DAFTAR REGU : 1. M. Bagas Pamungkas/14871 2. Tri Kurnia Sari/15256 3. Farid Ismail/14808 4. Yoga Arief Rahmadi MINAT : KHT FAKULTAS : KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2014 2
DAFTAR ISI
A. TUJUAN ................................................................................................ 3 B. CARA KERJA ....................................................................................... 3 C. DASAR TEORI ..................................................................................... 3 D. HASIL PENGAMATAN ....................................................................... 4 E. PEMBAHASAN .................................................................................... 15 F. KESIMPULAN ...................................................................................... 16 G. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17
3
ACARA III. PENGENALAN PEREKAT KOMERSIL A. TUJUAN 1. Mengenal kisaran sifat perekat komersial berdasarkan petunjuk atau label perekat. B. CARA KERJA 1. Mencatat nama komersial perekat, komponen kimia atau bahan pengikat yang beranggung jawab pada kekuatan rekat 2. Mencari keterangan bahan pengikat dalam pustaka perekatan, dan rangkumkan sifat bahan pengikat tersebut sesuai dengan yang tertulis dalam buku yang meliputi rumus kimia, rumus bangun, cara pembuatan dan lain- lain. 3. Mencatat urutan penggunaan perekat sesuai dengan label perekat komersial 4. Mencacat prosedur penggunaan berdasarkan buku perekat. Prosedur pengujian dalam buku uji perekat C. DASAR TEORI Lem adalah zat atau bahan perekat yang berfungsi merekatkan dua bagian(sisi) suatu benda.Secara garis besar material pembentuk lem terbuat dari bahan alami maupun bahan sintetis. Lem yang terbuat dari bahan alami biasanya menggunakan campuran air sebagai pelarutnya sehingga kekuatannya akan melemah ketika terkena air akan tetapi jenis lem ini tidak mudah terbakar. Sedangkan lem sintetis menggunakan pelarut kimia dan lem akan mengering setelah pelarutnya menguap akan tetapi jenis lem ini sangat mudah terbakar. Untuk jenis lem yang terbuat dari bahan alami waktu keringnya cenderung lambat tapi hasilnya lebih kuat dan awet.Sedangkan jenis lem yang terbuat dari bahan sintetis waktu keringnya lebih cepat akan tetapi hasilnya kurang kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis lem dari bahan alami. 4
Lalu ada juga jenis lem yang terdiri dari dua bagian yaitu epoxy dan hardener.Epoxy berisi lem yang sebenarnya sedangkan hardener berfungsi sebagai katalis atau pengeras.Lem jenis ini sangat bagus untuk merekatkan logam misalnya untuk pengisi bagian yang penyok pada bodi mobil tetapi lem ini harus dicampur dengan benar agar bisa bekerja dengan baik. Perekat adalah senyawa yang melekat atau obligasi dua item bersama-sama. Perekat dapat berasal baik dari sumber alami atau sintetik. Perekat adalah produk alam, melainkan juga diproduksi di Pabrik. Beberapa perekat modern sangat kuat, dan menjadi semakin penting dalam konstruksi modern dan industri.Banyak sekali perekat yang beredar di pasaran saat ini. Berbagai jenis dan sifat perekat dengan kisaran kekuatan yang lebar telah tersedia di pasaran. Macam perekat digolongkan berdasarkan : 1) pemakaian ; perekat siap pakai, yaitu dapat langsung dipakai tanpa harus dicampur dengan bahan lain, dan perekat tidak siap pakai, 2) bentuk ; perekat cair (encer, kental, pasta), padat (tepung, butiran dan lempengan), 3) suhu perekatan ; harus mengalami pengempaan dingin (suhu kamar), panas (> 100 o c), atau keduanya, 4) kekuatan rekat ; perekat interior dan eksterior, 5) asal perekat ; perekat alami dan perekat sintetis, 6) bahan kimia ; perekat organik dan anorganik/mineral. Pengetahuan tentang berbagai jenis perekat dan pemilahan pengguanaannya dengan penyesuaian kekuatan rekat membantu mengenal sifat perekat.
