Anda di halaman 1dari 8

Mooring Dolphin

Annisa Candra Wulan (1102467)


Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia transportasi perairan, pelabuhan memegang peranan yang sangat penting
sebagai tempat menaikan dan menurunkan muatan dan penumpang. Selain sebagai sarana
transportasi, pelabuhan bermanfaat sebagai sarana dalam menunjang ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Dalam mendesain pelabuhan yang dilakukan harus memenuhi aspek kemanan, kecepatan,
mudah, teratur dan harus memberikan rasa kenyamanan bagi penumpang. Dalam desain
suatu pelabuhan terdapat istilah mooring dolphin dan berthing dolphin.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan mooring dolphin,
2. Apa kegunaan dari adanya mooring dolphin pada sebuah pelabuhan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengikuti Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Teknik Pelabuhan di Program
Studi Teknik Sipil S1, Universitas Pendidikan Indonesia,
2. Untuk mengetahui mooring dolphin pada pelabuhan,
3. Untuk mengetahui kegunaan dari mooring dolphin pada pelabuhan.
BAB II
MOORING DOLPHIN
2.1 Pelabuhan
Sebuah pelabuhan harus direncanakan untuk menjamin keamanan, kenyamanan, dan
efisien baik dari segi biaya pengangkutan maupun penanganan barang dan penumpang.

Mooring Dolphin
Annisa Candra Wulan (1102467)
Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

Sebuah pelabuhan juga harus mampu memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang,
perkembangan teknologi, dan biaya pengankutan yang bersaing. Untuk memenuhi
standart operasi pelabuhan yang memuaskan, persyaratan umum yang harus dipenuhi
adalah :
Alur pelayaran yang aman.
Ukuran dan kedalaman kolam pelabuhan cukup memenuhi kebutuhan kapal yang

berlabu.
Tempat berlabu (kolam pelabuhan) terlindung dari serangan gelombang.
Tersedia cukup ruang untuk penyimpanan barang , baik tertutup maupun terbuka.
Tersedia peralatan bongkar muat dan fasilitas pelayanan laut lainnya dalam

jumlah dan ukuran yang memadai.


Tersedianya fasilitas pemeliharaan/perbaikan (bengkel) untuk kapal dan peralatan
lainnya.

Selain itu pada perencanaan dermaga barang ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan sehubungan dengan kondisi di lapangan, antara lain :

Topografi dan Situasi


Angin, Data angin yang kita gunakan berupa data angin harian, yaitu berupa data
arah dan kecepatan angin. Kemudian data ini diolah untuk mendapatkan
persentase kejadian angin. Setelah itu dibuat gambar

windrose yang

menggambarkan antara kecepatan angin dan persentase kejadian, dan untuk

mengetahui arah angin dominan.


Pasang surut
Gelombang dan arus, Bentuk gelombang di air yang disebabkan oleh angin
biasanya terdiri dari gelombang dengan bermacam tinggi dan periode serta arah
perambatan. Dengan kata lain, gelombang laut yang dibangkitkan oleh angin

Mooring Dolphin
Annisa Candra Wulan (1102467)
Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

bersifat acak. Parameter untuk menjelaskan gelombang diantaranya adalah tinggi,


panjang gelombang dan kedalaman air tempat terjadinya gelombang.

Dengan :
d : jarak antara muka air rata-rata dan dasar laut
(x,t) : fluktuasi muka air terhadap muka air rata-rata
a : amplitude gelombang
H : tinggi gelombang = 2a
L : panjang elombang
T : periode gelombang, interval antara waktu yang diperlukan oleh partikel air

untuk kembali pada kedudukan yang sama dengan kedudukan sebelumnya.


C : kecepatan rambat gelombang = L / T
K : angka gelombang = 2 / L
: frekuensi gelombang = 2 / T
Sedimentasi
Karakteristik kapal, Dalam merencanakan pelabuhan, maka perlu kita ketahui
berbagai sifat dan fungsi kapal, karena dari data ini diketahui ukuran-ukuran
pokok dari kapal yang berguna bagi perencana untuk menetapkan ukuran-ukuran
teknis pelabuhan. Sesuai dengan pengembangan teknologi kapal, maka pelabuhan
sebagai prasarana harus disesuaikan sedemikian, sehingga dapat melayani kapal
dan mampu melayani muatan. Antara kapal dan pelabuhan terdapat hubungan

ketergantungan.
Jumlah kapal barang yang bersandar pada dermaga
2.2 Dermaga

Mooring Dolphin
Annisa Candra Wulan (1102467)
Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang akan melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang yang merupakan suatu struktur yang dibuat di laut yang menghubungkan
bagian darat dan terdiri dari bangunan atas yang terbuat dari balok, pelat lantai dan tiang
pancang yang mendukung bangunan diatasnya. Konstruksi dermaga diperlukan untuk
menahan gaya-gaya akibat tumbukkan kapal dan beban selama bongkar muat. Dimensi
dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang akan merapat dan bertambat pada
dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga harus didasarkan pada
ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat dan meninggalkan dermaga
maupun melakukan bongkar muat dengan aman, cepat dan lancar.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty atau pier.
Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis
pantai. Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang ada dibelakangnya.
Sedangkan jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke laut. Berbeda dengan wharf
yang digunakan untuk merapat satu sisinya, jetty dapat digunakan pada satu sisi atau dua
sisinya, yang biasanya sejajar dengan pantai dan dihubungkan dengan daratan oleh
jembatan yang biasanya membentuk sudut tegak lurus dengan jetty, sehingga jetty dapat
berbentuk T, L atau Jari.
2.3 Peralatan Penambat
Alat penambat adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan berikut ini
1. Mengikat kapal pada waktu berlabu agar tidak terjadi pergeseran atau gerak kapal yang
disebabkan oleh gelombang, arus dan angin.
2. Menolong berputarnya kapal.

Mooring Dolphin
Annisa Candra Wulan (1102467)
Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

Alat penambat ini bisa diletakkan di darat (dermaga) dan di dalam air. Menurut macam
konstruksinya alat penambat dapat dibedakan menjadi tiga macam berikut yaitu , bplder
pengikat, pelampung penambat, dan dolphin.
2.4 Dolphin
Dolphin digunakan untuk menambatkan kapal tangker berukuran besar yang biasanya
digunakan bersama-sama dengan pier dan wharf untuk memperpendeng panjang
bangunan tersebut. Dolphin dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu dolphin penahan
(breasting dolphin) dan dolphin penambat (mooring dolphin).
Dolphin penahan mempunyai ukuran yang lebih besar, karena direncanakan untuk
menahan benturan kapal ketika berlabu dan menahan tarikan kapal karena pengaruh
tiupan angin, arus dan gelombang. Alat penambat ini dilengkapai dengan fender untuk
menehanbenturan kapal, dan bolder untuk menempatkan tali kapal, guna menggerakkan
kapal sepanjang dermaga dan menahan tarikan kapal.
Dolphin penambat tidak digunakan untuk menahan benturan, tetapi hanya sebagai
penambat. Pelampung penambat diletakkan di belakang dermaga dan membentuk sudut
sekitar 450terhadap haluan dan buritan kapal. Pelampung penambat juga dilengkapi
dengan bolder dan gaya tarik maksimal satu tali pengikat tidak lebih dari 50 ton. Menurut
konstruksinya dolphin dapat dibedakan menjadi dolphinlentur dan dolphin kaku.

Mooring Dolphin
Annisa Candra Wulan (1102467)
Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

Gambar 1. Stuktur breasting dan mooring dolphin jetty pulau laut

Dolphin lentur terdiri dari suatau kelompok tiang dari kayu, besi atau beton yang diikat
denagn kabel baja. Dolphin lentur ini digunakan untuk menambatkan kapal-kapal kecil
yang tidak lebih dari 5.000 DWT, atau sebagai penahan benturan untuk melindungi
dermaga atau untuk menehan kapalkapal yang lebih besar agar tidak membebani dermaga
dan struktur-struktur yang tidak dirancang untuk menahan beban benturan kapal. Untuk
kapal-kapal besar (9.000-17.000 DWT) maka digunakan dolphin kaku dengan platform
digunakan 30 untuk mengikat dan menahan kapal.
Dolphin kaku dapat terbuat dari tiang-tiang pancang kayu, beton atau sel turap.
Biasanya tambahan ini dilengkapi dengan fender. Apabila kapal yang ditambatkan lebih
besar lagi maka digunakan tambatan kapal yang dibuat dari plat beton tebal yang
didukung oleh tiang-tiang baja yang dipancang secara vertikal dan miring. Tiang-tiang
pancang dapat terbuat dari pipa atau besi profil. Untuk tambatan jenis ini dapat digunakan
untuk menambatkan kapal berukuran sampai 70.000 DWT.

Mooring Dolphin
Annisa Candra Wulan (1102467)
Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

Pengaturan mooring dan breasting dolphin adalah sebagai berikut : penambatan kapal
pada MD dalam harus tegak lurus dengan sisi kapal. Pada MD bagian tengah dan luar
seharusnya membentuk sudut < 150 terhadap garis tegaklurus bidang kapal, sudut yang
terbentuk saat menambat tali pada boulder tidak boleh lebih dari 100.
Untuk seluruh MD sebaiknya digunakan pengait yang mudah dilepaskan. Struktur
MD di tempatkan dengan jarak tertentu di belakang berthing line. Jarak MD sebesar 3550 m dari BD. Letak MD biasanya dengan mensejajarkan sumbu tali dengan arah arus.
Jika arah arus perairan lemah, letak tambatannya dibuat parallel dengan arah angin.
Catwalk menghubungkan antara struktur MD dan struktur utama jetty.

Mooring Dolphin
Annisa Candra Wulan (1102467)
Teknik Sipil S1- Universitas Pendidikan Indonesia

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tanker berukuran
besar yang biasanya digunakan besama sama dengan pier dan wharf untuk
memperpendek panjang bangunan tersebut. Alat penambat ini direncanakan untuk bisa
menahan gaya horizontal yang ditimbulkan oleh benturan kapal, tiupan angin, dorongan
arus yang mengenai badan kapal pada waktu ditambatkan. Gaya-gaya tersebut dapat
dihitung dengan cara yang sama seperti dalam perencanaan dermaga. Dolphin dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu dolphin penahan (breasting dolphin) dan dolphin
penambat (mooring dolphin).

Anda mungkin juga menyukai