Anda di halaman 1dari 38

TANDA DAN GEJALA

PSIKIATRIK
PEMBIMBING :
Dr. Carla, SpKJ
PENYUSUN:
HENDRA NURYANTO
THERESIA FALENTINA
HUSSAIN
VINISIA
SOESILO SUMITRO

PENDAHULUAN
Mengenali tanda dan gejala spesifik

memudahkan komunikasi dengan dokter


lain, membuat diagnosis yang akurat,
pengobatan dengan berhasil,
memperkirakan prognosis dengan dapat
dipercaya serta dapat menggali masalah
psikopatologi penyebab dan psikodinamika
secara menyeluruh.

PENDAHULUAN
Tanda (sign) adalah temuan objektif yang

diobservasi oleh dokter (afek yang terbatas


dan retardasi psikomotor).
Gejala (symptom) adalah pengalaman
subjektif yang digambarkan oleh pasien.
Suatu sindroma adalah kelompok tanda
dan gejala yang terjadi bersama-sama
sebagai suatu kondisi yang dapat dikenali
yang kurang spesifik dibandingkan
gangguan atau penyakit yang jelas.

LUANG LINGKUP
Kesadaran dan kognisi
Alam perasaan / emosi
Perilaku motorik / konasi
Alam pikiran
Persepsi / penginderaan
Pembicaraan dan kemampuan berbahasa
Tilikan dan daya nilai sosial

1A. KESADARAN
Kesadaran / sensorium adalah suatu kondisi

kesigapan mental individu dalam


menanggapi rangsang dari luar maupun
dari dalam.

TINGKAT KESADARAN
1. Kompos Mentis
2. Apatia: respon lambat terhadap stimulus dari luar
3. Somnolensi : kesadaran ,cenderung tidur
4. Sopor : derajat penurunan kesadaran berat, respon minimal

atau tidak sama sekali.


5. Koma : derajat kesadaran paling berat, tidak memberi respon

dengan perangsangan yang kuat


6. Kesadaran Berkabut : perubahan kualitas kesadaran,

individu tidak dapat berpikir jernih

7. Delirium : gangguan fungsi kognitif yang

luas, Perilaku berfluktuasi disertai


gangguan persepsi berupa halusinasi atau
ilusi

8. Kesadaran Seperti Mimpi (Dream like

state) : terjadi pada serangan epilepsi


vasomotor. Ia tidak menyadari yang
dilakukannya dan tidak bereaksi terhadap
perangsangan (tidak sama dengan sleep
walking)

9. Twilight State : perubahan kualitas

kesadaran yang disertai halusinasi


( biasanya pada GMO). Separuh sadar,
respon terhadap lingkungan terbatas,
perilaku impulsif, emosi labil dan tak
terduga.

1B. KOGNISI
Kognisi adalah kemampuan untuk

mengenal/mengetahui benda, keadaan


atau situasi, yang dikaitkan dengan
pengalaman pembelajaran dan kapasitas
intelejensi seseorang.

Termasuk dalam fungsi kognisi adalah:


memori/daya ingat,
konsentrasi/perhatian,
orientasi,
kemampuan bahasa,
berhitung,
visuospatial, fungsi eksekutif, abstraksi dan

taraf intelejensi.

1C. PERHATIAN/KONSENTRASI
Terdapat beberapa gangguan konsentrasi:
1.Distraktibilitas, ketidakmampuan individu

untuk memusatkan dan mempertahankan


perhatian.

2. Inatensi Selektif, ketidakmampuan


memusatkan perhatian pada objek atau
situasi tertentu, biasanya situasi yang
membangkitkan kecemasan

3. Kewaspadaan Berlebih (Hypervigilance), pemusatan perhatian yang


terlalu berlebih pada stimulus eksternal dan
internal sehingga pasien tampak sangat
tegang.

1D. ORIENTASI
Orientasi adalah kemampuan individu untuk
mengenali objek atau situasi sebagaimana
adanya. Terdiri dari :
Orientasi personal
Orientasi ruang / spasial
Orientasi waktu

1E. MEMORI/DAYA INGAT


Jenis gangguan memori :
1. Amnesia :
Amnesia anterograd, apabila hilangnya
memori terhadap pengalaman setelah titik
waktu kejadian.
b. Amnesia retrograd, hilangnya memori
sebelum titik waktu kejadian
a.

2. Paramnesia (Ingatan Palsu)

a. Konfabulasi: Ingatan palsu untuk

mengisi kekosongan memori


b. dj vu: ingatan palsu terhadap
pengalaman baru
c. Jamais Vu: kebalikan dj vu, yaitu
pasien merasa asing terhadap situasi
yang pernah dialaminya

d. Hiperamnesia: ingatan yang mendalam


dan berlebihan terhadap suatu pengalaman.
e. Screen memory: menutupi pengalaman
traumatis dengan sesuatu yang dapat
ditoleransi
f. Letologika: ketidakmampuan menemukan
kata yang tepat untuk mendeskripsikan
pengalamannya

KEHILANGAN DAYA INGAT


BERDASARKAN WAKTU
a. Memori segera, adalah kemampuan

mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.


b. Memori baru, ingatan terhadap
pengalaman dalam beberapa hari terakhir.
c. Memori jangka menengah, ingatan
terhadap peristiwa beberapa bulan lalu.
d. Memori jangka panjang, ingatan terhadap
peristiwa yang sudah lama terjadi (tahun).

2. EMOSI
Emosi adalah suasana perasaan yang
dihayati secara sadar, bersifat
kompleks, melibatkan pikiran,
persepsi dan perilaku individu. Secara
deskriptif fenomatologis dibedakan
antara mood dan afek.

2A. MOOD
1. Mood eutimia, suasana perasaan dalam
2.
3.
4.

5.
6.
7.

rentang normal
Mood hipotimia, suasana yang diwarnai
kesedihan dan kemurungan
Mood disforia, suasana perasaan yang tidak
menyenangkan
Mood hipertimia, suasana yang
memperlihatkan kegairahan yang berleihan
terhadap berbagai aktivitas kehidupan
Mood euforia, perasaan gembira dan
sejahtera secara berlebihan
Mood ekstasia, perasaan dengan
kegairahan yang meluap-luap
Aleksitimia, ketidakmampuan individu untuk
menghayati perasaannya

8. Anhedonia, suasana kehilangan minat

dan kesenangan terhadap aktivitas


kehidupan

9. Mood kosong, kehidupan emosi yang

sangat dangkal, dijumpai pada pasien


skizofrenia kronis.

10.Mood labil, suasana perasaan yang

berubah dari waktu kewaktu.

11.Mood iritabel, suasana perasaan yang

sensitif, mudah tersinggung, mudah


marah dan sering kali bereaksi
berlebihan terhadap situasi yang tidak
disenanginya.

2B. AFEK
Afek adalah respon emosional saat sekarang,
yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah,
pembicaraan, sikap, dan gerak gerik
tubuhnya(bahasa tubuh). Mencerminkan
situasi emosi sesaat.

1. Afek luas : afek pada rentang normal


2. Afek menyempit : suasana ekspresi emosi

yang terbatas.

3. Afek menumpul : penurunan serius dari

kemampuan ekspresi emosi (tatapan


kosong, irama suara monoton, dll)

4. Afek mendatar : gangguan afektif berat

yang lebih parah dari afek menumpul.

5. Afek serasi : keadaan normal dari ekspresi

emosi, terlihat dari keserasian antara


ekspresi emosi dan suasana hati yang
dihayatinya

6. Afek tidak serasi : kondisi kebalikan antara

ekspresi emosi dan suasana yang


dihayatinya

7. Afek labil : perubahan irama perasaan yang

cepat dan tiba-tiba

3. PERILAKU MOTORIK
Adalah ragam perbuatan manusia yang
dilandasi motif dan tujuan tertentu serta
melibatkan seluruh aktifitas mental individu

1. Stupor katatonia : penurunan aktifitas motorik

2.

3.
4.

5.
6.

secara ekstrim, gerakan lambat hingga tidak


bergerak.
Furor katatonia : agitasi motorik yang ekstrim,
kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif
yang jelas dan tidak dipengaruhi stimulus
eksternal
Katelepsia: mempertahankan posisi tertentu
dalam waktu lama.
Flexibilitas cerea: sikap tubuh sedemikian rupa
dapat diatur tanpa perlawanan sehingga
diistilahkan seluwes lilin.
Akinesia : suatu kondisi aktivitas motorik yang
sangat terbatas
Bradikinesia : perlambatan gerakan motorik
yang biasa terjadi pada pasien parkinson

4. PROSES PIKIR
1. Pola pikir primer; terminologi yang umum

untuk pikiran derealistic, tidak logis, magis;


secara normal ditemukan pada mimpi, tidak
normal pada psikosis

2. Gangguan bentuk pikir/arus pikir;


a. Asosiasi longgar; ide-ide berpindah dari

satu subjek ke yang lain dan tidak


berhubungan sama sekali.

b. Inkoherensia; pikiran yang secara

umum tidak dapat dimengerti,pikiran


atau kata keluar bersama tanpa
hubungan logis.

c. Flight of Ideas; pikiran yang sangat

cepat, verbalisasi berlanjut atau


permainan kata yang menghasilkan
perpindahan konstan dari satu ide ke
yang lain.
d. Sirkumstantial; pembicaraan yang tidak
langsung sehingga lambat mencapai
point yang diharapkan, tetapi akhirnya
mencapai point yang diharapkan.
e. Tangensial; ketidakmampuan mencapai
tujuan secara langsung dan akhirnya
seringkali tidak mencapai point yang
diharapkan.