5
D. HASIL PENGAMATAN 1. Nama perekat komersial : Lem Fox
Gambar. 1. Lem Fox Spesifikasi Perekat Komersial : a. Pemakaian : Perekat Siap Pakai b. Bentuk : Kental c. Warna : Kuning Kecoklatan d. Sifat Perekatan : akan mengeras setelah didingin e. Kekuatan Rekat : perekat interior f. Asal Perekat : Senyawa organik g. Bahan pengikat : Polycholoroprene h. Rumus kimia : C 4 H 5 Cl i. Rumus bangun
: j. Prosedur Pengujian : - k. Urutan Penggunaan : 1) Amplas dan bersihkan kedua permukaan bahan yang akan ditempel. 6
2) Oleskan kedua permukaan dengan lem 3) Biarkan sampai hamper kering + 10 20 menit 4) Tempelkan kedua permukaan tersebut denga baik dan dilakukan pengempresan. l. Kegunaan : Lem dapat digunakan untuk bahan-bahan kulit, karet (busa), kayu, formika, vynil, karpet, packing mesin dan lain-lain.
2. Nama perekat komersial : Lem UHU
Gambar. 2. Lem UHU Spesifikasi Perekat Komersial : a. Pemakaian : Perekat Siap Pakai b. Bentuk : Pasta c. Warna : Bening d. Sifat Perekatan : Akan mengeras pada saat didinginkan e. Kekuatan Rekat : perekat interior f. Asal Perekat : Perekat sintetis g. Bahan Kimia : perekat anorganik. 7
h. Bahan pengikat : Volatile Solvent i. Rumus kimia : - j. Rumus bangun : - k. Prosedur Pengujian : - l. Urutan Penggunaan : 1) Oleskan pada permukaan yang bersih, kering dan bebas minyak, 2) Tempelkan dan tekan, 3) Untuk barang-barang keras oleskan dan biarkan sampai kering, 4) Oleskan sekali lagi lalu ditekan bersamaan dari kedua sisi. m. Kegunaan : Sangat cocok untuk segala jenis bahan seperti kayu, kertas, kulit, besi, gelas, porselin dan lain-lain.
3. Nama perekat komersial : Lem G/korea
Gambar. 3. Lem G/korea
Spesifikasi Perekat Komersial : 8
a. Pemakaian : Perekat Siap Pakai b. Bentuk : Cair c. Warna : Bening d. Sifat Perekatan : Akan mengeras pada saat didinginkan e. Kekuatan Rekat : perekat interior f. Asal Perekat : Perekat sintetis g. Bahan Kimia : perekat anorganik. h. Bahan pengikat : - i. Rumus kimia : - j. Rumus bangun : - k. Prosedur Pengujian : l. Urutan Penggunaan : 1) Teteskan pada permukaan yang bersih, kering dan bebas minyak, 2) Tempelkan dan tekan m. Kegunaan : Sangat cocok untuk plastic, kayu, karet, logam, kulit dam keramik.
4. Nama perekat komersial : Lem ALF
Gambar. 4. Lem ALF 9
Spesifikasi Perekat Komersial : a. Pemakaian : Dicampur dengan resin b. Bentuk : Kental c. Warna : Bening d. Sifat Perekatan : Mengeras setelah didinginkan e. Kekuatan Rekat : perekat interior dan eksterior f. Asal Perekat : Perekat sintetis g. Bahan Kimia : perekat anorganik. h. Bahan pengikat : Mampu mengikat kuat bahan-bahan tambahan yang dicampurkan pada campuran bahan i. Rumus kimia : j. Rumus bangun : k. Prosedur Pengujian : l. Urutan Penggunaan : 1) Bersihkan dahulu permukaan yang akan direkat, 2) Campur resin dengan hardener adonan sampai berwarna putih, 3) Campuran lem siap dipakai dan setelah kering lem akan tampak trasparan seperti kaca. m. Kegunaan : Cocok dipakai untuk bahan besi besi, kaca besi, alumunium, tembaga, kayu plastic, prselen porselen, batu perhiasan emas dan lain-lain.
