Anda di halaman 1dari 24

34. Apakah yang dimaksud dengan Buckle Fracture ?

Buckle Fracture atau disebut juga fraktur torus adalah fraktur incomplete yang sering tejadi pada
daerah radius dan ulna distal yang sering ditemukan pada anak-anak di daerah lengan bawah (82%).
Hal ini disebabkan daerah metafise pada anak masih lemah, disamping itu tulang relatif ramping dan
kurang pengawasan orang tua. . Mekanisme terjadinya trauma disebabkan karena tangan dalam
keadaan out stretched dimana pergelangan tangan dalam keadaan hiperekstensi. Terjadi pada korteks di
daerah metafisis 23 cm diatas lempeng lempeng epifisis. Klinisnya pembengkakan dan nyeri tekan
disekitar pergelangan tangan. Gambarannya berupa kompresi vertikal yang menyebabkan fraktur
komunitif atau memecah. Pengobatannya dengan pemasangan gips sirkuler di bawah siku selama 3
minggu. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH)

35. 5 cardinal sign osteoartritis

1.
2.
3.
4.
5.

Narrowing of joint space


Subchondral sclerosis
Marginal osteophytes
Subchondral cyst
Bone remodelling

Sementara gejala yang sering dialami oleh


pasien terkait dengan osteoarthritis adalah :

Pain.
Persendian

dapat

terasa

nyeri,

dengan sensasi seperti terbakar atau


tajam. Pada beberapa orang, nyeri
dapat hilang timbul. Nyeri progresif
seiring

dengan

bertambahnya

waktu.

Stiffness. Kaku sendi ini dapat muncul terutama di saat pagi hari.

Muscle weakness.
Terdapat kelemahan otot-otot di sekitar daerah yang terkena

Swelling
bengkak dapat terjadi, dapat sewaktu-waktu atau berkelanjutan

Deformed joints.
Terdapat deformitas persendian

Reduced range of motion and loss of use of the joint.


Ruang gerak persendian yang terdampak jauh menurun dibandingkan orang normal.
(Buku Ajar Orthopedi Apley edisi ke 7)

36. Apakah definisi dari Callus ?


Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai terbentuk jaringan tulang yakni
jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan.
Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi lagi menjadi tulang lamellar dan wovenbone. Pertumbuhan
jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah
terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang
serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan efek secara langsung
berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu

agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrous. Secara klinis fragmen tulang
tidak bisa lagi digerakkan. Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur dimediasi
oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu faktor yang paling dominan dari sekian
banyak faktor pertumbuhan adalah Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang
menunjukkan keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari osteoblast dan produksi matriks
ekstra seluler. Faktor lain yaitu: Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang berperan penting
pada proses angiogenesis selama penyembuhan fraktur.
Pusat dari kalus lunak adalah kartilogenous yang kemudian bersama osteoblast akan berdiferensiasi
membentuk suatu jaringan rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel tulang serta kemampuan
mengantisipasi tekanan mekanis. Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian berlanjut
sampai fase remodelling adalah masa kritis untuk keberhasilan penyembuhan fraktur.
Jenis-jenis Kalus
Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan letak kalus tersebut berada terbentuk kalus
primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi dalam waktu 2 minggu

Bridging (soft) callus


terjadi

bila

tepi-tepi

tulang

yang

fraktur

tidak

bersambung.

Medullary (hard) Callus akan melengkapi bridging


callus secara perlahan-lahan. Kalus eksternal berada
paling luar daerah fraktur di bawah periosteum
periosteal callus terbentuk di antara periosteum dan
tulang yang fraktur.
Interfragmentary callus merupakan kalus yang terbentuk
dan mengisi celah fraktur di antara tulang yang fraktur.
Medullary callus terbentuk di dalam medulla tulang di
sekitar daerah fraktur.

37. Radiological Callus


Diantara dua jenis callus tersebut, pada pemeriksaan x-ray, soft callus biasanya tidak nampak. Lama
kelamaan setelah garam kalsium pada soft callus dan tulang baru tumbuh terbentuk medullary/hard
callus. Hard callus inilah yang dapat terlihat pada pemeriksaan radiologi.
38. Indikasi amputasi adalah 3D

