PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa keperawatan diharapkan mampu untuk mengerti dan
memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan Morbus Hansen Multi
Basiler dengan Reaksi ENL dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun disebabkan oleh kuman
kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan
tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat. (Depkes RI, 2006).
2.2 Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab kusta adalah Mycobacterium leprae yang ditemukan oleh warga
negara Noerwegia pada tahun 1873 dan sampai sekarang belum dapat
dibiakkan dalam media biakkan. Kuman Mycobacterium leprae berbentuk
basil dengan ukuran 3-8 Um x 0,5 Um, tahan asam dan alkohol seerta bersifat
gram positif, Mycobacterium leprae hidup intraseluler dan mempunyai afinitas
yang besar pada sel syaraf dan sistem retikulo endothelial. Faktor resiko yang
mempengaruhi terjadinya kusta yaitu :
1. Daerah dengan iklim panas dan lembab
2. Status ekonomi daerah dengan tingkat status gizi yang buruk
3. Hygiene dan sanitasi yang buruk
4. Prevalensi laki-laki lebih tinggi daripada perempuan
5. Banyak terjadi pada usia produktif
2.3 Masa Inkubasi
Masa inkubasi kusta bervariasi antara 40 hari sampai 40 tahun,
dengan rata-rata 3-5 tahun. Masa inkubasi berkaitan dengan pembelahan sel
yang lama yaitu antara 2- minggu dan di luar tubuh manusia (kondisi tropis).
Kuman kusta dapat bertahan sampai 5 hari, pertumbuhan optimal in vivo
kuman kusta pada tikus ada pada suhu 27-30o C
2.4 Cara Penularan Kusta
Sampai saat ini penyebab penularan penyakit kusta yang pasti
masih belum diketahui, namun para ahli mengatakan bahwa penyakit kusta
dapat ditularkan melalui saluran pernapasan dan juga melalui kulit. Walau
tidak terdapat hukum-hukum yang pasti mengenai penularan kusta ini. Perlu
diketahui bahwa jalan keluar dari kuman kusta ini adalah melalui selaput
3
lendir hidung penderita. Namun ada beberapa artikel yang menyatakan bahwa
penularan kusta ini melalui secret hidung penderita yang telah mengering,
dimana basil dapat hidup 2-7 hari. Cara penularan lain yang umumnya telah
diungkapkan adalah melalui kulit ke kulit (kontak langsung), namun dengan
syarat tertentu, karena tidak semua sentuhan kulit ke kulit dapat menyebabkan
penularan. Sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin terhadap kusta.
Namun berdasarkan beberapa sumber, dikatakan bahwa dari 100 orang yang
kontak langsung dengan penderita kusta, 95 orang tidak tertular dengan
tingkat kekebalan yang kuat, 3 orang tertular namun dapat sembuh sendiri
tanpa pengobatan dan 2 orang tertular menjadi kusta klinis. Beberapa sumber
juga menyatakan apabila kuman kusta tersebut masih utuh bentuknya maka
memiliki kemungkinan penularan lebih besar daripada bentuk kuman yang
telah hancur akibat pengobatan. Sehingga perlu ditekankan bahwa pengobatan
merupakan jalan untuk mencegah penularan kusta, selain itu dikatakan juga
bahwa imunisasi BCG mampu mencegah penularan kusta namun sampai saat
ini masih belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
2.5 Tanda dan Gejala Kusta
Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tandatanda utama atau cardinal sign, yaitu:
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa
Kelainan
kulit/lesi
dapat
berbentuk
bercak
keputih-putihan
tanda
khas
syaraf
berupa
anestesi
, hipopigmentasi,
2.
< 5 tahun
Rifampisin
DDS
5-9 tahun
10-14 tahun
> 15 tahun
Keterangan
600mg
50 mg / hari
100mg/ hari
diminum di rumah
50 mg / hari
100 mg/hari
< 5 tahun
Rifampisin
DDS
5-9 tahun
10-14 tahun
>15 tahun
Keterangan
Berdasark 300mg/bln
450mg/bln
600mg/bln
an
50mg/hr
100mg/hari
50mg/hr
100 mg/hari
diminum di rumah
150mg/hr
300mg/bln
Berat 25mg/bln
Badan
25mg/bln
Clofazimin
100mg/bln
(Lamrin)
diminum di rumah
hari
10
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.
