Orthopedi
Orthopedi
Buckle Fracture atau disebut juga fraktur torus adalah fraktur incomplete yang sering tejadi pada
daerah radius dan ulna distal yang sering ditemukan pada anak-anak di daerah lengan bawah (82%).
Hal ini disebabkan daerah metafise pada anak masih lemah, disamping itu tulang relatif ramping dan
kurang pengawasan orang tua. . Mekanisme terjadinya trauma disebabkan karena tangan dalam
keadaan out stretched dimana pergelangan tangan dalam keadaan hiperekstensi. Terjadi pada korteks di
daerah metafisis 23 cm diatas lempeng lempeng epifisis. Klinisnya pembengkakan dan nyeri tekan
disekitar pergelangan tangan. Gambarannya berupa kompresi vertikal yang menyebabkan fraktur
komunitif atau memecah. Pengobatannya dengan pemasangan gips sirkuler di bawah siku selama 3
minggu. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH)
1.
2.
3.
4.
5.
Pain.
Persendian
dapat
terasa
nyeri,
dengan
bertambahnya
waktu.
Stiffness. Kaku sendi ini dapat muncul terutama di saat pagi hari.
Muscle weakness.
Terdapat kelemahan otot-otot di sekitar daerah yang terkena
Swelling
bengkak dapat terjadi, dapat sewaktu-waktu atau berkelanjutan
Deformed joints.
Terdapat deformitas persendian
agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrous. Secara klinis fragmen tulang
tidak bisa lagi digerakkan. Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur dimediasi
oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu faktor yang paling dominan dari sekian
banyak faktor pertumbuhan adalah Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang
menunjukkan keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari osteoblast dan produksi matriks
ekstra seluler. Faktor lain yaitu: Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang berperan penting
pada proses angiogenesis selama penyembuhan fraktur.
Pusat dari kalus lunak adalah kartilogenous yang kemudian bersama osteoblast akan berdiferensiasi
membentuk suatu jaringan rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel tulang serta kemampuan
mengantisipasi tekanan mekanis. Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian berlanjut
sampai fase remodelling adalah masa kritis untuk keberhasilan penyembuhan fraktur.
Jenis-jenis Kalus
Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan letak kalus tersebut berada terbentuk kalus
primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi dalam waktu 2 minggu
bila
tepi-tepi
tulang
yang
fraktur
tidak
bersambung.
1. Death Limb (dying), penyakit pembuluh darah perifer bertanggung jawab terhadap hampir
90% dari seluruh amputasi. Penyebab lainnya adalah trauma parah, infeksi, luka bakar, dan frost
bite.
2. Dangerous, penyakit yang tergolong berbahaya adalah tumor ganas, sepsis yang potensial
lethal dan crush injury. Pada crush injury pelepasan torniquet atau penekanan lain akan
berakibat pada kegagalan ginjal (crush syndrome).
3. Damn nulsance, ada keadaan dimana mempertahankan anggota gerak dapat lebih buruk
daripada tidak mempunyai anggota gerak sama sekali. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh
nyeri, gas gangren. malformasi berat, sepsis berulang atau kehilangan fungsi yang berat.
Kombinasi antara deformitaas dan kehilangan sensasi khususnya merupakan masalah yang
berat dan pada alat gerak bawah cenderung untuk menyebabkan ulserasi karena tekanan.
paling
ringan.
Ncuropraxis
dapat
disebabkan
oleh
lesi
biokimia
yang
diakibatkan oleh kontusio atau cedera berupa getaran di serabut syaraf. Terjadi
kehilangan fungsi syaraf sementara yang reversibel terjadi dalam berjam-jam atau
berbulan-bulan ( pada umumnya 6-8 minggu ). Gangguan pada fungsi motorik biasanya lebih
banyak dibandingkan dengan fungsi sensorik. Regenerasi spontan terjadi dalam waktu 1 - 4
bulan.
