Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004


ISSN : 1411 - 4216

OPTIMASI TEMPERATUR, MODEL SCREW, DAN LAJU ALIR


EKSTRUSI DALAM TWIN SCREW EXTRUDER TERHADAP
PEMBUATAN EPOKSI-POLIESTER POWDER COATINGS

Tony Handoko, Adhitya P. A, Budi Husodo Bisowarno


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141
Telepon/Fax : 022-2032700
Email : tonih@home.unpar.ac.id, heeroyui@mailcity.com

Abstrak

Powder coatings merupakan teknologi pelapisan dengan menggunakan pelapis berbentuk bubuk.
Perbedaan yang utama dengan liquid coatings adalah tidak adanya pelarut dalam campuran.
Penyusun utama powder coatings adalah resin, curing agent, aditif, filler, dan pigmen. Proses
pembuatan powder coatings terdiri dari 8 tahap yaitu : penimbangan material, premixing, ekstrusi,
pendinginan, grinding, pengayakan, homogenisasi, dan pengepakan. Tahap-tahap yang menentukan
kualitas dari powder adalah premixing, ekstrusi, dan grinding.
Premixing digunakan untuk mencampur dan mengaduk semua bahan baku hingga homogen.
Ekstrusi adalah tahap melelehkan resin sehingga dapat menutup bahan-bahan yang lain dan
menghomogenkan bahan baku. Tahap ini dilakukan di dalam ekstruder. Grinding merupakan tahap
pengecilan ukuran dari powder. Variabel-variabel operasi di dalam ekstruder juga menentukan
kualitas powder. Variabel-variabel tersebut adalah laju alir ekstrusi, temperatur di tiap zona, jenis
dan ukuran screw. Variabel-variabel tersebut akan memiliki harga tertentu untuk setiap formula
tertentu.
Tujuan dari penelitian adalah melakukan optimasi terhadap variabel laju alir ekstrusi, temperatur
dan jenis screw dalam pembuatan poliester-epoksi powder coatings warna hitam. Ekstruder yang
ada telah dirancang dengan data-data sebagai berikut : L/D = 15, diameter screw = 50 mm, jenis
screw standar dengan pola aliran counter-rotating. Optimasi akan dilakukan dengan metode
simpleks.

Kata kunci : powder coatings, ekstruder, optimasi

Pendahuluan
Coatings merupakan salah satu teknik perlakuan pada permukaan (surface treatment). Tujuan
coatings adalah melindungi material dari korosi dan memberi keindahan pada material. Powder coatings
merupakan dasar dari proses pewarnaan kering yang terdiri dari pigmen dan bahan aditif yang terdispersi
dalam resin yang membentuk ikatan film dan mengeras menjadi bubuk. Apabila dibandingkan dengan
coatings, powder coatings banyak memberikan keuntungan dibandingkan dengan coatings, hal ini
dikarenakan coatings mengandung solvent yang dalam pengaplikasiannya hanya teradsorb 85%, sedang
sisanya terbang bersama udara. Hal ini dapat menyebabkan polusi udara dan membahayakan kesehatan
manusia. Sedang pada powder coatings tidak terkandung solvent dan jumlah powder yang terbuang saat
aplikasi sedikit, sehingga polusi lingkungan terutama polusi udara tidak terjadi. Dari aspek ekonomi
pembuatan powder coatings membutuhkan biaya yang sangat tinggi akan tetapi hal ini diimbangi dengan
penjualan powder coatings itu sendiri, sehingga powder coatings lebih menguntungkan dibandingkan
coatings. Pada perkembangannya powder coatings menunjukkan peningkatan yang sangat luar biasa tiap
tahunnya, hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-1


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Gambar 1.1. Perkembangan Powder Coatings
[Sumber: Franz, Peter and Meier, Edmund.: Processing of Powder Coatings in a Reciprocating Single Screw
Extruder, ECN Journal, Switzerland, 2002]

