PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring. Keganasan
dilaring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah, karena
penanggulannnya mencakup berbagai segi. Sebagai gambaran perbandingan, diluar negeri
karsinoma laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan dibidang THT,
sedangkan di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta karsinoma laring menduduki urutan ketiga
setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal.
Menurt data statistik WHO tahun 1961 yang meliputi 35 negara seperti dikutip oleh
Batsakis tahun 1979 rata-rata 1,2 orang /100000 penduduk meninggal oleh karsinoma
laring.
Penyebab karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Pengumpulan data yang
dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada orang
yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai
dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap, kanker laring mewakilil dari 1 % yang
mewaklili kasus kanker dan terjadi sekitar 8 kali lebih sering pada laki-laki dibanding
wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50-70 tahun.
Setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 11 sampai 600 kasus baru ditemukan dari 4030
individu menderita kanker laring akan mati. (American Canser Society 995).
Beberapa karsinogen : tembakau (berasap atau tidak), alkkohol dan efek kombinasinya,
pemajanan terhadap asbestos, gas mustab, kayu, kulit, dan logam.
Faktor penunjang lainnya : berteriak keras, laringitis kronis, defisiensi nutrisi
(riboflavin), dan predisposisi.
Diruang perawatan kelas III RC III THT dan Bedah Mulut RS hasan Sadikin kanker
laring merupakan penyakit yang paling sering ditemukan diruangan.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk menyususn Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Sistem Pernafasan : Suspect Karsinoma Laring +Post Trakheostomi
2. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Setelah penyusunan laporan ini Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan
yang aman dan efektif sesuai dengan standar keperawatan dan etika keperawatan pada
klien usia dewasa yang mengalami masalah kesehatan pada Sisitem Pernafasan.
Tujuan khusus :
: PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
2. Tujuan Penulisan
3. Metode Penulisan
4. Sisitematika Penulisan
BAB II
: TINJAUAN TEORI
1. Pengertian karsinoma Laring
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem dan Organ
3. Patofisiologi karsinoma Laring
4. Penyebab karsinoma Laring
5. Tanda dan Gejala karsinoma Laring
6. Menejemen Medik karsinoma Laring
7. Proses Keperawatan karsinoma Laring
BAB III
: TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB IV
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. PENGERTIAN
Kanker laring adalah keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring ( Boeis, 1997)
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi dan Fisiologi Sistem pernafasan
Pernafasasn (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO 2.
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi.
Fungsi pernafasan
Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah seluruh tubuh (sel selnya)
untuk mengadakan pembakaran.
Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu bulu hidung
Membunuh kuman kuman yang masuk, bersama samaudara pernafasan oleh lekosit
yang terdapat dalam selaput lender (mukosa atau hidung)
Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasr tengkorak sampai persambungannya
dengan esophagus pada ketinggian kartilago krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring), dibelakang mulut (orofaring), dan dibelakang laring (laringofaring )fungsi
faring adalah Mengalirkan udara dari hidung ke laring
Laring
Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengan
dung pita suara. Laring terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk
kedalam trachea dibawahnya.
Trakea
Trakea disokong oleh cicncin tulang rawan yang berbentuk sepeti sepatu kuda yang
panjangnya kurang lebih 5 inchi/9 cm
Bronchus
Bronchus utama kiri dan kanan tidak simetris ( lihat gambar).Bronchus kanan lebih pendek
dan lebih lebar dan merupalkan kelanjutan dari trakea yang arahnya lebih vertical
.Sebaliknya , bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit dan merupakan kelanjutan dari
trakea dengan sudut yang lebih tajam.
Alveolus
Merupakan inti dari fungsi pernafasan ,karena pada alveolus terjadi pertukaran oksigen
dengan kapiler darah.
Fisiologi pernafasan : 4 proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmonary :
1. ventilasi pulmonal atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar
2. arus darah melalui paru-paru
3. distribusi arus udara dan arus darah sesemikian sehingga jumlah tepat dari setiap udara
dapat mencapai semua bagian tubuh
4. difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler. CO 2 lebih nudah
berdifusi dari pada O2
Anatomi dan Fisiologi Laring
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan antara faring
dan trakea.Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
Epiglotis : Daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
Kartilago tiroid : Kartilago terbesar pada trakea, sebagian darai kartilago ini
memebentuk jakun ( Adam s Apple).