2. Axonotmesis.
Axonotmesis
melibatkan
kehilangan
kontinuitas
dari
akson
dan
pembungkus
myelin, jaringan ikat syaraf tidak ikut terlibat (jaringan encapsulating, epineurium dan
perineurium). Oleh karena kehilangan sambungan akson, degenerasi wallerian terjadi.
Kehilangan
kedua
fungsi
motorik
dan
sensorik
lebih
cenderung
mengarah
ke
secepat 2 sampai 3 mm sehari dan lesi distal selambat 1,5 mm sehari. Regenerasi
memerlukan waktu beberapa minggu. Penyembuhan terjadi dalam 4-9 bulan.
3. Neurotmesis
Neurotmesis
adalah
lesi
yang
lebih
parah,
tetapi
masih
dapat
sembuh.
Neurotmesis terjadi pada kontusio yang parah, luka robek, dan laserasi. Tidak hanya
axon,
tetapi
jaringan
ikat
encapsulating
juga
kehilangan
kontinuitas.
Saraf
tepi
mengalami disorganisasi berat hingga regenerasi tak dapat terjadi. Ini bisa karena
sayatan, tusukan, traksi ataupun penyuntikan saraf yang diikuti pembentukan skar.
Segmen yang terkena harus dieksisi sebagai bagian perbaikan secara bedah. Pada neurotmesis
terdapat
kehilangan
seluruhnya
fungsi
motorik,
sensorik,
dan
autonom.
Untuk kasus neurotmesis lebih baik menggunakan klasifikasi yang baru, yang lebih lengkap,
disebut dengan sistem Sunderland.
First-degree
Disebut
gangguan
dalam
juga
neuropraxia,
konduksi
hitungan
syaraf'
hari
berupa
tanpa
setelah
kerusakan
terjadinya
cedera,
atau
pada
degenerasi
sampai
serabut
myelin,
Wallerian.
dengan
hanya
Syaraf
empat
akan
bulan.
terjadi
sembuh
Penyembuhan
Second-degree
Disebut
melibatkan
juga
axonotmesis,
jaringan
terjadi
encapsulating,
diskontinuitas
epineurium
dan
myelin
dan
perineurium,
aksonal,
juga
akan
tidak
sembuh
sempurna. Bagaimanapun, penyembuhan akan terjadi lebih lambat dari pada cedera first-degree.
3.
Third-degree
Cedera
akan
ini
sembuh
melibatkan
dengan
kerusakan
lambat,
tetapi
myelin,
akson,
dan
penyembuhannya
endoneurium.
hanya
Cedera
sebagian.
juga
Penyembuhan
akan tergantung pada beberapa faktor, seperti semakin rusak syaraf, semakin lemah pula
penyembuhan yang terjadi.
4.
Fourth-degree
Cedera
ini
melibatkan
Cedera derajat
ini terjadi
kerusakan
bila
myelin,
akson,
endoneurium,
jaringan
syaraf,
dan
perineurium.
yang menghalangi
penyembuhan.
5.
Fifth-degree
Cedera ini melibatkan pemisahan sempurna dari syaraf, seperti syaraf yang terpotong. Fourthdegree dan Fifth-degree memerlukan tindakan operasi untuk sembuh.