Walaupun secara umum powder coatings banyak memberikan keuntungan seperti hasil akhir yang
bervariasi, siap dipakai, mudah digunakan, tidak menimbulkan polusi udara, dan ekonomis, powder coatings
masih terdapat beberapa kekurangan seperti lapisan yang dihasilkan masih cenderung tebal, pewarnaan yang
tidak tepat sasaran, kontaminasi sedikit akan menghasilkan cacat pada powder coatings yang dihasilkan.
Powder yang dapat digunakan dalam powder coatings terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Thermoplastic Powder. Powder ini memiliki sifat adhesi yang kecil, sehingga substrat yang akan
dilapisi harus diberi lapisan dasar (based-coat) terlebih dulu. Selain itu membutuhkan temperatur
yang tinggi untuk meleleh dan mengalir pada saat diaplikasikan, hal ini dikarenakan berat molekul
dari powder ini tinggi. Tebal lapisan film yang dibentuk oleh powder jenis ini sebesar >250 mikron,
oleh karena itu biasa digunakan untuk coatings yang memiliki daya tahan dan kekenyalan yang
tinggi. Sedang untuk aplikasinya biasa digunakan fluidized bed yang memerlukan tahap pre-heated
dan post-heated. Jenis ini tidak mengandung crosslink agent.
2. Thermosetting Powder. Powder jenis ini menghasilkan lapisan film yang tipis (20-80 mikron) yang
cocok untuk dekorasi. Untuk aplikasinya biasa digunakan proses electrostatic spray. Powder ini
mempunyai berat molekul yang lebih berat yang membuat powder ini tidak mudah meleleh jika
dipanaskan. Jenis ini tidak mengandung crosslink agent.
Proses pembuatan powder coatings memerlukan temperatur yang tinggi terutama pada proses curing
110ºC-180ºC, serta waktu gel 20-40 detik. Oleh sebab itu bahan yang digunakan haruslah yang tahan
terhadap suhu tinggi. Akan tetapi jika dibandingkan dengan liquid, powder akan memberikan keuntungan
yang lebih banyak.
Pada awalnya powder coatings ditemukan di Amerika Serikat pada akhir tahun 1950-an. Powder
coatings yang ditemukan merupakan jenis thermoplastic powder coatings yang tidak mengandung crosslink
agent. Perkembangan selanjutnya ditemukan jenis thermosetting powder coatings.
Powder coatings banyak digunakan pada peralatan-peralatan logam maupun non logam terutama
digunakan untuk perlindungan dan dekorasi. Secara umum powder coatings banyak digunakan untuk:
• Komponen otomotif
• Perlengkapan rumah tangga
• Cat mobil
• Bahan pelapis pada peralatan yang banyak berhubungan dengan suhu tinggi
• Pelapis logam
• Pelapis pipa, valve, kaleng dan kontainer
• Bahan insulasi untuk komponen elektronik dan mesin
• Bahan dekorasi untuk jendela, pintu, perlengkapan taman, perabotan luar ruangan
Sedang untuk aplikasinya biasanya disemprotkan dan dimasukkan dengan elektrostatik pada spray
gun, yang terbagi menjadi dua yaitu Corona Spray Gun dan Tribo Spray Gun, dan metode lainnya yaitu
menggunakan proses Fluidised bed
Proses pembuatan powder coatings ada berbagai macam cara antara lain dengan menggunakan
extruder. Secara umum tahap pembuatan powder coatings terdiri dari tiga bagian yaitu premixing, ekstrusi,
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-2
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
dan grinding. Premixing merupakan suatu proses penimbangan dari bahan-bahan mentah agar sesuai dengan
formulasi dari powder coatings yang ada, dan pengadukan untuk mempersiapkan campuran yang homogen
dari bahan mentah sebelum masuk ke proses ekstrusi dengan menggunakan alat mixer pada rentang waktu
tertentu. Selain itu juga dapat dilakukan proses pengecilan bahan mentah agar dapat meningkatkan proses
pencampuran lelehan dari bahan mentah. Pada tahap ini sangat diperlukan pengontrolan pada jenis pigmen
yang biasanya berukuran besar untuk mempermudah proses ekstrusi. Sedang ekstrusi merupakan tahap yang
sangat berpengaruh besar terhadap kualitas powder yang dihasilkan, dimana pada tahap ini merupakan
kelanjutan dari proses premixing, dalam tahap ini pula terjadi pendinginan dan penghancuran dari ekstrudat
yang dihasilkan menjadi batangan-batangan. Tahap ekstrusi ini sangat dipengaruhi oleh beberapa variabel
antara lain temperatur ekstruksi, laju alir bahan dalam extruder, dan model screw. Variabel lain yang
mempengaruhi kualitas powder yaitu formula bahan baku ( jenis resin, pigmen, dan zat aditif ) hal ini
disebabkan masing-masing bahan baku dalam jumlah tertentu akan menghasilkan kualitas powder yang
berbeda-beda. Kualitas dari powder yang dimaksud yaitu daya tahan terhadap korosi, perubahan cuaca, zat-
zat kimia, panas, dan benturan, selain itu juga penampakannya, kehalusannya, kelenturannya, dan daya
ahesinya. Sedang grinding merupakan suatu proses yang berguna untuk memberikan penampilan bagi
powder coating itu sendiri agar sesuai dengan ukuran partikel yang diinginkan dengan menggunakan alat
penggiling.
Bahan penyusun dari powder coatings yaitu resin, pigmen, filler, bahan addtif, flow agents, dan
curing agents. Resin merupakan suatu padatan yang merupakan komponen terpenting dalam powder
coatings. Fungsi resin yaitu menempelkan coatings pada bahan, memberi bentuk pada molekul-molekul
coatings, menentukan sifat-sifat fisik coatings (titik leleh, flow dan levelling). Jenis resin yang pertama kali
digunakan adalah jenis epoksi, akan tetapi untuk mengurangi temperatur dan waktu curing, sekarang diberi
tambahan polimer seperti akrilik, poliester dan sedang dikembangkan sistem hybrid. Yang membedakan jenis
resin satu dengan yang lainnya adalah sistem cross-linked. Beberapa jenis resin yang sering digunakan antara
lain sistem epoksi, sistem akrilik, sistem poliester, sistem epoksi-poliester atau sistem hybrid, dan sistem
polyurethane. Sifat-sifat dari masing-masing resin dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Sifat-Sifat Resin Berdasarkan Jenisnya