10
5. Nama perekat komersial : Lem Sika Tile Gront
Gambar. 5. Lem Sika Tile Gront Spesifikasi Perekat Komersial : a. Pemakaian : Dicampur dengan resin b. Bentuk : Bubuk/powder c. Warna : Merah, putih, abu-abu, hijau d. Suhu Perekatan : harus mengalami pemanasan pada suhu >100 0 c e. Kekuatan Rekat : perekat interior dan eksterior f. Asal Perekat : Perekat alami g. Bahan Kimia : perekat organik. h. Bahan pengikat : i. Rumus kimia : j. Rumus bangun : k. Prosedur Pengujian : l. Urutan Penggunaan : 11
1) Dalam ukuran 1 kg Sika Tile Gront dicampur dengan 0,3 liter air, 2) Aduk hingga merata lalu didiamkan beberapa saat lalu diaduk kembali, 3) Lalu aplikasikan ken at sampai terisi penuh dengan alat raskam karet, 4) Bersihkan permukaan dengna spon/busa yang lembab, 5) Biarkan kering + 24 jam. m. Kegunaan : Untuk menyatukan nat dan keramik.
6. Nama perekat komersial : Lem Fox Putih PVAc
Gambar. 1. Lem Putih PVAc Spesifikasi Perekat Komersial : a. Pemakaian : Perekat Siap Pakai b. Bentuk : Pasta c. Warna : Putih d. Sifat Perekatan : e. Kekuatan Rekat : perekat interior dan ekterior f. Asal Perekat : Perekat sintetis g. Bahan Kimia : perekat anorganik. 12
h. Bahan pengikat : Mampu mengikat kuat bahan-bahan tambahan yang dicampurkan pada campuran bahan i. Rumus kimia : j. Rumus bangun : k. Prosedur Pengujian : l. Urutan Penggunaan : 1) Poleskan lem dengan tipis dan merata pada satu permukaan 2) Kedua bagian ditempatkan dan diberi tekanan secukupnya 3) Bila dikehendaki bias encerkan dengan air 5-10%. m. Kegunaan : Sangat baik digunakan untuk merekatkan dan penempelan kayu, kertas, textur dan koraltex
7. Nama perekat komersial : Urea Formaldehid
Gambar. 7. Urea Formaldehid 13
Spesifikasi Perekat Komersial : a. Pemakaian : Perekat Siap Pakai b. Bentuk : Bubuk c. Warna : Coklat muda dan coklat tua d. Suhu Perekatan : Mengeras pada suhu 95-130 o c e. Kekuatan Rekat : perekat interior f. Asal Perekat : Perekat sintetis g. Bahan Kimia : perekat anorganik. h. Bahan pengikat : Urea Formaldehid i. Rumus kimia : CH 4 N 2 O CH 2 O j. Rumus bangun : k. Prosedur Pengujian : 1) pH : 7,98 2) Titik didih : 100 o c 3) Berat jenis : 1,27 4) Solid content : 64,8% 5) Viskositas : 292 cps l. Urutan Penggunaan : 1) Bagian yang akan dioles hendaknya bersih dan kering. 2) Oleskan perekat lalu ditempel dan ditekan m. Kegunaan : Sangat baik digunakan untuk pemasangan parquet (lantai kayu), lantai dansa, lapangan basket dalam ruang, pengeleman lis pintu, jendela, panel kayu serta pekerjaan- pekerjaan kayu lainnya.