1. Death Limb (dying), penyakit pembuluh darah perifer bertanggung jawab terhadap hampir
90% dari seluruh amputasi. Penyebab lainnya adalah trauma parah, infeksi, luka bakar, dan frost
bite.
2. Dangerous, penyakit yang tergolong berbahaya adalah tumor ganas, sepsis yang potensial
lethal dan crush injury. Pada crush injury pelepasan torniquet atau penekanan lain akan
berakibat pada kegagalan ginjal (crush syndrome).
3. Damn nulsance, ada keadaan dimana mempertahankan anggota gerak dapat lebih buruk
daripada tidak mempunyai anggota gerak sama sekali. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh
nyeri, gas gangren. malformasi berat, sepsis berulang atau kehilangan fungsi yang berat.
Kombinasi antara deformitaas dan kehilangan sensasi khususnya merupakan masalah yang
berat dan pada alat gerak bawah cenderung untuk menyebabkan ulserasi karena tekanan.

39. Tipe-tipe Cedera Syaraf (Seddon, 1943)


1. Neuropraxis
Neuropraxis terjadi bila ada gangguan konduksi impuls syaraf di serabut syaraf,
dan penyembuhan terjadi tanpa degenerasi wallerian. Neuropraxis adalah tipe cedera syaraf
yang

paling

ringan.

Ncuropraxis

dapat

disebabkan

oleh

lesi

biokimia

yang

diakibatkan oleh kontusio atau cedera berupa getaran di serabut syaraf. Terjadi
kehilangan fungsi syaraf sementara yang reversibel terjadi dalam berjam-jam atau
berbulan-bulan ( pada umumnya 6-8 minggu ). Gangguan pada fungsi motorik biasanya lebih
banyak dibandingkan dengan fungsi sensorik. Regenerasi spontan terjadi dalam waktu 1 - 4
bulan.
2. Axonotmesis.
Axonotmesis

melibatkan

kehilangan

kontinuitas

dari

akson

dan

pembungkus

myelin, jaringan ikat syaraf tidak ikut terlibat (jaringan encapsulating, epineurium dan
perineurium). Oleh karena kehilangan sambungan akson, degenerasi wallerian terjadi.
Kehilangan

kedua

fungsi

motorik

dan

sensorik

lebih

cenderung

mengarah

ke

axonotmesis daripada neuropraxia, dan penyembuhan terjadi hanya melalui regenerasi


dari akson, yaitu proses yang memerlukan waktu. Axonotmesis merupakan kerusakan
yang lebih hebat daripada neuropraxia. Lesi proksimal dapat tumbuh ke arah distal

secepat 2 sampai 3 mm sehari dan lesi distal selambat 1,5 mm sehari. Regenerasi
memerlukan waktu beberapa minggu. Penyembuhan terjadi dalam 4-9 bulan.
3. Neurotmesis
Neurotmesis

adalah

lesi

yang

lebih

parah,

tetapi

masih

dapat

sembuh.

Neurotmesis terjadi pada kontusio yang parah, luka robek, dan laserasi. Tidak hanya
axon,

tetapi

jaringan

ikat

encapsulating

juga

kehilangan

kontinuitas.

Saraf

tepi

mengalami disorganisasi berat hingga regenerasi tak dapat terjadi. Ini bisa karena
sayatan, tusukan, traksi ataupun penyuntikan saraf yang diikuti pembentukan skar.
Segmen yang terkena harus dieksisi sebagai bagian perbaikan secara bedah. Pada neurotmesis
terdapat

kehilangan

seluruhnya

fungsi

motorik,

sensorik,

dan

autonom.

Untuk kasus neurotmesis lebih baik menggunakan klasifikasi yang baru, yang lebih lengkap,
disebut dengan sistem Sunderland.

Gambar serabut saraf Juwerikz R. Nerve Injury Classification 2007


http://nervestudy.com/topics/nerveinjuryclass.htm

Klasifikasi cedera saraf. Animous. Injury 2009


Klasifikasi cedera syaraf'menurut sistem Sunderland :
1.

First-degree

Disebut
gangguan
dalam

juga

neuropraxia,

konduksi

hitungan

syaraf'

hari

berupa

tanpa

setelah

kerusakan

terjadinya

cedera,

atau

pada

degenerasi
sampai

serabut

myelin,

Wallerian.

dengan

hanya

Syaraf

empat

akan

bulan.

terjadi
sembuh

Penyembuhan

akan sempurna tanpa ada masalah motorik dan sensorik.


2.

Second-degree

Disebut
melibatkan

juga

axonotmesis,

jaringan

terjadi

encapsulating,

diskontinuitas

epineurium

dan

myelin

dan

perineurium,

aksonal,

juga

akan

tidak
sembuh

sempurna. Bagaimanapun, penyembuhan akan terjadi lebih lambat dari pada cedera first-degree.
3.

Third-degree

Cedera
akan

ini

sembuh

melibatkan
dengan

kerusakan

lambat,

tetapi

myelin,

akson,

dan

penyembuhannya

endoneurium.

hanya

Cedera

sebagian.

juga

Penyembuhan

akan tergantung pada beberapa faktor, seperti semakin rusak syaraf, semakin lemah pula
penyembuhan yang terjadi.
4.

Fourth-degree

Cedera

ini

melibatkan

Cedera derajat

ini terjadi

kerusakan
bila

myelin,

akson,

terdapat skar pada

endoneurium,

jaringan

syaraf,

dan

perineurium.

yang menghalangi

penyembuhan.
5.

Fifth-degree

Cedera ini melibatkan pemisahan sempurna dari syaraf, seperti syaraf yang terpotong. Fourthdegree dan Fifth-degree memerlukan tindakan operasi untuk sembuh.
Tabel 1. Klasifikasi cedera syaraf
Derajat cedera
syaraf

Myelin

Akson Endoneurium Perineurium

Epineurium

I; Neuropraksia

+/-

tidak

Tidak

tidak

Tidak

II; Axonotmesis

Ya

ya

Tidak

tidak

Tidak

III

Ya

ya

Ya

tidak

Tidak

IV

Ya

ya

Ya

ya

Tidak

V; Neurotmesis

Ya

ya

Ya

ya

Ya

Tabel 2. Cedera syaraf, penyembuhan, dan tindakan bedah


Derajat cedera Penyembuhan
syaraf
First
neupraxia
Second
Axonotmesis

Spontan
penuh

Penuh
Parsial

Fourth

Tidak ada

Neurotmesis

Tindakan bedah

Berlangsung dalam hitungan

Third

Fifth

Waktu penyembuhan

Tidak ada

hari sampai 4 bulan setelah

Tidak perlu

cedera
Regenerasi terjadi kira - kira 1

Tidak perlu

inci per bulan


Regenerasi terjadi kira - kira 1

Tidak perlu atau

inci per bulan


Setelah tindakan bedah,

ncurolisis
Perbaikan syaraf,

regenerasi terjadi kira-kira 1

cangkok, atau

inci per bulan


Setelah tindakan bedah,

transfer
Pcrbaikan syaraf,

regenerasi terjadi kira - kira 1

cangkok, atau

inci per bulan

transfer

40. False Movement Examination


Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan
distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada pederita dengan fraktur, setiap gerakan akan
menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu
juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.
Pada pergerakan akan nampak pergerakan abnormal yang seharusnya tidak ada pada pergerakan antar
persendian.
41. Phantom Limb Pain
Amputasi dari anggota gerak tubuh umumnya diikuti dengan adanya sensasi bahwa anggota tubuh yang
hilang masih dapat dirasakan, dikenal sebagai phantom sensation. Sensasi ini termasuk posisi, bentuk
atau gerakan, rasa hangat atau dingin, rasa seperti tersetrum ataukesemutan. Bila sensasi nyeri
dirasakan pada anggota gerak tubuh yang telah diamputasi disebut sebagai phantom limb pain, hal ini
dikemukakan oleh Mitchell pada tahun 1872. Ambrose Pare seorang ahli bedah militer dari Perancis,
pertama kali yang mengemukakan mengenai fenomena post-amputasi. Dia menyebutkan bahwa orang
yang diamputasi dapat mengeluh rasa nyeri yangtidak enak pada anggota tubuh yang hilang setelah
diamputasi, setelah itu baru Mitchell mempopulerkan istilah phantom limb pain.

Rasa nyeri ini dapat berhubungan dengan posisi atau gerak tertentu, dapat disebabkanoleh faktor fisik
seperti perubahan tekanan atau suhu pada anggota gerak yang telah diamputasidan faktor psikologi
seperti stress emosional. Phantom limb pain seringkali disalahartikandengan rasa nyeri lainnya yang
terjadi di sekitar anggota tubuh yang diamputasi seperti stump pain. Mitchell membedakan beberapa
terminologi mengenai fenomena postamputasi.Diantaranya dikenal sebagai phantom limb pain dan
stump pain. Phantom limb pain diartikan sebagai sensasi dimana anggota tubuh yang telah diamputasi,
dirasakan pasien masih ada dan nyeri. Stump pain yaitu rasa nyeri yang terdapat pada lokasi amputasi.

42. Bagian dari physis plate:

a.

Germinal/Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang datar dan merupakan
tempan penyimpanan bahan-bahan metabolik yang akan digunakan nantinya
b. Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan tumbuh menjadi lempeng. Selsel tersebut disebut seperi tumpukan lempeng. Pada area ini, sel-selnya menggunakan bahan
metabolik yang sebelumnya disimpan untuk perjalanan mereka ke metafisis
c. Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan berubah menjadi lebih
katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk mengalami kalsifikasi dan berubah menjadi tulang.
Area ini menjadi letak terlemah secara mekanis.

d. Calcied zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi garam kalsium, dan
membentuk osteoid. Di daerah yang dekat metafisis, cabang-cabang pembuluh darah kecil
menjalar ke lapisan basal dari lempeng fisis

43. Gambar bagian dari tulang panjang


Susunan tulang :
-

Substantia compacta, yaitu tulang yang padat dan tebal


Substantia spongiosa, yaitu tulang yang berongga, longgar, dan lunak
Ada pada bagian tengah tulang panjang (diaphysis)

Terdapat cavum medullare, bagian ujung tulang (epiphysis).


Urat-urat darah dari luar tulang melewati periosteum
(lapisan dataran luar tulang) masuk ke dalam tulang dan
pada tulang, tampak lubang tempat masuk/keluar urat darah
tersebut (foramen nutricium/lubang zat makanan.)
Periosteum pada tulang rawan disebut perichondrium.
Di dalam tulang terdapat :

Lympha (getah bening)

Medulla ossium (sumsum tulang)

Urat syaraf, dsb.

Pada cavum medullare, ada semacam selaput yang disebut endosteum.


44. De Quervain Syndrome
De Quervains syndrome ditemukan oleh Fritz de Quervain (1868-1940) pada tahun 1895. Awalnya,
Fritz de Quervain mendeskripsikan penyakit ini dengan apa yang kita kenal sebagai tenovaginitis yaitu
proliferasi jaringan fibrosa retinakulum otot-otot ekstensor dan tendon sheath dari otot ekstensor polisis
brevis dan otot abduktor polisis longus. Beberapa tahun kemudian, terjadi stenosis tenosynovitis dari
kedua tendon tersebut (kompartemen dorsal pertama) hingga kemudian penyakit ini dikenal dengan
nama de Quervains tenosynovitis. Fritz de Quervain memperkenalkan prosedur tiroidektomi sehingga
dikenal pula penyakit pada tiroid dengan nama yang sama yaitu de Quervains Thyroiditis.

De Quervains syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah prosesus stiloideus akibat
inflamasi kronik pembungkus tendon otot abduktor polisis longus dan ekstensor polisis brevis setinggi
radius distal dan jepitan pada kedua tendon tersebut.De Quervains syndrome atau tenosinovitis
stenosans ini merupakan tendovaginitis kronik yang disertai penyempitan sarung tendon pada ujung
distal radius. Sarung tendon menjadi radang dan menebal, tapi tendon normal. Sering juga ditemukan
penebalan tendon. Lokasi de Quervains syndrome ini adalah pada kompartemen dorsal pertama pada
pergelangan tangan. Kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk di dalamnya
adalah tendon otot abduktor polisis longus (APL) dan tendon otot ekstensor polisis brevis (EPB).

Epidemiologi
Penyakit de Quervain klasik mempengaruhi mereka yang berada dalam usia 30-50 tahun. Insiden pada
wanita mungkin sampai enam kali dari pada pria. Proses ini diperparah oleh aktivitas yang berulangulang seperti pelayan atau tukang kayu, bahkan ibu yang menggendong bayinya dan deviasi ulnar
simultan pada pergelangan tangan. Penderita sering mencatat peristiwa traumatis. Trauma langsung
pada selubung tendon mungkin mendahului gejala, atau patah tulang pergelangan tangan dapat
menyebabkan tekanan meningkat ditendon. Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh hormon yang
berlebihan seperti kehamilan, diabetes melitus dan inflamasi arthritis.
Gambaran klinik
Keadaan ini paling biasa pada wanita yang berumur 40-50 tahun, yang mengeluh nyeri pada sisi radius
pergelangan tangan. Kadang - kadang tampak adanya pembengkakan pada ujung stiloid radial.

Pasien dengan kondisi yang seperti ini biasanya datang dengan nyeri pada aspek dorsolateral dari
pergelangan tangannya dengan nyeri yang berasal dari arah ibu jari dan / atau lengan bawah bagian
lateral.
Pasien dengan tendosyovitis ini menggambarkan rasa sakit dan bengkak pada radial dari pergelangan
tangan yang diperparah oleh penggunaan pergelangan tangan dan ibujari. Onset gejala dapat terjadi
tiba-tiba atau bertahap. Rasa sakit sering timbul di bagian proksimal dan distal lengan bawah dan
diperparah dengan mengangkat ibu jari menggenggam, dan diperingan dengan istirahat . Beberapa
pasien dicatat parestesia sepanjang dorsal ibu jari dan jari telunjuk karena kedekatan radial cabang saraf
sensorik dorsal.
Pemeriksaan fisik
Tangan dikepal dengan ibu jari di dalam kepalan pada deviasi tangan ke arah ulna timbul nyeri berarti
positif de Quervains Tennnosynovitis. Finkelstein tes yang mengacu tendon yang pertama
kompartemen distal dan menyebabkan nyeri yang tajam.

Ada satu manuver lagi yang dapat digunakan untuk memeriksa Tenosynovitis yaitu Brunelli test,
caranya adalah dengan deviasi radius sambil lalu dengan sekuat tenaga mengabduksikan ibu jari.
Apabila pasien merasa kesakitan, maka tes ini dikatakan positif.

Brunelli Test

Terapi
a. Non Surgical
- Obat anti-inflamasi

(NSAIDs).

Obat-obat ini dapat diambil melalui


mulut atau disuntikkan ke dalam
kompartemen tendon. Menghindari
aktivitas yang menyebabkan nyeri
-

dan pembengkakan
Kortikosteroid.

Injeksi

kortikosteroid ke dalam selubung


tendon
mengurangi

dapat

membantu

pembengkakan

dan

nyeri.
b. Surgical Methods
Tindakan operasi mungkin diperlukan jika gejala yang parah atau tidak membaik. Tujuan
pembedahan adalah untuk membuka kompartemen (penutup) untuk membuat lebih banyak
ruang untuk tendon.
45. Tennis Elbow

Tennis elbow merupakan salah satu jenis overuse syndrome


dan kondisi ini timbul sebagai akibat dari ekstensi
pergelangan tangan yang berlebihan. Hal ini sering
ditemukan pada orang-orang yang terbiasa melakukan
repetisi supinasi dan pronasi lengan bawah ketika sendi siku
sedang dalam keadaan ekstensi (seperti gerakan pemain tenis
yang melakukan pukulan backhand).
Dulu, tennis elbow dikenal juga dengan istilah epikondilitis
lateral, karena ada dugaan bahwa inflamasi memainkan
peranan penting dalam timbulnya gejala. Namun penelitian
terbaru menunjukkan bahwa penggunaan istilah tersebut kurang tepat, karena secara umum, ketika
dilakukan pemeriksaan mikroskopik tendon, tidak ditemukan adanya tanda-tanda inflamasi, namun
yang ada justru degenerasi angiofibroblast dan kolagen-kolagen yang tersusun secara tidak beraturan.
Gejala
Nyeri disekitar sendi siku bagian luar yang akan bertambah jika melakukan gerakan mengenggam dan
mengerakkan ke arah dorsal.Hal yang paling umum pada tennis elbow yaitu :

Nyeri di bagian luar sendi siku

Nyeri saat mengangkat benda

Nyeri yang menjalar ke bagian lengan bawah

Nyeri yang berkaitan dengan tennis elbow biasanya bertahap, akan tetapi juga bisa terjadi secara
mendadak. Umur rata rata pasien tennis elbow diantara 35 tahun sampai 65 6ahun , antara laki laki dan
wanita hampir sama. Tennis elbow terjadi pada lengan yang dominan sekitar 75 persen. Semua orang
bisa terkena tennis elbow akan tetapi tennis elbow sering dijumpai pada Pekerja Manual seperti tukang
kayu, tukang cat, tukang kebun.
Pemeriksaan

X-rays pasien dengan tennis elbow sebagian besar normal. Tes yang lain seperti EMG biasanya
diperlukan apabila terjadi ada hal yang lain selain kondisi tennis elbow itu sendiri.

Penyebab lain dari nyeri sendi siku yaitu diantaranya instabilitas sendi, arthritis siku, dan radial
tunnel sindrome.

Penanganan Tenis Elbow

Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau aspirin untuk mengurangi rasa sakit. Dengan
meredakan rasa nyeri, orang-orang dapat tetap melanjutkan aktifitas normal dalam segala cara.
Rasa nyeri dapat menjadi sangat melemahkan yang menyebabkan hilangnya produktifitas
dimana solusi untuk obat pereda rasa nyeri siku tenis sulit untuk dicari.

Diberikan es pada area yang nyeri selama tidak lebih dari 20 menit. Pastikan membungkus es
didalam handuk, karena kalau terlalu dingin akan membuat kulit rusak. Es dapat meredakan
nyeri siku tenis dikarenakan dapat menghambat peradangan oleh konstriksi pembuluh darah ke
daerah luka. Namun, hal itu hanya mengurangi nyeri untuk jangka waktu yang pendek.

Untuk olahragawan, jangan lupa untuk melakukan pemanasan sebelum mulai masuk ke
permainan sesungguhnya.

46. Origo insersio


Origo : tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
Insersio : tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.

47. Perjalanan Arteri pada regio manus


Berasal dari dua arteri yaitu arteri radialis dan arteri ulnaris. Arteri radialis mempercabangkan arcus
palmaris profundus. Arteri ini membelok ke medial di bawah tendo-tendo otot fleksor panjang dan di
depan ossa metacarpi dan musculus interossei.arcus ini dilengkapi pada sisi medialnya oleh ramus
profundus arteri ulnaris.lengkung arcus terletak setinggi pinggir proksimal pollex pada keadaan
ekstensio. Arcus palmaris profundus memberikan cabang ke superior yang ikut serta dalam
anastomosis di regio carpalis dan ke inferior bergabung dengan rami digitales dari arcus superficialis.
Segera setelah sampai di telapak tangan arteri radialis bercabang dua yaitu arteri radialis indicis dan
arteri princeps pollicis yang mendarahi sisi lateral dan medial pollex.

Sementra itu cabang dari arteri ulnaris di telapak tangan yaitu arcus palmaris superficialis, membelok
ke lateral dan belakang aponeurosis palmaris dan di depan tendo-tendo fleksor panjang. Di lateral arcus
ini dilengkapi oleh cabang arteri radialis.lengkung arcus ini terletak melintang di telapak tangan
setinggi pinggir distal pollex dalam keadaan ekstensio penuh.
Empat arteri digitales communis dipercabangkan dari bagian cembung arcus dan berjalan ke jari.
Ramus profundus arteri ulnaris dipercabangkan di depan retinaculum musculorum fleksorum berjalan
di antara musculus abduktor digiti minimi dan musculus fleksor digiti minimi lalu bergabung dengan
arteri radialis untuk membentuk arcus palmaris profundus. Sumber : Anatomi Klinik Snell edisi 3

48. Musculus di Regio Manus


Palmar
Lapisan superfisial
1. M. Palmaris Longus
2. M. Palmaris Brevis
Otot Thenar
1. M. Abduktor Polisis brevis
2. M. Flexor pollicis brevis
3. M. Opponens pollicis
4. M. Adductor pollicis

Otot hypothenar
1. M. Abduktor digiti minimi
2. M. Flexor digiti minimi
3. M. Opponens digiti minimi
Otot intrinsik
1. Mm. Lumbricales (1,2,3,4)
2. Mm. Interosei palmaris (4)
3. Mm. Interossei dorsalis (3)

4.
5.
6.
7.

M. Flexor carpi radialis


M. Flexor pollicis longus
M. Flexor digitorum superfisialis
M. Flexor digitorum profunda

1. M. Extensor pollicis brevis


2. M. Extensor pollicis longus
3. M. Extensor digitorum
Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22

Dorsum manus
49. Potongan Melintang Jari

Sumber : http://www.medstudy.narod.ru/PIC/manus5.jpg

50. Percabangan Arteri Brachialis


A. brachialis : Dimulai dari batas bawah m. teres major
Cabang :
1. A. radialis
2. A. ulnaris
3. A. profunda brachii
Cabang :
Cabang anastomosis dg A. humeral circumflexa post.
A. collateral radialis anastomosis dg. A. radialis recurrens
A. collateral medius anastomosis dg. A. interosseus recurrens
A. collateral ulnaris sup. anastomosis dg. A. ulnaris recurrens post.
A. collateral ulnaris inf. anastomosis dg. A. ulnaris recurrens ant.

A. radialis, mempercabangkan :
o radialis recurrens anast dg A. collateral radialis

o A. ulnaris, mempercabangkan :
o A. ulnaris recurrens anterior anast dg A. collateral ulnaris inf
o A. ulnaris recurrens posterior anast dg. A. collateral ulnaris sup
o A. interosseus communis, mempercabangkan :
o A. interosseus anterior
o A. interosseus posterior
o A. interosseus recurrens anast dg A. collateral medius
Dari A.radialis
Arcus palmaris profundus
ke sup. anastomosis di regio carpalis
ke inf. gabung dg Aa. Digitales dari arcus palmaris superficialis
A Radialis indicis (lateral index)
A princeps pollicis (lateral & medial pollex)
Dari A. ulnaris
Arcus palmaris superficialis Aa. Digitales
R. Profundus a. ulnaris (bercabang di depan retinaculum flexorum)

51. Jenis Amputasi


Berdasarkan teknik yang dipakai secara garis besar amputasi dibagi atas :
1. Closed amputation (Definitive Amputation)
Pada amputasi jenis ini, ujung stum ditutup dengan flap kulit. Amputasi jenis ini
memerlukan pemasangan drain yang biasanya dibiarkan selama 48-72 jam setelah
operasi. Ujung stump akan memiliki bentuk yang lebih baik dengan letak parut yang
diatur tidak pada ujung stump sehingga memudahkan pemakaian prostesis kemudian.
Amputasi seperti ini dilakukan pada keadaan yang tidak disertai infeksi berat dengan
kerusakan jaringan lunak atau kontaminasi yang minimal.
Dikenal :
a. Definitive end-bearing amputation
Amputasi ini dilakukan jika kemudian akan diberikan beban berat badan pada ujung
stump. Pada keadaan ini parut amputasi tidak boleh terletak diujung stump dan tulang
harus padat tidak berongga. Untuk itu tulang harus dipotong melewati sendi atau
mendekati sendi. Contohnya adalah amputasi melewati sendi lutut dan Symes
amputation.
b. Definitive non-end-bearing amputation
Ini merupakan amputasi yang paling sering dilakukan. Seluruh amputasi anggota
gerak atas dan kebanyakan amputasi anggota gerak bawah termasuk dalam jenis ini.
Karena beban berat badan tidak akan ditumpukan pada ujung stump, maka parut luka
dapat terletak terminal.
Beberapa hal yg perlu diperhatikan :
-

Penggunaan torniket sangat membantu (kecuali pada tungkai yang iskemik)


Level Amputasi berhub dengan prostesis yang tersedia (dulu)
Flap dari kulit > penting dibanding dengan level amputasi
Otot dipotong kurang lebih 5 cm distal dari level tulang yg diamputasi.
Syaraf >> ahli bedah cara terbaik adalah setelah dibebaskan dari jar.sekitar, syaraf

ditarik ke distal & dipotong.


Pembuluh darah dipisahkan dan diligasi dua kali.
Tonjolan tulang yang tidak dapat tertutup jaringan lunak sekitar harus direseksi.
Penggunaan drain

2. Open amputation
Ujung stump tidak ditutup dengan flap kulit dan amputasi ini dilakukan sebagai
tindakan sementara yang akan diikuti dengan penjahitan sekunder, re-amputasi, revisi,
dan rekonstruksi plastik. Open amputation bertujuan untuk mencegah atau
menghilangkan infeksi sehingga penutupan stump dapat dilakukan tanpa resiko
terbukanya kembali jahitan. Indikasinya adalah bagi luka yang terinfeksi dan
kerusakan jaringan lunak luas atau kontaminasi tinggi.
Open amputation terbagi dua jenis, yaitu open amputation with inverted skin flaps dan
circular open amputation. Pada jenis yang pertama penutupan luka dilakukan
kemudian setelah 10-14 hari tanpa memerlukan pemendekan stump. Pada jenis kedua
penyembuhan luka sering lama dan dipengaruhi oleh tarikan kulit terus menerus
diujung stump yang cenderung menarik seluruh jaringan ke ujung stump. Circular
open amputation juga diikuti oleh pembentukan parut diujung stump yang akan
menyulitkan pemasangan prosthesis. Untuk menghindari penyembuhan yang lama
dan letak parut yang tidak baik, circuler open amputation sering diikuti dengan reamputation yang lebih proksimal.
Site of election:
Amputation level

optimum

shortest

longest

Transradial (forearm)

