Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME DARI BUKU DAN NIMMO BAB VIII

PENDEKATAN BARU DALAM POLITIK

KELOMPOK 8
NOVIA RATNASARI

1310411148

RIEKE RIZKY AMALIA

1310411173

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU
KOMUNIKASI
2015

BAB VIII (Hal 34-81)

Distribusi opini publik:


Yang satu, yang sedikit, dan yang banyak
Sebagian khalayak itu berupa khalayak massa yang teroganisasi, sebagian adalah khalayak
pluralis dari publik tertentu, dan sebagian lagi adalah khalayak yang tersusun dari agrerat
individu. Bab ini akan meninjau dari dekat distribusi setap segmen opini publik opini
massa, opini kelompok, dan opini rakyat terhadap, beberapa isu pilihan dan masalah
politik Amerika. Pengamatan ini akan dimulai dengan meninjau karakter opini massa seperti
yang direlefansikan dalam budaya dan konsensus politik kita. Akan diuraikan dua aspek opini
kelompok, yaitu aspek kepentingan khusus yang terorganisasi dan aspek publik khusus yang
terorganisasi.
POLA OPINI PUBLIK
Filosof Yunani, Aristoteles, menguraikan secara rinci salah satu cara yang paling tua dan
masih tetap merupakan sala satu dari yang paling berguna untuk mengklasifikasikan tipe-tipe
pemerintah. Polanya menggunakan kriteria kuantitatif maupun kualitatif. Aristoteles
membagi pemerintahan ke dalam yang Satu, yanag Sedikit, dan yang Banyak. Ketiga kelas
in masing-masing memiliki dua variasi yang menyangkut sifatnya dalam memerintah, pada
hakikatnya apakah rezim itu memerintah untuk kepentingan penguasa atau untuk kepentingan
seluruh komunitas. Pemerintahan yang Satu bisa merupakan tirani (untuk kepengtingan
penguasa) maupun kerajaan (untuk kepentingan semua). Yang Sedikit bisa oligarki atau
aristokrasi, dan pemerintahan yang Banyak bisa demokrasi atau politik. Kriteria kuantitatif
Aristoteles menyajikan cara yang mudah untuk pengklasifikasian ketiga kontruksi kolektif
dari kepercayaan, nilai, dan pengharapan personal yang kita sebut opini publik.
Yang Satu : Budaya Politik dan konsensus massa
Karakter nasionaltidak dapat diukur dan tidak mudah diamati. Tanpa disadari karakter
nasional itu dirumuskan oleh pikiran dan kemauan anggotanya, dibuat dan terus-menerus
dibuat kembali. Yang Satu sebagai komunitas. Opini publik yang juga ditulis lebih dari
setengh abad yang lalu, A. Lawrence Lowell berargumentasi bahwa opini publik ditegakan
atas pandangan umum rakyat tentang tujuan yang dinginkan dari pemerintah serta
penerimaan umum mengenai alat yang tepat untuk mencapai tujuan itu. Nisbet berkata,

Bukan rakyat menurut jumlah angkanya, bukan mayoritas, juga bukan hanya minoritas
mana pun yang mewakili opini publik jika individu-individu yang terlibat tidak membentuk
suatu jenis komunitas atas dasar memiliki tujuan, maksud dan aturan prosedur bersama. Opini
publik telah memperoleh karakternya dengan konsensus yang sejati, dnegan tradisi yang
mempersatukan, dan dengan apa yang oleh Elmund Burke disebut semangat konstitusional.
Anggapan opini publik sebagai kesadaran jiwa (mood) suatu bangsa pemimpin politik
mengacu pada publik atau kesadaran jiwa publik sebagai cara untuk mengasosiasikan
kepentingan diri dengan apa yang dipandang oleh mereka sebagai pikiran dan pesanan yang
lebih tersebar dan sah. Lambang linguistik yang digunakan untuk maksud mempersuasi. Kita
bisa menganggap opini pulbik terhadap yang Satu sebagi mitos utama suatu bangs,
kepercayaan umum (sahih atau tidak) sejumlah besar orang yang memberi makna kepada
peristiwa dan tindakan. Ada dua gagasan yang sekarang digunakan secara luas oleh ilmuwan
politik dalam menguraikan opini massa, yang erat kaitannya dengan pandangan tentang opini
publik sebagai terjemahan karakter nasional, komunitas, kesadaran jiwa, dan kumpulan mitos
ini. Kedua gagasan ini, yaitu budaya politik dan konsensus politik, perlu ditinjau secara rinci.
Budaya Politik
Seorang peneliti opini pbulik mengemukakan bahwa barangkali pengaruh opini publik yang
tersebasar terhadap pembuatan keputusan pada pemerintah ialah dimilikinya budaya politik
bersama oleh rakya dan oleh mereka yang dengan bebas dipilih oleh rakyat untuk memegang
jabatan pemerintah. Banyak sekali definisi budaya politik yang berlainan. Salah satu yang
pertama ialah bahwa budaya politik adalah pola orientasi kepada tindakan politik. Dalam
pengertian orientasi adalah kecenderungan kegiatan, yaitu yang telah kita sebut sebagai citra.
Samuel Beer menggunakan dua konsepsi untuk menguraikan isi buaya politik yang mana
pun. Pertama bagaimana sepantasnya pemerintahan dilaksanakan ini adalah konsepsi
autoritas. Kedua, ada pandangan yang dianut secara luas tentang untuk apa autoritas
seharusnya digunakan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah ini adalah
konsepsi tujuan. Manfaatkan survai tentang opini untuk mengetahui sampai sejauh mana
warga negara di setiap negara itu mengetahui, bagaimana mereka merasakan, dan bagaimana
mereka menilai keempat tiap objek politik
1. Sistem politik umum negara sejarahnya, besarnya, lokasinya, kekuasannya,
konstitusinya, dsb.
2. Cara kebijakan dibuat dan peran warga negara dalam proses kebijakan.
3. Jenis kebijakan yang dibuat dan bagaimana kebijakan itu mempengaruhi rakyat.

4. Tingkat pengaruh dan kemampuan rakyat sebagai aktivis politik.


Menurunkan tiga tipe budaya politik : budaya parokial yang rakyatnya mempunyai
pengetahuan dan perasaan terbatas terhadap politik, proses pembuatan kebijakan, dampak,
kebijakan, dan bagimana membuat diri mereka diraskan dalam politik; budaya subjek yang
rakyatnya mengetahui dan merasakan secara relatif kuat sistem politik mereka, tetapi
menetapkan bagian mereka di dalamnya sebagai pengabdi kebijakan, bukan sebagai yang
mempengaruhi politik dan budaya peserta yang warga negaranya mempunyai pandangan
positif bahawa mereka dapat mempengaruhi perbuatan kebijakan.
Budaya politik sebagi konsensus massa
Yang fundamental mengenai autoritas dan tujuan, yaitu budaya politik mengandung
pengertian suatu tingkat konsensus politik Amerika. Khususnya terdapat konsensus mengenai
prinsip-prinsip berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Peraturan itu perlu


Konstitusi adalah inti sistem peraturan
Peraturan dasar adalah pemerintahan oleh mayoritas rakyat
Pemerintahan rakyat harus memiliki syarat
Lembaga pokok harus lembaga legislatif
Ada ras hormat yang berhati-hati terhadap autoritas eksekutif dan yudikatif.
Federalisme diterima
Harus ada sistem desentralisasi pada partai politik
Masa jabatan dalam pemerintahan harus dibatasi

Seperti diteliti Devine nilai fundamental adalah :


1.
2.
3.
4.

Manusia diciptakan sama


Hak diakruniakan oleh Sang Pencipta
Kemerdekaan adalah tujuan utama
Pemeliharaan milik individu menyajikan alat bagi kebahagiaan

Dislokasi kontemporer dalam konsensus massa:


1. Generalistas lawan kekhasan
2. Keyakinan kepada pemerintah

Yang Sedikit : opini publik yang tak terorganisasi dan yang terorganisasi
1. Kepentingan tak terorganisasi
2. Publik antentif

3. Publk berpikiran isu


4. Publik ideologis
5. Kepentingan terorganisasi
Yang Banyak : kumpulan opini rakyat
1. Harapan dan kekhawatiran rakyat
2. Domain isu dan opini rakyat
Opini rakyat tentang isu yang penting yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Isu ekonomi
Isu kesejahteraan
Isu sosial
Isu kelestarian
Isu kebijakan luar negeri

Anda mungkin juga menyukai