PROPOSAL PTK Fisika
PROPOSAL PTK Fisika
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran ilmu Fisika pada siswa MTs memberikan suatu tantangan yang besar
bagi para pengajarnya. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar materi ilmu Fisika terdiri
dari dari konsep-konsep yang abstrak yang harus diajarkan dalam waktu yang relatif
singkat. Keterbatasan waktu juga menyebabkan pembelajaran beberapa konsep ilmu
fisika mengacu pada transfer pengetahuan untuk mengejar target kurikulum. Selain itu
sebagian besar guru pada prakteknya masih mengajar menggunakan metode ceramah.
Transfer pengetahuan seperti ini tidak dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan
menerapkan kecakapan hidup, siswa menjadi pasif, tidak termotivasi, dapat menimbulkan
rasa membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak rumus fisika dan konsepkonsep abstrak yang harus dihafalkan. Jika hal ini berlangsung terus menerus, tentu akan
menurunkan kualitas proses dan hasil belajar fisika.
Hakekat IPA pada dasarnya menyangkut hasil dan proses (Rustaman, 1995). Kegiatan
praktikum menurut Trowbridge &Bybee (1990 : 230-240) merupakan kegiatan yang
berperan dalam mengembangkan ketrampilan proses siswa. Dengan demikian, kurang
pelaksanaan praktikum di sekolah
Dengan melihat kenyataan yang demikian maka guru berusaha untuk menerapkan
efektifitas praktikum pada siswa untuk saling mengamati
fisika. Metode tersebut dipilih karena dapat meningkatkat kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Peningkatan kualitas proses dapat diamati dari meningkatnya partisipasi
dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran; sedangkan kualitas hasil belajar dapat
diketahui dari adanya peningkatan rerata hasil belajar.
Berdasarkan beberapa kesulitan siswa memahami materi dan menerapkan konsep Fisika
pada materi cahaya, maka metode eksperimen diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian tentang :
Meningkatkan Efektifitas Praktikum Mata Pelajaran Fisika Dengan Cara Saling
Mengamati Pada Siswa Kelas 8 Mts Negeri 1 Semarang .
C. IDENTIFIKASI MASALAH
permasalahan
sebagai berikut :
1.Pembelajaran Fisika di kelas masih cenderung monoton.
2. Belum ada kolaborasi yang bagus antara guru dan siswa.
3. Masih rendahnya kualitas proses belajar siswa pada pelajaran Fisika
4. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada pelajaran Fisika.
D.
RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dicari penyelesaiannya pada penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan kualitas proses belajar
Fisika (diamati dari keaktifan siswa, motivasi siswa) materi cahaya pada siswa kelas 8
semester 2 MTs Negeri Lawang ?
b. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Fisika
materi cahaya pada siswa kelas 8 semester 2 MTs Negeri Lawang ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar Fisika pada siswa kelas 8 semester 2 MTs Negeri Lawang.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kualitas proses belajar Fisika materi cahaya pada siswa kelas 8
semester 2 MTs Negeri Lawang melalui penerapan metode eksperimen
b. Meningkatkan kualitas hasil belajar Fisika materi cahaya pada siswa kelas 8 semester
2 MTs Negeri Lawang melalui penerapan metode eksperimen
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
a. Bagi siswa :
dapat meningkatkan kualitas proses belajar Fisika pada materi cahaya
dapat meningkatkan hasil belajar Fisika pada materi cahaya
dapat meningkatkan ketrampilan / psikomotor
b. Bagi guru:
Dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam usaha peningkatan proses
kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan tuntas dan
baik
Dapat meningkatkan kreatifitasnya dengan menerapkan metode eksperimen
Menumbuhkan budaya meneliti pada guru
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.Proses Pembelajaran Fisika
Proses adalah tahapan-tahapan yang dilalui dan dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran.
Proses pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh para guru pada umumnya dan guru
Fisika di MTs Negeri Lawang khususnya masih didominasi oleh kegiatan ceramah
yang dilanjutkan dengan latihan soal-soal. Metode pembelajaran seperti itu memberi
kecenderungan siswa untukmenghafal tentang konsep Fisika tetapi belum tentu
memahami dengan baik, menjadikan siswa pasif dan hasil belajar fisikanya pun
rendah. Pada pembelajaran pemantulan cahaya pada cermin datar misalnya, siswa
dapat menghafal sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin datar, tetapi
belum tentu dapat menjelaskan bagaimana proses pembentukan bayangan juga sifatsifat bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar pada sudut tertentu.
Menurut Tobin etal (dalam Dasna dan Fatchan, 2008), berdasarkan pandangan
konstruktivistik dinyatakan bahwa pengetahuan atau pengertian yang diperoleh
siswa adalah sebagai akibat dari konsep konstruktif (aktif) yang berlangsung terus
menerus dengan cara mengatur, menyusun dan menata ulang pengalaman yang
dikaitkan dengan struktur koqnitif yang dimiliki.
Dari pandangan tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dalam kelas
hendaknya berorientasi pada siswa karena merekalah yang menyusun konsepkonsep yang ditemukan. Guru sebagai fasilitator dapat membantu siswa
mempermudah pemahaman dan memberikan arahan agar tidak terjadi kesalahan
konsep.
Pada penelitian ini, pemecahan masalah rendahnya kualitas proses dan hasil
belajar Fisika di MTs Negeri Lawang menggunakan metode eksperimen.
2. Pendekatan pembelajaran sains
Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran sains, a.l : pendekatan faktual,
konseptual dan pendekatan proses. Pendekatan faktual, dan konseptualmasih
mengutmakan produk sains, sedangkan pendekatan proses menekankan
bagaimana siswa terlatih melakukan sains untuk memperoleh produk sains.
Dengan demikian pendekatan proses memacu adanya sikap kreatif, berpikir kritis,
logis, sistematis dan bersikap terbuka dalam diri siswa.
Salah satu metode yang menerapkan pendekatan proses adalah metode
eksperimen.Metode ini sangat efektif untuk menumbuhkan motivasi siswa, bila
siswa turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh pengalamanpengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan ketrampilannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Hasil belajar Fisika
Hasil belajar adalah nilai (perubahan) yang dicapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar Fisika. Hasil belajar merupakan indikator kualitas
dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa, juga sebagai indikator
terhadap daya serap siswa.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, diharapkan melalui
metode eksperimen dapat meningkatkan kualitas peroses dan hasil belajar Fisika
materi cahaya pada siswa kelas 8 semester 2 MTs Negeri Lawang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Lokasi penelitian tindakan ini adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Semarang, kelas VIII smester 2 terdiri dari 20 siswa dan 16 siswi. Kondisi kelas
ukuran ruangan 7mX8m, dengan fentilasi pencahayaan ruangan cukup standard .
Lama penelitian kurang lebih tiga bulan dimulai dari bulan Februari sampai April
2011, sedangkan subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan faktor perbedaan
kemampuan belajar antar siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII I MTs Negeri 1 Semarang pada
tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas
yang ingin mengungkap seberapa efektifitas praktikum mata fisika dengan cara saling
mengamati pada siswa kelas VIII. Penelitian ini dilakukan dua siklus, masing-masing
siklus terdiri dari 4 tatap muka (pertemuan).
REFLEKSI
AWAL
PERENCANAAN
observer berada bersama dengan objek yang selidiki. Artinya peneliti ikut
berpartisipasi secara langsung saat peristiwa terjadi. (2) Obsevasi tidak langsung,
adalah observasi yang dilakukan dimana observer tidak berada bersama dengan
objek yang selidiki. Tetapi, peneliti menggunakan daftar cek (Check List) dalam
menggali atau mengumpulkan data ketika menggunakan terknik ini.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data
dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui
wawancara. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan
kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini
ditujukan kepada siswa kelas VII dan guru - guru kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Pondok Pinang.
3. Dokumentasi
Zuriah (2003), menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan salah satu cara untuk
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum
-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
D. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Sebanyak > 75% siswa dapat memahami materi sifat-sifat Allah
b. Ketuntasan belajar tercapai jika 85% siswa mendapat nilai > 65
c. Untuk kriteria keaktifan siswa mendapat nilai baik, dilihat dari hasil penilaian
instrument.
G. METODE PENELITIAN
Tempat penelitian
Lokasi penelitian adalah MTs Negeri Lawang, alamat madrasah jalan
Mandiri No 9 Lawang.
2.
Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai subyek adalah siswakelas VIII A
dengan jumlah 40 orang.
3.
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu, pada pertemuan pertama
merupakan pelaksanaan siklus I dan pertemuan kedua merupakan pelaksanaan
siklus II.
b. Variabel penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: kualitas proses dan hasil
belajar Fisika; penggunaan metode eksperimen.
c. Rencana tindakan
Secara operasional prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkandalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
SIKLUS I
1. Perencanaan (planning)
Melaksanakan observasi tentang permasalahan yang ada,
mempersiapkan silabus dan rencana pembelajaran dengan materi cahaya
(sub konsep pemantulan cahaya pada cermin datar),menyusun jadwal
penelitian dan instrumen monitoring. Guru membuat lembar kerja
(petunjuk eksperimen),lembar pengamatan eksperimen dan soal-soal yang
digunakan sebagai bahan diskusi keompok. Melaksanakan kegiatan belajar
mengajar selama 2 kali pertemuan, mempersiapkan soal-soal sebagai
evaluasi menyeluruh.
2. Pelaksanaan tindakan
a. siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran menggunakan
metode eksperimen
Pencapaian
Siklus I
20 %
Cara mengukur
Diamati saat eksperimen
eksperimen
15 %
25 %
berlangsung, lembar
pengamatan oleh peneliti.
Diamati dari siswa yang
aktif dalam melakukan
eksperimen
Diamati ketika siswa
melakukan diskusi, dicatat
keterlibatan masing-masing
siswa dalam kelompok
Diamati dari ketepatan
mengumpulkan laporan dan
penilaian isi dari laporan
yang dibuat
Dihitung dari nilai tes.
Siswa yang memperoleh
nilai lebih besar atau sama
dengan 70 dinyatakan lulus
SIKLUS II
Pada siklus II dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus I tetapi
didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh
pada siklus I, sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak
terjadi pada siklus II. Beberapa alternatif meningkatkan hasil yang dicapai
adalah dengan mengubah cara pembentukan kelompok, yang mula-mula
ditunjuk oleh guru, pada siklus II siswa boleh menentukan kelompoknya
sendiri.
Pencapaian
Siklus II
15 %
Cara mengukur
Diamati saat eksperimen
berlangsung, lembar
pengamatan oleh peneliti.
Diamati dari siswa yang
aktif dalam melakukan
eksperimen
Diamati ketika siswa
kelompok
20 %
d. Jadwal Penelitian
Minggu ke
1
2
3
4
Pelaksanaan siklus I
Pelaksanaan siklus II
No
Uraian Kegiatan
ket
Catatan: Jadwal Kegiatan Penelitian tersebut di atas berlangsung selama 1 bulan (4 minggu)
e. Rencana Pembiayaan
no
nama bahan/kegiatan/pelaksanaan
Kertas
Fotokopi
ATK
volume
biaya satuan
2 rim
36,000
1 kegiatan
250,000
1 paket
400,000
Pengolahan
1 program
450,000
1 kegiatan
750,000
Presentasi
2 bulan
200,000
Biaya
72,00
0
250,00
0
400,00
0
450,00
0
750,00
0
400,00
0
Honor peneliti
JUMLAH
1 orang
500,000
500,00
0
2,822,00
0