Anda di halaman 1dari 13

MUMPS

Kelompok D8
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510
________________________________________________________
SKENARIO:
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke puskesmas karena pipileher kirinya
membengkak sejak 1 hari yang lalu. Pasien telah mengalami demam dan nyeri leher, sakit
kepala sejak 3 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik terlihat adanya pembengkakan
submandibula sinistra yang nyeri.

PENDAHULUAN

Penyakit Mump atau penyakit gondong telah dilaporkan hampir di seluruh belahan
dunia, demikian juga di Indonesia resiko anak terkena gondok mungkin masih tinggi. Gondok
masih endemik di banyak negara di seluruh dunia, sedangkan vaksin MMR digunakan hanya
57% dari negara-negara yang menjadi anggota World Health Organisation (WHO), terutama
di Negara-negara maju. Dalam Inggris dan Wales, sebuah epidemi gondok yang dimulai pada
2005, telah dilaporkan 56.390 kasus kematian.
1

Mumps disebabkan oleh paramyxovirus. Mumps adalah infeksi virus yang disebarkan
oleh udara yang keluar dari hidung atau tenggorokan. Meskipun anak-anak kecil bisa terkena
gondong, namun umumnya penyakit ini paling sering terjadi setelah usia 2 tahun.

Mumps, yang dikenal juga dengan parotitis epidemika adalah salah satu dari infeksi
umum pada masa kanak-kanak sebelum vaksin mumps rutin yang dimulai pada tahun 1968.
1

Kasus yang dilaporkan menurun 98% jika dibandingkan dengan era sebelum vaksin. Penyakit
ini biasanya terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Sebelum era vaksin,
epidemik mumps terjadi 3-4 tahun.
2

PERBAHASAN
ANAMNESIS
Diagnosis mumps sering memerlukan anamnesa yang tepat dari penderita seperti
- Penderita memakan makanan yang mungkin terkontaminasi oleh virus
Paramyxoviridae atau berada dalam lingkungan orang yang menderita penyakit ini.
- Belum pernah imunisasi MMR
- Penderita mengalami panas, nyeri otot terutama leher atau kedua kelenjar parotis
- Penderita mengalami kesulitan berbicara dan menelan makanan

PEMERIKSAAN FIZIK
- Demam > 37.5
o
C
- Pembengkakan submandibula sinistra
- Pankreatitis nyeri di bagian atas abdomen apabila ditekan
- Orkitis nyeri dan pembengkakan pada testes
- Tiroditis pembengkakan pada kelenjar tiroid

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium didapatkan leucopenia dengan limfostosis relatif
kemudian didapatkan pula kenaikan kadar amylase dengan serum yang mencapai
puncaknya setelah satu minggu dan kemudian menjadi normal kembali dalam dua
minggu.
1,2
Kadar serum amilase maningkat baik pada pancreatitis mahupun adenitis
kelenjar liur.

Laju endap darah biasanya normal, tapi ada kemungkinan menigkat jika
melibatkan testis atau pankreas. Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan
kelenjar dibawah telinga, namun tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit
gondongan sehingga meragukan diagnosa. Pemeriksaan lebih lanjut seperti serum
darah harus dilakukan sekurang-kurangnya ada 3 uji serum (serologic) untuk
membuktikan spesifik mumps antibodies yaitu Complement fixation antibodies (CF),
Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), isolation of virus.
3


Pertama-tama kita harus mengisolasi virus mumps tersebut. Virus dapat
diisolasi dari air liur, urin, faring, dan lokasi lain yang terkena. Virus yang didapat
lalu ditumbuhkan dalam biakan sel. Pemeriksaan fiksasi komplemen dilakukan untuk
mengukur respond antibodi terhadap komponen antigenik S dan V untuk diagnosis
infeksi parotis akut.
2

Untuk membedakan dengan infeksi bakteri sebaiknya dilakukan pemeriksaan
serologis berupa Ig G dan Ig M. Pada infeksi mumps akan terjadi peningkatan Ig G
yang terdeteksi dengan ELISA. Ig M meningkat pada hari kedua sakit
mencapai puncaknya pada minggu pertama dan bertahan 5-6 bulan.
1-3
Ig G muncul
pada akhir minggu pertama, mencapai puncaknya 3 minggu kemudian dan bertahan
seumur hidup.