Kartilago krikoid : satu satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak
di baewah kartilago tiroid).
Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
Pita Suara : Ligamen yang dikontrol oleh otot yang menghasilkan bunyi suara , pita
suara melekat pada lumen laring .
Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara .Diantara pita suara terdapat
ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trakea dan dinamakan glottis.Glotis
merupakan pemisah antara saluran pernafasan bagian atas dan bawah .Meskipun laring
terutama dianggap berhubungan dengan fonasi , tetapi fungsinya sebagai organ pelindung
jauh lebih penting.Pada waktu menelan gerakan laring ke atas,penutupan glottis, dan fungsi
seerti laring pada aditus laring dari epiglottis yang berbentuk daun, berperan untuk
engarahkan makanan dan cairan mauk ke dalam esophagus, namun jika benda asing bisa
mabsuk melampoi glottis, maka laring yang mempnyai fungsi batuk akan membantu
menghalau benda dan secret keluar dari saluran pernapasan bagian bawah.
Proses Pembentukan Suara
Terbentuknya suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung,
laring, lidah dan bibir.Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara ini
tidakadapat bergetra, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka
kartilago tiroid dan kartilago aritenoid diputar, akibatnya pita suara daoat menjadi kencang
dan mengendor,dengan demikian sela udara menjadi sempit dan menjadi luas.Pergerakan
ini dibantu pula oleh otot- otot laring , udara yang dari paru paru dihembuskan dan
menggetarkan pita suara ,getran ini diteruskan melalui udara yang keluar masuk.Perbedaan
suara seseorang tergantung pada tebal dan panjangnya pita suara.Pita suara pria lebih
panjang dan tebal dari pada pita suara wanita.
3. PENYEBAB
Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan oleh para ahli bahwa
perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang orang dengan resiko tinggi
terhadap terjadinya kanker laring.Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal
yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok , alcohol, dan
oleh sinar radioaktif.
4. TANDA DAN GEJALA
Suara serak dalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada
daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama berbicara .Suara
mungkin parau yang puncaknya suara rendah.
Nyeri dan rasa terbakar saat minum air hangat atau minum jus jerik adalh tanda dini
kanker subglotis atau supra glottis
Batuk yang kadang kadang dengan reak yang bercampur darah dikarenakan adanya
ulserai pada tumor tersebut
Disfagia, kesulitan bernafas dan nafas bau merupakan gejala tahap lanjut.
Pembesaran nodus limfa servikal ,penurunan berat badan dan status kelelahan umum
dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi bersama metastase.
5. MANAGEMENT MEDIS
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignansi. Pengobatan
pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan untuk
menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi,
jika mungkin sebelum dilakukan pembedahan. Jika pembedahan akan dilakukan, tim yang
terdiri atas multidisiplin ilmu mengevaluasi kebutuhan pasien dan keluarga untuk
mengembangkan suatu rencana keperawatan yang berhasil.
a. Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang
hanyamengalami 1 pita suara yang ssakit dan normalnya dapat digerakan(bergerak saat
fonasi), selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa
mungkinmengalami kondritis (inflamasi cartilage) atau stenosis. Terapi radiasi juga
dapat digunakan secara praoperatif untuk mengurangi ukuran tumor.
b. Operasi : laringektomi
1. laringektomi parsial (laringofisura-tirotomi )
dilakukan pada kanker area glottis tahap dini ketika hanya 1 pita suara yang terkena.
Tindakan ini mempunyai kesembuhan sangat tinggi. Dalam operasi ini 1 pita suara
diangkat dan semua struktur lainnya tetap utuh. Suara pasien kemungkinan akan
menjadi parau. Jalan nafas tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan
menelan.
2. laringektomi supraglotis ( horizontal )
laringektomi supra glottis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis.
