R E F R A T Identifikasi Forensik
R E F R A T Identifikasi Forensik
PENDAHULUAN
I. 1. LATAR BELAKANG
Seperti diketahui bersama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa
ini, perkembangan di segala bidang kehidupan yang membawa kesejahteraan bagi umat
manusia, pada kenyataannya juga menimbulkan berbagai akibat yang tidak diharapkan.
Salah satu diantara akibat yang tidak diharapkan tersebut adalah meningkatnya
kuantitas maupun kualitas mengenai cara atau teknik pelaksanaan tindak pidana, khusunya
yang berkaitan dengan upaya pelaku tindak pidana dalam usaha meniadakan sarana bukti,
sehingga tidak jarang dijumpai kesulitan bagi para petugas hukum untuk mengetahui korban
dan atau pelakunya.
Dalam proses penyidikan suatu tindak pidana, mengetahui identitas korban
merupakan suatu hal yang mempunyai arti sangat penting, yaitu sebagai langkah awal
penyidikan yang harus dibuat jelas lebih dahulu sebelum dapat dilakukan langkah-langkah
selanjutnya dalam proses penyidikan tersebut. Apabila identitas korban tidak dapat diketahui,
maka sebenarnya penyidikan menjadi tidak mungkin dilakukan. Selanjutnya apabila
penyidikan tidak sampai menemukan identitasnya identitas korban, maka dapat dihindari
adanya kekeliruan dalam proses peradilan yang dapat berakibat fatal (ingat semboyan: lebih
baik membebaskan yang bersalah daripada menghukum yang tidak bersalah).
Selain itu untuk berbagai kehidupan sosial misalnya asuransi, pembagian dan
penentuan ahli waris, akte kelahiran, pernikahan dan sebagainya keterangan identitas
mempunyai arti penting pula, yaitu untuk mengetahui bahwa keterangan itu benar-benar
keterangan yang dimaksud untuk memperoleh yang menjadi haknya maupun untuk
memenuhi kewajibannya.
Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak dan tidak terencana
atau secara perlahan tetapi berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan
normal atau kerusakan ekosistem sehingga diperlukan tindakan darurat dan menyelamatkan
korban yaitu manusia beserta lingkungannya.
-Bencana yang terjadi secara akut atau mendadak dapat berupa rusaknya rumah
serta bangunan, rusaknya saluran air, terputusnya aliran listrik, jalan raya, bencana akibat
tindakan manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan bencana yang terjadi secara perlahanlahan atau slow onset disaster, misalnya perubahan kehidupan masyarakat akibat
menurunnya kemampuan memperoleh kebutuhan pokok, atau akibat dari kekeringan yang
berkepanjangan, kebakaran hutan dengan akibat asap atau haze yang menimbulkan masalah
kesehatan.
Bencana yang terjadi dapat menimbulkan korban massal yang perlu mendapatkan
pertolongan kesehatan segera, dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih
dari yang tersedia sehari-hari. Adapun bencana massal di Indonesia dapat berupa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
bagian tugas yang mempunyai arti cukup penting. Disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
identifikasi adalah suatu usaha untuk mengetahui identitas seseorang melalui sejumlah ciri
yang ada pada orang tak dikenal, sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan bahwa orang itu
apakah sama dengan orang yang hilang yang diperkirakan sebelumnya juga dikenal dengan
ciri-ciri itu. Disitulah semua, identifikasi mempunyai arti penting baik ditinjau dari segi untuk
kepentingan forensik maupun non-forensik.
Makalah ini bertujuan membahas berbagai hal mengenai identifikasi forensik ataupun
identifkasi secara umum meliputi: pengertian, arti penting, macam-macam pemeriksaan dan
cara atau metode serta sistem identifikasi. Hal-hal demikian diperlukan untuk memperoleh
pemahaman pemahaman dalam penanganan dan pemeriksaan identifikasi yang komprehensif.
I. 2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dalam penulisan
referat ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari identifikasi forensik?
2. Apa saja dasar - dasar dari pemeriksaan pada identifikasi forensik?
3. Metode apa yang dipakai dalam identifikasi-forensik?
4. Ada berapa jenis pemeriksaan identifikasi foresik?
5. Menyadari betapa pentingnya peran dokter dalam proses identifikasi forensik?
I. 3. TUJUAN PENELITIAN
1.
2.
3.
4.
I. 4. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bekal dalam menjalani profesi sebagai dokter muda.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Mengerti maksud dan tujuan dalam melakukan identifikasi forensik.
Sebagai media pengabdian masyarakat terutama kasus-kasus yang berkembang di
masyarakat khususnya dalam bidang Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
3. Bagi Pengadilan
Pentingnya IDENTIFIKASI-FORENSIK bagi penyelesaian perkara pidana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. DEFINSI
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu
penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu
masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat
amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses
peradilan.
Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak
dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana
alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh
manusia atau kerangka.Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus
lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtua nya.Identitas seseorang
yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil positif
(tidak meragukan).
tidak dapat menggunakan sarana identifikasi konvensional atau kurang memperoleh hasil
identifikasi yang meyakinkan, antara lain:
a. Pemeriksaan ciri-ciri tubuh yang spesifik maupun yang non-spesifik secara medis
melalui pemeriksaan luar dan dalam pada waktu otopsi. Beberapa ciri yang spesifik,
misalnya cacat bibir sumbing atau celah palatum, bekas luka atau operasi luar
(sikatrik atau keloid), hiperpigmentasi daerah kulit tertentu (toh), tahi lalat, tato, bekas
fraktur atau adanya pin pada bekas operasi tulang atau juga hilangnya bagian tubuh
tertentu dan lain-lain. Beberapa contoh ciri non-spesifik antaralain misalnya tinggi
badan, jenis kelamin, warna kulit, warna serta bentuk rambut dan mata, bentuk-bentuk
hidung, bibir dan sebagainya.
b. Pemeriksaan ciri-ciri gigi melalui pemeriksaan odontologis.
c. Pemeriksaan ciri-ciri badan atau rangka melalui pemeriksaan antropologis,
antroposkopi dan antropometri.
d. Pemeriksaan golongan darah berbagai sistem: ABO, Rhesus, MN, Keel, Duffy, HLA
dan sebagainya.
e. Pemeriksaan ciri-ciri biologi molekuler sidik DNA dan lain-lain.
Dikenal ada dua metode melakukan identifikasi yaitu secara membandingkan dan
secara rekonstruksi. Yang dimaksud dengan identifikasi membandingkan data adalah
identifikasi yang dilakukan dengan cara membandingkan antara data ciri hasil pemeriksaan
hasil orang tak dikenal dengan data ciri orang yang hilang yang diperkirakan yang pernah
dibuat sebelumnya.
Pada penerapan penanganan identifikasi kasus korban jenasah tidak dikenal, maka
kedua data ciri yang dibandingkan tersebut adalah data post mortem dan data ante mortem.
Data ante mortem yang baik adalah berupa medical record dan dental record.
A. Berkaitan dengan kewajiban dokter dalam membantu peradilan diatur dalam KUHP pasal
133 :
1. Dalam hal penyidik untuk membantu kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang di duga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3. Mayat yang dikirimkan kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah
sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat
tersebut dan diberi label yang memuatkan identitas mayat, dilak dengan diberi cap
jabatan yang diilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
B. Undang-undang Kesehatan Pasal 79
1. Selain penyidik pejabat polisi Negara Republik Indonesia juga kepada pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di Departemen Kesehatan diberi wewenang khusus
sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam UU No 8 tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini.
2. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang :
a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan.
c. Meminta keteragan dan bahan bukti dari orang atau badan usaha.
d. Melakukan pemeriksaan atas surat atau dokumen lain.
e. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti.
f. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan.
g. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti sehubungan dengan
tindak pidana di bidang kesehatan.
3. Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan menurut
UU No 8 tahun 1981 tentang HAP.
Identifikasi dapat berupa orang masing hidup atau yang sudah meninggal dunia.