[Sumber: Anonymous, Akzo Nobel: Complete Guide To Powder Coatings, Interpon® Powder Coatings,
Issue I,1999]
Jenis Resin
Sifat-sifat Epoxy Acrylic Polyester Hybrid Polyurethane
Ketahanan terhadap cuaca Jelek Sempurna Sempurna Jelek Baik
Ketahanan terhadap korosi Sempurna Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Ketahanan terhadap bahan kimia Sempurna Sangat baik Lumayan baik Sangat baik Sangat baik
Ketahanan terhadap panas Sangat baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik
Ketahanan terhadap benturan Sangat baik Lumayan Baik Sangat baik Sangat baik
Kelenturan Sangat baik Lumayan Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Adhesi Sempurna Lumayan Sempurna Sempurna Sangat baik

Curing agents digunakan untuk membentuk cross-link selama proses curing berlangsung. Cross-link
ini akan mempengaruhi kualitas powder coatings yang diperoleh seperti kemudahan mengelupas, kekilapan,
dan berbagai aspek lainnya termasuk struktur dan tekstur coatings. Kerja curing-agents seimbang dengan
reaksi fusi antar molekul dalam resin. Sedang pigmen digunakan untuk memberikan warna pada coating.
Pigmen merupakan partikel yang menyala, zat warna hitam dan putih, berupa partikel padatan organik
maupun inorganik yang tidak larut dalam medium yang tergabung dalamnya dan tidak dipengaruhi oleh zat
pembawa maupun substrat pencampurnya, yang memberi warna dengan absorpsi pilihan dan pemantulan
sejumlah kecil cahaya. Selain itu fungsi pigmen adalah untuk memberi ketahanan, warna, atau menutupi
cacat pada permukaan. Dalam menentukan pigmen yang akan digunakan, perlu diperhatikan beberapa faktor
diantaranya jangka waktu penggunaan, ukuran partikel, warna dan faktor ekonomi. Berdasarkan
kegunaannya pigmen dibagi menjadi 3 yaitu pigmen warna yang banyak digunakan secara umum, karena
memberikan warna dan kekuatan pada permukaan powder coating, contohnya pigmen putih terdiri dari
titanium oksida, zinc oksida, dan timbal putih, pigmen hitam bahan utama penyusunnya karbon hitam,
pigmen biru terdiri dari biru ultramarine, phthalocyanine blues, ferrocyanide blues, pigmen merah terdiri dari
timbal merah (Pb3O4), ferric oxide (Fe2O3), pigmen hijau terdiri dari phthalocyanine green, chromium oxide
green, guignet’s green, chrome green, pigmen kuning terdiri dari ocher, chrome yellow, zinc yellow, dan
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-3
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
pigmen coklat, sedang pigmen fungsional yang digunakan pada coatings dengan perlindungan khusus seperti
untuk mencegah korosi, hambatan, dan kebakaran, contohnya titanium oksida, phthalocyanine blues, timbal
merah, ferric oxide, phthalocyanine green,zinc yellow, serta pigmen ekstender digunakan untuk
meningkatkan kandungan padatan pada coatings sampai yang kita inginkan, contohnya pigmen aluminium,
pigmen perunggu, dan pigmen pearlescent.
Filler merupakan bahan kimia inert anorganik yang berguna untuk mengurangi penggunaan jumlah
resin dalam proses pembuatan powder coating. Karena filler akan mensubstitusi partikulat yang tidak
berharga dari komponen resin. Jenis yang sering digunakan adalah blanc fixe(BaSO4). Sedang bahan aditif