Tabel 1. Klasifikasi cedera syaraf
Derajat cedera
syaraf
Myelin
Epineurium
I; Neuropraksia
+/-
tidak
Tidak
tidak
Tidak
II; Axonotmesis
Ya
ya
Tidak
tidak
Tidak
III
Ya
ya
Ya
tidak
Tidak
IV
Ya
ya
Ya
ya
Tidak
V; Neurotmesis
Ya
ya
Ya
ya
Ya
Spontan
penuh
Penuh
Parsial
Fourth
Tidak ada
Neurotmesis
Tindakan bedah
Third
Fifth
Waktu penyembuhan
Tidak ada
Tidak perlu
cedera
Regenerasi terjadi kira - kira 1
Tidak perlu
ncurolisis
Perbaikan syaraf,
cangkok, atau
transfer
Pcrbaikan syaraf,
cangkok, atau
transfer
Rasa nyeri ini dapat berhubungan dengan posisi atau gerak tertentu, dapat disebabkanoleh faktor fisik
seperti perubahan tekanan atau suhu pada anggota gerak yang telah diamputasidan faktor psikologi
seperti stress emosional. Phantom limb pain seringkali disalahartikandengan rasa nyeri lainnya yang
terjadi di sekitar anggota tubuh yang diamputasi seperti stump pain. Mitchell membedakan beberapa
terminologi mengenai fenomena postamputasi.Diantaranya dikenal sebagai phantom limb pain dan
stump pain. Phantom limb pain diartikan sebagai sensasi dimana anggota tubuh yang telah diamputasi,
dirasakan pasien masih ada dan nyeri. Stump pain yaitu rasa nyeri yang terdapat pada lokasi amputasi.
a.
Germinal/Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang datar dan merupakan
tempan penyimpanan bahan-bahan metabolik yang akan digunakan nantinya
b. Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan tumbuh menjadi lempeng. Selsel tersebut disebut seperi tumpukan lempeng. Pada area ini, sel-selnya menggunakan bahan
metabolik yang sebelumnya disimpan untuk perjalanan mereka ke metafisis
c. Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan berubah menjadi lebih
katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk mengalami kalsifikasi dan berubah menjadi tulang.
Area ini menjadi letak terlemah secara mekanis.
d. Calcied zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi garam kalsium, dan
membentuk osteoid. Di daerah yang dekat metafisis, cabang-cabang pembuluh darah kecil
menjalar ke lapisan basal dari lempeng fisis
De Quervains syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah prosesus stiloideus akibat
inflamasi kronik pembungkus tendon otot abduktor polisis longus dan ekstensor polisis brevis setinggi
radius distal dan jepitan pada kedua tendon tersebut.De Quervains syndrome atau tenosinovitis
stenosans ini merupakan tendovaginitis kronik yang disertai penyempitan sarung tendon pada ujung
distal radius. Sarung tendon menjadi radang dan menebal, tapi tendon normal. Sering juga ditemukan
penebalan tendon. Lokasi de Quervains syndrome ini adalah pada kompartemen dorsal pertama pada
pergelangan tangan. Kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk di dalamnya
adalah tendon otot abduktor polisis longus (APL) dan tendon otot ekstensor polisis brevis (EPB).
Epidemiologi
Penyakit de Quervain klasik mempengaruhi mereka yang berada dalam usia 30-50 tahun. Insiden pada
wanita mungkin sampai enam kali dari pada pria. Proses ini diperparah oleh aktivitas yang berulangulang seperti pelayan atau tukang kayu, bahkan ibu yang menggendong bayinya dan deviasi ulnar
simultan pada pergelangan tangan. Penderita sering mencatat peristiwa traumatis. Trauma langsung
pada selubung tendon mungkin mendahului gejala, atau patah tulang pergelangan tangan dapat
menyebabkan tekanan meningkat ditendon. Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh hormon yang
berlebihan seperti kehamilan, diabetes melitus dan inflamasi arthritis.
Gambaran klinik
Keadaan ini paling biasa pada wanita yang berumur 40-50 tahun, yang mengeluh nyeri pada sisi radius
pergelangan tangan. Kadang - kadang tampak adanya pembengkakan pada ujung stiloid radial.
Pasien dengan kondisi yang seperti ini biasanya datang dengan nyeri pada aspek dorsolateral dari
pergelangan tangannya dengan nyeri yang berasal dari arah ibu jari dan / atau lengan bawah bagian
lateral.
Pasien dengan tendosyovitis ini menggambarkan rasa sakit dan bengkak pada radial dari pergelangan
tangan yang diperparah oleh penggunaan pergelangan tangan dan ibujari. Onset gejala dapat terjadi
tiba-tiba atau bertahap. Rasa sakit sering timbul di bagian proksimal dan distal lengan bawah dan
diperparah dengan mengangkat ibu jari menggenggam, dan diperingan dengan istirahat . Beberapa
pasien dicatat parestesia sepanjang dorsal ibu jari dan jari telunjuk karena kedekatan radial cabang saraf
sensorik dorsal.
Pemeriksaan fisik
Tangan dikepal dengan ibu jari di dalam kepalan pada deviasi tangan ke arah ulna timbul nyeri berarti
positif de Quervains Tennnosynovitis. Finkelstein tes yang mengacu tendon yang pertama
kompartemen distal dan menyebabkan nyeri yang tajam.
Ada satu manuver lagi yang dapat digunakan untuk memeriksa Tenosynovitis yaitu Brunelli test,
caranya adalah dengan deviasi radius sambil lalu dengan sekuat tenaga mengabduksikan ibu jari.
Apabila pasien merasa kesakitan, maka tes ini dikatakan positif.
Brunelli Test
Terapi
a. Non Surgical
- Obat anti-inflamasi
(NSAIDs).
dan pembengkakan
Kortikosteroid.
Injeksi
dapat
membantu
pembengkakan
dan
nyeri.
b. Surgical Methods
Tindakan operasi mungkin diperlukan jika gejala yang parah atau tidak membaik. Tujuan
pembedahan adalah untuk membuka kompartemen (penutup) untuk membuat lebih banyak
ruang untuk tendon.
45. Tennis Elbow
Nyeri yang berkaitan dengan tennis elbow biasanya bertahap, akan tetapi juga bisa terjadi secara
mendadak. Umur rata rata pasien tennis elbow diantara 35 tahun sampai 65 6ahun , antara laki laki dan
wanita hampir sama. Tennis elbow terjadi pada lengan yang dominan sekitar 75 persen. Semua orang
bisa terkena tennis elbow akan tetapi tennis elbow sering dijumpai pada Pekerja Manual seperti tukang
kayu, tukang cat, tukang kebun.
Pemeriksaan
X-rays pasien dengan tennis elbow sebagian besar normal. Tes yang lain seperti EMG biasanya
diperlukan apabila terjadi ada hal yang lain selain kondisi tennis elbow itu sendiri.
Penyebab lain dari nyeri sendi siku yaitu diantaranya instabilitas sendi, arthritis siku, dan radial
tunnel sindrome.
Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau aspirin untuk mengurangi rasa sakit. Dengan
meredakan rasa nyeri, orang-orang dapat tetap melanjutkan aktifitas normal dalam segala cara.
Rasa nyeri dapat menjadi sangat melemahkan yang menyebabkan hilangnya produktifitas
dimana solusi untuk obat pereda rasa nyeri siku tenis sulit untuk dicari.
Diberikan es pada area yang nyeri selama tidak lebih dari 20 menit. Pastikan membungkus es
didalam handuk, karena kalau terlalu dingin akan membuat kulit rusak. Es dapat meredakan
nyeri siku tenis dikarenakan dapat menghambat peradangan oleh konstriksi pembuluh darah ke
daerah luka. Namun, hal itu hanya mengurangi nyeri untuk jangka waktu yang pendek.
Untuk olahragawan, jangan lupa untuk melakukan pemanasan sebelum mulai masuk ke
permainan sesungguhnya.
Sementra itu cabang dari arteri ulnaris di telapak tangan yaitu arcus palmaris superficialis, membelok
ke lateral dan belakang aponeurosis palmaris dan di depan tendo-tendo fleksor panjang. Di lateral arcus
ini dilengkapi oleh cabang arteri radialis.lengkung arcus ini terletak melintang di telapak tangan
setinggi pinggir distal pollex dalam keadaan ekstensio penuh.
Empat arteri digitales communis dipercabangkan dari bagian cembung arcus dan berjalan ke jari.
