Makalah Protein
Makalah Protein
PROTEIN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Pangan II
Disusun Oleh:
Naila Masruroh (133020365)
Jeremia Jakson Sinaga (133020372)
Anita Teja (133020)
Dwi Asri Mustika (133020391)
Myrna Faturosyi (133020392)
Fajar Firdaus (133020379)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepda Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kimia
Pangan II yang berjudul Protein .
Selesainya penulisan Makalah Kimia Pangan II ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan dukungan serta masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Ira Selaku dosen mata kuliah Kimia Pangan II.
2. Dan teman-teman Teknologi Pangan kelas G yang senantiasa membantu dan menemani
penulis dalam menyelesaikan makalah Kimia Pangan II ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Bandung, 10 Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Struktur Protein
2.2
Klasifikasi Protein
2.3
Fungsi Protein
2.4
2.5
2.6
Sumber Protein
2.7
2.8
Analisis Protein
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah protein barasal dari bahasa Yunani proteis, yang berarti pertama.
Istilah itu pertama kali digunakan pada tahun 1838. Dalam kehidupan, fungsi protein
sangat penting. Misalnya, semua enzim tumbuhan dan hewan merupakan protein.
Bersama lipida dan tulang, protein membentuk rangka tubuh. Selain itu, protein juga
membentuk otot, antibodi, hemoglobin dan berbagai hormon. Protein adalah
penyusun kurang lebih 50% berat kering organisme.Protein bukan hanya sekedaar
bahan simpanan atau baha struktural,seperti karbohidrat dan lemak.Tetapi juga
berperan penting dalam fungsi kehidupan.
Protein merupakan polimer dari sekitar 20 asam amino. Massa molekul
relatifnya adalah sekitar 6.000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein
adalah C, H, O, dan N. beberapa protein mengandung unsur belerang (s). fosforus (p),
besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), dan iodin (I). pada akhir tahun 1800, unit
protein terkecil yang berup asap -amino berhasil didefinisikan.
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan
di dalam sel makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih
dari berat kering sel. Protein memiliki jumlah yang sangat bervariasi
yang mulai dari struktur maupun fungsinya. Peranan protein
diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem
imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi. Proteinprotein tersebut merupakan hasil ekspresi dari informasi genetik
masing-masing suatu organisme tak terkecuali pada bakteri. Protein
dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik
berupa DNA dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya
kode genetik
melalui
polimer
yang
disebut
polipeptida.
Setiap
monomernya
bersifat
polar
(serin,
treonin,
sistein,
asparagin,
dan
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3
7. Untuk mengetahui peranan pada bahan pangan baik nabati maupun hewani.
8. Untuk mengetahui cara analisis protein secara kualitatif dan kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Struktur Protein
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki
berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein.
Karena protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara
kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan
peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida.
Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk
struktur yang bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi
struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur
kuartener (Gambar 2).
Struktur Primer
Struktur
primer
merupakan
struktur
yang
sederhana
-heliks
terbentuk
antara
masing-masing
atom
antara
daerah
linear
rantai
polipeptida.
-pleated
Pada
bentuk
konformasi
antipararel
memiliki
Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang
R)
berbagai
asam
amino
(Gambar
10).
Struktur
ini
protein
kompleks
yang
fungsional.
ikatan
yang
Klasifikasi Protein
Protein
dapat
digolongkan
menurut
struktur
susunan
molekulnya,
5. Histon : larut dalam air dan tak larut dalam amonia encer. Contohnya globin
dalam hemoglobin.
6. Protamin adalah protein paling sederhana dibandingkan protein-protein lain tetapi
lebih kompleks daripada pepton dan peptida. Protein ini larut dalam air dan tidak
terkoagulasi oleh panas. Contohnya salmin dalam ikan salmon.
c. Berdasarkan Senyawa Lain (Protein Konjugasi)
1. Nukleoprotein tersusun oleh protein dan asam nukleat terdapat pada inti sel,
kecambah, dan biji-bijian.
2. Glikoprotein tersusun oleh protein & karbohidrat dan terdapat pada musin pada
kelenjar ludah, tendomusin pada tendon, hati.
3. Fosfoprotein tersusun oleh protein & fosfst yang mengandung lesitin dan terdapat
pada kasein susu dan vitelin/kuning telur.
4. Kromoprotein tersusun oleh protein & pigmen dan terdapat pada hemoglobin.
5. Lipoprotein tersusun oleh protein & lemak dan terdapat pada serum darah, kuning
telur, susu, darah.
d. Tingkat degradasi
Degradasi biasanya merupakan tingkat permulaan denaturasi.
1. Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel.
2. Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein pada tingkat permulaan
denaturasi. Dapat dibedakan sebagai protein turunan primer (protean,
metaprotein) dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton dan peptida).
2.3
Fungsi Protein
Fungsi protein bagi kehidupan dalam tubtuh manusia antara lain:
a. Sebagai Enzim. Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu
senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat
sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti
replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia
dalam sistem biologis.
b. Alat Pengangkut dan Penyimpanan. Banyak molekul dengan MB kecil serta
beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya
hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot.
c. Pengatur Gerakan. Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi
karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
d. Penunjang Mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan
adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk
serabut.
e. Pertahanan Tubuh atau Imunisasi. Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk
antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau
mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan
sel-sel asing lain.
f. Media Perambatan Impuls Saraf. Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya
berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
g. Pengendalian Pertumbuhan. Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri)
yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan.
h. Pertumbuhan dan Pemeliharaan. Karena sebagian protein tubuh berbentuk hormon
pertumbuhan, maka fungsi protein termasuk dalam pertumbuhan dan pemeliharaan.
dengan proses sintesis dan degradasi protein, pertumbuhan dan pemeliharan sel
maupun jaringan tubuh yang rusak tetap akan tertangani dengan baik oleh protein
tubuh.
i. Pembentukan Ikatan-Ikatan Esensial Tubuh. Hormon-hormon tubuh dan enzim
merupakan bentukan ikatan-ikatan tubuh yang bertindak sebagai katalisator atau
membantu perubahan-perubahan biokimia yang terjadi didalam tubuh. dengan
mengonsumsi protein yang cukup maka ikatan-ikatan ini akan berfungsi dengan baik.
j. Mengatur Keseimbangan Air. cairan dalam tubuh manusia dipisahkan oleh
membran-membaran sel. membran-membran sel ini dneganbantuan protein memiliki
funsi untuk menjaga homeostatis dari cairan itu sendiri, salah satu masalah yang
timbul jika terjadi kekurangan protein, adalah dengan terjadinya edema pada bagian
tubuh tertentu.
k. Netralitas Tubuh. Sebagian besar jarignan tubuh membutuhkan pH netral untuk
menjalankan fungsinya, dan protein dapat bereaksi terhadap asam dan basa dalam
tubuh untuk menjaga pH pada kondisi konstan.
l. Pembentukan Antibodi. Tinggi-rendahnya daya tahan tubuh sangat bergantung pada
pembentukan antibodi dalam tubuh. dan kemampuan tubuh untuk memproduksi
antibodi ini sangat bergantung pada tinggi rendahnya protein tubuh. sebab protein
tubuhlah yang mampu untuk membentuk enzim-enzim yang berguna dalam
pembentukan antibodi ini.
m. Mengangkut Zat Gizi. Dalam hal transportasi sari-sari makanan dalam tubuh protein
juga memiliki andil yang sangat besar, sebab sebagian besar dari zat-zat gizi didalam
tubuh hanya bisa diangkut oleh protein.
2.4
2.5
Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein.
Setelah tercampur terjadi endapan putih yang dapat ebrubah menjadi kuning bila
dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada
molekul protein. Jadi reaksi ini positif untuk projein yang mengandung tirosin,
fenilalanin dan triptofan.
Reaksi Hopkins-Cole
Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida denga bantuan asam
kuat dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung
triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins Cole yang mengandung asam
glikosilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air.
Reaksi Millon
Perekasi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan
putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini
positif pada non-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus
hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil
positif.
Reaksi Nitroprusida
Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah
dengan protein yang mempunyai gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandung
sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus S S- pada sistin apabila direduksi
dahulu dapat juga memberikan hasil positif.
Reaksi Sakaguchi
2.6
Sumber Protein
Menurut sumbernya protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari berbagai bahan makanan dari
hewan, sedangkan protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuhtumbuhan. Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein hewan: daging,
ikan, telur dan susu. Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein nabati:
beras sebagai sumber protein dan kacang-kacangan. Beberapa bahan makanan yang
mengandung protein serta kadar proteinnya adalah sebagai berikut:
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
2.7
Daging ayam
Daging Sapi
Telur ayam
Susu sapi segar
Keju
Bandeng
Udang segar
Kerang
Beras tumbuk merah
Beras giling
Kacang hijau
Kedelai basah
Tepung terigu
Jagung kuning (butir)
Pisang Ambon
Durian
18,2
18,8
12,8
3,2
22,8
20,0
21,0
8,0
7,9
6,8
22,2
30,2
8,9
7,9
1,2
2,5
2.8
Analisis Protein
Analisis protein dapat dibagi menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan
analisis kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
a. Metode Kjedhal
Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel
didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalis dengan katalisator yang sesuai sehingga
akan menghasilkan ammonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat,
ammonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap
dan ditetapkan secara titrasi.