Tulang hyoid, glottis, dan pita suara palsu diangkat. Pita suara, kartilago krikoid dan
trachea tetap utuh. Selama operasi, dilakukan diseksi leher radikal pada tempat yang
sakit. Selang trakheostomi dipasang dalam trachea sampai jalan nafas glottis pulih.
Selang trakheostomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan
menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasogastrik sampai terdapat penyembuhan
dan tidak ada lagi bahaya aspirasi.
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
Pada anamnesa biasanya didapatkan keluahan suara parau y ang diderita sudah
cukup lama, tidak bersifat hilang timbul meskipun sudah diobati dan bertendens
semakin lama semakin berat. Klien juga kadang mengleuh sakitsakit tenggorok,
disfagia atau nyeri dan rasa terbakar dalam tenggorok.
Penderita kebanykan adalah seorang perokok berat yang juga kadang-kadang
adalah seseorang yang banyak memakai suara berlebihan dan salah ( vocal abuse ),
peminum alcohol atau seorang yang sering /pernah terpapar sinar rasioaktif,
misalnya pernah diradiasi didaerah yang lain. Pada anamnesa juga kadang kadang
didapatkan hemoptisis yang bisa tersamar bersamaan dengan adanya TBC paru ,
sebab banyak penderita menjelang tua dan dari social ekonomi lemah.
2. Pemeriksaan Fisik
yang pertama sering didapatkan tidak ada tanda yang khas dari luar, terutama pada
stadium dini/permulaan, tetapi bila tumor sudah menjalar kekelenjar limpe leher,
terlihat perubahan kontur leher dan hilangnya krepitasi kartilago laring. Pada saat
dipalpasi mungkin erdapat pembengkakan. Perawat melihat sifat dari pembedahan
sehingga dapat merencnakan asuhan yang sesuai. Kaji kemampuan pasien untuk
mendengar, melihat, membaca dan menulis. Kerusakan visual dan buta huruf
fungsional dapat menimbulkan masalah tambahan dengan komunikasi dan
membutuhkan
pendekatan
kreatif
untuk
memastikan
pasien
dapat
2. Ansietaas yang berhubungan dengan diagnosisi kanker dan pembedahan yang akan
dijalani
3. Ketidak efektifan bersiahan jalan nafas berhubungan dengan perubahan dalam jalan
nafas
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan pengangkatan laring dan
terhadap edema
5. Perubahan nutrisi : Kurang darai kebutuhatubuh, yang berhubungan dengan
kesulitan menelan
6. Gangguan citra tubuh,konsep diri , harga diri yang berhubungan dengan operai
leher mayor
7. Defisit perwatan diri yang berhubungan dengan perawatan pasca operatif
8. Potensial ketidakpatuhan terhadap program rehabilitatif dan penatalaksanaan
pemeliharan di rumah
Masalah kolaboratif / potensial komplikasi
Berdasarkan data pengkajian , potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk ;
Hemoragi
Infeksi
C. PERENCANAAN
1. Tujuan
o
reduksi ansietas,
2. Intervensi
Intervensi Keperawatan Pra operatif
Penyuluhan :
yang dapat
Peningkatan nutrisi
1.
2.
3.
Dengarkan dan dukung setiap keluahan yang diungkapkan oleh pasien dan
keluarga
4.
D. EVALUASI
1. Mendapatkan tingkat pengetahuan yang memadai :
o Mengungkapkan pengertian tentang prosedur pembedahan dan melakukan
perawatan diri secara adekuat
2. menunjukan penurunan ansietas dan depresi :
o Mengekspresikan adanya harapan ,
o Bertemu dengan seseworang yang memiliki masalah serupa.