Ramus profundus arteri ulnaris dipercabangkan di depan retinaculum musculorum fleksorum berjalan
di antara musculus abduktor digiti minimi dan musculus fleksor digiti minimi lalu bergabung dengan
arteri radialis untuk membentuk arcus palmaris profundus. Sumber : Anatomi Klinik Snell edisi 3
Otot hypothenar
1. M. Abduktor digiti minimi
2. M. Flexor digiti minimi
3. M. Opponens digiti minimi
Otot intrinsik
1. Mm. Lumbricales (1,2,3,4)
2. Mm. Interosei palmaris (4)
3. Mm. Interossei dorsalis (3)
4.
5.
6.
7.
Dorsum manus
49. Potongan Melintang Jari
Sumber : http://www.medstudy.narod.ru/PIC/manus5.jpg
A. radialis, mempercabangkan :
o radialis recurrens anast dg A. collateral radialis
o A. ulnaris, mempercabangkan :
o A. ulnaris recurrens anterior anast dg A. collateral ulnaris inf
o A. ulnaris recurrens posterior anast dg. A. collateral ulnaris sup
o A. interosseus communis, mempercabangkan :
o A. interosseus anterior
o A. interosseus posterior
o A. interosseus recurrens anast dg A. collateral medius
Dari A.radialis
Arcus palmaris profundus
ke sup. anastomosis di regio carpalis
ke inf. gabung dg Aa. Digitales dari arcus palmaris superficialis
A Radialis indicis (lateral index)
A princeps pollicis (lateral & medial pollex)
Dari A. ulnaris
Arcus palmaris superficialis Aa. Digitales
R. Profundus a. ulnaris (bercabang di depan retinaculum flexorum)
2. Open amputation
Ujung stump tidak ditutup dengan flap kulit dan amputasi ini dilakukan sebagai
tindakan sementara yang akan diikuti dengan penjahitan sekunder, re-amputasi, revisi,
dan rekonstruksi plastik. Open amputation bertujuan untuk mencegah atau
menghilangkan infeksi sehingga penutupan stump dapat dilakukan tanpa resiko
terbukanya kembali jahitan. Indikasinya adalah bagi luka yang terinfeksi dan
kerusakan jaringan lunak luas atau kontaminasi tinggi.
Open amputation terbagi dua jenis, yaitu open amputation with inverted skin flaps dan
circular open amputation. Pada jenis yang pertama penutupan luka dilakukan
kemudian setelah 10-14 hari tanpa memerlukan pemendekan stump. Pada jenis kedua
penyembuhan luka sering lama dan dipengaruhi oleh tarikan kulit terus menerus
diujung stump yang cenderung menarik seluruh jaringan ke ujung stump. Circular
open amputation juga diikuti oleh pembentukan parut diujung stump yang akan
menyulitkan pemasangan prosthesis. Untuk menghindari penyembuhan yang lama
dan letak parut yang tidak baik, circuler open amputation sering diikuti dengan reamputation yang lebih proksimal.
Site of election:
Amputation level
optimum
shortest
longest
Transradial (forearm)
Transhumeral
Middle third
Transfemoral
Middle third
Transtibial
8cm
Level of which
mioplasty can be done
INDICATIONS
An arm which is so severely injured that there is no chance of recovery of any part of
the hand, fingers or thumb.
A leg which is so severely injured that you cannot restore the continuity of its vessels
or nerves, especially when there is gross contamination or severe muscle or skin loss.
Loss of bone alone without nerve or vascular injury does not usually justify
amputation.
Gas gangrene.
Established gangrene due to vascular injury. Continued infection with severe bone or
nerve injury. Secondary haemorrhage if all other measures fail. Multiple in injuries in
a gravely ill shocked patient. Amputation may be the simplest and fastest way of
removing large amounts of damaged muscle, and so saving his life.
Occasionally also for epitheliomas, bone tumours, or snake bites.