Anda di halaman 1dari 14

BIOSINTESIS DAN MEKANISME KERJA HORMON

REPRODUKSI PRIA

Diajukan Sebagai Tugas Individu Pada Mata Kuliah Fisiologi Reproduksi

Dosen Mata Kuliah :


Dra. Arni Amir, MS

Oleh:
Yosha Putri Wahyuni
1420312023

PROGRAM PASCASARJANA ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas


limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Biosintesis dan Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi Pria. Makalah ini
disusun untuk memenuhi Tugas individu pada mata kuliah Fisiologi Reproduksi
yang diampu oleh Dra. Arni Amir, MS pada Program Pascasarjana Ilmu Biomedik
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis mnerima saran dan
kritikan yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya bagi mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Biomedik.
Akhir kata hanya kepada Allah penulis memohon agar semua keikhlasan
yang telah diberikan dibalas oleh-Nya.

Padang,

Juli 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................1
1.2 Tujan..................................................................................................2
1.3 Manfaat .............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hormon...............................................................................3
2.2 Hormon Reproduksi Pria..................................................................3
2.3 Biosintesis dan Mekanisme kerja hormon reproduksi pria...............5

Biosintesis dan Mekanisme kerja hormon testosterone........5


2.3.2 Dihidrotestosteron.................................................................8
2.3.3 Androstenedion ....................................................................9
2.3.4 Biosintesis Estrogen..............................................................9
2.4 Pengaturan fungsi seksual pria melalui hormon dari hipotalamus
dan kelenjar hipofisis anterior...........................................................10
2.3.1

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus,


hipofisis bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses
biologis dasar termasuk prilaku seksual sangat dipengaruhi oleh faktor emosi
dan sosiokultural masyarakat.
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ
reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan
sepasang ovarium pada wanita. Gonad yang matur berfungsi menghasilkan
gamet (gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron
pada pria dan estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi
oleh gonad, ia akan melalui saluran reproduksi (system duktus). Bagian
eksternal sistem reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.
Karakteristik seksual sekunder tidak secara langsung termasuk dalam
sistem reproduksi, tetapi merupakan karakteristik eksternal yang membedakan
pria dan wanita, seperti konfigurasi tubuh dan distribusi rambut. Sebagai
contoh, pada manusia, pria memiliki bahu yang lebih lebar daripada wanita,
sedangkan wanita memiliki pinggul yang besar dan pria memiliki jenggot,
sedangkan wanita tidak. Testosteron pada pria dan estrogen pada wanita
bertanggung jawab untuk perkembangan karakteristik ini.
Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama
yaitu (1) spermatogenesis, yang berarti pembentukkan sperma, (2) kinerja
kegiatan seksual pria, dan (3) pengaturan fungsi reproduksi pria dengan
berbagai hormone. Fungsi reproduksi ini disertai oleh pengaruh hormon
kelamin pria terhadap organ kelamin tambahan pria, metabolisme sel,
pertumbuhan, dan fungsi-fungsi tubuh yang lain.

1.2 Tujuan
1.2.1

Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis hormon reproduksi pria

1.2.2

Untuk mengetahui dan memahami biosintesis hormon reproduksi pria

1.2.3

Untuk mengetahui dan memahami mekanisme kerja hormon reproduksi


pria

1.2.4

Untuk mengetahui dan memahami biosintesis dan mekanisme kerja


hormon reproduksi pria

1.3 Manfaat

1.3.1

Bidang Penelitian/Akademik
Menjadi dasar bagi peneliti mengenai biosintesis dan mekanisme kerja

hormon reproduksi pria

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Hormon

Endokrinologi adalah ilmu tentang penyesuaian-penyesuaian kimiawi


homeostatik dan berbagai aktivitas lain yang dilaksanakan oleh hormon.
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh satu sel atau sekelompok
sel, dimasukkan ke cairan tubuh, dan memiliki kontrol fisiologis terhadap sel
lain. (Sherwood, 2011 hal:725) Terdapat 3 golongan umum hormon, yaitu:
a. Protein dan polipeptida
mencakup hormone-hormon yang disekresikan oleh kelenjer hipofisis anterior
dan posterior, pankreas (insulin dan glukagon), kelenjar paratiroid (hormon
paratiroid), dan banyak hormon lainnya
b. Steroid, yang disekresikan korteks adrenal (kortisol dan aldosteron), ovarium
(estrogen dan progesteron), testis (testosteron), dan placenta (estrogen dan
progesteron)
c. Turunan asam amino tirosin, yang disekresikan oleh kelenjer tiroid (tiroksin,
triiodotironin) dan medula adrenal (epinefrin dan non epinefrin)
(Guyton, 2007 hal:952)
2.2 Hormon Reproduksi Pria

Pada dasarnya keseluruhan hormon steroid yang dihasilkan ini berasal dari
kolesterol. Salah satu fungsi penting dari kelenjar adrenal ini adalah penghasil
androgen. Androgen adalah hormon steroid apapun yang memiliki efek
maskulinisasi. Dimana androgen adalah hormon seks yang biasanya tidak
hanya diproduksi oleh testis pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil
oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita.
Testis menyekresi beberapa hormom kelamin pria meliputi testosteron,
(Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi kedokteran 11th ed, 1055). Selain
testosteron, terdapat juga androgen lain seperti:
a. Dehydroepiandrosterone (DHEA): hormon steroid yang dihasilkan dengan
kolesterol sebagai bahan, dan korteks adrenal sebagai pengolahnya.
Androgen ini adalah prekursor utama estrogen alami. DHEA juga dapat
disebut dengan dehydroisoandrosterone atau dehydroandrosterone.
b. Androstenedione (Andro): sebuah steroid androgenik yang dihasilkan oleh
testis, korteks adrenal, dan ovarium. Selain diubah secara metabolik ke
testosteron dan androgen lainnya, mereka juga termasuk struktur induk
dari estron.

c. Androstenediol: metabolit steroid yang dipercaya berperan sebagai

regulator utama dari sekresi gonadotropin.


d. Androsterone: bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan androgen dari
progesteron. Androgen ini ditemukan dalam jumlah yang kurang lebih
sama dalam plasma dan urin pria dan wanita.
e. Dihidrotestosteron (DHT): metabolit testosteron, dan androgen lebih kuat
daripada testosteron dalam yang lebih kuat mengikat pada reseptor
androgen. Androgen ini dihasilkan dalam korteks adrenal.
Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi kedokteran 11th ed, 994)
Androgen berperan penting dalam perkembangan karakteristik tubuh pria,
meliputi pembentukan penis dan skrotum, jadi androgen ini adalah salah satu
hormon yang penting dalam sistem reproduksi (Guyton & Hall, Buku Ajar
Fisiologi kedokteran 11th ed, 1055).
Selain testosteron, sejumlah kecil estrogen dibentuk pada pria (kira-kira
seperlima dari jumlah estrogen pada wanita yang tidak hamil), dan jumlah
estrogen yang cukup dapat ditemui pada urin pria.
Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif
sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Estrogen disekresikan dalam jumlah berarti
hanya oleh ovarium, walaupun juda disekresikan dalam jumlah kecil oleh korteks
adrenal.

2.3 Biosintesis dan Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi Pria


2.3.1

Biosintesis dan Mekanisme Kerja Hormon Testosterone


Biosintesis
Testosteron, hormon utama testis adalah suatu steroid C19.
Hormon ini disintesis dari kolesterol di sel-sel Leydig dan juga terbentuk
dari androstenedion yang disekresikan oleh korteks adrenal. Jalur
biosintetik di semua organ endokrin yang membentuk hormon steroid
sangat mirip, dan perbedaan hanya terletak pada sistem enzim yang

dikandung organ-organ tersebut. Di sel Leydig tidak terdapat 11- dan 12hidroksilase yang dijumpai di korteks adrenal, namun ditemukan 17hidroksilase. Oleh sebab itu, pregnenolon mengalami hidroksilasi di posisi
17 untuk membentuk dehidroepiandrosteron. Androstenedion juga
terbentuk melalui progestero dan 17-hidroksiprogresteron, namun jalur ini
kurang berperan penting pada manusia. Dehidroepiandrosteron dan
androstenedion kemudian diubah menjadi testosteron.
Sekresi testosteron berada di bawah kendali LH, dan mekanisme
dalam merangsang sel Leydig adalah melalui peningkatan pembentukan
cAMP melalui reseptor berbentuk ular dari LH dan G8.