3. Mempertahankan jalan nafas yang bersih dan dapat mengatasi sekresi sendiri
o Memperagakan tehnik yang tepat dan praktis yang mencakup pembersiahan dan
penanganan selang laringektomi
4. Mendapatkan tehnik komunikasi yang efektif
o Menggunakan lat batu untuk komunikasi ( magic slate, bel pemanggil, papan
gambar,bahasa isarat, membaca gerak bibir, bantuan komputer)
5. Mempertahankan nutrisi yang seimbang dan adekuat.
6. Menunujukan perbaikan citra diri
o Mengekspresikan perasan dan kekawatiran
o Ikut serta dalam perawatan diri dan pembuatan keputusan
o Menerima informasi tentang kelompok pendukung
7. Patuh terhadapa program rehabilitasi dan perawatan di rumah
o Mempraktikan terapi wicara yang dianjurkan
o Memperagakan metode yang tepat dalam merawat stoma dan selang laringektomi
( Jika terpasang)
o Mengungkapkan pengertian tentang gejala yang membutuhkan perhatian medis
o Menyebutkan tindakan keamanan yang harus dilakukan dalam keadaan darurat
8. menunjukan tidak terjadi ko9mplikasi :
o Tanda vital( tekanan darah , suhu tubuh, frekuensi adi dan pernafasan) normal
o Tidak terdapat kemerahan
o Nyeri tekan atau drainase purulen pada tempat pembedahan
o Menunjukan jalan nafas yang paten dan pernafasan yang sesuai tidak terdapat
perdarahan dari tempat operasi dan perdarahan minimal drai drain.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Pengiumpulan data
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama
: Tn.U
Umur
: 53 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Status marital
: Kawin
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pegawai Koperasi
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Sunda
Tanggal masuk RS
: 29 Desember 2004
: 04090466
Diagnosa Medis
Alamat
: Tn.U
Umur
: 53 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Pekerjaan
: Pegawai Koperasi
Alamat
Purwakarta
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan
bertambaha berat disertai dengan suara sakit.Klien bisa makan dan minum
termasuk memakan makanan padat , keluhan disertai batuk , klien juga
mengeluh ada benjolan di leher sebelah kirinya.5 hari yang lalu klien
berobat ke POLI THT RS Bayu Asih Purwakarta , dan dilakukan
tracheostomi untuk memudahkan bernafas.Klien dinyatakan tumor laring
dan dianjurkan dirawat.Klien dibawa ke RS Hasan Sadikin pada tanggal 29
Desember dan dinyatakan Suspect Carsinoma Laring dengan post
Tracheostomi.
2) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 November 2004 pukul 08.00
klien mengeluh batuk disertai secret berwarna putih dan encer.Batuk
dirasakan ketika tenggorokannya terasa gatal dan banyak secret,batuk
berhenti bila dilakukan suctioning , batuk tidak dapat dikontrol dan hilang
timbul.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kurang lebih 1 tahun yang lalu klien mengatakan sering batuk batuk dan
radang tenggorokan, walaupun sudah berobat ke Dokter radang tenggorokan
klien tidak sembuh, walaupun sembuh tapi timbul lagi, klien merokok dari usia
20 tahun, 1 hari rata-rata menghabiskan 1 bungkus rokok, baru berhenti 3 bulan
yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan klien dan keluarganya, tidak ada yang mempunyai penyakit
yang serupa dengan klien. Tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti
DM, jantung, hipertensi, asma, tidak ada yang sedang atau pernah menderita
penyakit infeksi.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada cyanosis, tidak ada secret pada hidung, tidak ada deviasi
septum, pada leher terpasang tracheostomi, balutan tracheostomi kotor,
terdapat secret yang kering pada kasa balutan. Terdapat benjolan pada leher
sebelah kiri, pada saat diraba mempunyai ukuran lebih kurang sebesar
kelereng, benjolan teraba keras dan sulit digerakan. Pergerakan dada simetris,
tidak ada deviasi trakea, tidak ada retraksi interkostalis,. Suara nafas stridor.