merupakan sekumpulan bahan mentah yang digunakan untuk meningkatkan atau memodifikasi kualitas atau
penampilan powder. Kualitas bahan aditif yang baik mempunyai titik leleh >50oC dan sangat efektif pada
jumlah yang sedikit.
Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi terhadap formula epoksi-poliester warna hitam dengan
menggunakan variabel temperatur ekstrusi, laju alir bahan dalam extruder, dan model screw. Warna hitam
dipilih karena penggunaannya pada berbagai macam perlengkapan di dunia ini sangat banyak, selain itu juga
faktor ekonomi karena bahan dasar warna hitam menggunakan karbon hitam yang lebih murah dibandingkan
jenis pigmen lainnya. Sedang pemilihan formula epoksi poliester dikarenakan gabungan dua jenis resin ini
memberikan berbagai macam keuntungan seperti ketahanannya terhadap korosi, bahan kimia, panas,
benturan, kelenturan, dan daya adhesinya sangat baik, sehingga sangat cocok digunakan untuk berbagai
aplikasi. Akan tetapi masih terdapat kekurangan yaitu ketahanannya terhadap cuaca kurang baik.
Metode optimasi adalah suatu metode untuk menentukan titik optimum terhadap variabel-variabel
yang ada berdasarkan parameter mutu, dalam hal ini untuk menentukan nilai dari variasi temperatur curing,
waktu tinggal, dan laju alir ekstrusi, serta model screw menghasilkan powder coatings yang sesuai dengan
parameter-parameter mutu diatas. Metode optimasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
simpleks. Optimasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pada nilai berapakah variabel-variabel diatas
memberikan kualitas powder coatings yang maksimum. Selain itu optimasi dilakukan karena pada berbagai
macam alat akan menghasilkan kualitas warna yang berbeda, sehingga belum tentu tiap alat memberikan
nilai yang optimum terhadap variabel tersebut sesuai dengan literatur yaitu pada suhu 180OC dan waktu
curing 10 menit. Untuk melakukan optimasi diperlukan variabel dan kriteria bahwa suatu kondisi itu
optimum. Kriteria yang menentukan kualitas dari powder coatings yang dihasilkan terdiri dari: daya tahan
terhadap bahan kimia, daya tahan terhadap korosi, daya tahan terhadap panas, daya tahan terhadap impact,
daya tahan terhadap kotoran, daya tahan terhadap larutan garam, insulasi listrik.
Optimasi akan dilakukan terhadap alat ekstruder yang terdapat di Laboratorium Teknik Kimia,
Universitas Katolik Parahyangan. Optimasi dilakukan dengan menggunakan metode simpleks, metode ini
dipilih karena metode ini memberikan cara yang lebih sederhana untuk memberikan nilai optimum, yaitu
dengan mencerminkan data-data yang paling jelek terhadap data yang lebih baik, proses ini berjalan terus
menerus hingga didapatkan suatu titik yang menyatakan bahwa nilai tersebut optimum, selain itu metode ini
sangat memungkinkan untuk melakukan optimasi dengan suatu percobaan. Simpleks itu sendiri adalah
polihedra yang terdiri dari N+1 titik berjarak seragam sebagai titik pojok. Metode simpleks hanya
memerlukan nilai-nilai fungsi obyektif. Metode penelusuran bermula dari suatu simpleks, secara beruntun
dibangun simpleks-simpleks baru yang makin lama makin dekat titik minimum. Titik minimum yang
dimaksud disini adalah titik dimana powder coatings yang dihasilkanmendekati parameter mutu yang telah
ditetapkan.