Gambar1. Biosintesis Testosteron (William F. Ganong, 2008)

Testosteron

Testosteron dianggap sebagai hormon androgen yang utama karena


umunya bertanggung jawab terhadap sifat maskulinisassi tubuh. Bahkan
selama kehidupan janin testis sudah distimulasi oleh gonatropin kronik
(HCG) untuk menghasilkan testosteron, kemudian pada dasarnya tidak ada
testosteron yang dihasilkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi terjadi
peningkatan produksi testosteron pada awal pubertas(Guyton & Hall,
Buku Ajar Fisiologi kedokteran 11th ed, 1056). Selain itu testosteron
bekerja sama dengan FSH pada sel Sertoli tubulus seminiferus untuk
merangsang spermatogenesis.
Mekanisme Intrasel Dasar dari Kerja Testosteron
Sebagian besar pengaruh testosteron pada dasarnya dihasilkan dari
peningkatan kecepatan pembentukan protein di sel sasaran. Dalam kelenjar
prostat, testosteron memasuki sel prostat dalam waktu beberapa menit
setelak dieksresikan. Dan seringkali testosteron kebanyakan diubah
dibawah pengaruh enzim intrasel 5-- reduktase menjadi
dihisrotestosteron, dan zat ini yang selalu berikatan dengan protein
reseptor sitoplasma. Penggabungan ini bermigrasi ke nukleus, tempat
terjadinya pengiktan dengan suatu protein yang menginduksi transkipsi
DNA-RNA. Dalam waktu 30 menit, RNA polimerase telah menjadi aktif
dan konsentrasi RNA mulai meningkat di sel prostat, keadaan ini akan
diikuti oleh penambahan yang progresif protein sel. Setelah beberapa hari,
jumlah DNA di kelenjar prostat juga meningkat dan bersama dengan itu
juga terdapat peningkatan jumlah sel-sel prostat.
Testosteron merangsang pembentukan protein hampir di semua
bagian tubuh, walaupun lebih sedikit spesifik mengenai pretoin di jaringan
tubuh atau organ target yang berperan pada perkembangan ciri seksual
primer dan sekunder. (Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi kedokteran
11th ed, 1056-1059).

Gambar 2. Mekanisme Kerja Hormon Testoteron


(William F. Ganong, 2008 hal: 446)
2.3.2

Dihidrotestosteron
Dihidrotestosteron (5-Dihydrotestosterone,
biasa
disingkat
menjadi DHT) adalah sebuah androgen atau hormon seks pria. Enzim 5reduktase synthesis DHT pada prostat, testis, folikel rambut, dan kelenjar
adrenal. Ini enzim mengurangi ikatan ganda 4,5 dari hormon testosteron .
Pada pria, sekitar 5% dari testosteron mengalami pengurangan 5
untuk membentuk androgen lebih kuat, dihidrotestosteron. DHT memiliki
sekitar tiga kali afinitas yang lebih besar untuk reseptor androgen dari
testosteron dan memiliki afinitas 15-30 kali lebih besar dari androgen
adrenal. Selama embriogenesis DHT memiliki peran penting dalam
pembentukan genitalia eksterna laki-laki, sedangkan pada orang dewasa
bertindak sebagai androgen utama dalam prostat dan dalam folikel rambut.
Sebuah contoh yang menggambarkan pentingnya DHT untuk
pengembangan karakteristik seks sekunder adalah bawaan 5- reduktasedefisiensi. Lesi gen ini dapat mengakibatkan pseudohermafroditisme.
Kondisi ini biasanya menyajikan dengan alat kelamin pria terbelakang dan
prostat. Orang-orang ini sering dibesarkan sebagai anak perempuan karena
kurangnya alat kelamin pria mencolok. Di masa pubertas, meskipun
tingkat DHT mereka tetap sangat rendah, kadar testosteron mereka

meningkatkan normal. Otot mereka mengembangkan seperti itu dari orang


dewasa lainnya. Setelah pubertas, laki-laki dengan kondisi ini memiliki
kekurangan besar kemaluan dan rambut tubuh, dan tidak ada
kejadian kebotakan pola pria. (en.wikipedia.org/wiki/Dihydrotestosterone)

2.3.3

Androstenedion
Androstenedione (juga dikenal sebagai 4-androstenedione dan 17ketoestosterone) adalah 19- hormon steroid yang diproduksi di kelenjar
adrenal dan gonad sebagai langkah menengah dalam biokimia jalur yang
menghasilkan androgen testosteron dan estrogen estron dan estradiol .
Androstenedione adalah prekursor umum hormone seks laki-laki
dan perempuan. Beberapa Androstenedion juga disekresikan ke
dalam plasma , dan dapat dikonversi pada jaringan perifer dengan
testosteron dan estrogen. Androstenedione dapat disintesis dalam salah
satu dari dua cara. Jalur utama melibatkan konversi dari 17hydroxypregnenolone untuk dehydroepiandrosterone dengan
cara -liase
17,20,
dengan
konversi
berikutnya dehydroepiandrosterone untuk
androstenedion melalui enzim 3--hidroksisteroid dehidrogenase . Jalur
sekunder melibatkan konversi dari 17-hydroxyprogesterone , paling sering
pelopor untuk kortisol , untuk androstenedion secara langsung dengan
cara -liase 17,20 . Jadi, 17,20-liase diperlukan untuk sintesis
androstenedion, baik segera atau satu langkah dihapus.