Identitas klien
Kusta sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan, status
ekonomi rendah dengan status gizi buruk, banyak terjadi pada usia
Pengkajian persistem
1. B1(pernafasan). Adanya sesak, irama nafas tidak teratur, takipneu
2. B2(kardiovaskuler). Tidak ada nyeri dada, irama jantung normal, suara
jantung normal, CRT 2 detik, akral hangat kering merah, JVP normal
3. B3(Persyarafan) GCS = 456, terdapat gangguan tidur, mata
lagopthalmus, terdapat gangguan pendengaran, bentuk hidung saddle
nose, penebalan saraf tepi (nervus facialis, suralis, auricularius
magnus, ulnarius, radius, medianus, proneus, tibialis posterior)
4. B4(Perkemihan). Tidak terdapat masalah
5.
B5(Pencernaan). Terdapat nodul pada bibir,
mukosa stomatitis, nodul pada uvula, ada mual, penurunan nafsu
6.
Kriteria Hasil
a.
Intervensi
Rasional
intervensi
tepat
dan
keberhasilan intervensi
yang
mengevaluasi
dingin
mengakibatkan
3. Lakukan
dan
ajarkan
persepsi nyeri
Kolaborasi
dan
menurunkan
demam
12
3.3.2 Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status metabolik akibat infeksi
M.Leprae pada saraf tepi
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1. Terjadi
teknik aseptik
teknik
terjadinya
penyembuhan
aseptik
luka
luka,
mencegah
yang
lebih
2. Mencegah
terjadinya
infeksi
3. Meningkatkan
tubuh
untuk
kemampuan
melakukan
penyembuhan luka
4. Anjurkan
klien
3.3.3 Gangguan konsep diri b.d perubahan bentuk tubuh, warna kulit dan adanya
luka pada tangan dan kaki sekunder terhadap proses penyakit leprae
Tujuan
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dengan lapang
2. Klien dapat menunjukkan koping yang positif terhadap masalah yang
dialami
3. Klien dapat bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar secara
maksimal
Intervensi
1. Berikan
Rasional
kesempatan
2. Meningkatkan
pasien
terlalu
pengetahuan
sehingga
pasien
merisaukan
tidak
yang
pengobatan
3. Berikan dukungan psikologis
dengan cara mengajak klien
berkomunikasi dan melibatkan
dan
pasien lain
5. Berikan motivasi pada klien
untuk tetap bersemangat dan 5. Meningkatkan rasa percaya diri
membangkitkan
harapan baru
harapan-
dan
koping
individu
dalam
menghadapi masalah
3.3.4 Koping individu inefektif b.d kurangnya informasi tentang efek samping
pengobatan MDT
14
2.
3.
4.
Intervensi
Rasional
1. Berikan informasi aktual tentang
1. Dengan informasi aktual yang
proses penyakit, pengobatan dan
dialami pasien,perawat dapat
efek samping pengobatan
bekerjasama
dalam
proses
2. Anjurkan klien melakukan teknik
relaksasi
relaksasi
dapat
pasien
dalam
membantu
meningkatkan
koping
dalam
MDT
3. Melibatkan
pasien
dapat
dalam
menentukan
dapat
meningkatkan
koping individu
5. Mengolah
koping
mempercepat
dapat
proses
penyembuhan pasien
15
BAB 4
ANALISA KASUS
4.1 Tinjauan Kasus
Ny. SJ, umur 38 tahun pergi ke rumah sakit Sumber Glagah untuk
memeriksakan diri, karena timbul nodul dan bercak pada tubuhnya. Nodul
atau bercak muncul karena pasien mengalami stres. Klien mengatakan
mengalami reaksi dan merasa nyeri pada badannya. Pasien diantar oleh
keluarga, keluarga mengatakan pasien menderita kusta. Pasien sudah 3 kali
dirawat.
16
Tanggal MRS
: 26-09-2011
Jam Masuk
: 20.00
Tanggal Pengkajian
: 27-09-2011
No. RM
Jam Pengkajian
ENL
: 08.00
IDENTITAS PASIEN
BIAYA
1. Nama
2. Usia
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
: MASKIN
:
:
:
5. Keterangan Lain :
Umum
Jamkesmas
Jamkesda
Askes Sosial
Lain-lain
(
( v
(
(
(
)
)
)
)
)
17
) ya (
) tidak
diagnosa : MHMB
NO
1.
Jenis
Waktu
imunisasi
pemberian
BCG
Frekuensi
Reaksi
v ) tidak
Jenis :
jenis: kapan : -
setelah
pemberian
Imunisasi
3.