Gambar 1.2 Bentuk Simpleks dalam Beberapa Dimensi.


[Sumber : Sequential Simpleks Optimization; Walters dkk, 1991]

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-4


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa bentuk tekstur dari simpleks tergantung dari banyaknya
data yang diwakili oleh titik. Untuk gambar A merupakan simpleks berdimensi nol yang hanya terdiri dari
satu data pada dimensi ini tidak dapat terjadi pemantulan, sedang gambar B merupakan simpleks dengan
dimensi satu yang diwakili dengan dua data percobaan, pemantulan dari data terjelek menuju data yang lebih
baik mengikuti sumbu garis lurus. Gambar C merupakan simpleks berdimensi dua yang ditandai dengan
adanya tiga data percobaan, sedang cara pemantulan data terjelek menggunakan garis yang menghubungkan
antara dua data yang lebih baik yang letak jatuhnya titik baru yang berharga lebih baik jaraknya sama dengan
jarak titik data terjelek dengan garis penghubung dua data yang lebih baik. Sedang gambar D merupakan
simpleks berdimensi dua yang diwakili dengan empat data eksperimen, cara pemantulannya menggunakan
segitiga yang dibentuk oleh titik yang mempunyai data lebih baik dengan jarak yang sama. Pemantulan data
terjelek dihentikan hingga nantinya hanya terdapat titik yang merupakan data eksperimen yang paling baik
atau disebut optimum. Berikut beberapa contoh cara pemantulan dalam metode simpleks hingga diperoleh
titik yang menghasilkan nilai optimum dapat dilihat pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Cara Pemantulan Data dengan Metoda Simpleks


[Sumber : Sequential Simpleks Optimization; Walters dkk, 1991]

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-5


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Bahan dan Metode Penelitian
Bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini terdiri dari dua macam bagian yaitu bahan
baku utama dan bahan baku analisis. Bahan baku utama terdiri dari Resin epoksi, resin poliester, flow agent,
benzoin, blanc fixe, karbon hitam, dengan komposisi:

Tabel 1.3 Formula Powder Coatings

Material Spesifikasi Hitam (%-b) Massa (kg)


Resin Poliester Nilai Asam 50 29 0.87
Resin Epoksi Berat ekivalen 700 29 0.87
Flow Agent 0.5 0.015
Benzoin 0.3 0.009
Karbon hitam 1 1.206
Blanc fixe Micronised 40.2 0.03
Total 100 3

Sedang bahan baku untuk analisis terdiri dari larutan 95% ethanol dan 5% metil etil keton, NaOH,
H2SO4 dan air PDAM. Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian terdiri dari: twin screw
extruder, oven, pipet tetes, pipet volume, spatula, timbangan analitis, gelas kimia, botol semprot aquades,
spray gun, impact tester, panel besi, panel logam.
Metode optimasi dilakukan dengan menggunakan metode simpleks, yang memberikan cara untuk
memperoleh nilai optimum dengan sangat sederhana yaitu dengan mencerminkan data percobaan yang paling
jelek terhadap garis yang menghubungkan data yang lebih bagus, hal ini dilakukan berulang-ulang hingga
diperoleh suatu data yang merupakan titik yang menghasilkan pengaruh dari variabel-variabel paling
mendekati kriteria parameter mutu yang telah ada.