Prinsip
b. Metode Dumas
Prinsip cara ini adalah bahan makanan contohnya dibakar dalam atmosfer CO 2
dan dalam lingkungan yang mengandung kupri oksida. Semua atom karbon dan
hidrogen akan diubah menjadi CO2 dan uap air. Semua gas dialirkan kedalam larutan
NaOH dan dilakukan pengeringan gas. Semua das terabsorpsi kecuali gas nitrogen,
dan gas ini kemudian dianalisis dan diukur
2. Analisis Kualitatif
a. Cara Biologis
Cara biologis dilakukan dengan melibatkan penggunaan binatang percobaan
(tikus), dan kadang-kadang menggunakan manusia percobaan. Cara terakhir ini
penting artinya bila kita ingin mengetahui gizi lebih dalam pada manusia. Cara
penggunaan manusia percobaan jarang dilakukan karena faktor biaya yang mahal dan
sulitnya mendapatkan anak atau orang secara sukarela bersedia makan tidak secara
normal dengan jenis makanan yang tidak menarik baik rupa maupun rasanya pada
jangka waktu yang relatif lama.
b. PER (Protein Efficiency Ratio)
Cara ini biasanya melibatkan anak-anak tikus jantan yang sudah tidak
menyusui lagi, yaitu yang sudah ebrumur 20-30 hari. Kecepatan pertumbuhan tikus
muda tersebut dipakai sebagai ukuran pengujian mutu protein yang dikonsumsi.
c. NPU ( Net Protein Utilization)
Nilai atau mutu protein sangat bergantung pada dua faktor yaitu daya cernanya
dan nilai biologisnya. NPU dinyatakan dalam satuan proses nitrogen yang dikonsumsi
oleh tikus-tikus percobaan. Kadang-kadan penentuan NPU dilakukan pada ransum
dengan kandungan protein tertentu yaitu 10 %. NPU yang diperoleh disebut NPU
standar, sedang penentuan NPU dengan kondisi yang berbeda, misalnya diberikan
ransum makanan yang lazim dimakan dalam kehidupannya, maka NPU yang didapat
disebut NPU operatif.
d. Net Dietary Protein Calories (NDpCal)
Baik nilai NPU maupun nilai biologis sangat dipengaruhi oleh jumlah kalori
yang dikonsumsi. Konsumsi kalori yang rendah akan menurunkan retensi nitrogen
dan akibatnya juga menurunkan nilai NPU dan nilai biologis. Karena itu dirancang
suatu evaluasi protein, yaitu konsumsi kalorinya juga diperhitungkan yang disebut
NDpCal.
e. Nilai Biologis
Nilai biologis merupakan harga atau jumlah fraksi nitrogen yang masuk ke
dalam tubuh yang kemudian dapat ditahan oleh tubuh dan dimanfaatkan dalam proses
pertumbuhan atau untuk menjaga supaya tubuh tetap dalam keadaan normal.
f. Daya Cerna
Yang dimaksud daya cerna adalah jumlah fraksi nitrogen dari bahan makanan
yang dapat diserap oleh tubuh kita.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan
di dalam sel makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih
dari berat kering sel. Protein memiliki jumlah yang sangat bervariasi
yang mulai dari struktur maupun fungsinya. Peranan protein
diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem
imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi. Proteinprotein tersebut merupakan hasil ekspresi dari informasi genetik
masing-masing suatu organisme tak terkecuali pada bakteri. Protein
dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik
berupa DNA dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya
kode genetik
melalui
Saran
Protein merupakan makromolekul yang sangan dibutuhkan oleh tubuh. Oleh
karena itu, asupan protein harus dikontrol agar seimbang sehingga tubuh tidak akan
kekurangan protein. Namun, dalam mengkonsumsi protein sebaiknya jangan
berlebihan karena pada saat metabolisme, protein berlebih yang tidak digunakan lagi
akan terbuang karena tida adanya jaringan simpan dalam tubuh, berbeda dengan
karbohidrat dan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Ana dan Titin. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Anonim. 2012. Struktur dan Fungsi Protein. Tersedia dalam www.generasibiologi.com.
Diakses tanggal 9 Februari 2015.
Anonim. Tt. Fungsi Protein. Tersedia dalam http://www.konsultankolesterol.com. Diakses
tanggal 9 Februari 2015.
Anonim.
Tt.
Struktur
Protein
dan
Penggolongan
Protein.
Tersedia
dalam