Renal Blood Flow
Renal Blood Flow
Pada seorang laki-laki dengan berat 70kg, darah yang mengalir melewati kedua
ginjal sekitar 1100 ml/min atau sekitar 22% dari total cardiac output. Mengacu
kepada fakta bahwa kedua ginjal hanya berkontribusi terhadap 0.4% dari total berat
badan, dapat disimpulkan bahwa ginjal menerima aliran darah yang sangat tinggi
dibandingkan dengan organ lainnya.
Renal Blood Flow and Oxygen Consumption
Ginjal normalnya mengkonsumsi oksigen 2 kali dari laju otak tapi memiliki hampir 7
kali aliran darah dibandingkan otak. Sehingga ginjal mendapat oksigen jauh lebih
dari yang mereka butuhkan untuk metabolism dengan kemampuan ekstraksi
oksigen dari arteri-vena lebih rendah dibandingkan organ lainnya.
Jumlah besar oksigen yang dikonsumsi ginjal berhubungan dengan tingginya laju
reabsorpsi sodium aktif oleh tubulus renalis.
(Renal Blood Flow & GFR )+ (<< sodium difiltrasi) (<< reabsorpsi sodium )+
( << konsumsi oksigen)
Determinan Renal Blood Flow
RBF ditentukan gradient tekanan di sepanjang pembuluh ginjal.
Normal GFR 180 L/hari dan reabsorpsi tubular 178.5 l/hari menyisakan 1.5 l/hari
untuk di eksresikan di urin. Dalam ketiadaan autoregulasi, kenaikan kecil BP (dari
100 ke 125 mmHg) akan menyebabkan kenaikan GFR yang sama sebanyak 25%
(dari 180 ke 225l/hari). Bila reabsorpsi tubular tetap konstan pada 178.5 l/hari,
maka akan terjadi kenaikan jumlah urin menjadi 46.5 l/hari (selisih GFR dan
reabsorpsi tubular) kenaikan total lebih dari 30 kali. Karena volume plasma total
hanya 3 liter, perubahan seperti ini akan dengan cepat mengurangi volum darah.
Tapi kenyataannya, perubahan tekanan arterial tidak akan terlalu jauh
mempengaruhi volume urin dikarenakan 2 alasan :
1. Autoregulasi renal mencegah perubahan besar GFR
2. Terdapat mekanisme adaptif tambahan yang memperbolehkan tubulus
renalis meningkatkan laju reabsorpsi saat GFR meningkat, glomerulotubular
balance.
Namun tetap saja, perubahan tekanan arterial memiliki efek signifikan pada eksresi
air dan sodium dari ginjal, pressure diuresis atau pressure natriuresis, yang sangat
penting pada regulasi volume cairan tubuh dan tekanan arterial.
Tubuloglomerular Feedback
Feedback ini membantu memastikan pengantaran sodium klorida yang relative
konstan ke tubulus distal dimana terjadi proses final urin dan membantu mencegah
fluktuasi palsu pada eksresi ginjal yang dapat terjadi. Feedback ini mengautoregulasi RBFdan GFR secara parallel. Mekanisme feedback tubuloglomerular
memiliki 2 komponen yang beraksi bersama untuk mengontrol GFR :
1. Mekanisme feedback arteriolar afferent
2. Mekanisme feedback arteriolar efferent
Mekanisme feedback ini bergantung pada susunan anatomis spesial kompleks
juxtaglomerular, yang terdiri dari :
1. Sel-sel Macula densa yg merupakan grup sel-sel epitel yang terspesialisasi
pada tubulus distal yang sangat dekat
arteriole afferent dan efferent. Mengandung
badan golgi yang merupakan organel
sekretori intrasel yang mengarah langsung
ke arteriole, menunjukkan bahwa sel-sel ini
mungkin mensekresikan suatu substansi ke
arteriole.
2. Sel-sel juxtaglomerular di dinding arteriole
afferent dan efferent.
jumlah banyak diantarkan ke tubulus distal dan tanpa kompensasi yang pantas
dapat dengan cepat menyebabkan pengurangan volume habis-habisan.