Identifikasi terhadap orang tak dikenal yang masing hidup meliputi :
Penampilan umumm (general appearance), yaitu : tinggi badan, berat badan, jenis kelamin,
umur, warna kulit, rambut dan mata.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pakaian
Sidik jari
Jaringan parut
Tatoo
Kondisi mental
Antropometri
Contoh kasus-kasus pemeriksaan pada identifikasi orang hidup kasus anak hilang,
10
11
Hal ini perlu diperhatikan mengingat adanya kemungkinan faktor emosi yang turut
berperan untuk membenarkan atau sebaliknya menyangkal identitas jenazah tersebut.
2. Metode kepemilikan, seperti pakaian, perhiasan, dokumen.
Dokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM, Paspor) dan sejenisnya yang kebetulan
ditemukan dalam dalam saku pakaian yang dikenakan akan sangat membantu mengenali
jenazah tersebut. Perlu diingat pada kecelakaan masal, dokumen yang terdapat dalam tas
atau dompet yang berada dekat jenazah belum tentu adalah milik jenazah yang
bersangkutan.
Dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah, mungkin dapat diketahui merek atau
nama pembuat, ukuran, inisial nama pemilik, badge yang semuanya dapat membantu
proses identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan pada jenazah tersebut.Khusus
anggota ABRI, identifikasi dipemudah oleh adanya nama serta NRP yang tertera pada
kalung logam yang dipakainya
3. Metode eksklusi.
Metode ini sering digunakan pada kasus yang terdapat banyak korban seperti bencana.
Bila dari sekian banyak korban, tinggal satu yang tidak dapat dikenali oleh karena
keadaan mayatnya sudah sedemikian rusaknya, maka atas bantuan daftar korban akan
dapat diketahui siapa korban tersebut.
Metode ini digunakan pada kecelakaan masal yang melibatkan sejumlah orang yang dapat
diketahui identitasnya, misalnya penumpang pesawat udara, kapal laut dan sebagainya.
Bila sebagian besar korban telah dapat dipastikan identitasnya dengan menggunakan
metode indentifikasi yang lain, sedangkan identitas sisa korban tidak dapat ditentukan
dengan metode-metode tersebut diatas, maka sisa korban diindentifikasi menurut daftar
penumpang.
Metode ilmiah dari proses identifikasi meliputi:
1. Sidik jari.
1. Definisi
12
Keuntungan dari metode ini mudah dilakukan secara massal dan biaya yang murah.
Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem.
Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling
tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus
dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya terhadap jari tangan jenazah untuk
pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan kedua tangan
jenazah dengan kantong plastik.
Daktiloskopi adalah suatu sarana dan upaya pengenalan identitas diri seseorang
melalui suatu proses pengamatan dan penelitian sidik jari, yang dipergunakan untuk
berbagai keperluan/kebutuhan, tanda bukti, tanda pengenal ataupun sebagai pengganti
tanda tangan (cap Jempol).
Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari epidermis
pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki, yang juga
dikenal sebagai dermal ridges atau dermal papillae, yang terbentuk dari satu atau
lebih alur-alur yang saling berhubungan. Dari bayi pun, kita semua sudah mempunyai
sidik jari yang sangat identik dan tidak dimiliki orang lain. Alur-alur kulit di ujung jari
dan telapak tangan dan kaki mulai tumbuh di ujung jari sejak janin berusia empat
minggu hingga sempurna saat enam bulan di dalam kandungan.
Detail anatomi ini memperkasar permukaan telapak tangan dan kaki hingga
memperkuat cengkeraman kala memegang atau berjalan. Benda yang dipegang tidak
mudah lepas. Secara resmi, istilah sidik jari digunakan pertama kali oleh Dr.
Nehemiah Grew yang memperkenalkan pada Royal Collage of Physicians, London
pada tahun 1684 tentang tanda-tanda penting yang ditemukan di ujung-ujung jari
manusia. Setahun kemudian, Gouard Bidloo membuat buku pertama pola sidik jari
lengkap. Pada tahun 1788, JCA Mayer menyatakan bahwa tak ada 2 orang, kembar
sekalipun yang memiliki sidik jari sama persis walaupun masing-masing mempunyai
13
kemiripan individu. Tahun 1823, John E Purkinje dari University of Breslau membuat
klasifikasi sidik jari dalam sembilan golongan utama, walau kemudian Francis Galton
berpendapat bahwa hanya ada 3 golongan utama, selebihnya adalah variasi.
Gambar : Sidik jari pada manusia
2. Sifat sifat Sidik Jari
Biometrik merupakan cabang matematika terapan yang bidang garapnya untuk
mengindentifikasi individu berdasarkan ciri atau pola yang dimiliki oleh individu
tersebut, misalnya bentuk wajah, sidik jari, warna suara, retina mata, dan struktur
DNA. Sidik jari merupakan salah satu pola yang sering digunakan untuk
mengindentifikasi indentitas seseorang karena polanya yang unik, terbukti cukup
akurat, aman, mudah, dan nyaman bila dibandingkan dengan sistem biometrik yang
lainnya. Hal ini dapat dilihat pada sifat yang dimiliki oleh sidik jari yaitu guratanguratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup, pola ridge
14
tidaklah bisa menerima warisan, pola ridge dibentuk embrio, pola ridge tidak pernah
berubah dalam hidup, dan hanya setelah kematian dapat berubah sebagai hasil
pembusukan. Dalam hidup, pola ridge hanya diubah secara kebetulan akibat, lukaluka, kebakaran, penyakit atau penyebab lain yang tidak wajar. Dapat dikatakan
bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai sidik jari yang sama, walaupun kedua
orang tersebut kembar satu telur, Dalam dunia sains pernah dikemukakan, jika ada 5
juta orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama baru
akan terjadi lagi 300 tahun kemudian, atas dasar ini, sidik jari merupakan sarana yang
terpenting khususnya bagi kepolisian didalam mengetahui jati diri seseorang.
Dibawah ini merupakan Sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :
a) Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit
manusia seumur hidup.
b) Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali
mendapatkan kecelakaan yang serius.
c) Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.
3. Macam Macam Sidik Jari
a) Latent prints (Sidik jari Laten). Walaupun kata laten berarti tersembunya atau
tak tampak, pada penggunaan modern di ilmu forensik istilah sidik laten berarti
kemungkinan adanya atau impressi secara tak sengaja yang ditinggalkan dari aluralur tonjolan kulit jari pada sebuah permukaan, tanpa melihat apakah sidik
tersebut terlihat atau tak terlihat pada waktu tersentuh. Teknik memproses secara
elektronik, kimiawi, dan fisik dapat digunakan untuk melihat residu sidik laten
yang tak terlihat yang ditimbulkan dari sekresi kelenjar ekrin yang berada di aluralur tonjolan kulit (yang memproduksi keringat, sebum, dan berbagai macam
lipid) walaupun impressi tersebut terkontaminasi dengan oli, darah, cat, tinta, dll.
b) Patent prints (Sidik jari Paten). Sidik ini ialah impressi dari alur-alur tonjolan
kulit dari sumber yang jak jelas yang dapat langsung terlihat mata manusia dan
disababkan dari transfer materi asing pada kulit jari ke sebuah permukaan. Karena
15
sudah dapat langsung dilihat sidik ini tidak butuh teknik-teknik enhancement, dan
diambil bukan dengan diangkat, tetapi hanya dengan difoto.
c) Plastic prints (Sidik jari Plastik). Sidik plastik adalah impressi dari sentuhan aluralur tonjolan kulit jari atau telapak yang tersimpan di material yang
mempertahankan bentuk dari alur-alut tersebut secara detail. Contoh umum: pada
lilin cair, deposit lemak pada permukaan mobil. Sidik-sidik seperti ini dapat
langsung dilihat, tapi penyidik juga tak boleh mengenyampingkan kemungkinan
bahwa sidik-sidik laten yang tak tampak dari sekongkolan pelaku mungkin juga
terdapat pada permukaan tersebut. Usaha untuk melihat immpressi-impressi non
plastik pun harus dilaksanakan.
4. Klasifikasi Sidik Jari
Sebelum komputerisasi menggantikan sistem pendataan manual di operasi-operasi
pemrosesan sidikjari yang besar, klasifikasi sidik jari manual digunakan untuk
mengkatagorikan sidik jari berdasarkan formasi alur-alur tonjolan secara umum
(seperti ada atau tak adanya pola-pola sirkular pada jari-jari), oleh karena itu
pendataan dan pengambilan catatan laporan dalam jumlah besar berdasarkan polapola tersebut, yang terlepas dari pertimbangan nama, tanggal lahir, dan data biografis.
Sistem-sistem klasifikasi sidik jari yang paling populer diantaranya sitem Roscher,
sistem Vucetich, dan sistem Henry. Dari sistem-sistem ini, sistem Roscher
dikembangkan di Jerman dan diaplikasikan di Jerman dan Jepang. Sistem Vucetich
dikemkangkan di Argentina dan diimplementasikan di seluruh Amerika Utara, dan
sistem Henry dikembangkan di India dan diimplementasikan di kebanyakan negaranegara berbahasa Inggris.
Sistem Henry berasal dari pola ridge yang terpusat pola jari tangan, jari kaki,
khusunya telunjuk. Metoda yang klasik dari tinta dan menggulung jari pada suatu
kartu cetakan menghasilkan suatu pola ridge yang unik bagi masing-masing digit
16
individu.Dalam sistem klasifikasi Henry, terdapat tiga pola dasar sidik jari: Arch
(lengkungan), Loop (uliran), dan Whorl (lingkaran).
a. Tipe Arch, Pada patern ini kerutan sidik jari muncul dari ujung, kemudian mulai
b.
c.
sebuah kurva, dan menuju keluar dari sisi yang sama ketika kerutan itu muncul.
Tipe Whorl, Pada patern ini kerutan berbentuk sirkuler yang mengelilingi sebuah
17
18
akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan panas
lampu. Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari
adalah teknik micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik ini dikembangkan oleh
Christopher Worley, ilmuwan asal University of California yang bekerja di Los
Alamos National Laboratory. Dibandingkan dengan metode lainnya yang biasa
digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan. MXRF dapat
mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.
6. Alat Dan Bahan Yang Digunakan Untuk Identifikasi
Dibawah ini adalah beberapa alat yang digunakan dalam pengambilan sidik jari, yang
diantaranya adalah :
a) Stamping Kit
adalah seperangkat alat yang terdiri dari Roller, Tinta, Plat kaca atau stenless stell,
alat penjepit kartu AK-23, yang sangat bermanfaat dan praktis untuk kegiatan
pengambilan sidik jari di lapangan dan mudah dibawa ke TKP.
b) Kartu Sidik Jari AK-23,
adalah kartu sidik jari yang spesifikasi teknisnya sudah dibakukan (standard) di
seluruh wilayah R.I. Kartu ini dibuat atau dicetak dengan kertas karton/tebal
warna putih dan licin dengan ukuran 2020 cm, gunanya adalah untuk merekam
kesepuluh sidik jari dan empat jari bersama kanan dan kiri, serta data-data umum
dan khusus/sinyalemen serta pass photo dan tanda tangan.
c) Kartu Tik atau Kartu Sidik Jari AK-24
Kartu sidik jari AK-24 juga sudah dibakukan ( standard) di Polda-Polda. Dibuat
dicetak dengan kertas karton/tebal warna putih licin dengan ukuran : 7 x 13 cm.
Gunanya adalah untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses vertifikasi
kartu AK-23. Artinya setelah kartu sidik jari AK-23 tersebut sudah terisi rekaman
sidik jari, harus dibubuhi rumus dan rumus dibuatkan kartu tiknya (AK-24).
d) Tinta Daktiloskopi
Tinta khusus Daktiloskopi adalah sejenis tinta cetak hitam yang dicampur dengan
minyak
khusus
sehingga
tinta
cepat
kering.
Gunanya
adalah
untuk
mengambil/merekam sidik jari. Kelebihan dari tinta ini adalah: Bila diratakan
19
sangat mudah dan cepat kering. Tinta yang ada di tangan mudah dicuci. Hasil
sidik jari yang didapat garis papilairnya terlihat jelas. Sidik jari mudah dirumus.
e) Roller
Adalah alat yang dibuat dari sepotong karet bulat berdiameter 2 cm panjang 56 cm. Kegunaannya adalah meratakan tinta pada plat kaca dengan gerakan maju
mundur, sampai tinta rata betul.
f) Magnifier/Loop
yaitu kaca pembesar yang digunakan untuk merumus sidik jari atau untuk
memperbesar gambar garis-garis papilair sidik jari, sehingga sangat memudahkan
proses perumusannya. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut: Loop
diletakkan diatas lukissan sidik jari, sehingga garis-garis papilairnya akan terlihat
jelas dan besar. Benabg bayangan yang ada di tengah/dalam kaca diletakkan
antara Delta dan Core, digunakan untuk menghitung garis-garis papilair sidik jari.
g) Sinyalemen
Adalah ciri-ciri khusus pada seseorang yang harus dituangkan pada urutan kolom
data-data kartu sidik jari AK-23. Kegunaannya adalah apabila seseorang
mengetahui suatu tindak pidana di lapangan tau di TKP, bisa mengenal atau
menghafal dan merekam ciri-ciri pelaku, bisa dijadikan bahan penyidikan untuk
memberikan keterangan kepada penyidik.
Terdapat pula berbagai macam alat yang berhubungan dengan sidik jari yang
digunakan dalam identifikasi dan penyidikan, alat-alat tersebut antara lain:
1. Fingerprint Magnifier
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk melakukan proses pemeriksaan sidik jari.
2. Forensic Comparator Type FC-281
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk melakukan proses pemeriksaan dan
perbandingan sidik jari.
3. Forensic Opsical Comparator Type FX-8A
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk
perbandingan sidik jari.
4. Laboratory Fuming Cabinet
20
melakukan
pemeriksaan
dan
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent pada
dokumen / kertas yang berpori dengan menggunakan yodium kristal atau Super
Glue.
5. Fingerprint Development Station
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent kertas
dokumen dengan menggunakan yodium, ninhydrin, dan sinar ultraviolet.
6. Laser Photonics Printfinder
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent pada
permukaan yang kasar seperti kulit jeruk atau yang tidak bisa dikembangkan
dengan sistem serbuk atau sistem kimia.
2. Medik.
Metode ini menggunakan data umum dan data khusus. Data umum meliputi tinggi badan,
berat badan, rambut, mata, hidung, gigi dan sejenisnya.Data khusus meliputi tatto, tahi
lalat, jaringan parut, cacat kongenital, patah tulang dan sejenisnya.
Metode ini mempunyai nilai tinggi karena selain dilakukan oleh seorang ahli dengan
menggunakan berbagai cara/modifikasi (termasuk pemeriksaan dengan sinar-X) sehingga
ketepatan nya cukup tinggi. Bahkan pada tengkorak/kerangka pun masih dapat dilakukan
metode identifikasi ini. Melalui metode ini diperoleh data tentang jenis kelamin, ras,
perkiraan umur dan tingi badan, kelainan pada tulang dan sebagainya.
Pria
Lebih kecil dari bahu
Besar
Jarang berkembang
Menonjol
Tidak ada
Tebal, tumbuh melebar -
Rambut
Kelamin dalam
pusar
veneris
Ada di wajah, dada
Tidak ada
Testis, prostate, vesikula Ovarium,tuba
21
Wanita
Lebih lebar dari bahu
Kecil
Berkembang
Tidak menonjol
Ada, payudara dan bokong
Lurus, hanya di mons
fallopi,
Tengkorak
seminalis
vagina
Lebih besar, berat dan Lebih kecil, ringan dan
Proporsi perut
Paha
tebal
Lebih kecil
Bentuk silinder
tipis
Lebih besar
Bentuk kerucut
3. Odontologik.
Dalam beberapa tahun terakhir, kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal
yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan
banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasuskasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu
diidentifikasi.
Forensik odontologi adalah salah satu metode penentuan identitas individu yang telah
dikenal sejak era sebelum masehi. Kehandalan teknik identifikasi ini bukan saja
disebabkan karena ketepatannya yang tinggi sehingga nyaris menyamai ketepatan teknik
sidik jari, akan tetapi karena kenyataan bahwa gigi dan tulang adalah material biologis
yang paling tahan terhadap perubahan lingkungan dan terlindung. Gigi merupakan sarana
identifikasi yang dapat dipercaya apabila rekaman data dibuat secara baik dan benar.
Beberapa alasan dapat dikemukakan mengapa gigi dapat dipakai sebagai sarana
identifikasi adalah sebagai berikut, pertama karena gigi bagian terkeras dari tubuh
manusia yang komposisi bahan organik dan airnya sedikit sekali dan sebagian besar
terdiri atas bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut
yang terlindungi. Kedua, manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan masingmasing mempunyai lima permukaan.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, identifikasi korban meninggal massal melalui gigigeligi mempunyai kontribusi yang tinggi dalam menentukan identitas seseorang. Pada
kasus Bom Bali I, dimana korban yang teridentifikasi berdasarkan gigi-geligi mencapai
22
56%, korban kecelakaan lalu lintas di Situbondo mencapai 60%, dan korban jatuhnya
Pesawat Garuda di Jogyakarta mencapai 66,7%.
Identifikasi korban pada kasus-kasus ini diperlukan karena status kematian korban
memiliki dampak yang cukup besar pada berbagai aspek yang ditinggalkan. Identifikasi
tersebut merupakan perwujudan HAM dan merupakan penghormatan terhadap orang
yang sudah meninggal.selain itu juga merupakan menentukan apakah seseorang tersebut
secara hukum sudah meninggal atau masih hidup.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geografis terletak pada wilayah
yang rawan terhadap bencana alam baik yang berupa tanah longsor, gempa bumi, letusan
gunung berapi, tsunami, banjir dan lain-lain, yang dapat memakan banyak korban, dan
salah satu cara mengidentifikasi korban adalah dengan metode forensik odontologi. Oleh
karena itu forensik odontologi sangat penting dipahami peranannya dalam menangani
korban bencana massal.
Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) dan rahang yang dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar-X dan pencetakan gigi dan
rahang. Odontogram memuat data tentang jumlah,bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi
dan sebagainya.
Seperti hal nya dengan sidik jari, maka setiap individu memiliki susunan gigi yang khas.
Dengan demikian dapat dilakukan indentifikasi dengan cara membandingkan data temuan
dengan data pembanding antemortem.
a. Definisi Forensik Odontologi
Ilmu kedokteran gigi forensik memiliki nama lain yaitu forensic dentistry dan
odontology forensic. Forensik odontologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi
yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara
evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan peradilan.
23
24
Batasan dari forensik odontologi terdiri dari identifikasi dari mayat yang tidak dikenal
melalui gigi, rahang dan kraniofasial.
1. Penentuan umur dari gigi.
2. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark).
3. Penentuan ras dari gigi.
4. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan.
5. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.
6. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.
25
menyingkap bibir mayat tersebut dan memeriksa giginya yang mempunyai ciri khas,
yaitu gigi depan yang berwarna kehitaman. Adanya ciri tersebut pada gigi mayat
membuat Agrippina yakin bahwa kepala tersebut adalah benar kepala Lollia.-Pada
tahun 1776, dalam suatu perang Bukker Hill terdapat korban Jenderal Yoseph Warren,
oleh drg. Paul Revere dapat dibuktikan bahwa melalui gigi palsu yang dibuatnya yaitu
berupa Bridge Work gigi depan dari taring kiri ke taring kanan yang ia buat sehingga
drg. Paul Revere dapat dikatakan dokter gigi pertama yang menggunakan ilmu
kedokteran gigi forensik dalam pembuktian.
Pada tahun 1887 Godon dari Paris merekomendasikan penggunaan gigi untuk
identifikasi orang yang hilang. Untuk itu ia menganjurkan agar para dokter gigi
menyimpan data gigi para pasiennya, untuk berjaga-jaga kalau-kalau kelak data
tersebut diperlukan sebagai data pembanding.
Kasus identifikasi personal yang terkenal adalah kasus pembunuhan Dr. George
Parkman, seorang dokter dari Aberdeen, oleh Professor JW Webster. Pada kasus ini
korban dibunuh, lalu tubuhnya dipotong-potong lalu dibakar di perapian. Polisi
mendapatkan satu blok gigi palsu dari porselin yang melekat pada potongan tulang.
Dr. Nathan Cooley Keep, seorang dokter bedah mulut memberikan kesaksian bahwa
gigi palsu itu adalah bagian dari gigi palsu buatannya pada tahun 1846 untuk Dr.
Parkman yang rahang bawahnya amat protrusi.
Pada tanggal 4 Mei 1897, sejumlah 126 orang Farisi dibakar sampai meninggal di
Bazaar de la Charite. Para korban sulit diidentifikasi secara visual karena umumnya
dalam keadaan terbakar luas dan termutilasi. Berdasarkan pemeriksaan Dr. Oscar
Amoedo (dokter gigi Kuba yang berpraktek di Paris) dan dua orang dokter gigi
Perancis, Dr. Davenport dan Dr. Braul untuk melakukan pemeriksaan gigi-geligi para
korban kemudian ternyata mereka berhasil mengidentifikasi korban-korban ini.
26
Pada tahun 1917 di dermaga Brooklyn ditemukan mayat yang kemudian dipastikan
sebagai seorang wanita yang telah menghilang 8 bulan sebelumnya. Identifikasi pada
kasus ini ditegakkan berdasarkan temuan bridge pada gigi geliginya.
Sekitar tahun 1960 ketika program instruksional formal kedokteran gigi forensik
pertama dibuat oleh Armed Force Institute of Pathology, sejak saat itu banyak kasus
penerapan forensik odontologi dilaporkan dalam literatur sehingga forensik
odontologi mulai banyak dikenal bukan saja di kalangan dokter gigi, tetapi juga di
kalangan penegak hukum dan ahli-ahli forensik.
27
keluarga, sehingga sangat diperlukan rekaman gigi setiap orang sebelum dia
meninggal.
d. Anatomi dan Morfologi Gigi Manusia
d.1. Anatomi Gigi
Gigi manusia terdiri dari tiga
1. Akar gigi, yang berfungsi menopang gigi dan merupakan bagian gigi yang
terletak didalam tulang rahang.
2. Mahkota gigi yaitu bagian gigi yang berada diatas ginggiva.
3. Leher gigi, yaitu bagian yang menghubungkan akar gigi dengan mahkota gigi.
28
4. Pulpa, merupakan jaringan ikat longgar yang menempati bagian ruang tengah
pulpa dan akar gigi. Pada pulpa terkandung pembuluh darah, syaraf, dan sel
pembentuk dentin. Pulpa berisi nutrisi dan berfungsi sebagai sensorik.
d.3. Morfologi gigi.
Menurut masa pertumbuhan gigi manusia terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Gigi susu
Gigi susu berjumlah 20 buah dan mulai tumbuh pada umur 6 -9 bulan dan
lengkap pada umur 2 2,5 tahun. Gigi susu terdiri dari 5 gigi pada setiap
daerah rahang masing masing adalah : 2 gigi seri (incicivus), 1 gigi taring.
2. Gigi permanen
Gigi permanen berjumlah 28 32 terdiri dari 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi
premolar, dan 3 gigi molar pada setiap daerah rahang. Gigi permanen
menggantikan gigi susu. Antara umur 6 14 tahun 20 gigi susu diganti gigi
permanen. Gigi molar 1 dan 2 mulai erupsi pada umur 6 12 tahun sedangkan
gigi molar 3 mulai erupsi pada umur 17 21 tahun.
d.4. Nomenklatur Gigi
Nomenklatur yang biasa dipakai adalah :
1. Cara Zsigmondy
Gigi susu
V IV III II I
I II III IV V
V IV III II I
I II III IV V
Gigi tetap
8764321
12345678
8764321
12345678
Contoh penulisan :
Vl : gigi susu m2 kanan atas
2. Cara Palmer
Gigi susu
29
EDCBA
EDCBA
Gigi tetap
8764321
8764321
AB C D E
AB C D E
Contoh penulisan :
3.
12345678
12345678
1-
24-
3-
18 17 16 15 14 13 12 11
21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41
31 32 33 34 35 36 37 38
Gigi Susu
5-
6-
8-
755 54 53 52 51
85 84 83 82 81
71 72 73 74 75
Contoh penulisan :
55
36
30
61 62 63 64 65
difernsiasi
dari
mesenkial
mesoderm
berdekatan.
Epitel
mulut
Gigi I1 mulai 4 bulan intrauterine sampai dengan usia 1,5 tahun setelah
lahir.
Gigi I2 mulai 6 bulan intrauterine sampai dengan usia 2 atau 3 tahun,
begitu pula untuk gigi M1 atas dan gigi M2 bawah. Untuk gigi M2 atas
dan bawah sampai dengan usia 3 tahun. Sedangkan untuk gigi caninus
atas dan bawah sampai dengan usia 3,5 tahun.
3. Periode erupsi
31
Periode erupsi ini sangat bervariasi, tergantung dari beberapa faktor antara lain :
Pertumbuhan memanjang dari gigi.
Multiplikasi dari jaringan pulpa.
Deposisi dari jaringan baru jaringan cement.
Pertumbuhan jaringan tulang rawan.
Gigi dapat memberi informasi apakah seseorang itu anak anak atau remaja.
f. Penentuan Umur Berdasarkan Pemeriksaan Gigi
Metode yang sering digunakan untuk seseorang berdasar pemeriksaan gigi antara lain:
a. Metode Schour dan Massler
Schour dan Massler membuat table tentang gambaran pertumbuhan gigi mulai
dari lahir sampai dengan umur 21 tahun, yang banyak digunakan dalam ilmu
kedokteran gigi klinis khususnya ordontis untuk merencanakan atau
mengevaluasi perawatan gigi.
Tabel ini biasa dibunakan untuk mempelajari gigi geligi dimana yang sudah
seharusnya tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada umur tertentu. Untuk
penentuan umur penggunaannyajustru melihat gigi ayng sudah ada didalam
mulut dan menentukan umurnya dengan bantuan table Schour dan Massler.
2. Tabel Gustaffson dan Koch
Pada prinsipnya sama dengan sChour dan Massler, hanya pada table
Gustaffson untuk setiap gigi ini diberikan perkiraan jadwal yang lebih
lengakap, mulai dari pembentukan, mineralisasi, pertumbuhan ke dalam mulut
sapai pada penutupan foramen apicalis, sejak dalam kandungan hingga umur
16 tahun.
3. Metode Gustaffson
32
selama
gigi
masih
dalam
masa
pertumbuhan.
Untuk
33
akan ditemukan neonatal line berupa garis demarkasi yang memisahkan bagian
dalam email (yang terbentuk sebelum kelahiran) dengan bagian luar enamel
(yang terbentuk setelah lahir). Selanjutnya juga akan ditemukan garis-garis
incremental Von Ebner yang merupakan transisi antara periode pertumbuhan
cepat dan pertumbuhan lambat yang berselang-seling.
Jarak rata-rata antara garis ini adalah 4 mikron yang merupakan kecepatan
deposisi dentin dalam 24 jam. Apabila pembentukan gigi belum selesai,
perhitungan garis Von Ebner dari neonatal line dapat membantu penentuan
umur.
5. Metode Asam Aspartat
Hapusan asam aspartat telah digunakan untuk menentukan usia berdasarkan
pada terdapatnya bahan tersebut pada dentin manusia. Komponen protein
terbanyak pada tubuh manusia berbentuk L-amino Acid, D-amino acid yang
ditemukan pada tulang, gigi, otak dan lensa mata. D-amino acid dipercaya
mempunyai proses metabolisme yang lambat dan tiap bagiannya mempunyai
laju pemecahan yang lebih lambat dan mempunyai ratio dekomposisi yang
lebih lambat juga. Asam aspartat mempunyai kemampuan penghapusan paling
tinggi dari semua asam amino.
Pada 1976 Helfman dan Bada menggunakan informasi ini untuk mempelajari
perkiraan umur dengan membandingkan rasio D-Laspartat acid dengan 20
subyek dengan hasil bagus (r = 0,979) rasio yang tinggi pada D/L rasio banyak
ditemukan pada usia muda dan menurun akibat pertambahan usia dan
perubahan lingkungan.
Pada tahun 1990 Ritz et al. melaporkan adanya asam aspartat pada dentin
untuk menentukan usia pada orang yang telah meninggal, berdasarkan hal
34
tersebut metode ini dapat menyediakan informasi yang lebih akurat tentang
penentuan usia dibandingkan dengan parameter yang lain.
Untuk penentuan usia digunakan persamaan linier sebagai berikut :
Ln (1 + D/L) / (1 D/L) = 2k (aspartat)t + konstanta
K : first order kinetik
t : actual age
Gigi yang digunakan dalam kasus ini adalah gigi seri tengah bagian bawah dan
premolar pertama. Mereka menemukan perkiraan umur yang lebih baik dari
fraksi total asam amino dengan membagi menjadi fraksi kolagen yang tidak
larut dan fraksi peptide. Dibandingkan dengan total asam amino, fraksi
kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide yang terlarut, mempunyai
konsentrasi glutamine dan asam aspartat yang lebih tinggi.
g. Identifikasi Forensik Odontologi
Ketika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk membedakan
usia seseorang, jenis kelamin,dan ras. Hal ini dapat membantu untuk membatasi
korban yang sedang dicari atau untuk membenarkan/memperkuat identitas korban.
g.1. Penentuan Usia
Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 15 tahun. Identifikasi
melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada
pemeriksaan antropologi lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan gigi
desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri. Mineralisasi gigi dimulai saat 12
16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma pada bayi dapat merangsang
stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini akan
mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai
neonatal line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan
35
dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini
menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan
enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan
dengan melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi
permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama
dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada
usia 14 16 tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat digunakan untuk
menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga dapat digunakan
untuk penentuan perkembangan gigi.
Penentuan usia antara 15 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi molar
tiga yang pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadi
degenerasi dan perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang
lambat dan hal seperti ini dapat digunakan untuk aplikasi forensik.
g.2. Penentuan Jenis Kelamin
Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi
geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson
mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang
dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan
pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis kelamin.
g.3. Penentuan Ras
Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut:
1. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata
berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan
12 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak
terlalu jelas.
2. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal
premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid.
3. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20%
mongoloid.
4. Lengkungan palatum berbentuk elips.
5. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.
37
38
4. Antropologik
4. 1. Definisi
Antropologi merupakan bidang studi sains tentang asal usul, prilaku, fisik, sosial dan
pengembangan lingkungan manusia. Antropologi forensik merupakan bidang ilmu untuk
physical anthropologists yang mengaplikasikan ilmunya dalam bidang biologi, sains, dan
budaya dalam proses hukum. Antropologi Forensik adalah pemeriksaan pada sisa-sisa
rangka. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sebagai langkah pertama untuk menentukan
apakah sisa-sisa tersebut berasal dari manusia.
39
40
4. 2.
41
42
b. Dentisi
Dentisi merupakan ilmu yang mempelajari sisa sisa gigi. Analisa dari sisa sisa gigi
dapat digunakan untuk menentukan beberapa aspek pada antropologi forensik.
Digunakan bersama dengan osteologi untuk menentukan usia, jenis kelamin dan diet.
Pada orang dewasa terdapat 32 gigi yang pada masing masing sisinya, pada rahang
atas dan bawah terdapat dua insisivus, satu kaninus, dan dua atau tiga molar. Pada anak
anak terdapat dua puluh gigi dengan dua insisivus dan satu kaninus serta dua molar
pada masing masing kuadran.
c. Etnobotani
Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang serbuk sari dan tanaman dari
masa lalu. Ini berguna untuk menentukan waktu sejak kematian dan menentukan diet
4. 3.
43
Seandainya sisa tulang cuma berupa fragmen diaphysis, roentgenography dapat sangat
menolong. Tulang, proses pembentukan tulang, dan proses eksresi yang berhubungan
dengan organ dan perlekatan ototberbeda antara manusia dan binatang. Chilvarquer et
al. menunjukan perbedaan dalam penampilan roentgenographic antara midshafts
manusia dengan tulang binatang. Pola tulang manusia berbentuk saluran spongiosa
dan medullary yang reguler, memiliki ruang ovoid antar trabeculae utama yang agak
kasar dan trabeculae sekunder yang lebih halus. Zone transisi tersebut lebarnya kirakira 1-3 mm. Pada penyakit osteoporosis, zona transisi tersebut lebih lebar karena
adanya reduksi osteomalacia yang menghancurkan corticomedullary.
Gambar : Cakar beruang biasa salah dikira suatu tangan manusia
Pada binatang corticomedullary terlihat sangat jelas. Saluran spongiosa lebih sedikit
dan berisi butiran-butiran kecil homogen. Terdapat selaput Spicules atau invaginations
yang meluas ke dalam saluran medullary dari endosteum.
Untuk memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari manusia dapat digunakan
beberapa pemeriksaan seperti pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik
dan pemeriksaan serologik berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi presipitin).
Pada gambaran mikroskopik perlu juga dilihat fusi epiphysis dan metaphysis serta
ukuran tulang. Pada hewan, fusi ini terjadi saat ukuran tulang belum begitu panjang.
Pada manusia fusi terjadi pada usia dewasa dimana panjang tulang sudah maximal.
Tulang manusia lebih banyak trabekulanya sehingga lebih padat.
44
45
Pelvis adalah tulang yang paling umum digunakan untuk menentukan jenis
kelamin. Sudut subpubis pada wanita lebih besar, biasanya lebih dari 90 0.
Acetabulum, yang merupakan tempat perlekatan kepala femur dengan os pubis,
khasnya lebih besar dan dalam pada pria dibandingkan wanita. Sakrum lebih lurus
pada wanita dan lebih lengkung pada pria. Pintu atas panggul pada wanita lebih
luas daripada pria.
Gambar : Perbedaan Tengkorak Pria dan Wanita
Kranium atau tengkorak merupakan tulang yang juga berguna untuk menentukan
jenis kelamin. Dagu pada pria cendrung lebih petak dan lebih lancip pada wanita.
Dahi pada pria cendrung lebih landai sedangkan pada wanita dahinya lebih lurus.
Pria memiliki lengkungan alis yang lebih tinggi daripada wanita.
Perbedaan Tulang Pria dan Wanita
Tulang
Pria
Wanita
Lebih besar, berat dan Lebih kecil, ringan dan
Tengkorak
kasar
Lebih berat dan menonjol
halus
Lebih
menonjol
46
ringan,
kurang
Tulang wajah
Supra orbital
Zigomatikus
Oksiput
Sinus frontalis
Toraks
Pelvis
Lebih besar
Lebih menonjol
Lebih menonjol
Lebih menonjol
Lebih lebar
Panjang
Lebih dalam, sempit dan
Lebih kecil
Kurang menonjol
Kurang menonjol
Kurang menonjol
Lebih kecil
Pendek lebar
Lebih dangkal, halus dan
Ilium
SIAS
Cekungan sacrum
berat
Lebih melengkung
Terpisah jarak tidak lebar
Tidak
lebar, panjang,
ringan
Kurang melengkung
Terpisah jarak lebar
Lebih
lebar
dan
Arkus pubis
Lebih besar
b. Perkiraan Umur
Walaupun umur sebenarnya tidak dapat ditentukan dari tulang, namun perkiraan
umur seseorang dapat ditentukan. Biasanya pemeriksaan dari os pubis, sakroiliac
joint, cranium, artritis pada spinal dan pemeriksaan mikroskopis dari tulang dan
gigi memberikan informasi yang mendekati perkiraan umur. Untuk memperkirakan
usia, bagian yang berbeda dari rangka lebih berguna untuk menentukan perkiraan
usia pada range usia yang berbeda. Range usia meliputi usia perinatal, neonatus,
bayi dan anak kecil, usia kanak-kanak lanjut, usia remaja, dewasa muda dan
dewasa tua.
47
Panjang
1 cm
4 cm
9 cm
16 cm
25 cm
Umur
6 bulan
7 bulan
8 bulan
9 bulan
10 bulan
Panjang
30 cm
35 cm
40 cm
45 cm
50 cm
48
49
Tinggi merupakan persamaan linear dari berbagai panjang tulang, yaitu humerus
(lengan atas), femur (paha), radius (pengumpil) dan tibia (kering) dengan rumusan
Trotter dan Gleser, Stevenson, Karl pearson, Dupertus dan Hadden
Kepentingan pengukurang tinggi badan dari tulang panjang adalah penting pada
keadaan tubuh sudah terpotong atau yang didapatkan rangka atau sebagai tulang.
Perkiraan tinggi badan dengan pengukuran tulang panjang :
Tulang lengan atas.35%TB
Tulang paha27%TB
Tulang kering.22%TB
Tulang belakang.35%YB
Perhatikan dengan pengukuran osteometrik board : tulang harus dalam keadaan
kering.
Rumus TB (tinggi badan)
1. Stevenson
TB = 61,7207 + 2,4378 X F + 2,1756 (F = Femur)
TB = 81,5115 + 2,8131X H + 2,8903 (H = Humerus)
TB = 59,2256 + 3,0263 X T + 1,8916 (T = Tibia)
TB =80,0276 + 3,7384 X R + 2,6791 (R = Radius)
2. Trotter dan Gleser (untuk ras mongoloid)
TB =1, 22 (Femur + Fibula) + 70,24 (3,18 cm)
TB =1, 22 (Femur + Tibia) + 70,37 (3,24 cm)
TB =2,40 (Fibula) + 80,56 (3,24 cm)
TB =2,39 (Tibia) + 81,45 (3,27 cm)
TB =2,15(Femur) + 72,57 (3,80cm)
TB =1, 68 (Humerus+ Ulna 71,18) + (4,14 cm)
TB =1, 67(Humerus+ Radius ) + 74,83 (4,16 cm)
TB =2,68 (Humerus) + 83,19 (4,25 cm)
TB =3,54 (Radius) + 82,00 (4,60 cm)
TB =3,48(Ulna) + 77,45(4,66 cm)
Pengukuran sebaiknya dengan kedua formula tersebut diatas agar mendekati tinggi
badan sebenarnya.
Rumus antropoloogi Ragawi UGM pria dan dewasa (Jawa)
50
tulang
memakan
waktu
bertahun-tahun,
keasaman
tanah
51
penguburan. Jumlah dan tipe tulang yang masih dapat ditemukan memberikan
gambaran berapa lama tubuh tersebut sudah berada disana, contoh, tulang yang
lebih kecil lebih cepat hilang. Perkiraan waktu kematian berdasarkan penelitian di
Universitas Tennessee sebagai berikut:
3 minggu: tulang dengan sendi masih utuh.
5 minggu : sebagian tulang terpisah, sebagian sendi masih utuh.
4 bulan : tulang terpisah-pisah.
1 tahun: tulang-tulang kecil hilang, terjadi disartikulasi komplit.
2-4 tahun: sebagian tulang rusak, sebagian tulang besar hilang.
>12 tahun: tulang hancur, dapat terkubur oleh daun, badai, erosi.
15-20 tahun : tidak ada bukti.
e. Pertalian Ras
Pertanyaan mengenai pertalian ras sulit untuk dijawab karena walaupun klasifikasi
ras memiliki komponen biologis yang sama, tetap didasari dari hubungan sosial.
Namun, beberapa rincian anatomis, terutama di wajah, sering menunjukkan ras
individual. Pada ras kulit putih memiliki wajah yang menyempit dengan hidung
yang agak meninggi dan dagu yang menonjol. Ras kulit hitam memiliki hidung
yang lebar dan subnasal yang berlekuk. Indian Amerika dan Asia memilki bentuk
tulang pipi yang menonjol dan tekstur gigi yang khas.
52
fasial.
Apertura nasalis sangat lebar dan tepi bawah tulang nasalis tumpul.
Tulang orbita cenderung persegi empat dan jarak interorbital lebar.
Tulang palatum cenderung sangat lebar dan agak persegi empat.
Alveolus anterior pada maksilla dan mandibula cenderung sangat
prognathis.
Sering didapati depresi coronal posterior pada sutura coronaria.
Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membentuk huruf S.
Mongoloid (Cina, Jepang, Indian Amerika)
Kranium cenderung memiliki tulang zygomaticus yang menonjol.
Lebar apertura nasalis sedang dan tepi bawah nasal agak runcing.
Tulang orbita cenderung sirkulair.
Tulang palatum lebarnya sedang.
Sutura zygomaticomaxillaris cenderung lurus
Penentuan ras dapat dilakukan melalui pemeriksaan terhadap tengkorak, sudut
intercondylus, dan tulang panjang :
Tengkorak
53
Kaukasoid
Negroid
Mongoloid
Dolichocephalic
Brachycephalic
Kontur sagital
Bulat
Lengkung
Parietal
+-++
+++
54
Gigi
Sedikit overbite
Prognatik
Sejajar
Wajah
Panjang, sempit
Prognatik
Datar
Orbita
Persegi
Oval
Bulat
Jarang interorbital
Intermediet
Lebar
Lebar
Apertura nasal
Sempit, oval
Bulat
Spina nasalis
Tajam
Pendek atau
inferior
Tumpul
berbentuk palung
Tulang nasal
Intermediet
Pendek
Menonjol
Sedikit ramping
Menyolok dengan
dan prominensia
penonjolan inferior
malar
Sudut mandibular
Sedikit tumpul
Tumpul
Hampir menyerupai
sudut
Dagu, prosesus
++
mentalis
55
Gambar : Gambaran foto Rontgen lateral lutut memperlihatkan metode untuk mengukur
sudut intercondylar shelf.
Tulang panjang
Pada ras kulit hitam, tibia relatif lebih panjang daripada femur dan radius
relatif lebih panjang daripada humerus. Pada populasi kulit putih dan
Mongoloid, femur lebih melengkung ke anterior bila dibandingkan dengan
populasi kulit hitam. Femur ras kulit hitam cenderung lebih lurus.
f. Bukti Trauma
Setelah tanah dan kotoran lainnya dibersihkan dari tulang dengan menggunakan air
dan sikat yang halus, maka jejas trauma yang halus sekalipun, akan terlihat.
56
Dicari pula tanda-tanda kekerasan pada tulang dan memperkirakan sebab kematian.
Perkiraan saat kematian dilakukan dengan memeperhatikan kekeringan tulang. Bila
terdapat dugaan berasal dari seseorang tertentu, maka dilakukan identifikasi
dengan membandingkan data antemortem. Bila terdapat foto terakhir wajah orang
tersebut semasa hidup, dapat dilaksanakan metode superimposisi, yaitu dengan
jalan menumpukkan foto Rontgen tulang tengkorak diatas foto wajah orang
tersebut yang dibuat berukuran sama dan diambil dari sudut pengambilan yang
sama. Dengan demikian dapat dicari adanya titik-titik persamaan.
5. Serologik.
Metode serologik meliputi penentuan golongan darah, dan analisis DNA. Pemeriksaan
serologik betujuan untuk menentukan golongan darah jenazah.Penentuan golongan darah
pada jenazah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa rambut, kuku
dan tulang. Saat ini telah dapat dilakukan pemeriksaan sidik DNA yang akurasi nya
sangat tinggi.
a) Definisi DNA
Asam deoksi-ribonukleat ( Deoxyribonucleic Acid = DNA ) adalah suatu senyawa
kimiawi yang membentuk kromosom . Bagian dari suatu kromosom yang
mendikte suatu sifat khusus disebut gen . Struktur DNA adalah untaian ganda
(double helix), yaitu dua untai bahan genetik yang membentuk spiral satu sama lain.
Setiap untaian terdiri dari satu deretan basa ( juga disebut nukleotida ). Basa dimaksud
adalah salah satu dari keempat senyawa kimiawi berikut : Adenin, Guanin, Cytosine
dan thymine.
Kedua untai DNA berhubungan pada setiap basa. Setiap basa hanya akan berikatan
dengan satu basa lainnya, dengan aturan sebagai berikut : Adenin (A) hanya akan
berikatan dengan thymine (T), dan guanine (G) hanya akan berikatan dengan
Cytosine (C) .
57
A- A- C - T - G - A- T - A- G - G - T - C - T - A- G
Untaian DNA yang dapat terikat pada untaian DNA di atas adalah
T - T - G - A- C - T - A- T - C - C - A- G - A- T - C
dan gabungan dari keduanya menjadi :
A- A- C - T - G - A- T - A- G - G - T - C - T - A- G
T - T - G - A- C - T - A- T - C - C - A- G - A- T - C
Untaian DNA dibaca dari arah yang khusus, dari puncak atas (disebut 5 atau ujung
lima utama ) atau dari dasar (disebut ujung 3 atau ujung tiga utama). Pada suatu
untaian ganda, untaian diurut dari arah yang berlawanan :
5 A - A - C - T - G - A - T - A - G - G - T - C - T - A - G 3
3 T - T - G - A - C - T - A - T - C - C - A - G - A - T - C 5
Struktur kimia dari DNA adalah sebagai berikut :
58
59
60
(4). Denaturasi DNA, agar semua DNA berubah menjadi untai tunggal. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara pemanasan atau dengan perlakukan kimiawi terhadap
DNA yang terdapat di dalam gel (lihat poin 4 ).
(5). Blotting DNA. Gel dengan DNA yang sudah terfraksinasi berdasarkan
ukurannya diterapkan pada lembaran kertas nitrosellulosa sehingga DNA
tersebut dapat melekat secara tetap pada lembaran tersebut. Lembaran ini
disebut Southern blot ). Sekarang southern blot sudah siap dianalisis.
Untuk menganalisis suatu southern blot digunakan suatu probe genetik
radioaktif
61
62
VNTR juga berguna dalam menetapkan identitas dari korban pembunuhan, juga
dari DNA yang ditemukan sebagai barang bukti atau dari mayat itu sendiri.
Banyaknya penerapan dari pencetakan sidik jari DNA dalam bidang ini telah
menjadikan metode pembuktian ini sebagai metode yang tak terhingga nilainya di
dalam lapangan forensik.
iii. Identifikasi Perorangan
Gagasan untuk menggunakan sidik jari DNA sebagai suatu jenis bar-code
genetik untuk mengidentifikasi individu telah dibahas, tetapi hal ini kurang
disukai. Teknologi yang dibutuhkan untuk mengisolasi, menyimpan di dalam file,
kemudian menganalisis jutaan pola VNTR yang sangat khas merupakan hal yang
mahal dan tidak praktis.
iv. Bidang Kesehatan
Sidik jari DNA telah digunakan pada beberapa bidang penelitian perawatan
kesehatan, demikian pula pada sistem peradilan. Sidik jari DNA digunakan untuk
mendiagnosa penyakit keturunan, baik pada bayi-bayi yang belum lahir, maupun
yang sudah lahir. Penyakit keturunan dimaksud, meliputi : cystic fibrosis,
hemophilia, Hutingtons disease, familial Alzheimers, sickle cell anemia, dan
banyak lagi yang lain. Deteksi awal dari dari penyakit-penyakit semacam ini
memungkinkan dokter dan orang tua si anak untuk mempersiapkan diri terhadap
pengobatan yang cocok untuk sang bayi. Pada beberapa program, penasehat
genetik menggunakan informasi sidik jari DNA untuk membantu calon orang tua
untuk memahami resiko mempunyai anak yang cacat. Sidik jari DNA juga
penting dalam pengembangan metode pengobatan terhadap penyakit keturunan.
Program penelitian untuk menemukan gen-gen penyebab penyakit keturunan
sangat tergantung pada informasi yang tergantung pada informasi yang
terkandung di dalam kenampakan (profile ) DNA.
e) Masalah-masalah Seputar Pencetakan Sidik Jari DNA (Suatu tinjauan teleologi)
63
Sama halnya dengan topik-topik lain dalam dunia ilmu pengetahuan, pencetakan
sidik jari DNA tidak dapat dijamin 100 %. Istilah sidik jari DNA kurang tepat
karena menyiratkan pengertian bahwa pola VNTR dari seseorang mempunyai sifat
khas yang sempurna untuk orang tersebut. Sebenarnya semua pola VNTR dapat
menyajikan peluang bahwa seseorang yang dipersoalkan adalah sungguh-sungguh
pemilik pola VNTR tersebut ( dari anak, bukti-bukti kriminil, atau dari sumber
lainnya ), dengan peluang 1 dalam 20 milyar. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
tingkat kepercayaan hasil analisis sidik jari DNA sangat ditentukan oleh besar
kecilnya peluang kecocokan (matches) dari sidik jari DNA yang dipersoalkan dengan
sidik jari DNA pembanding. Hal ini menimbulkan keraguan yang besar mengenai
identitas khas dari pemilik pola VNTR.
i. Mengupayakan Peluang yang Tinggi
Diperlukan peluang kesamaan yang tinggi yang dapat mendukung bahwa suatu
sidik jari DNA betul-betul adalah milik seseorang, khususnya dalam pembuktian
kasus-kasus kriminil. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dalam menetapkan
apakah seorang tersangka bersalah atau tidak bersalah. Dengan menggunakan
VNTRs yang langka atau kombinasi VNTRs untuk memperoleh pola VNTR yang
dapat meningkatkan peluang kecocokan ( agar terhindar dari penafsiran yang
keliru di mana pola-pola VNTR yang dibandingkan kelihatannya sama padahal
pola-pola VNTR tersebut berasal dari orang yang berbeda, atau dari orang-orang
yang mempunyai hubungan darah, seperti orang tua dan anak ).
ii. Permasalahan dalam Penentuan Peluang
Genetika Populasi
Karena VNTRs merupakan faktor genetik yang diwariskan, sehingga VNTR
tidak terdistribusi secara merata pada semua populasi manusia. Oleh karena
itu, suatu VNTR tertentu tidak mempunyai peluang kemunculan yang stabil.
Peluang kemunculan tersebut tergantung pada latar belakang genetik
individu. Perbedaan peluang ini khususnya tampak pada kelompok ras yang
64
berbeda. Beberapa VNTRs yang paling sering muncul (ditemukan) pada ras
Hispanic akan jarang muncul pada ras Caucasian atau ras African-American.
Hingga saat ini, tidak ada pengetahuan yang cukup tentang distribusi
frekwensi VNTR di antara kelompok-kelompok etnis yang dapat digunakan
dalam penentuan peluang secara tepat terhadap individu-individu dalam
kelompok tersebut. Komposisi genetik yang heterogen dari individu-individu
antar-rasial (ras paduan), yang jumlahnya semakin meningkat, justru
menyajikan serangkaian pertanyaan baru. Penelitian lanjutan dalam bidang
ini yang dikenal sebagai genetika populasi telah terhalang oleh
banyaknya pertentangan (kontroversi), karena ide-ide untuk mengidentifikasi
orang melalui anomali-anomali genetik sepanjang garis rasial dikhawatirkan
berhubungan dengan gerakan pemurnian etnis yang baru saja terjadi ,
serta argumen lain yang menyatakan bahwa upaya tersebut dapat
65
penting
dalam
menentukan
bersalah
tidaknya
tersangka
tanpa
66
67
kejadian perkara.
Hal yang lebih memberatkan lagi adalah kenyataan bahwa Vannatter
(seorang detektif LAPD) membawa berkeliling barang bukti darah O.J.
Simpson di dalam vial yang disimpan dalam amplop terbuka selama tiga
jam, dan pergi minum kopi sebelum membawa barang bukti tersebut ke
laboratorium pemeriksaan.
69
kecukupan prosedur-prosedur laboratorium dan kemampuan/wewenang dari ahliahli yang melaksanakan pengujian tersebut harus terbuka untuk diperiksa.
Kualitas dan keandalan dari laboratorium-laboratorium forensik hanyalah salah
satu dari banyak hal yang terkait dengan pencetakan sidik jari DNA. Hal lainnya
adalah tentang penerimaan uji tersebut oleh pengadilan, banyak issue moral dan
etika yang terlibat dalam hal ini. Pertama, issue apakah bukti-bukti DNA
menghalangi terdakwa untuk memperoleh pengadilan yang adil. Pengacara
Robert Brower sangat yakin bahwa bukti-bukti DNA mengancam hak-hak
konstitusional untuk suatu peradilan yang adil Dia menyatakan bahwa dalam
kasus pemerkosaan, bila barang bukti air mani (semen) yang ditemukan cocok
dengan kepunyaan terdakwa , dan peluang bahwa barang bukti tersebut berasal
dari orang lain adalah 33 milyar berbanding 1 , maka anda tidak membutuhkan
hakim lagi . Tentu saja sisi lain dari issu ini adalah bahwa DNA dapat
memberikan bukti yang menyakinkan bahwa seseorang tersangka melakukan
suatu tindak kriminil, dan orang lain mengatakan bahwa ini adalah suatu
halangan terhadap peradilan dan merupakan hal yang tidak konstitusional bila
tidak menghadirkan bukti-bukti tersebut di pengadilan .
Pengujian DNA bukan hanya terkait dengan persoalan etika, legal, atau kebijakan
publik, pengujian ini juga berkaitan dengan permasalahan wanita. Sembilan puluh
persen (90 %) dari korban kriminil yang melibatkan identifikasi DNA adalah
perempuan. Pengujian ini sangat bermanfaat dalam mengungkapkan kasus-kasus
kejahatan seksual, yang secara tradisional paling sulit diungkapkan dan
kebanyakan tidak dilaporkan. Hanya sekitar separuh dari kasus pemerkosaan
yang dilaporkan yang menghasilkan penahanan, dan kurang dari separuh pelaku
yang ditahan yang dijatuhi hukuman di pengadilan. Uji DNA telah membuat
70
71
Pada orang dewasa, beberapa tulang tertentu bentuknya berbeda antara laki-laki dan
wanita. Tulang- tulang itu antara lain tengkorak, pelvis, tulang panjang, rahang dan
gigi.
Tengkorak :
Dahi
Tepi orbital
Orbital
Tonjolan mastoid
Rigi (muscle-ridges)
Laki-laki :
rendah
lebih menonjol
persegi empat
besar
kasar (nyata)
wanita:
tinggi
kurang menonjol
bulat
kecil
halus
Pelvis :
laki-laki:
wanita:
Bentuk
Arcus pubis
<90 derajat
>90 derajat
Foramen ischiadica
oval
segitiga
Incisura ischiadica
lebih dalam
lebih dangkal
Os sacrum
kurang lebar
lebih lebar
Tulang panjang pada laki-laki lebih massive ( terutama di sekitar sendi ) dan rigi
perlekatan otot lebih nyata. Bentuk rahang dan gigi antara laki-laki dan wanita juga
berbeda sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan identifikasi jenis kelamin.
Rahang pada laki-laki umumnya seperti huruf V sedangkan pada wanita seperti huruf
U. Gigi dan akar gigi permanen pada laki-laki lebih besar dari pada wanita.
3. Menentukan Umur
Tulang manusia dan gigi juga dapat memberikan informasi penting bagi perkiraan umur
manusia. Namun signifikasi dari pemeriksaan tulang bergantung pada besarnya
penyebaran kelompok umur sehingga perlu dikelompokkan secara terpisah menjjadi
kelompok fetus, neonatus, anak-anak, adolescen dan dewasa.
72
Pada fetus dan neonates, perkiraan didasarkan pada inti penulangan yang dapat dilihat
melalui pemeriksaan ronsenologik atau otopsi. Oleh para ahli telah disusun table
pembentukan inti penulangan dari berbagai tulang, mulai dari kehidupan intra uterine
sampai pada kehidupan di luar kandungan. Pada anak-anak dan adolescen sampai umur
20 tahun, yang paling berguna bagi penentuan umur adalah penutupan epifise. Seperti
diketahui bawha penutupan epifise juga mengikutti urutan kronologik. Memang tingkat
ketelitiannya rendah sehingga perlu dikoombinasikan dengan pemeriksaan lain.
Pada kelompok dewasa (yaitu sesudah berumur 20 tahun), perkiraan umur dengan
menggunakan tulang menjadi lebih sulit. Beberapa petunjuk yang dapat dipakai antara
lain; penutupan sutura, perubahan sudut rahang dan adanya proses penyakit.
Penentuan umur dengan menganalisa jaringan yang akan tumbuh menjadi gigi pada bayi
di dalam kandungan mempunyai derajat kecermatan yang tinggi. Sesudah dilahirkan
penentuan umur dapat dilakukan dengan mendasarkan pada mineralisasi, pembentukan
mahkota gigi, erupsi gigi dan resorbsi apicalis.dengan menggunakan formula matematik,
Gustafson
telah
menyusun
rumus
yang
dapat
digunakan
untuk
membantu
73
perhitungan tersebut ada banyak rumus yang dapat dipakai dan salah satunya adalah
rumus Karl Pearson.
74