Anda di halaman 1dari 10

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak Low Back Pain akibat
proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat. Biasanya mereka
mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah bahwa
penyakit ini hanya sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering
mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktivitas
membungkuk(sholat,mencangkul).
Penderita mayoritas melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan sering
membungkuk.Aktivitas ini banyak dilakukan oleh para pekerja bangunan, pembantu rumah
tangga, olahragawan angkat besi, kuli pelabuhan, dll.
DEFINISI
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu : keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui
robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah
ke dorsolateral menakan saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan.

EPIDEMIOLOGI
1. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada decade ke-4 dan
ke 5.
2. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak
membungkuk dan mengangkat.
3. Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian
tengahnya, maka protrusi discus cenderung terjadi kearah postero lateral, dengan
kompresi radiks saraf.

ETIOLOGI
1

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP


1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nucleus pulposus
(gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis vertebralis
menekan radiks.
ANATOMI
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel yang dibentuk
oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.
Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :

Cervicales (7)
Thoracicae (12)
Lumbales (5)
Sacroles (5, menyatu

membentuk sacrum)
Coccygeae (4, 3 yang
bawah

biasanya

menyatu)
Tulang vertebrae

ini

dihubungkan satu sama


lainnya oleh ligamentum
dan tulang rawan.

Bagian

anterior

columna

vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus
fibrokartilago yang disebut discus invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis
anterior dan ligamentum longitudinalis posterior.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis. Diskus ini
paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna

vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock


absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila
terjadi trauma.
Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan
hyalin (Hyalin Cartilage Plate), nucleus pulposus
(gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari
nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk
dan vertebrae dapat mengjungkit kedepan dan
kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan
ekstensi columna vertebralis.
Dengan bertambahnya usia, kadar air nucleus pulposus menurun dan diganti oleh
fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar
dibedakan dari anulus.
Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi
di bagian postero lateral.

Gambar . Diagram yang menunjukkan


herniasi discus intervertebralis ke arah
postero-lateral dan menekan akar

saraf

spinal.
DIAGNOSA
ANAMNESA
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai dari bokong, paha
bagian belakang, tungkai bawah bagian atas).
Dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi kaki bagian belakang.
1. Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah.
(sifat nyeri radikuler).
2. Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat barang berat.
3. Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1 (garis antara dua krista
iliaka).
3

4. Nyeri Spontan
Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri bertambah
hebat.Sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau hilang.

PEMERIKSAAN
Motoris

Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi

di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat.


Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.

Sensoris

Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat.
Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat sementara.

TES - TES KHUSUS

1. Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT)


Tungkai penderita diangkat secara perlahan tanpa fleksi di lutut
sampai sudut 90.
2. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau
bagian medial dari ibu jari kaki (L5).
3. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu
jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1).
Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit
Tes plantarfleksi : penderita jalan diatas jari kaki
4. Kadang-kadang terdapat gangguan autonom, yaitu retensi urine,
merupakan indikasi untuk segera operasi.
5. Kadang-kadang terdapat anestesia di perincum, juga merupakan
indikasi untuk operasi.
6. Tes kernique.
7. Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara L5

S1 terkena.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
a. Darah (tidak spesifik)
b. Urine (tidak spesifik)
c. Liquor Serebrospinalis
Biasanya normal. Jika terjadi blok akan didapatkan peningkatan kadar protein ringan
dengan adanya penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
Foto
a. Foto X-ray tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau
memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata dan
pembentukan osteofit.
b. Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia.
Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat
protrusi diskus.
c. CT scan untuk melihat lokasi HNP.
d. MRI tulang belakang bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula spinalis atau
kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi
gangguan radiks saraf.
EMG
Untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer.

Foto X-ray Tulang Belakang

PENGOBATAN
Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan
untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 %
penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita
butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau
pembedahan.
a. Obat
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma (seperti
kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera diikuti dengan nyeri
hebat di punggung dan kaki, obat pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan (MIS :
fentanyl)
Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya
diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau langsung ke
dalam darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik disertai zat
antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang merupakan pro drugs dan efek
sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek
samping terhadap saluran cerna, dengan dosis 1 gram / hari. Pemakaian jangka panjang
6

biasanya terbatas pada NSAIDS, tapi adakalanya narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak
teratasi oleh NSAIDS). untuk orang yang tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa
nyeri, injeksi steroid di belakang pada daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa
sakit untuk beberapa bulan. Dan disertai program terapi rutin. Muscle relexant diberikan
parenteral dan hampir selalu secara iv.