Hasil dan Pembahasan


Makalah ini merupakan suatu proposal terhadap penelitian yang akan diambil pada semester
mendatang, sehingga hasil dan pembahasannya belum dapat diketahui secara pasti.

Daftar Pustaka
Anonim, Akzo Nobel: Complete Guide To Powder Coatings, Interpon® Powder Coatings, Issue I,1999.
Anonim, " Extrusion Technology Program",
http://www.tamu.edu/extrusion/text/equipment.html
Anonim, Global Powder Coating Market to Reach One Million Tons by 2003, Journal of Coatings
Technology, Blue Bell, 2002.
David M Howell, The Technology, Formulations And Application of Powder Coatings, John Wiley & Sons,
London, 2000.
Franz, Peter and Meier, Edmund.: Processing of Powder Coatings in a Reciprocating Single Screw Extruder,
ECN Journal, Switzerland, 2002.
Himmelblau, Edgar and Lasdon, Optimization of chemical processes, second ed., Mc Graw Hill Book Co.,
New York, 2001.
Othmer-Kirk, 1997, Encyclopedia of Chemical Technology, 4th ed., Vol. 6, John Wiley and Sons, New York.
Satas, D and Tracton, A, Arthur: Coatings Technology Handbook, 2nd ed., Marcel Dekker, Inc. New Jersey,
2001.
Walters, dkk, Sequential Simpleks Optimization, CRC Press LCC, Sweden, 1991.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-6


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
DATA PRIBADI PENYAJI

1. Nama Penulis (lengkap dengan gelar akademis)


Tony Handoko, ST

2. Tempat/tanggal lahir : Solo, 2 Oktober 1978


3. Alamat Instansi : Ciumbuleuit 94, Bandung 40141
4. Pendidikan : S1 Jurusan Teknik Kimia UNPAR
5. Pengalaman Penelitian :
1. Pengaruh Temperatur, Pelarut, Ukuran Umpan, dan Rasio F : S terhadap hasil Ekstraksi
Alkaloid dari Tapak Dara, Asiaticoside dari Pegagan, dan Flavanoid dari Kenikir
2. Kajian Awal Pembuatan Fishglue dari Ikan Tenggiri, Kakap Merah dan Tuna
3. Desain Twin Screw Ekstruder untuk Pembuatan Powder Coatings
6. Publikasi Ilmiah :
1. Seminar Nasional 2 UNPAR Bandung
2. Seminar Nasional UPN Yogyakarta
3. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia Yogyakarta
7. Alat yang diperlukan untuk presentasi :
! OHP
! LCD

Bandung, 1 Juli 2004


Tertanda,

(Tony Handoko, ST)

NB : Mohon data pribadi penyaji dikirimkan bersamaan dengan pengiriman makalah lengkap

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-7


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
DATA PRIBADI PENYAJI

8. Nama Penulis (lengkap dengan gelar akademis)


Adhitya P A

9. Tempat/tanggal lahir : 27 Mei 1983


10. Alamat Instansi : Ciumbuleuit 94, Bandung 40141

11. Pendidikan : S1 Jurusan Teknik Kimia UNPAR

12. Pengalaman Penelitian :-


1. ________________________________________________________________
2. ________________________________________________________________
3. ________________________________________________________________
13. Publikasi Ilmiah :-
4. _______________________________________________________________
5. _______________________________________________________________
6. _______________________________________________________________
14. Alat yang diperlukan untuk presentasi :
! OHP
! LCD

Bandung,_1 Juli 2004


Tertanda,

(Adhitya PA)

NB : Mohon data pribadi penyaji dikirimkan bersamaan dengan pengiriman makalah lengkap

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK G-14-8


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai