Ringkasan Materi Fisika Kelas XII
Ringkasan Materi Fisika Kelas XII
I. Gelombang
Gelombang merupakan perambatan dari getaran
A. Dibedakan berdasarkan:
Gelombang mekanik (gel. yg memerlukan medium
perambatan)
1. Medium perambatan
2. Arah perambatan
v
atau v . f
T
Ket:
v = kecepatan rambat
= panjang gelombang
T = periode
f = frekuensi
! ingat:
v . f
T.v
Ket:
y = simpangan
A = amplitudo
y A. sin . .t
= kecepatan sudut (
= waktu
y p A. sin ..t p
mendekati
= A. sin . t
2
)
T
menjauhi
2f atau
n.
2
k
x
atau
v
A. sin . t
v
2x
= A. sin . .t
Tv
2x
= A. sin . .t
= A. sin . .t kx
y p A. sin . .t kx
C. Gelombang Stasioner
Terjadi akibat perpaduan (interferensi) antara gelombang datang dan gelombang
pantul
1. Gelombang stasioner ujung tetap
simpul
y y1 y 2
= A. sin . t kx A. sin . t kx
= 2 A. sin .kx. cos .t
y1 A. sin . t kx
gel.datang
y 2 A. sin . t kx
gel.pantul
= A. sin . t kx
2. Gelombang stasioner ujung bebas
perut
y1 A. sin . t kx gel.data
ng
y 2 A. sin . t kx
gel.pantul
y y1 y 2
= A. sin . t kx A. sin . t kx
= 2 A. sin .t. cos .kx
A ' 2 A. sin .t
; n 0,1,2,...
4
Letak simpul
x n 1 2n
Letak perut
x n 1 2n 1
; n 0,1,2,...
4
Letak perut
x n 1 2n 1
x n 1 2n
; n 0,1,2,...
4
; n 0,1,2,...
4
disebut Difraksi gelombang. Jika penghalang yang diberikan lebar hanya muka
gelombang pada tepi celah saja yang melengkung. Untuk penghalang yang
sempit maka difraksi terlihat jelas, yaitu gelombang lurus setelah melalui celah
berbentuk lingkaran lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya.
3. Interferensi gelombang
Gelombang gelombang yang berpadu akan mempengaruhi medium. Pengaruh
dari gelombang gelombang yang berpadu tersebut disebut Interferensi
gelombang. Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa
interferensi konstruksi (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang
berpadu memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan 2
kali amplitudo masing masing gelombang. Sedangkan Interferansi destruktif
(saling meniadakan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu berlawanan
fase. Amplitudo gelombang paduan sama dengan nol.
4. Polarisasi gelombang
Polarisasi
dapat
menghambat
laju
gelombang. Efeknya
hanya
dialami
hipotesisnya
Maxwell
mengemukakan
bahwa
gelombang
Ket:
0 0
c yaitu
2,99792 10 8 m/s
1. Dispersi Cahaya
Peristiwa peruraian cahaya disebut dispersi cahaya. Jika sinar polikromatik
melewati
suatu
prisma
maka
cahaya
akan
terurai
menjadi
sinar
w n w 1
Ket:
= deviasi warna
= nu 1 n m 1
nu n m
Ket:
= sudut dispersi
Perbandingan antara sudut dispersi dan sudut deviasi rata rata disebut dengan
daya dispersi W atau dispersi relatif
W
2. Interferensi Cahaya
nu n m
nr 1
Interferensi terjadi jika dua atau lebih gelombang koheren yang memiliki beda
fase tetapa dipadukan. Interferensi distruktif (saling melemahkan) akan terjadi
jika kedua gelombang itu berbeda fase 180 o. Sedangkan interferensi konstruktif
(memperkuat) jika kedua gelombang itu sefase.
1
atau d sin n 1
2
Lapisan Tipis
S 2t m '
1
1
E 0 B0
sin 2 kx t
0
1
2
S 0 E0 c
2
S max
E 0 B0
0
2
E
S 0
2c 0
Radiasi Kalor:
Konduksi: partikelnya bergetar
zat padat
1. Gel. Radio
e = emitivitas
2. Gel. Radar
I
3. Gel. Inframerah
= konstanta bolztman
W
eT 4
A
4. Cahaya Tampak
5. Sinar Ultra Ungu
6. Sinar X
7. Sinar Gama
III.
Postulat II
:
Nilai
cepat
mutlak/sama,
rambat
tidak
cahaya
di
tergantung
ruang
pada
hampa
gerak
adalah
pengamat
v1 v 2
v1 .v 2
C2
DILATASI WAKTU
Pengertian dilatasi waktu ialah selang waktu yang dipengaruhi oleh gerak
relatif kerangka (v).
Dt
Dto
2
1 v
c 2
Dto = selang waktu yang diamati pada kerangka diam (diukur dari kerangka
bergerak)
Dt = selang waktu pada kerangka bergerak (diukur dari kerangka diam)
KONTRAKSI PANJANG
v
L Lo 1
c
MASSA RELATIVITAS
m
mo
v
1
c
mo = massa diam
m = massa relativitas = massa benda dalam kerangka bergerak
Kesetaraan Massa - Energi
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar energi total (E)
yang dimiliki benda, karena massa relativitasnya bertambah besa
E Ek Eo
Ek m mo C 2
Catatan:
Pada pembahasan relativitas tidak berlaku hukum kekekalan massa
karena massa benda yang bergerak > massa benda diam, tapi hukum kekekalan
massa energi tetap berlaku.
IV.
= Frekwensi cahaya.
Hipotesa de Broglie
Jika cahaya yang memiliki sifat gelombang, memiliki sifat partikel, maka
wajarlah bila partikel-partikel seperti elektron memiliki sifat gelombang, demikian
hipotesa yang dikerjakan oleh de Broglie (tahun 1892).
Pfoton
h. f
c
Pfoton
2.m.
1
m.v 2
2
2m.Ek
p = 4 .10-24 kg m/det
Menurut de Broglie, panjang gelombang elektron :
l
h
6,6.10 34
1,65.10 10 m
24
p
4.10
posisi
dan
momentum
partikel
secara
serentak,
selalu
2
m
m.v
h
2.e.m.Vo
V.
Vo
yang dipakai.
membuat hipotesis:
n.h.c
n.h. f
l
E
Vo
Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu proses
perubahan
energi
kinetik
elektron
yang
bergerak
menjadi
gelombang
VI.
Medan Magnet
1. r
o
2. B
A
B
3. H
4. B H .r.o.H
5. Benda magnetik = nilai permeabel kurang dari satu,
ex:
bismut, tembaga
0 I
.
4 .a
0
Weber
10 7
4
A.m
7. Induksi Magnetik
B
o I
.
2 .a
B
B
I
o. r 2 .a
0 a.I .N
a 2 .I .N
. 2 . sin 1 atau B 0
2
2
r
r3
ex:
0 I .N
.
2
a
10. Solenoide
Induksi magnetik di tengah tengah solenoide
B 0 .n.I
0
.n.I
2
11. Toroida
B .n.I
N
2 .R
0 I p I q
.
2 .a
q.E
m
W F .d q.E.d
E k q.E.d
1
1
2
2
mv 2 mv1 q.E.d
2
2
v tegak lurus E
1 2 1 q.E 2
at .
.
2
2 m vx 2
vx v y
q.E
.
m vx
v y a.t
vy
vx
r =permeable relative
= permeabilitas zat
r = jarak
B = induksi magnet
I = kuat arus
= Fluks
N = banyak lilitan
l = panjang kawat
F = gaya Lorentz
VII.
v = kecepatan partiikel
Fisika Atom
Teori teori atom
1. Dalton:
2. JJ. Thomson:
n
2
Ket:
m = massa electron
v = kecept ketika mengorbit
= jari-jari orbit
h = konstanta Plank
n = 1,2,3,4...(bil kuantum utama)
h
2
Ket:
Jika Ei lebih besar dari Ef, atom akan memancarkan foton. Sedangkan jika E f
lebih besar dari Ei, atom akan menyerap foton.
Keunggulan: Teori ini dapat menerengkan banyak aspek dari gejala atomik,
seperti garis spektrum emisi dan absorpsi dari atom hidrogen
Kekurangan:
1. terpecahnya garis spektrum jika suatu atom berada dalam medan
magnetik atau sering disebut dengan efek Zeeman
2. adanya spektrum garis yang dipancarkan oleh atom berelektron banyak
13,6
eV
n2
l 1
h
2
h
2
1
1
untuk perputaran ke kanan dan m s =
2
2
1
maka
2
1
2
memiliki energi tepat sama dengan selisih energi antara tingkat eksitasi dengan
tingkat dasar.
Rumus Rumus:
Ep k
e2
r
Etotal
Ek
1 e2
k
2 r
1 e2
k
2 r
n2 h
me 2 k 2
Energi Stasioner: E
2
r1 : r2 : r3 : ... 1 : 2 : 3 : ...
2
1
1
1
R
2
2
nB
nA
13,6
eV
n2
Energi Pancaran;
1
1
eV E hf
E 13,6
n A nB
Ket:
e = muatan electron
r = jari jari lintasan electron
Ep = Energi Potensial
Ek = Energi Kinetic
n = bilangan kuantum
= panjang gelombang
h = tetapan Planck
min f max n B
VIII.
Fisika Atom
Jenis Nuklida
Isotop : Atom-atom unsur tertentu ( Z sama) dengan nomor massa berbeda.
Isoton: kelompok nuklida dengan jumlah netron sama tetapi Z berbeda.
Isobar: kelompok nuklida dengan A sama tetapi Z berbeda.
v2
Bqv
r
Bqr
v
Ket:
m = massa isotop
q = muatan isotop
r = jari jari lintasan
B = induksi magnetik
E = kuat medan listrik
v = kecepatan partikel
Massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nukleon-nukleon
pembentuknya. Mengakibatkan adanya energi ikat inti.
Misal: massa inti He < 2m p 2mn
Energi Ikat DE Dm.c 2
Dm Z .mp N .mn mint i
Dalam fisika inti satuan massa biasa ditulis 1 sma (1 amu) = 1.66 x 10 -27 kg = 931
MeV/C2
satuan Dm :
kg E = Dm . c2 (joule)
sma E = Dm . 931 (MeV)
Gaya Inti
Adanya sejumlah proton dalam initi akan menimbulkan gaya Coulomb yang
saling menolak. Oleh karena itu diperlukan gaya yang dapat mengatasi gaya
Coulomb tersebut dan mengikat neutron dan proton yang disebut gaya inti.
Stabilitas inti
Suatu nuklida dikatakan stabil bila terletak dalam daerah kestabilan pada
diagram N - Z.
Untuk nuklida ringan (A < 20) terjadi kestabilan bila Z = N (N/Z = 1), sedangkan
untuk nuklida dengan Z > 83 adalah tidak stabil.
Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar-sinar a, b, g yang menyertai
proses peluruhan inti.
Sinar
Sinar :
Sinar :
l=
N=
jumlah atom.
pancaran radioaktif,
0,693
T1
N t N0
t
T1
2
Ket:
I 0 =intensitas sinar radioaktif sebelum melewati keping
I =intensitar sinar radioaktif sesudah melewati keping
x =tebal keping
e =bilangan natural (2,71828)
v =koef pelemahan oleh bahan keping
Bila I = Io maka x = 0,693/m disebut HVL (lapisan harga paruh) yaitu tebal
keping yang menghasilkan setengah intensitas mula
Reaksi Inti
Tumbukan antara partikel - partikel yang berenergi tinggi dengan inti atom
akan mengubah susunan inti tersebut sehingga terbentuklah inti baru yang
berbeda dengan inti semula (inti sasaran) disebut dengan reaksi inti
X a Y bQ
atau X a, b Y
Ket:
X = inti sasaran
a = partikel penembak
Y = inti baru yang dihasilkan
b = partikel yang dipancarkan
Q = energi reaksi
1. Fisi
Peristiwa pembelahan inti atom dengan partikel penembak, sehingga
menghasilkan dua inti baru dengan nomor massa yang hampir sama.
Contoh: Dalam reaktor atom: U235 + n Xe140 + Sr94 + 2n + E
2. Fusi
Peristiwa penggabungan dua inti atom ringan, menghasilkan inti atom
baru yang lebih berat.
Contoh: reaksi di matahari: 1H2 + 1H2 2He3 + on1
4. Sinkrotron
Tempat pemercepat proton. Energi yang dicapai hingga 500 GeV.
5. Akselerator
Tempat pemercepat proton atau elektron. Energi hingga 10 GeV.
Semua piranti di atas digunakan untuk melakukan transmutasi inti.
Radiosotop
Radioisotop adalah isiotop dari zat radioaktif, dibuat dengan menggunakan
reaksi inti dengan netron.
misalnya 92 U 238 + 0 n 1 29 U 239 + g
Penggunaan radioisotop:
- Bidang hidrologi
- biologi
- industri
Pita Energi
Teori pita energi dapat menerangkan sifat konduksi listrik suatu bahan.
Pita energi terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Pita valensi (terisi penuh oleh 2N elektron di mana N adalah jumlah atom
suatu bahan)
2. Pita konduksi (terisi sebagian elektron atau kosong)
Di antara pita valensi dan pita konduksi terdapat celah energi yang layak tidak
boleh terisi elektron.
Semikonduktor
IX.
Optik Fisis
Cahaya
Monokromatik
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
Nila
Ungu
Benda bening =
r / rm ru /
t / t m t u /
Plan paralel =
Prisma = u m
Lensa =
Menjadikan Dispersi:
Prisma Akromatik
n ' u n ' m ' nu n m
Lensa Akromatik
1
f gab.merah
1
f gab.ungu
Cincin Newton
rk 2
(min)
1
1
R 2k 1 (max), rk 2 R 2k
2
2
Cermin Fressnell
p.d
1
p.d
1
2k (max) ,
2k 1 (min)
Selaput Tipis
2n' d . cos r 2k 1
1
1
(max), 2n' d . cos r 2k
2
2
(min)
X.
Imbas Elektromagnetik
GGL imbas:
1. Perubahan Fluks:
E ind N
d
dt
2. Perubahan Arus:
Eind L
d
dt
E ind 1 M
5. Kumperan Berputar
Induktansi Diri:
1. L N
2. L
0 .N 2 . A
3. M N 2
4. M
0. . N 1 . N 2 . A
(Induktansi Ruhmkorff)
Transformator
1. Ideal:
, M N1 2
i1
i2
Np : Ns Ep : Es
Np : Ns Is : Ip
dt1
dt
, E ind 2 M 2
dt1
dt 2
2. Tidak Ideal:
Ps .Pp
Ket:
N =banyak lilitan
=fluks magnet
I =Kuat Arus
B =induksi magnet
A =luas permukaan
L =induktansi diri