5. ISI PIKIR
Yang terganggu adalah buah pikiran atau
keyakinan, bukan cara penyampaian.
1. Kemiskinan isi pikir
2. Waham/delusi
a) Waham bizzare, keyakinan yang keliru,

mustahil dan aneh


b) Waham sistematik, keyakinan yang
tergabung dengan suatu kejadian
c) Waham nihilistik, perasaan yang keliru
tentang diri dan lingkungan
d) Waham somatik, keyakinan yang keliru
yang melibatkan fungsi tubuh

e) Waham paranoid, waham kebesaran, waham

kejaran, waham rujukan, dan waham


dikendalikan
f) Waham cemburu, waham tentang pasangan
yang tidak setia
g) Erotomania, keyakinan yang keliru biasanya
pada wanita, merasa yakin bahwa seseorang
sangat mencintainya
3. Obsesi; ide kuat yang menetap,sering

kali tidak rasional.

4. Kompulsi; kebutuhan dan tindakan

patologis untuk melaksanakan suatu


impuls, jika ditahan menimbulkan
kecemasan.

5. Fobia, ketakutan patologis yang irrasional yang persisten


dan berlebihan. Contohnya;
a.Fobia spesifik : ketakutan yang terbatas pada obyek atau situasi

khusus
b.Fobia sosial : ketakutan dipermalukan di depan publik
c.Akrofobia : ketakutan berada di tempat tinggi
d.Agorafobia : ketakutan berada di tempat terbuka, ramai atau sulit

untuk melarikan diri


e.Klaustrofobia : ketakutan berada di tempat sempit
f. Ailurofobia : ketakutan pada kucing
g.Zoofobia : ketakutan pada binatang
h.Xenofobia : ketakutan pada orang asing
i. Fobia jarum : ketakutan berlebihan menerma suntikan

6. PERSEPSI
Sebuah proses mental yang merupakan
pengiriman stimulus fisik menjadi informasi
psikologis sehingga stimulus sensorik dapat
menerima secara sadar.

1. Depersonalisasi, merasakan diri

sendiri sebagai tidak nyata atau khayal

2. Derealisasi, merasa lingkungannya

asing dan tidak nyata

3. Ilusi, persepsi yang keliru atau

menyimpang dari stimulus eksternal


yang nyata

4. Halusinasi, persepsi palsu, tidak


berhubungan stimulus eksternal yang nyata
sehingga menghayati yang dikhayalkan
sebagai hal nyata.
Jenis-jenis halusinasi:
a) Hipnagogik : persepsi sensorik keliru yang

terjadi ketika mulai jatuh tertidur


b) Hipnapompik : persepsi sensorik keliru yang

terjadi ketika seseorang mulai terbangun


c) Auditorik : persepsi suara yang keliru
d) Visual : persepsi penglihatan yang keliru
e) Penciuman : persepsi penghidu keliru

f) Pengecapan : persepsi pengecapan

keliru
g)

Taktil : persepsi perabaan keliru


(phantom libs, formikasi)

h) Somatik : sensali keliru yang terjadi

pada atau di dalam tubuhnya, lebih


sering menyangkut organ dalam
(cenesthetic hallucinations)
i) Liliput : persepsi keliru yang

mengakibatkan obyek terlihat lebih kecil


(micropsia)

7. REALITY TESTING OF
ABILITY (RTA)
Kemampuan seseorang untuk menilai realitas.
Kemampuan ini akan menentukan persepsi,
respons emosi dan perilaku dalam berelasi
dengan realitas kehidupan

8. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial, Kemampuan

seseorang untuk menilai situasi secara


benar, dan bertindak dalam sesuai
dengan situasi tersebut
2. Uji daya nilai, kemampuan untuk menilai

situasi secara benar dan bertindak yang


sesuai dalam situasi imajiner yang
diberikan

9. TILIKAN
Wawasan diri yaitu pemahaman seseorang
terhadap kondisi dan situasi dirinya dalam
konteks realitas sekitarnya. Jenis-jenis

tilikan:

1.Derajat 1 : penyangkalan total terhadap

penyakitnya

2.Derajat 2 : ambivalensi terhadap

penyakitnya

3.Derajat 3 : menyalahkan faktor lain

sebagai penyebab penyakitnya

4. Derajat 4 : menyadari dirinya sakit

dan butuh bantuan namun tidak


memahami penyakitnya

5. Derajat 5 : menyadari penyakitnya

dan faktor yang berhubungan


dengan penyakitnya namun tidak
menerapkan dalam perilaku
praktisnya

6. Derajat 6 : menyadari sepenuhnya

tentang situasi dirinya, disertai


motivasi untuk mencapai perbaikan

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai