VISUM MATI
“PEMBUSUKAN”
DPJP
dr.Bianti Hastuti Machroes,MH,Sp.FM
RESIDEN JAGA :
dr. Fia
dr. Herry
KOASS JAGA
Ronaldo (Undip)
Okky (Undip)
Eva (Undip)
Agnes (Undip)
Gede (UKI)
Intan (UKI)
M. Imam (UKI)
Rona (Unimus)
Alif (Unimus)
Widi (UPN)
Tari (Trisakti)
Zayyan (Trisakti)
SURAT PERMINTAAN VISUM
A. TEMUAN YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH
1. Identitas Umum Jenazah
a. Mata :
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FK UI; 1997.
TANDA KEMATIAN
Tanda kematian tidak pasti : Tanda pasti kematian :
▪ Pernafasan berhenti Lebam mayat (livor
▪ Terhentinya sirkulasi mortis)
▪ Kulit pucat Kaku mayat (rigor
▪ Tonus otot menghilang mortis)
dan relaksasi Penurunan suhu
▪ Pembuluh darah retina tubuh (algor mortis)
mengalami segmentasi Pembusukan
▪ Pengeringan kornea (decomposition,
putrefaction)
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FK UI; 1997.
PEMBUSUKAN ( DECOMPOSITION, PUTREFACTION)
Proses penguraian jenazah manusia terjadi oleh dua
mekanisme:
1. Autolisis
Proses penghancuran sel yang disebabkan oleh enzim
hidrolitik yang terkandung dalam sel itu sendiri.
2. Pembusukan (putrefaction)
Degradasi jaringan oleh aktivitas mikoorganisme seperti
bakteri, jamur, dan protozoa yang berasal dari biota
normal pada tubuh manusia terutama saluran
pencernaan.
Teo chee, Noor H, et al. Decomposition process and post mortem changes : Review. Sains Malaysiana. 2014; 43(12): 1873-1882.
TANDA PEMBUSUKAN
▪ Warna kehijauan pada Kulit melepuh/muncul
dinding perut sebelah gelembung
kanan bawah
Keluar cairan dari
▪ Pelebaran pembuluh hidung/mulut
darah vena supervisial
Bola mata lunak
▪ Muka membengkak
▪ Perut mengembung Lidah dan bola mata
akibat timbunan gas menonjol
pembusukan Dinding perut/dada pecah
▪ Vulva/skrotum Kuku dan rambut lepas
membengkak
Organ-organ dalam
membusuk
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2000.
FASE PEMBUSUKAN
1.Fresh stage (Day 1-2) :
❑ Belum tercium bau
pembusukan
❑ Proses autolisis terjadi
pada fase ini
❑ Lalat (Dipteran) biasanya
mulai hinggap di daerah
mata, hidung, mulut,
genital, namun belum
bertelur
1. Joseph I, Mathew DG, Sathyan P, Vargheese G. The use of insects in forensic investigations: an overview on the scope of forensic
entomology. J Forensic Dent Sci. Juli-Desember 2011; 3(2): 89-91.
2. Teo chee, Noor H, et al. Decomposition process and post mortem changes : Review. Sains Malaysiana. 2014; 43(12): 1873-1882.
FASE PEMBUSUKAN
2. Bloated stage (Day 2-7) :
❑ Akumulasi gas yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dalam tubuh -> Pelebaran
(distensi) atau pembengkakan bagian-bagian
tubuh (bloating)
❑ Bloating biasanya dimulai dari abdomen lalu
perlahan menyebar ke bagian tubuh yang lain,
termasuk area genital dan wajah dengan
penonjolan mata dan lidah.
❑ Marbling sign, Blister
Teo chee, Noor H, et al. Decomposition process and post mortem changes : Review. Sains Malaysiana. 2014; 43(12): 1873-1882.
FASE PEMBUSUKAN
3. Active decay stage (Day 5-13) :
❑ Lapisan luar kulit pecah -> Gas
di dalam perut keluar -> Tubuh
mengempis -> Berat badan
menurun
❑ Kulit pecah-pecah dan
berwarna kehitaman
❑ Kerontokan rambut
❑ Tercium bau pembusukan yang
menyengat
Goff, M.Lee. Early Postmortem Changes and Stages of Decomposition.J. Amendt et al.. 2010..
FASE PEMBUSUKAN
4. Post/late decay stage (Day 10-23) :
❑ ditemukan investasi larva
Goff, M.Lee. Early Postmortem Changes and Stages of Decomposition.J. Amendt et al.. 2010..
Kapil V. Reject PMP. Assesment of postmortem interval. (PMI) from forensic
entomoxicological studies of larvae and flies. Entomology, Ornothology &
Herpetology. 2013. 1(1) Hal 1-4
PENYIMPANGAN PEMBUSUKAN
1. Mumifikasi
Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan.
Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan tidak
membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering.
Mumifikasi terjadi bila :
1. Suhu hangat
2. Kelembapan rendah
3. Aliran udara yang baik
4. Tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama
PENYIMPANGAN PEMBUSUKAN
2. Saponifikasi
Terjadi karena proses hidrolisis dari lemak menjadi asam lemak. Selanjutnya asam
lemak yang tak jenuh akan mengalami dehidrogenisasi menjadi asam lemak jenuh
dan kemudian bereaksi dengan alkali menjadi sabun yang tak larut. Dengan tanda-
tanda berwarna keputihan dan berbau tengik seperti minyak kelapa
Terjadi bila :
1. Suhu dingin
2. Kelembapan tinggi
3. Aliran udara yang tidak baik
ANALISIS KASUS
Jenazah laki-laki, usia lebih dari
60 tahun, kesan gizi tidak dapat - Alat kelamin
dinilai karena pembusukan - Gigi geligi
- Tanda pembusukan lanjut • warna kulit tampak cokelat kehitaman pada seluruh tubuh,
• tampak pengelupasan kulit ari pada dada, perut, punggung, anggota gerak atas, perut
tampak membuncit,
• Tampak banyak larva, terbesar 1cm
Waktu kematian Diperkirakan kurang lebih dua sampai tujuh hari sebelum pemeriksaan .
TERIMA KASIH