4.
RIWAYAT NUTRISI
1.
( v ) tidak ada
18
2.
Status Gizi
: ( - ) Baik
( v ) Cukup
(-)
Kurang
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK (ROS: Review Of System)
Keadaan Umum : ( v ) baik
( - ) sedang
( - ) lemah
: (-) Sesak
(-) Nyeri waktu nafas
: (-) Ya
(-) Tidak
: (-) Ya
(-) Tidak
: (v) Simetris
(-) Funnel Chest (-)
(-) Barrel Chest (-) Ginekomasti
(-) Tidak produktif
Konsistensi : -
Pigeons
(v)
Bau : ( v ) Teratur
( - ) Dispnoe
( - ) Tidak teratur
( - ) Kusmaul
( v ) Vesikuler
( - ) Ronki
( - ) Bronko vesikuler
( - ) Wheezing
( - ) Cheyne
( v ) Ttidak
Flow : - lpm
( - ) Ya
( v ) Reguler
( v ) ya
( v ) Normal
( - ) Gallop
( v ) Tidak
( - ) Ireguler
( - ) Tidak
( - ) Murmur
lain-lain : -
19
e. CRT : 2 detik
f. Akral
: (v) Hangat (-) Panas (-) Dingin
(v) Kering
(-) Basah
(v) Merah
(-) Pucat
g. JVP
: (v) Normal (-) Meningkat
(-) Menurun
h. Lain-lain : Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah
B3. Sistem Persyarafan dan Penginderaan (Brain)
a. GCS : 4 5 6
b. Isitrahat/Tidur : 8 Jam/Hari
Gangguan tidur : tidak ada
c. Penglihatan (mata)
Pupil : (v) Isokor
(-) Anisokor
Lain-lain : Sklera/Konjungtiva :
Konjungtivitis
( - ) Anemis
( - ) Ikterus
( - ) Lagopthalmus
Madarosis
( - ) Iridosiklitis ( - )
( - ) Keratitis
Enteropion
( - ) Ekteropion
( - ) Trikiasis
Dakriosistitis
( - ) Epipora
( - ) Kalasis
( - )
( - )
( - ) Katarak
d. Gangguan Pendengaran : ( - ) ya
( v ) tidak Jelaskan :
e. Bentuk Telinga : Normal
f. Bentuk hidung : ( - ) Normal ( - ) Sadle Nose ( - ) Perforasi septum nasal
( - ) Hidung Kolaps
g. Gangguan penciuman/hidung : ( - ) Anosmia
( - ) Normal
h. Gangguan fungsi perabaan : ( - ) Tidak
( v ) Ada
Lokasi : ibu jari kaki kiri
i. Penebalan saraf tepi
: (-) Tidak ada
(-) N. Facialis
(-) N.
Suralis
(-) N. Auricularis Magnus
(-) N.
Ulnaris
(-) N. Radialis
(-) N. Medianus
(-) N. Proneus
(-) N. Tib Posterior
j. Lain-lain
pasien
Skala nyeri 6
menyatakan
nyeri
20
Masalah Keperawatan
: Nyeri
(-) Kotor
(-) Inkontinensia
(-) Poliuria
(-) Oliguria
(-) Hesistensi
h. Intake cairan : Oral : 750 .cc/hari, Jenis : air putih dan teh manis
Parenteral : 1000 cc/hari, Jenis: RL
i. Alat bantu kateter : ( - ) Ya ( v ) Tidak
Jenis : Sejak tanggal : j. Uretra
Lain-lain : -
: ( v ) Normal
Masalah Keperawatan
( - ) hipospadia/epispadia
e. Abdomen
: (-) Tegang
(-) Kembung (-) Ascites
(-) Hepatomegali
(-) Splenomegali
f. Nyeri tekan
: ( - ) Ya
g. Mual
: ( - ) ya
h. Muntah
: ( - ) Ya
( v ) Tidak
( v ) Tidak
( v ) Tidak
Berapa kali: 21
n. Diet : ( v ) Padat
( -) Lunak
( - ) Cair Frekuensi makan: 3 x/hari
o. Nafsu makan: ( - ) Baik
( v ) Menurun
p. Porsi makan: (-) Habis
(v) Tidak
Keterangan : Porsi makan
habis seperempat
q. Lain-lain: Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah
B6. Sistem Muskulo skeletal dan Integumen (Bone)
a. Pergerakan sendi :
( v ) Bebas
5
b. Kekuatan otot 5
5
( - ) Terbatas
d.
e.
f.
g.
h.
Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid
( - ) ya
( v ) tidak
( v ) tidak
Hipoglikemia
( - ) ya
( v ) tidak
Hiperglikemia
( - ) ya
( v ) tidak
Luka gangren
( - ) ya
( v ) tidak
Lain-lain:
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Ekspresi klien terhadap penyakitnya :
( v ) Murung/diam
( - ) Gelisah
( - ) Tegang
( - ) Marah/menangis
b. Reaksi saat interaksi : ( - ) Kooperatif
( - ) Tidak kooperatif ( - )
Curiga
c. Support sistem dalam keluarga : Suami dan anak-anak
d. Kegiatan keagamaan
: Pasien rajin berdoa
e. Kebiasaan beribadah sebelum sakit : (-) Sering
(v) Kadang- kadang
(-) tidak pernah
f. Kebiasaan beribadah selama sakit : ( -) Sering
(v) Kadang- kadang
(-) tidak pernah
g. Hubungan dengan keluarga : ( v ) Akrab
( - ) Tidak akrab
h. Lain-lain: Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN
a.
b.
c.
d.
e.
Mandi : 1 x/hari
Keramas : 1 hari sekali
Memotong kuku : 1 minggu sekali
Ganti pakaian : 1 .x/hari
Sikat gigi : 1 x/hari
Surabaya, 27 September .2011
()
23
ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
DS:
Paien RFT
DO:
Raut
wajah
klien
menyeringai
dan
merintih ketika jari
tangan digerakkan
Jari
membengkak
MASALAH
Gangguan rasa nyaman:
Nyeri akut
stress mental
pelepasan mediator
bradikinin peningkatan
kortisol dan
penurunan/penekanan
sistem imun tubuh
tangan
kemerahan
N: 118x/menit,
fragmentasi kuman M.
leprae memicu respon
humoral
(Ag+Ab+complement)
TD: 130/70mmhg,
RR: 22x/menit,
S: 36,4C
Skala nyeri 6
Penyebaran
kompleksantigen antibody
ke ekstravaskuler dan
intravaskuler
nyeri akut
DS:
Klien mengatakan ada
Kerusakan
kulit
integritas
24
komplek dengan
Ag+Ab+komplemen
DO:
Trauma
Vaskularisasi terganggu
DS:
Klien mengatakan malu
jika bertemu tetangga di
rumah
DO:
Terdapat
perubahan
bentuk tubuh, warna
kulit dan adanya luka
pada kaki sekunder
terhadap
proses
penyakit leprae
25
Kriteria Hasil
Rasional
tepat
keberhasilan intervensi
faktor-faktor
yang
2. Suhu
Lakukan kompres dingin
yang
mengevaluasi
menyebabkan
nyeri
2.
dan
intervensi
dingin
mengakibatkan
3.
persepsi nyeri
Kolaborasi
Berikan
Kriteria Hasil
Rasional
1.
1. Terjadi
penyembuhan
aseptik
luka,
teknik
terjadinya
bubuk
Metronidazole.Perawatan dilakukan
1 kali sehari.
luka
mencegah
yang
lebih
penyembuhan luka
2.
3.
3. Meningkatkan
tubuh
untuk
kemampuan
melakukan
penyembuhan luka
27
4.
Anjurkan
klien
3. Gangguan konsep diri b.d perubahan bentuk tubuh, warna kulit dan adanya
luka pada tangan dan kaki sekunder terhadap proses penyakit leprae
Tujuan
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dengan lapang
2. Klien dapat menunjukkan koping yang positif terhadap masalah yang
dialami
3. Klien dapat bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar secara
maksimal
Intervensi
Rasional
mengexpresikan
perasaannya
2. Berikan HE pada klien bahwa
kulitnya yang menghitam akan
menghilang
setelah
secara
klien
bertahap
menyelesaikan
pengobatan
3. Berikan dukungan
psikologis
harapan-
pengetahuan
merisaukan
berlebihan
yang
tentang
penyakitnya
3. Meningkatkan rasa percaya
diri
dan
meningkatkan
koping klien
4. Meningkatkan rasa percaya
diri dan berbagi perasaan
5. Meningkatkan rasa percaya
diri
dan
koping
individu
28
harapan baru
29
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Saran
30
Daftar Pustaka
31