Junction proximal 2/3


and distal

3cm below biceps


insertion

5cm above wrist joint

Transhumeral

Middle third

4cm below axillary fold 10 cm above olecranon

Transfemoral

Middle third

8cm below pubic ramus 15cm above medial joint


line of knee

Transtibial

8cm

7cm below medial joint


lineof knee

Level of which
mioplasty can be done

INDICATIONS
An arm which is so severely injured that there is no chance of recovery of any part of
the hand, fingers or thumb.
A leg which is so severely injured that you cannot restore the continuity of its vessels
or nerves, especially when there is gross contamination or severe muscle or skin loss.
Loss of bone alone without nerve or vascular injury does not usually justify
amputation.
Gas gangrene.
Established gangrene due to vascular injury. Continued infection with severe bone or
nerve injury. Secondary haemorrhage if all other measures fail. Multiple in injuries in

a gravely ill shocked patient. Amputation may be the simplest and fastest way of
removing large amounts of damaged muscle, and so saving his life.
Occasionally also for epitheliomas, bone tumours, or snake bites.

PRINISP TEKNIK AMPUTASI


Torniquet selalu digunakan kecuali jika terdapat insufisiensi arterial. Flap kulit dibuat
sedemikian rupa sehingga panjang gabungan keseluruhan flap sama dengan 1,5 x lebar
anggota gerak pada level amputasi. Sebagai suatu ketetapan, flap anterior dan posterior
dengan panjang yang sama dipakai untuk amputasi pada anggota gerak atas dan amputasi
transfemoral (above knee), uhntuk amputasi below knee falp posterior dibuat lebih panjang.
Otot dipotong distal dari tempat pemotongan tulang, kelompok otot yang saling berhadapan
kemudian dijahit diatas ujung tulang dan juga keperiosteum (myoplasty) sehingga
memberikan kontrol otot yang lebih baik dan juga sirkulasi yang lebih baik. Saraf dipotong
proksimal dari tempat pemotongan tulang. Harus benar-benar diperhatikan agar ujung saraf
yang terpotong tidak mendapatkan tekanan karena tumpuan berat badan.
Tulang dipotong pada tempat yang telah ditentukan. Pada amputasi transtibial bagian depan
tibia biasanya dibuat serong dan dikikir agar terbentuk tepi yang halus dan membulat. Fibula
dipotong 3 cm lebih pendek.
Pembuluh darah utama diikat, dan setiap sumber perdarahan diikat dengan baik. Pada closed
amputation kulit dijahit tanpa tegangan, drain dipasang dan kemudian stump dibalut erat.
Jika terbentuk hematoma, ini harus segera dievakuasi. Pembalutan berulang dengan pembalut
elastis dilakukan untuk membantu pengerutan stump dan menciptakan bentuk ujung yang
konikal. Otot-otot harus tetap dilatih, sendi tetap dijaga agar bergerak dan pasien diajarkan
untuk menggunakan prosthesisnya.

Picture provided by John Byrne, Albany Medical Centre, New York,


USA

52. Pemeriksaan Arteri Radialis


Arteria brachialis di dalam fossa cubiti
berada pada linea mediana, dan setinggi
collum radii membentuk bifurcatio menjadi
arteria radialis dan arteria ulnaris. Dari arah

perjalanannya tampak seolah-olah arteria radialis merupakan kelanjutan dari arteria


brachialis. Diameter arteria radialis adalah lebih kecil daripada arteria ulnaris.
Arteria radialis dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
Bagian pertama, terletak antara collum radii dan sisi medial processus styloideus radii
Bagian kedua, mulai dari arteria radialis membelok ke posterior di sebelah distal
processus styloideus radii sampai ketika arteri itu meninggalkan Anatomical
Snuffbox.
Bagian ketiga, mulai dari tempat di mana arteria radialis berjalan melalui kedua caput
m.interosseus dorsalis I menuju ke vola manus.
Bagian pertama arteria radialis berada pada regio brachium, ditutupi oleh m.brachioradialis di
bagian proximal, berjalan pada facies ventralis tendo m.biceps brachii, m.supinator, insertio
m.pronator teres, caput radialis m.flexor digitorum superficialis, m.flexor pollicis longus,
m.pronator quadratus dan ujung distal os radius [ di sini dapat diraba pulsasinya ].
Pada sepanjang antebrachium m.brachioradialis berada di sebelah lateral arteria radialis. Di
sepertiga bagian medial antebrachium nervus radialis berjalan di sebelah lateral arteria
radialis. M.flexor carpi radialis berada di sebelah medial dari arteria radialis. perabaan denyut
arteri radialis paling baik terletak pada distal radius sebelah lateral terhadap musculus flexor
carpi radialis.

Anda mungkin juga menyukai