Selain itu, Hemagglutination inhibitor antibodies (HI) memerlukan dua serum,
satu serum dengan onset cepat satu serum diambil pada hari ketiga. Jika perbedaan
titer spesimen sebanyak 4 kali infeksi akut, maka kemungkinan mumps.
3

Sebenarnya, pemeriksaan yang paling tepat adalah Polymerase Chain
Reaction (PCR) seperti gambar 1 dibawah karena pemeriksaan ini memeriksa
kehadiran antigen itu sendiri. Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan
tekhnologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun
spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat
memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum
untuk pemeriksaan rutin.

Gambar 1: proses PCR

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

- Parotitis supuratif: disebabkan oleh bakteri dan ditemukan pus yang keluar dari
duktus kelenjar. Penyebabnya mungkin dari Staphilacoccus aureus, namun
beberapa peniliti pernah melaporkan infeksi ini disebabkan oleh bakteri anaerob
seperti Fusobacterium, Bacteroides dan Peptostreptococcus.
5

- Parotitis rekurens: suatu keadaan yang penyababnya belum diketahui , tapi
mungkin bersifat allergi yang sering berulang. Ditandai oleh pembengkakan
frekuen dari kelenjar parotis. Pembengkakan kelenjar sublingualdan submaksila
tidak terjadi pada keadaan ini.
4

- Limfadenitis servikal anterior dan preokuler: Gejala untuk menganalisa
apakah terkena penyakit ini adalah kelenjar getah bening yang terserang biasanya
akan membesar dan jika diraba terasa lunak dan nyeri, selain itu gejala klinis yang
timbul adalah demam, nyeri jika ditekan, dan tanda radang. Kulit di atasnya
terlihat merah dan terasa hangat, pembengkakan ini akan menyerupai daging
tumbuh atau biasa disebut dengan tumor.

WORKING DIAGNOSIS
- Mumps
Mumps terjadi adalah disebabkan bakteri Paramyxoviridae yang bisa masuk
ke tubuh kita lewat udara dan lewat makanan yang telah terkontaminasi. Masa
inkubasi nagi penyakit ini adalah kira 14-24 hari. Angka kejadian Mumps
tertinggi pada usia 6 hingga 9 tahun.
5,6
Penderita yang tertular penyakit ini akan
mula mengalami demam > 37.5
o
C, malaise, nyeri saat menelan makanan
kemudian 1-2 hari selepas itu baru ditandai dengan pembengkakan kelenjar
parotis atau submandibular.

Namun begitu, bagi sesetengah kasus, ada penderita yang menunjukkan
pembesaran leher terlebih dahulu sebagai petanda awal penyakit Mumps. Kelenjar
membesar secara progressif dalam 1-3 hari, dan pembengkakkan menghilang
dalam 1 minggu setelah pembengkakan maksimal.

Mumps merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan meningkatnya
penghancuran trombosit dalam sistem retikuloendotelial. Kelainan ini biasanya
menyertai infeksi virus atau imunisasi yang disebabkan oleh respons sistem imun
yang tidak tepat (inappropriate)dan menimbulkan reaksi autoantibodi.
7
Diagnosis
Mumps sebagian besar ditegakkan berdasarkan meningkatnya penghancuran
gambaran klinis adanya gejala dan atau tanda- tanda perdarahan, disertai
penurunan jumlah trombosit (trombositopenia).

Pencegahan penyakit gondong yang terbaik adalah dengan vaksin yang
biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan measles dan rubella (MMR).
Penyakit gondong sebenarnya tergolong dalam self limiting disease . Penderita
penyakit gondong sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang
sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair
dan lunak

ETIOLOGI

Virus penyakit mumps adalah 150 nm paramyxovirus. Terdiri atas RNA rantai
tunggal yang berisi suatu helik nukleokapsid. Amplop viral berisi hemolisin,
hemaglutinin, dan neuraminidase yang tertutup dalam bungkus bagian luar lipid dan
glikoprotein. Pada saat ini hanya diketahui satu stereotipe. Virus ini mempunyai dua
komponen yang sanggup menfiksasi yaitu antigen S yang dapat larut berasal dari
nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari permukaan hemeglutinin.
5-7


EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 1920 di AS dilaporkan angka kejadian gondongan tertinggi pada usia 6
hingga 9 tahun. Pada masa sebelum dilakukan imunisasi gondongan dilaporkan pada
suatu penelitian seroepidemiologi bahwa sekitar 70% anak berusia 4 tahun
seropositif terhadap infeksi gondongan, sedangkan penelitian lain yang dilakukan di
Belanda,Singapura dan Skotlandia menunjukan hasil yang sama. Pada tahun 1988 di
Inggris dilaporkan rerata penderita terinfeksi berusia antara 6 hingga 7 tahun, pada
saatimunisasi gondongan belum rutin dilakukan.Pada tahun 1967 sejak vaksinasi
dilakukan di AS angka laporan kejadian gondongan menurun dari 152 209 kasus pada
tahun 1968 menjadi 2982 kasus tahun1985. Tahun 1996 hanya dilaporkan 751 kasus
gondongan, penurunan angka kejadian ini terutama pada usia 5 hingga 15 tahun.
6

Mumps merupakan penyakit endemik pada komunitas besar dan menjadi endemik
setiap kurang lebih 7 tahun seperti graph dibawah.

Graph 1: kadar mumps di Wales

PATOGENESIS

Mumps adalah penyakit menular yang ditularkan melalui kontak dengan
sekret pernapasan, seperti air liur dari orang yang terinfeksi. Saat penderitanya
batuk atau bersin, maka dapat menularkan ke orang lain. Mumps atau gondong ini
juga dapat menyebar dengan berbagi makanan dan minuman yang terkontaminasi
atau terdedah ke lingkungan sekitar. Virus paramyxovirus menyebar 1 hari
sebelum gejala dan berlanjut menyebar selama 9 hari setelah gejala parotitis. Masa
inkubasi penyakit ini adalah 14-25 hari tetapi biasanya 16-18 hari.
3,4

Penderita selalunya berumur 5-15 tahun namun terjadi juga pada penderita
yang berumur bawah 4 tahun dan atas 40 tahun tetapi probabilitasnya jarang
sekali. Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur
kurang dari 2 tahun, hal tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau
dilindungi oleh anti bodi yang baik. Seseorang yang pernah menderita penyakit
gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya.

PATOFISIOLOGI

Virus masuk melalui saluran pernapasan baik hidung maupun mulut. Masa
inkubasi12 sampai 25 hari kemudian virus bereplikasi di dalam traktus respiratorius
atas dan nodus limfatikus servikalis, dari sini virus menyebar melalui aliran darah ke
jaringan sasaran seperti kelenjar ludah, kelenjar parotis dan meningen selama 3-5 hari.

Setelah replikasi awal, terjadi viremia sekunder menyebabkan terkenanya
berbagai organ yaitu gonad, pankreas, mammae, tiroid, jantung, hati, ginjal, dan otak.
Bila testis terkena maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli
seminiferus.Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
Adenitis kelenjar liur merupakan manifestasi dari viremia awal.
5
Viruria biasanya
terjadi, dan disertai oleh gangguan fungsi ginjal. Pembengkakan kelenjar parotitis
yang terinfeksi mungkin terjadi sebagai akibat dari suatu reaksi hipersensitivitas
terhadap virus yang sedang bermultiplikasi secara lokal.

MANIFESTASI KLINIS

Setelah melewati masa inkubasi selama 14 - 24 hari, 30-40% penderita
tidak menunjukkan gejala klinik dan sisanya 60-70% menunjukkan gejala klinik
dengan berbagai tingkatan. Gejala Mumps terbagi menjadi dua stadium, yaitu stadium
prodrom yang muncul pada 1- 2 hari dan stadium pembengkakan yang muncul 7- 9
hari.Dimulai dengan stadium prodormal, lamanya 1-2 hari dengangejala demam,
anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot. Suhu tubuh biasanya naik sampai
38.5
0
C- 39.5
o
C, kemudian timbul pembengkakan kelanjar parotitis yang mula-mula
unilateral tetapi kemudian dapat menjadi bilateral seperti gambar 2 dibawah.
1,2

Gambar 2: penderita parotitis epidemik

Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada perabaan,
terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatau yang asam, ini merupakan
gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika. Di daerah parotis,kulit tanpak
berwarna merah kecoklatan, nyeri pada tekanan, bagian bawah daun telinga terangkat
ke atas.
6
Dalam beberapa hari kelenjar parotis dapat terlihat membesar dengan cepat
serta mencapai ukuran maksimum dalam 1-3 hari dan pembengkakan menghilang
dalamsatu minggu setelah pembengkakan maksimal. Ini adalah stadium
pembengkakan.Virus parotitis cenderung menyerang jaringan kelenjar. Inflamasi dari
kelenjar lakrimalis, timus, tiroid, payudara, dan ovarium kadang terjadi.

TATALAKSANA

Penyakit mumps atau parotitis epidemika adalah penyakit yang sembuh sendiri ( self-
limited) dalam masa lebih dari satu minggu. Oleh itu, tidak ada sebarang terapi
spesifik untuk penyakit ini. Hal hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa
sakit dan tidak nyaman serta menjaga agar orang lain tidak tertular adalah :
7

Istirahat di tempat tidur sampai demam hilang
Hindari kontak dengan orang lain dan anak kecil untuk mencegah penyebaran.
Seseorang dengan infeksi gondongan paling mudah menulari orang lain pada 5
hari pertama setelah timbulnya keluhan dan gejala
Minum asetaminofen (panadol, tynelol, dll) atau obat anti inflamasi non-
steroid lain seperti ibuprofen (proris, advil, dll) untuk mengurangi keluhan.
Aspirin tidak boleh digunakan pada anak anak karena dapat menimbulkan
sindrom Reye yang dapat berakibat fatal.
Gunakan kompres dingin untuk mengurangi nyeri akibat pembengkakan
kelenjar
Gunakan penahan untuk mengurangi nyeri akibat pembengkakan testis
Hindari makanan yang harus banyak dikunyah.
Makanlah makanan yang lembek atau berkuah seperti sup, kentang rebus,
atau bubur gandum
Hindari makanan yang asam seperti lemon atau buah buahan, karena dapat
meransang pengeluaran liur.
Banyak minum air
Hal yang paling penting adalah perhatikan adanya tanda tanda komplikasi.
Pada anak laki, awasi apabila terdapat demam dengan pembengkakan testis.
Pada anak perempuan, nyeri pada perut dapat merupakan tanda tanda
keterlibatan ovarium. Nyeri perut pada anak laki dan perempuan bisa
merupakan tanda pankreatitis.






KOMPLIKASI

Walaupun jarang ditemukan, komplikasi dari penyakit mumps dapat berakibat fatal,
yaitu :
6,7
o Orchitis, kondisi ini menimbulkan peradangan pada salah satu atau kedua
testis. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri, tetapi jarang menimbulkan
sterilitas atau kemandulan.
o Pankreatitis, peradangan dari pankreas. Gejala dari kelainan ini adalah nyeri
perut bagian atas, mual, dan muntah.
o Ensefalitis. Infeksi virus, seperti mumps, dapat menyebabkan peradangan pada
otak (ensefalitis). Ensefalitis dapat menimbulkan gangguan saraf yang dapat
mengancam jiwa. Meskipun dapat berakibat fatal, kondisi ini sangat jarang
ditemukan.
o Meningitis. Meningitis adalah infeksi dan peradangan dari membran
pembungkus dan cairan yang mengelilingi otak dan spinal cord . Hal ini dapat
terjadi apabila virus mumps masuk kedalam pembuluh darah dan menyebar ke
susunan syaraf pusat. Sama dengan ensefalitis, meningitis juga sangat jarang
ditemukan.
o Peradangan dari Ovarium. Gejalanya adalah nyeri pada perut bagian bawah
pada wanita .Kelainan ini tidak mempengaruhi tingkat kesuburan.
o Penurunan pendengaran. Pada beberapa kasus, gondongan dapat menyebabkan
penurunan pendengaran, biasanya berlangsung permanen (tidak bisa sembuh)
dan dapat mengenai satu atau kedua telinga.
o Keguguran. Terkena gondongan saat kehamilan, terutama trisemester awal
dapat menimbulkan keguguran.
Pasien parotitis sebagian besar mengalami peningkatan sel, biasanya limfosit,cairan
serebrospinal, sedangkan yang lainnya berupa gejala meningitis, leher kaku,sakit kepala, dan
mengantuk. Pada kasusu yang khas, mulainya tanda dan gejalasystem saraf pusat yang nyata
terjadi 3-10 hari setelah mulainya parotitis.Akan tetapi, gangguan system saraf pusat timbul
sebelum parotitis atau 2- 3minggu kemudian.


