48 150 1 PB PDF
48 150 1 PB PDF
Artikel I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Undata Propinsi Sulawesi
Tengah bertugas menyelenggarakan
sebagian urusan pemerintah dibidang
pelayanan kesehatan yang telah menjadi
urusan rumah tangga daerah yang
tertuang dalam Peraturan
Daerah
Nomor : 02 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1
dengan tugas pokok melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna
dan berhasil guna mengutamakan upaya
penyembuhan,
pemulihan
yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan pencegahan
termasuk penanganan limbah Rumah
Sakit dan melaksanakan upaya rujukan,
Artikel I
percepatan
pembangunan
kawasan
Indonesia
Timur
No.046/KEP./PPTKTI/VII/2003 tanggal 7
juli 2003.Di dukung oleh surat Keputusan
Rektor Universitas Tadulako N0.4022 j
28 PG/2003 yang diperuntukkan Fakultas
Kedokteran UNTAD ke depan (Anonim,
2009).
Rumah
Sakit
Pendidikan
adalah rumah sakit yang digunakan
sebagai tempat pelaksanaan program
pendidikan profesi dokter dan dokter
spesialis.
Selain
mendidik
profesi
pendidikan
dokter,
rumah
sakit
pendidikan juga berfungsi sebagai
tempat pelatihan dan pendidikan bagi
profesi lainnya, seperti farmasi, apoteker,
kebidanan dan keperawatan. Dalam
rangka mengukur suatu rumah sakit yang
telah memenuhi standar RS Pendidikan,
maka diperlukan tolak ukur untuk setiap
standar sesuai dengan klasifikasinya
(Depkes, 2009)
Dalam
upaya
tersebut
diperlukan alat untuk mengevaluasi mutu
pelayanan rumah sakit . Salah satu
strategi penting yang dilakukan dalam
meningkatkan
kualitas
pelayanan
pelayanan medik rumah sakit adalah
melalui standarisasi (akreditasi, audit
klinis, dan lain-lain). Instalasi Farmasi
adalah pusat perawatan untuk pasien
dan produk farmasi itu sendiri mewakili
sebagian besar pengeluaran rumah sakit
(Barnum, D.,T, 2009; Manik, 2009).
Pelayanan farmasi rumah sakit
merupakan salah satu kegiatan di rumah
sakit
yang
menunjang
pelayanan
kesehatan
bermutu.
Hal
tersebut
diperjelas dalam Keputusan Menteri
Kesehatan
Nomor
:
1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang
menyebutkan bahwa pelayanan farmasi
rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik, yang terjangkau bagi
Artikel I
HASIL
No
1).
Pelayanan
Informasi Obat
3).
Penilaian
(maks 5)
3
60%
Artikel I
Lanjutan Tabel 1
No
Pelayanan
Standar
Kefarmasian
Persentase penilaian Pelayanan Informasi Obat
Kebijakan dan prosedur
tertulis kegiatan
Konseling
4).
Proses kegiatan
Evaluasi kegiatan
Persentase penilaian Konseling
Hasil Survey
61
Penilaian
(maks 5)
80%
4
80%
0
0%
3
60%
60%
22
63%
Artikel I
Tabel 2
Kesiapan Fungsi Pelayanan Pendukung Farmasi IFRS Undata Palu sesuai SK
Menkes No.1197/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Modifikasi Pelayanan Pendukung berdasarkan SK Menkes No.1197/X/2004 dan APTFI
No
Pelayanan
Penilaian
Standar
Hasil Survey
Kefarmasian
(maks 5)
Kebijakan
dan
prosedur Belum ada, dalam
tertulis kegiatan
tahap
rencana
1).
Penanganan obatpengembangan
0
obat Cytotoxic
Proses Kegiatan
Dilakukan
oleh
perawat
Evaluasi Kegiatan
Belum ada
Persentase Penanganan obat-obat Cytotoxic
0%
Kebijakan
dan
prosedur Belum ada, dalam
TPN (Total
tertulis kegiatan
tahap
rencana
Parenteral
2).
pengembangan
0
Nutrition) dan ivProses Kegiatan
Dilakukan
oleh
admixture
perawat
Evaluasi Kegiatan
Belum ada
Pesentase TPN (Total Parenteral Nutrition) dan iv-admixture
0%
Kebijakan
dan
prosedur Sudah ada. Revisi
tertulis kegiatan
SOP dalam tahap
3).
Produksi dan
proses
2
Kontrol Kualitas
Proses Kegiatan
Berupa pengemasan
kembali
Evaluasi Kegiatan
Belum ada
Persentase Produksi dan Kontrol Kualitas
40%
Kebijakan
dan
prosedur Belum ada, dalam
tertulis kegiatan
tahap
rencana
4).
pengembangan
0
Farmakoekonomi
Proses Kegiatan
Dilakukan atas inisiatif
apoteker
Evaluasi Kegiatan
Belum ada
Persentase penilaian farmakoekonomi
0%
Kebijakan
dan
prosedur Berupa alur (sistem)
5).
tertulis kegiatan
3
RDU (Rational
Proses Kegiatan
Dilakukan
oleh
Drug Use)
apoteker
Evaluasi Kegiatan
Belum ada
Persentase penilaian RDU (Rational Drug Use)
60%
Total Skor Keseluruhan
5
Persentase kegiatan pendukung pelayanan kefarmasian
20%
Kriteria Penilaian berdasarkan SK Menkes No.1197/X/2004
62
Artikel I
PEMBAHASAN
Berikut
akan
diuraikan
pelayanan farmasi di IFRS RSUD
Undata Palu, yaitu :
1) Asuhan
Kefarmasian
(Good
Dispensing Practice)
Berdasarkan
observasi
langsung,
secara
keseluruhan
kegiatan asuhan kefarmasian di
RSUD Undata sudah berjalan.
Penilaian
kegiatan
asuhan
kefarmasian menurut SK Menkes
No.1197 Tahun adalah 100%.
Berdasarkan hasil kuesioner pada
apoteker dan asisten apoteker
pelayanan farmasi di RSUD Undata,
kegiatan asuhan kefarmasian meliputi
kegiatan
Dispensing
Cycle/Alur
Dispensing yaitu penerimaan resep,
peracikan & Labelling, penyerahan
obat dan evaluasi pelayanan farmasi
di rumah sakit.
2) Pemantauan dan Pelaporan ESO
Berdasarkan
observasi
dokumen bahwa kebijakan dan
prosedur Pemantauan dan Pelaporan
ESO di RSUD Undata dituangkan
dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur. Penilaian kegiatan MESO
(Monitoring Efek Samping Obat) di
RSUD Undata berdasarkan SK
Menkes
No.1197/X/2004
masih
sekitar 60%. Penilaian akan menjadi
100% apabila sudah dilakukan
evaluasi dan tindak lanjut dari setiap
kegiatan.
3) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Kebijakan
pelaksanaan
kegiatan Pelayanan Informasi Obat
(PIO) di RSUD Undata Palu
ditetapkan berdasarkan prosedur
tetap yang telah disahkan oleh
Direktur RSUD Undata. Salah satu
kendala kegiatan PIO di rawat jalan
adalah apoteker tidak melakukan
dokumentasi.Berdasarkan
hasil
observasi, wawancara dan kuesioner
bahwa penilaian kegiatan PIO
berdasarkan
SK
Menkes
No.1197/X/2004
adalah
80%.
Penilaian akan menjadi 100% apabila
Artikel I
Berdasarkan
hasil
kuesioner,
wawancara
mendalam
dan
observasi yang telah dilakukan
bahwa penilaian kegiatan produksi
berdasarkan
SK
Menkes
No.1197/X/2004 masih sekitar 40%.
Kegiatan produksi di RSUD Undata
masih sebagian kecil dilakukan.
11) Farmakoekonomi
Kebijakan dan prosedur
pelaksanaan farmakoekonomi di
RSUD Undata belum ada. Namun,
sebagian kecil kegiatan sudah
dilaksanakan. Berdasarkan hasil
kuesioner pada apoteker dan
asisten apoteker pelayanan farmasi
bahwa kegiatan farmakoekonomi
yang
dilakukan
berupa
membandingkan dua obat yang
digunakan untuk indikasi yang sama
tetapi biaya dan efektifitasnya sama
(cost
effective).
Kegiatan
farmakoekonomi
yang
telah
dilakukan di rumah sakit terkait
penyakit TBC, ISPA, Ulkus Peptik,
Hipertensi dan Diabetes Melitus.
12) RDU (Rational Drug Use)
Kebijakan RDU di RSUD
Undata sudah ditetapkan oleh
Komite Farmasi Terapi (KFT) dalam
bentuk sistem (alur) Rasionalisasi
Pengelolaan dan Penggunaan Obat
pada RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah. Menuju Rumah
Sakit
Pendidikan
Kebijakan
Penggunaan
Obat
Rasional
merupakan salah satu kebijakan
yang akan dikembangkan dan
dilaksanakan.
Dalam
hal
ini
tentunya
peran
KFT
sangat
dibutuhkan
untuk
membuat
kebijakan tersebut dalam hal
evaluasi dan tindak lanjut kegiatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan Survei Akreditasi
Pelayanan Farmasi dan SK Menkes No.
1197/MENKES/X/2004
dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kesiapan fungsi pelayanan farmasi di
RSUD Undata yaitu untuk pelayanan
dasar IFRS yang telah berjalan
64
Artikel I
Pendidikan
Tinggi
Farmasi
Indonesia (APTFI) Nomor :
002/APTFI/MA/2008
tentang
Standar Praktek Kerja Profesi
Apoteker, Surabaya.
Anonim, (2009), Laporan Tahunan
Rumah Sakit Undata Tahun
2009, Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Undata Palu,
Sulawesi Tengah.
Departemen Kesehatan RI, (2004),
Pedoman Pelayanan Informasi
Obat di Rumah Sakit, Direktorat
Jenderal
Pelayanan
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan,
Departemen
Kesehatan RI,Jakarta
Green,E., Johnston,M., Trudeau,M.,
Schwartz,L.,
Poirier,S.,
Macartney,G., Milliken,D.,(2009),
Safe Handling of Parenteral
Cytotoxics, 5:245-249. Available
from:<http://www.PubMed.com>
(Diunduh tgl 5 April 2011).
LeBlanc, J., M, (2007), International
Critical Care Hospital Pharmacist
Activities, 34:538-542, Available
from :<http://www.Springer.com>
(Diunduh tgl 18 January 2011).
Menik,H., Isiru,A., Sewwandi,S., (2011),
A Survey : Precept and Practice
in Drug Use Indicators at
Government
Healthcare
Facilities : A Hospital-Based
Prospective Analysis, 1:165-169.
Available
from:<http://www.PubMed.com>
(Diunduh tgl 5 April 2011).
Montgomery, A,T., Sporrong, S,K.,
Henning, M., Tully, M, P.,
Lindblad,
A,
K.,
(2007),
Implementation
of
a
Pharmaceutical Care Service :
Prescriptionist, Pharmacist and
Doctors Views, 29:593-602.
Available
from:<http://www.Springer.com>
(Diunduh tgl 1 April 2011).
Farmasi
(2008),
Asosiasi
65