D-tubokurarin klorida
Metokurin yodida
Galamin trietyodida
Suksinilkolin klorida
Dekametonium

Derajat relaksasi otot dapat diatur dengan kecepatan infus

Transkuilizer

b. Fisioterapi
Tirah baring (bed rest) 3 6 minggu dan maksud bila anulus fibrosis masih utuh (intact),
sel bisa kembali ke tempat semula.
Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan trankuilizer.
Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.
Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan neurologis, indikasi
operasi.
Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan mengangkat benda berat,
tidur dengan alas keras atau landasan papan.
Fleksi lumbal
Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang berlebihan.
Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan bertambah setelah beberapa hari atau lebih
dan pasien diobati sebagai kasus ringan.

c. Operasi

Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya gangguan
neurologis. Penderita yang telah didiagnosa HNP. Maka terapi konservatiplah yang harus
diselenggarakan. Bilamana kasus HNP masih baru namun nyerinya tidak tertahan atau defisit
motoriknya sudah jelas dan mengganggu, maka pertimbangan untuk operasi atau tidak
sebaiknya diserahkan kepada dokter ahli bedah saraf. Faktor sosio ekonomi yang ikut
menentukan operasi secepatnya atau tidak ialah profesi penderita. Seorang yang tidak dapat
beristirahat cukup lama karena persoalan gaji dan cuti sakit, lebih baik menjalani tindakan
operatif secepat mungkin daripada terapi konservatif ynag akan memerlukan cuti berkali-kali.
Bilamana penderita HNP dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat penyelidikan
mielografi. Berdasarkan mielogram itu dokter ahli bedah saraf dapat memastikan adanya
HNP serta lokasi dan ekstensinya. Diskografi merupakan penyelidikan diskus yang lebih
infasif yang dilakukan bilamana mielografi tidak dapat meyakinkan adanya HNP, karena
diskrografi adalah pemeriksaan diskus dengan menggunakan kontras, untuk melihat seberapa
besar diskus yang keluar dari kanalis vertebralis.
Diskectorny dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia.
Hanya sekitar 2 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada hari
pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah.
Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus
ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih ekstensif mungkin
diperlukan. Dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery).
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan fragmen of
nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan ray dan
chemonucleosis.
Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskus
untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu
alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.
Kapan kita boleh melakukan latihan setelah cidera diskus? Biasanya penderita boleh memulai
latihan setelah 4 s/d 6 minggu setelah ia diperbolehkan bangun atau turun dari tempat tidur.
d. Larangan
o Peregangan yang mendadak pada punggung
o Jangan sekali-kali mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi
atau dalam keadaan membungkuk.
o Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah
episode awal.
8

e. Saran yang harus dikerjakan


Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan tempat tidur
harus dipasang papan atau plywood agar kasur jangan melengkung. Sikap berbaring
terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di
bawah pinggang. Orang sakit diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai
sedikit ditekuk pada sendi lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap
tubuh waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal tidak mengganggu tidur
terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi tempat tidur rumah sakit.
Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit tidak boleh bangun untuk mandi
dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar orang sakit diperbolehkan
meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring
terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi.
Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri.
Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi
sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah hilang latihan gerakan sambil berbaring
terlentang atau miring harus diajurkan.
Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat dilakukan
pelvic traction, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara pelvic traction, sederhana
kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak menjemukan penderita. Maka
pelvic traction dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus.
Latihan bisa dengan melakukan flexion excersise dan abdominal excersise.
Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan. Bila
iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka orang sakit
diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa. Korset pinggang atau griddle
support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh.
Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika antirheumatika serta nasehat
untuk jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama dalam sikap membungkuk.
Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya.
Dengan demikian ia datang kembali dan sakit pinggang yang lebih jelas mengarah ke
lesi diskogenik.

DAFTAR PUSTAKA
Atlas Anatomi Manusia, Sobotta Jilid 2, EGC, Jakarta 2000, hal;24.
Chandra, B, Neurologi Klinik, FK Unair, Surabaya, hal;178.
Fakultas Kedokteran UI, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Media Acsculapius, Jakarta
2000, hal; 54-57.
Http://www.choirogeek.com/001_Tutorial Birth of HNP.htm
Http://www.driho.com/lumbar_disc_surgery.htm
Http://health.allrefer.com/health/herniated-nucleus-pulposus-slipped-disk-prognosis.htm
Snell, Richard S, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997, hal;
220;224;244-246.

10

Anda mungkin juga menyukai