PENCEGAHAN

Penyakit Mumps ini bisa dicegah melalui vaksin parotitis hidup yang terdiri
daripada virus parotitis hidup yang dilemahkan setiap waktu setelah usia 1 tahun.
Vaksin ini sangat efektif dalam menghasilkan kenaikan antibody parotitis yang
bermakna pada individu yangseronegatif sebelum vaksinasi dan meberikan 75 sampai
95 persen perlindungan pada individu yang kemudian terpajan parotitis. Individu yang
tinggal dalam kelompok atau institusi sebaiknya divaksinasi,khususnya karena telah
ditunjukkan bahwa isolasi fisis pasien parotitis tidak mencegah penularan infeksi
secara efektif. aksin yang digunakan di Indonesia adalah galur Jeryl Lynn dan
Urabe Am-9.
7

Vaksinasi ini merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.
Vaksin biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan measles dan rubella
(MMR), yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan atas. Vaksin MMR diberikan
secara kombinasi dan dipisahkan sekurang-kurangnya 28 hari.
7
Dosis pertama
diberikan pada usia antara 12 dan 15 bulan, dosis yang kedua diberikan pada usia 4-6
tahun. Jika dosis yang kedua ini lupa diberikan pada usia tersebut, dapat diberikan
sebelum usia 12 tahun.

Vaksinasi merupakan kontraindikasi pada bayi berumur dibawah 1
tahunkarena efek antibody maternal. Selain itu juga, vaksinasi dikontraindikasikan
pada individu dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin, pada
pasien dengan penyakit febris, leukemia, limfoma, atau keganasan yang menyeluruh,
pada individu yang mendapat glukokortikoid, pengonsumsi obat alkilasi, anti
metabolit,atau radiasi, dan perempuan hamil.


PROGNOSIS

Mumps adalah penyakit self-limited yang dapat sembuh sendiri setelah lebih
dari satu minggu dengan rehat yang cukup. Prognosis mumps adalah baik, dapat
sembuh spontan dan komplit serta jarang berlanjut menjadi kronis. Sterilitas karena
orkhitis juga jarang terjadi. Pada umumnya kematian sangat jarang berlaku dan tuli
permanen juga sangat sedikit bilangannya.

KESIMPULAN

Mumps adalah penyakit yang sering terjadi pada golongan anak-anak namun begitu
bisa juga terjadi pada orang dewasa. Kita haruslah berhati-hati dengan makanan dan
minuman yang kita konsumpsi karena virus Paramyxoviridae bisa melalui makanan yang kita
makan. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan yaitu mencuci tangan dengan baik dan
menggunakan sabun, mengajarkan pola hidup bersih kepada anak, tidak membagi peralatan
makan, membersihkan permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering disentuh secara
teratur dengan menggunakan sabun dan air, atau dengan menggunakan tisu pembersih. Bagi
penderita penyakit gondong sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya
asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.


















DAFTAR PUSAKA
1. Wilson, Walter R and Merle A Sande. 2009. Current Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease. USA : the McGraw-Hill Companies, Inc; h. 156-78
2. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi
dan penyakit tropis. Edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002. h.152-159.
3. Sugito TL. Infeksi virus parotitis epidemika pada anak dan bayi. Dalam: Infeksi kulit
pada bayi dan anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2005.h.17-30.
4. Rampengan TH, Laurentz IR. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2002.h.101-13.
5. Hartanta H. Kamus kedokteran Dorland. : Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2006.h.395-1373.
6. Parotitis epidemika diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3425/1/08E00895.pdf pada 8
November 2013 pukul 17.15
7. Hambleton S, Gershon AA. Preventing mumps. Clinical microbiology reviews.
Philadelphia: Elseviers Saunders;2005.p.70-80.
8. Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson HB, Behrman RE. Nelson essentials of
pediatrics. Edisi ke-5. Philadelphia: Elseviers Saunders; 2006.h.470-2.

Anda mungkin juga menyukai