Pada saat diperkusi suara paru terdengar resonan, frekuensi nafas 22 x/menit
b. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva berwarna merah muda, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba
hangat tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat
clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB,
KGB kiri sulit diraba karena ada masa. Bunyi jantung murni dan regular, point
of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. Nadi 84 x/ menit
tekanan darah 100/70 mmHg.
c. Sistem Pencernaan
Sklera putih, mata tidak cekung,bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab,
tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengka, tidak terpasang gigi
palsu, tidak terdapat caries, warna gigi kuning kecoklatan, bentuk lidah
simetris. Abdomen tampak cekung pada saat klien terlentang, bising usus 8-12
x/menit, pada saat diperkusi terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada
nyeri tekan dan nyeri lepas, klien mengeluh tidak ada nafsu makan, berat
badan sebelum sakit 53 kg sedangkan saat sakit 49 kg. Klien mengatakan
pada tanggal 1 desember 2004 BAB 10x dengan konsistensi cair, sedangkan
pada saat dikaji tanggal 2 desember 2004 pada jam 10.00 klien BAB sudah 3
kali dengan konsistensi cair.
d. Sistem Perkemihan
Tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada nyeri tekan. Pada saat diraba blass
teraba kosong, klien dapat BAK kekamar mandi klien mengatakan tidak ada
keluhan saat BAK
e. SistemMuskuloskeletal
Bentuk tulang sesuai dengan struktur, tidak ada pembengkakan pada sendi,
tidak ada kontraktur, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella +
+/++ reflek babinski --/--ekstrimitas atas dan bawah dapat digerakan secara
bebas kekuatan otot 5 5
f. SistemIntegumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata,
tidak mudah dicabut. Kuku tangan dan kaki pendek dan bersih, badan segar
dan bersih, suhu 36,5
waktu 3 detik.
0.
g. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid tidak dapat dipalpasi karena terpasang trakheostomi, klien
tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
h. Sistem Persarafan
1.
Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot
cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/
++, reflek patella ++/++ reflek babinski --/--
4.
Fungsi Sensorik
Klien dapat membedakan sensai tumpul dan tajam.
SEBELUM SAKIT
SETELAH SAKIT
a. Makan
Frekuensi
2 x/hari
3x/hari
Nafsu makan
Jenis
7-8 gelas/hari
5-6 gelas
Frekuensi
1 x/hari
3 x/hari
Konsistensi
Lembek
cair
Warna
Kuning
Kuning
3-4 x/hari
3-4x/hari
Warna
Istirahat tidur
Kuning jernih
Kunng jernih
a. Siang
Jam 13.00-15.00
b. Minum
Jenis
2
Jumlah
Eliminasi
a. BAB
b. BAK
Frekuensi
3
b. Malam
Personal hygine
21.00-05.00
20.00-05.00
a. Mandi
2 x/ hari
2x/hari diseka
b. Keramas
3x / minggu
baru 1 x
c. Gosok gigi
Aktivitas
2 x / hari
Klien bekerja di koperasi
2x/hari
Klien dapat beraktivitas dengan
sedikit bantuan
5. Data Psikologis
a. Status Emosi
Klien tampak tenang, ekspresi wajah ceria
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak malu dengan benjolan disebelah kiri
lehernya karena itu merupakan suatu penyakit yang akan ditangani oleh
tenaga kesehatan yang lebih ahli.
2) Identitas Diri
Klien adalah seorang dari 4 orang anak. Klien bekerja di koprasi didaerah
tempat tinggalnya.
3) Peran
Klien berperan sebagai seorang suami dari satu orang istri dan sebagai
kepala keluarga yang bertugas untuk mencari nafkah untuk diri dan
keluarganya.
4) Ideal Diri
Klien berharap penyakitnya cepat sembuh dan segera dioperasi dan berharap
ingin cepat pulang agar dapat melakukan kegiatannya seperti biasanya.
5) Harga Diri
Klien sadar sebagai manusia biasa klien memiliki banyak kekurangan dan
sadar bahwa semuanya ini merupakan cobaan dari tuhan
c. Gaya komunukasi
Pada waktu diajak berkomunikasi Klien mennjawab dengan spontan dengan
menggunakan bahasa non verbal ( mengangguk, menggerakan bibir)
d. Pola Interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, tim kesehatan dengan menggunakan
bahasa non verbal( bahasa tubuh dan tulisan )
e. Koping
Menurut klien jika jika ada masalah kien suka menceritakan pada istrinya dan
merasa lega setelah bercerita dengan istrinya
6. Data Sosial
Klien bekerja sebagai pegawai koperasi sehigga sering berinteraksi dengan banyak
orang beritu juga ketika klien sakit dan dirawat di RS klien rajin berinteraksi
dengan keluarga dank lien lainnya.
