarnya industri farmasi memang merupakan industri yang
knowledge intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di
Indonesia dirasa cukup berat yang bersumber dari :
a. Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan dan bukan pengembangan;
b. Pelaksanaan yang terasa lamban karena ketidak seimbangan antra jumlah
pengawasdari
pemerintah dengan pihak swasta yang harus dilayani.
Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi hasil
produksi industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan kuantitatif:
a. Misalnya ratio dokter perpopulasi di Indonesia sekitar 140 dokter untuk 1 juta
penduduk.
b. Jumlah apotik (drug store) saat ini berjumlah sekitar 6.000 buah yang terkonstrasi
di kota-kota untuk melayani rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta penduduk.
Program pharmaceutical care juga belum berjalan dengan baik sehingga mengurangan
pemanfaatan obat secara optimal di masyarakat.
- Distributor yang jumlahnya cukup banyak tetapi tidak mempunyai jangkauan yang
luas dan network yang efisien sehingga biaya distribusi relatif mahal.
Opportunity/ Peluang
Threat/ Ancaman
1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya perang
saudara terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk
farmasi yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe memiliki
Procold sementara Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip.
Lantaran Kalbe dan Dankos bisa saling melihat data masing-masing, mereka bisa
saling menjatuhkan.
2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun
sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk
pasar okal.
http://ekojones.blog.uns.ac.id/analisa-perencanaanstrategis-dalam-lembaga-bisnis-dengan-lembagapublik.html/
PT. Kalbe Farma
Didirikan pada tahun 1966, PT Kalbe Farma Tbk. (Perseroan atau Kalbe) telah
jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi
rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Selama lebih dari 40 tahun sejarah
Perseroan, pengembangan usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis
terhadap perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk
yang unggul dan menjangkau
pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe menjadi perusahaan produk
kesehatan serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran,
pengembangan merek, distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan
pengembangan serta produksi yang sulit ditandingi dalam mewujudkan misinya untuk
meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Grup Kalbe telah
menangani portofolio merek yang handal dan beragam untuk produk obat resep, obat
bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha
kemasan dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Perseroan telah
berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing
kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai
pasar internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah
senantiasa menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix,
Prenagen dan Extra Joss. Lebih jauh, pembinaan dan pengembangan aliansi dengan
mitra kerja internasional telah mendorong pengembangan usaha Kalbe di pasar
internasional dan partisipasi dalam proyek-proyek riset dan pengembangan yang
canggih serta memberi kontribusi dalam penemuan terbaru di dalam bidang kesehatan
dan farmasi termasuk riset sel punca dan kanker.
Pelaksanaan konsolidasi Grup pada tahun 2005 telah memperkuat kemampuan
produksi, pemasaran dan keuangan Perseroan sehingga meningkatkan kapabilitas
dalam rangka memperluas usaha Kalbe baik di tingkat lokal maupun internasional.
Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang
sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1
miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun. Posisi kas yang sangat baik saat ini juga
memberikan fleksibilitas yang luas dalam pengembangan usaha Kalbe di masa
mendatang.
1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Visi:
Menjadi Perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia dan
memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat, didasarkan oleh
manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul.
Misi:
1.
2.
3.
4.
Inovasi
5.
Lincah
6.
Integritas
dituliskan dalam rencana strategis yaitu asprk akuntabilitas yang sulit ditunjukkkan
.oleh lembaga publik
KESIMPULAN
Antara lembaga publik dengan lembaga bisnis dalam penyusunan rencana strategis
pasti berbeda orientasinya sehingga perencanaan strategis dalam lembaga publik dan
lembaga bisnis juga berbeda. Pertama dalam hal menetapkan visi&misi saja pasti
sudah berbeda. Visi&misi dari Bpom misalnya, dalam visi&misi tersebut terlihat
bahwa BPOM ingin melindungi masyarakat indonesia dari obat dan makanan
berbahaya melalui program-programnya. Sedangkan dalam Visi PT. Kalbe Farma
Menjadi Perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia dan
memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat, didasarkan oleh
manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul dalam visi ini sendiri sudah terlihat
bahwa ada tujuan profit yanmg ingin dicapai oleh perusahaan. Dalam visi pun sudah
ada perbedaan mendasar yaitu lembaga publik tidak berorientasi profit sedangkan
.lembaga bisnis berorientasi profit
Perbedaan orientasi antara profit dan non-profit mempengaruhi juga dalam hal
perencanaan strategis dari lembaga tersebut. Dalam lembaga bisnis pasti akan
dilakukan segala upaya agar lembaganya dapat memperoleh profit yang tinggi/besar
termasuk juga manajer yang menggunakan fungsi-fungsi manajemen dalam
.manajemen bisnis secara baik