2.3.4

Biosintesis Estrogen
Selain testosteron, sejumlah kecil estrogen dibentuk pada pria (kira-kira
seperlima dari jumlah estrogen pada wanita yang tidak hamil), dan jumlah
estrogen yang cukup dapat ditemui pada urin pria. Sumber strogen dalam
pria masih belum jelas, tatapi diketahui hal-hal berikut :
a. Konsentrasi estrogen dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi
dan
memungkinkan
memainkan
peranan
penting
dalam
spermiogenesis. Estrogen ini diyakini dibentuk oleh sel-sel sertoli
dengan mengubah testosteron menjadi estradiol.

b. Estrogen dengan jumlah yang lebih besar dibentuk dari testosteron dan

androstenediol di jaringan tubuh yang lain, terutama hati, yang


memungkinkan 80% total pembentukan estrogen pada pria.
(Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi kedokteran 11th ed, 1056)
2.4 Pengaturan fungsi seksual pria melalui hormon dari hipotalamus dan

kelenjar hipofisis anterior


Bagian utama dari pengaturan fungsi seksual baik pada pria maupun
wanita dimulai dengan sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH) oleh
hipotalamus. Hormon ini selanjutnya merangsang kelenjar hipofisis anterior
U/ menyekresikan dua hormon lain yg disebut hormon gonadotropin: (1)
Luteinizing hormone (LH) dan (2) Follicle-stimulating hormone (FSH).
Selanjutnya, LH merupakan rangsangan utama U/ sekresi testosteron oleh
testis, dan FSH terutama merangsang spermatogenesis.
Gambar 3. Pengaturan umpan balik aksis hipotalamus-hipofisis anterior
pada pria . Efek perangsangan diperlihatkan dengan tanda (+) dan efek inhibisi
umpan balik negatif diperlihatkan dengan (-), GnRH,, LH, FSH
(Guyton, 2007 hal:1059)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh satu sel atau sekelompok

sel, dimasukkan ke cairan tubuh, dan memiliki kontrol fisiologis terhadap


sel lain
b. Selain
testosteron,
terdapat
juga
androgen
lain
seperti:
Dehydroepiandrosterone
(DHEA),
Androstenedione
(Andro),
Androstenediol, Androsterone, Dihidrotestosteron (DHT)
c. Testosteron, hormon utama testis adalah suatu steroid C19. Hormon ini
disintesis dari kolesterol di sel-sel Leydig dan juga terbentuk dari
androstenedion yang disekresikan oleh korteks adrenal. Mekanisme intra
sel dasar dari kerja testosterone kebanyakan diubah dibawah pengaruh
enzim intrasel 5-- reduktase menjadi dihisrotestosteron, dan zat ini yang
selalu berikatan dengan protein reseptor sitoplasma. Penggabungan ini
bermigrasi ke nukleus, tempat terjadinya pengiktan dengan suatu protein
yang menginduksi transkipsi DNA-RNA.
d. Bagian utama dari pengaturan fungsi seksual baik pada pria maupun
wanita dimulai dengan sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH)
oleh hipotalamus. Hormon ini selanjutnya merangsang kelenjar hipofisis
anterior U/ menyekresikan dua hormon lain yg disebut hormon
gonadotropin: (1) Luteinizing hormone (LH) dan (2) Follicle-stimulating
hormone (FSH). Selanjutnya, LH merupakan rangsangan utama U/ sekresi
testosteron oleh testis, dan FSH terutama merangsang spermatogenesis.

3.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian tentang kelainan fungsi seksual pada pria
b. Perlu meningkatkan pemahaman tentang biosintesis dan mekanisme kerja

hormone reproduksi pria.

DAFTAR PUSTAKA

Ben Greenstein &


Endokrin.Erlangga

Diana

Wood.

2010.

At

Glance

Sistem

Guyton, Athur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta :
EGC
Shewood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Edisi 6.Jakarta: EGC
William F. Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta: EGC
en.wikipedia.org/wiki/Dihydrotestosterone
http://medicastore.com/penyakit/761/Hormon_&_Sistem_Endokrin.htm
http://ismar71.wordpress.com/2007/12/12/anfis-sistem-endokrin-2/

Anda mungkin juga menyukai