14
8. Nama perekat komersial : Lem Alteco Super Glue
Gambar. 8. Lem Alteco Super Glue Spesifikasi Perekat Komersial : a. Pemakaian : Perekat Siap Pakai b. Bentuk : Cair c. Warna : Bening d. Suhu Perekatan : e. Kekuatan Rekat : perekat interior f. Asal Perekat : Perekat sintetis g. Bahan Kimia : perekat anorganik. h. Bahan pengikat : Mampu mengikat kuat bahan-bahan tambahan yang dicampurkan pada campuran bahan i. Rumus kimia : j. Rumus bangun : k. Prosedur Pengujian : l. Urutan Penggunaan : 1) Bersihkan permukaan yang akan direkat, kering dan permukaan halus. 15
2) Teteskan pada bagian yang akan dilem, 3) Lem akan mengeras dalam waktu 10 detik m. Kegunaan : Sangat baik digunakan untuk merekatkan plastic, kayu, karet, logam, kulit dan keramik
E. PEMBAHASAN Perekat komersil merupakan perekat yang dikembangkan khusus untuk perekat bahanbahan tertentu, misalnya digunakan untuk perekatan kayu, karet, kulit dan bahan lainya yang memang mempunyai spesifikasi tersendiri. Dengan banyaknya berbagai macam jenis perekat yang ada maka akan menambah persaingan pasar dan komposisi ataupun bahan perekat itu sendiri. Perekat yang diamati berasal dari perekat alam maupun perekat sintetis. Berbagai kandungan yang dimiliki masing-masing perekat komersial tersebut sangat menentukan kekuatan rekat yang dihasilkan. Dari beberapa jenis perekat komersial yang dilakukan pengamatan yang tergolong perekat alam yaitu lem fox dan lem fox putih sedangkan yang lainnya merupakan perekat sintetis. Perekat komersial yang diamati rata-rata merupakan perekat interior yang akan bertahan lebih lama jika penggunaannya didalam ruangan dan kurang efektif jima digunakan pada luar ruangan atau exterior. Bentuk masing-masing perekat memiliki kekhususan bentuk seperti halnya lem Fox yang berbentuk kental, lem UHU yang berbentuk bening, lem G bentuk cair, lem ALF (epoxy) berbentuk kental, lem Sika berbentuk bubuk, lem Fox putih berbentuk pasta, Urea formaldehid yang berbentuk kental dan lem Super Glue yang berbentuk cair. Dari petunjuk label pada masing-masing kemasan perekat komersial dengan bentuk cair lebih cepat proses pengerasannya dimana perekat berbentuk cair sebagai pelarut 16
lalu menguap dan selanjutnya perekat mengeras. Berbeda dengan produk berbentuk yang bukan cair seperti produk yang berbentuk kental, pasta maupun bubuk memerlukan waktu yang lama pengerasannya. Perekat komersial yang berbentuk cair dalam waktu kurang dari 2 menit telah mengalami pengerasan. Pengamatan pada perekat komersial memiliki sifat yang berbeda-beda ada yang bersifat kontak seperti halnya perekat Lem Fox berbahan pengikat Polychloroprene yang merupakan dari bahan karet alam. Lainnya hal nya dengan perekat Urea Formaldehid yang lebih banyak dipakai saat ini sebagai bahan perekat terutama yang berasal dari bahan kayu.
F. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perekatan komersial dilihat asal perekatnya yaitu perakat alam dan perekat sintetis. 2. Masing-masing perekat komersial memiliki sifat perekatan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh bahan perekatnya.
17
G. DAFTAR PUSTAKA
Abdurahim, S; YI. Mandang dan U. Sutisna. 2004 .Atlas Kayu Indonesia Jilid III (Ed). Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan. Bogor. Anonim. 2014. Petunjuk Praktikum Perekatan Kayu. Fakultas Kehutanan Instiper. Yogyakarta. Dewi. Ika K. 2012 .Aplikasi Perekat Dalam Pembuatan Kayu Laminasi. Program Sarjana . Institute Pertanian Bogor. Bogor