7. Data Spiritual
Klien beragama isalam, dalam kondisinya sekarang ibadah solat klien tergangu.
Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari Alloh. Sebagai manusia biasa klien
hanya bisa berusaha dan berdoa
8. Data Penunjang
Pemeriksaan labolatorium tanggal 29 November 2004
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin
13,6
13-18
Leukosit
13.200
3,8-10 rb
Hematokrit
42
40-52
Trombosit
246.000
150.000-440.000
Kimia klinik
Albumin
3,3
3,5-5
Labolatorium tanggal 1 desember 2004
Hematology
LED
Kimia klinik
SGOT (Lk)
SGPT
Ureum
Kreatinin
Glukosa puasa
Glukosa 2 jam pp
Natrium
Kalium
Urin
Urin rutin
BJ
PH
Protein
Glukosa urin
Bilirubin
Urobilinogen
Satuan
gr/dl
/mm 3
%
/mm 3
25/46
0-10
27
33
36
0,7
71
114
133
3,7
s.d37
s.d 40
15-50
0,6-11
70-110
< 140
135-145
3,6-5,5
U/L 37 0C
U/L 37 0C
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
MEq/L
MEq/L
1,025
6,5
Neg
Neg
Neg
Normal
1,01-1,025
4,8-7,5
Neg
Neg
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Nitrit
Keton
Eri
Leuko
Epitel
Ca oksalat
Neg
Neg
Neg
2-3
2-3
Pos
Neg
Neg
<1
<6
/lpb
/lpb
/lpk
Terapi
Analsik 3x1
New Diatab diminum setiap kali klien BAB
Clindamycin 300 mg 3x1
B. Analisa Data
NO
DATA
DS
Klien mengeluh batuk
disertai
secret
berwarna putih dan
encer. Batuk dirasakan
ketika
tenggorokannya terasa
gatal dan banyak
secret,batuk berhenti
bila
dilakukan
suctioning , batuk
tidak dapat dikontrol
dan hilang timbul.
KEMUNGKINAN PEYEBAB
DAN DAMPAK
Suspek Ca Laring
Tindakan medis (trakheostomi )
Canul trachea merupakan benda
asing bagi tubuh
Merangsang sel goblet
MASALAH
Gangguan
oksigenasi : ventilasi
DS : DO :
Klien berkomunikasi
dengan menggunakan
bahasa
tubuh
(menggerakan bibir,
tangan, dan anggukan
kepala )
Klien terpasang kanul
trakheostomi sejak di
RS purwakarta pada
tanggal 24 desember
2004
Tindakan trakheostomi
Gangguan
komuniksai verbal
Suspek Ca Laring
Asupan
DS:
kurang
Klien mengeluh nafsu
kebutuhan
makan berkurang
Adanya proses pertumbuhan kanker
Klien
mengatakan
makan habis porsi
Klien
tidak
suka
memakan bubur/ diit
Menyebabkan penurunan enzim
yang diberikan
pencernaan, abnormalitas dalam
DO :
metabolisme glukosa dan trigliserid
Makanan habis
porsi
Klien tampak kurang Stimulus sekresi enzim dan hormone
nafsu makanan
gastrin
BB sebelum sakit 53
kg
BB setelah sakit 49 kg Merangsang sekresi asam lambung
Albumin 3,3 ( n : 3,5-
Nutrisi
dari
5)
Stimulus reseptor volume lambung
berkepanjangan yang menunjukan
perasaan kenyang
Penurunan nafsu makan
Intake nutrisi kurang
4
DO:
Turgor
kulit
baik,
Perluasan
Diare
DS :
klien
mengatakan
BAB sudah 3 kali
dengan konsistensi
encer
Resiko
Infeksi
Resiko
terjadinya
gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN
TANGGAL PARAF
Ganguan oksigenasi : ventilasi b.d 2-12-2004
Kel 7
akumulasi secret dijalan nafas
Kel 7
Asupan
nutrisi
kurang
dari 2-12-2004
Kel 7
DIPECAHKAN
TANGGAL PARAF
makan
4
Resiko
gangguan
keseimbangan 2-12-2004
Kel 7
Kel 7
IV IMPLEMENTASI, EVALUASI
NO TANGGAL/JAM
1 2 Des 2004
NO DP
DP 1
IMPLEMENTASI,EVALUASI
1. mengobservasi pernafasan klien : tanda
dan gejala distress pernafasan
2. menganjurkan klien dengan posisi fowler
3. menganjurkan klien dan keluarga untuk
melakukan penghisapan bila klien batuk
4. mengauskultasi bunyi nafas sebelum dan
sesudah penghisapan
evaluasi
1. tidak ada tanda dan gejala distress
pernafasan : tidak ada retrasksi muskulo
ICS dan penggunaan otot-otot Bantu
PARAF
2 Des 2004
DP 2
2 Des 2004
DP 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4
2 Des 2004
2 Des 2004
DP 4
DP 5
3 Des 2004
DP 1
3 Des 2004
DP 2
1.
2.
3.
1.
2.
3.
3 Des 2004
DP 4
1.
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL/JAM NO DP
CATATAN PERKEMBANGAN
1. 3 Des 2004
DP Baru S :
07.30
- Klien mengatakan belum diseka
- Klien mengatan belum mandi karena
dingin dan disekanya nanti saja
- Klien mengatakan belum gosok gigi
O:
- Tanpak klien kusut dan tidak rapih
- Tercium bau
- Rambut klien tidak teratur
A:
- Kurangnya pemenuhan personal hygiene
PARAF
3 Des 2004
13.30
S:
- Klien mengatakan tidak ada sesak
- Batuk berkurang
- Klien mengatakan dengan posisi duduk
bernafas lebih maksimal
O:
- Bunyi nafas stridor
- Sekret putuh dan encer
- R = 20 x/menit
A:
- Masalah teratasi
DP 2
3 Des 2004
13.40
S:
-
O:
-
A:
-
Masalah teratasi
DP 3
4
3 Des 2004
13.45
S:
-
makannya
O:
-
A:
-
Dp 4
5
3 Des 2004
13.50
Masalah teratasi
S:O:
-
A:
-
DP 5
6
3 Des 2004
13.55
Masalah teratasi
S:
-
O:
-
A:
-
masalah tratasi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada laring. Penyebab kanker laring
belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum
alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker
laring. Penelitian epidemiologi menggambarkan beberapa hala yang diduga menyebabkan
kanker lariny yang kuat yaitu rokok, alkohol dan oleh sinar radioaktif. Terbanyak
didapatkan pada klien berusia 50-60 th.
dan pengobatan
/tindakan yang tepat dan kuratif karena tumor masih terisolasi dan dapat diangkat secara
radikal.
Tujuan utama yaitu mengerluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan
memperhatikan fungsi respirasi, fungsi fonasi serta fungsi spingter laring.
1. SARAN
a. Penulis sudah mampu mengkaji data data secara holistik yang didapatkan melalui
wawancara, pemeriksaan fisik, catatan medis dan keperawatan, yang digunakan dilahan
praktek.
b. Penulis sudah mampu membedakan data data patologis dan data-data normal.
c. Penulis sudah mampu mengelompokan data-data patololgis dan data-data normal.
d. Penulis sudah mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian.
e. Penulis sudah mampu menentukan rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah
dan diagnosa.
f. Penulis sudah mampu mengimplementasikan rencana keperawatan
g. Penulis sudah mampu mengevaluasi Asuhan Keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Boies Higler. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jakarta : EGC.
Pearce, Evelyn C. 1979. anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4. Jakarta :
EGC.
Soepardi, Efiaty Assyad dkk. Telinga Hidung Tenggorok edisi 3. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk siswa Perawat edisi 2. Jakarta : EGC.