Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

AKALASIA ESOFAGUS
Yipno Wanhar
Pembimbing

Dr. Duriyanto Oesman, Sp B


UNIVERSITAS JEMBER

RSD DR SOEBANDI-KAB. JEMBER

PENDAHULUAN

Thomas Willis (1672) sumbatan di esofagus


distaldilatasi dengan tulang ikan paus
Henry Plummer (1908)dilatasi dengan kateter balon
Heller (1913) melakukan pembedahan dengan cara
kardiomiotomi

Prevalensi akalasia esophagus sekitar 10 kasus


per 100.000 populasi
Rasio laki-laki dengan perempuan 1 : 1

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Achalasia esofagus gagal untuk mengendur dan
merujuk pada ketidakmampuan dari lower
esophageal sphincter untuk membuka dan
membiarkan makanan lewat kedalam lambung

ANATOMI
P:23-25 cm dan L:2 cm
C 6 Th XI
3 penyempitan
3 lapisan:mukosa,submukosa dan
otot
atas otot skelet
2/3 bawah otot polos

Vaskularisasi:
Bagian

leher : a. karotis interna dan


trunkus tyroservikalis
bagian mediastinum : a. esofagus dan
cabang dari a. bronkial
hiatus esofagus : a. phrenicus inferior
bagian yang berdekatan dengan
gaster : a. gastrica sinistra
Atas tengah :v. esofagus, v. thyroid
inferior, v. azygos, v. hemiazigos dan
v. gastrica v. cava inferior
Bawah: v. koronaria v. porta

Inervasi Simpatis dan parasimpatis berasal dari n.


vagus
Pleksus Auerbach yang terletak di antara otot
longitudinal dan otot sirkular sepanjang esofagus
Pleksus meissner submukosa

FISIOLOGI
Esofagus berfungsi membawa makanan, cairan,
sekret dari faring ke gaster melalui suatu proses
menelan, dimana akan terjadi pembentukan
bolus makanan
Proses menelan : Fase oral, Fase pharingeal, Fase
oesophageal

Epidemiologi

Prevalensi 10 kasus per 100.000 populasi 50


tahun terakhir yaitu sekitar 0,5 kasus per 100.000
populasi per tahun
Distribusi umur sering terjadi antara umur
kelahiran sampai dekade ke-9 , tapi jarang terjadi
pada 2 dekade pertama (kurang dari 5% kasus
didapatkan pada anak-anak)
Paling sering 25-60 tahun

FKUI/RSCM didapatkan 48 kasus dalam kurun


waktu 5 tahun (1984-1988)
Amerika Serikat ditemukan sekitar 2000 kasus
akalasia setiap tahun

Patofisiologi
Neuropatologi
Kelainan pada Innervasi Ekstrinsik
Kelainan pada Innervasi Intrinsik
Kelainan Otot Polos Esofagus
Kelainan pada Mukosa Esofagus
Kelainan Otot Skelet

Anak2 : muntah
persisten

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan Esofagoskopi
Pemeriksaan Manometrik
Monitoring PH esofagus bagian bawah
CT-Scan

DIAGNOSIS BANDING
Striktur benigna pada esofagus bawah
Karsinoma di dekat sambungan gastroesofagus
Chagas disease

PENATALAKSANAAN

Non-Bedah
Terapi

Medikasi
Injeksi Botulinum Toksin
Pneumatic Dilatation
Bedah
Miotomi Heller
Laparoskopi miotomi Heller

KOMPLIKASI
Obstruksi saluran pernafasan
Bronkhitis
Pneumonia aspirasi
Abses paru
Divertikulum
Perforasi esophagus
Small cell carcinoma (2-7% pasien)
Sudden death.

PROGNOSIS
Prognosis Achalasia bergantung pada durasi
penyakit dan banyak sedikitnya gangguan
motilitas, semakin singkat durasi penyakitnya
dan semakin sedikit gangguan motilitasnya
maka prognosis untuk kembali ke ukuran
esofagus yang normal setelah pembedahan
(Heller) memberikan hasil yang sangat baik.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai