Lapsem Farset Suppositoria Dan Solutiones
Lapsem Farset Suppositoria Dan Solutiones
Dasar Teori
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya
meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. (Anonim, 2014).
Berdasarkan tempat pemakaiannya, suppositoria dapat digolongkan
menjadi suppositoria rektal, vaginal dan uretral. Suppositoria rektal,
digunakan lewat rektum/anus, berbentuk peluru, bobotnya 2 g;
Suppositoria vaginal (ovula), digunakan lewat vagina, berbentuk bulat
atau bulat telur, bobotnya 5 g; Suppositoria uretral (bacilla,
bougies), digunakan lewat uretra, berbentuk batang dengan panjang
14 cm untuk pria dan 7cm untuk wanita.
Bahan dasar yang digunakan untuk supositoria idealnya harus
memenuhi syarat sebagai berikut: Padat pada suhu kamar sehingga
dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tetapi akan melunak
pada suhu rektum dan dapat bercampur dengan cairan tubuh; Tidak
beracun dan tidak mengiritasi; Dapat bercampur dengan berbagai
macam obat; Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan
perubahan warna, bau serta pemisahan obat; Kadar airnya
mencukupi; Untuk basis lemak maka bilangan asam, bilangan iodium
dan bilangan penyabunan harus diketahui jelas. (Syamsuni, 2006)
Bahan dasar supositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat,
gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran
polietilen glikol (PEG) berbagai bobot molekul dan ester asam lemak
polietilen glikol.
Suppositoria dengan basis Oleum Cacao memiliki keburukan
sebagai berikut: meleleh pada udara yg panas, dalam penyimpanan
jangka panjang dapat menjadi tengik, memiliki sifat polimorfisme
(mempunyai banyak bentuk kristal), sering bocor selama pemakaian
(keluar dari rektum), tidak dapat larut dengan cairan sekresi)
Suppositoria dengan bahan dasar PEG tidak mengiritasi atau
merangsang, tidak ada masalah dengan titik leburnya jika
dibandingkan dengan oleum cacao dan tetap kontak dengan lapisan
mukosa karena tidak leleh dalam suhu tubuh. Kerugiannya,
suppositoria ini akan menarik cairan dari jaringan tubuh setelah
dimasukkan sehingga terjadi rasa tersengat. Untuk mengatasinya
suppositoria harus dicelupkan ke air sebelum digunakan. Selain itu
suppositoria tipe ini dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga
menghambat pelepasan obat.
Suppositoria dengan bahan dasar gelatin dapat memberikan
efek yang cukup lama, lebih lambat melunak dan lebih mudah
bercampur dengan cairan tubuh dibandingkan dengan oleum Cacao,
kekurangannya: gelatin bersifat higroskopis, harus terlindung dari
udara lembab agar bentuk dan konsistensinya terjaga; selain itu
diperlukan penambahan pengawet karena gelatin adalah media yg
baik bagi bakteri untuk tumbuh
SOLUTIONES
Dasar Teori
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
yang terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan
lain (Anief, 1997). Dikatakan larutan atau solutio apabila zat terlarut
dalam sediaan hanya satu, apabila suatu sediaan mengandung zat
terlarut lebih dari satu disebut Mixtura. Larutan dapat digolongkan
menurut cara pemberiannya, misalnya Larutan oral (termasuk eliksir,
yang menggunakan etanol 90% sebagai pelarut; sirop, yang
mengandung sukrosa 64-66% atau gula lain dengan kadar tinggi;
netralisasi; saturation; potio effervescent), larutan topikal (termasuk
epitema, obat kompres untuk mendinginkan bagian yang sakit dan
panas karena radang atau mengeringkan luka bernanah), larutan
untuk mata (collyrium - obat cuci mata, guttae opthalmicae obat
IODUM
Iodine
Iodum [7553-56-2] I BA 126,90
Iodum mengandung tidak kurang dari 99,8% dan tidak lebih dari
100,5% I.
Pemerian Keping atau granul; berat; hitam keabuabuan; bau khas;
berkilau seperti metal.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air mudah larut dalam karbon
disulfida, kloroform, karbon tetraklorida dan eter; larut dalam etanol
dan larutan iodida; agak sukar larut dalam gliserin.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. (Anonim,
2014)
KALIUM IODIDA
Potassium Iodide
Kalium iodida [7681-11-0]
KI BM 166,00
Kalium Iodida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 101,5% KI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur heksahedral; transparan atau tidak berwarna atau
agak buram dan putih atau serbuk granul putih; agak higroskopik.
Larutan menunjukkan reaksi netral atau basa terhadap lakmus.
Trivia
Pertimbangan dalam memilih pelarut: toksisitas, ekonomisitas,
kecocokan dengan bahan lain dalam resep, pemerian (rasa, bau, dan
warna).
Hal yang perlu diperhatikan: pH, suhu, ukuran partikel, pengadukan
Mengapa Iodium diambil dengan sendok porselen? Karena ia
merupakan oksidator kuat.
Mengapa Iodium ditimbang dalam botol timbang? Karena
Iodium mudah menguap, dan uap yang dihasilkan tidak baik untuk
kesehatan. Selain itu Iodium juga menempel di kertas timbang
sehingga dapat mengurangi bobot.
Penambahan Iodium ke larutan jenuh KI harus sedikit-sedikit,
tapi juga harus cepat agar Iodium dapat larut sempurna namun
tidak sempat menguap.
KI + I2 -> KI3 (larut dalam air)
Larutan yang sudah jadi dimasukkan dalam botol berwarna
coklat untuk melindungi sediaan dari cahaya yg dapat menyebabkan
oksidasi; botol juga harus tertutup rapat agar tidak terjadi
penguapan.
Kerangka pembahasan: Isi perintah dalam resep -> fungsi masingmasing komponen -> Langkah-langkah pembuatan sediaan dan
penjabaran (alasan)nya -> Etiket dan aturan pakai -> Bagaimana
sediaan hasil buatan praktikan
Selipkan juga problema yang ada di resep.
Kerangka kesimpulan: Sediaannya apa dan fungsinya apa ->
Apakah buatan praktikan sudah bagus atau belum -> Aturan
pakainya bagaimana.