Makalah Seismik Refraksi
Makalah Seismik Refraksi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
GEOFISIKA EKSPLORASI
OLEH :
KELOMPOK III
RESKI IRIANTO SREM (D611 08 255)
BADARUDDIN (D611 10 009)
RAYON (D611 11 002)
SARI MALIKU (D611 11 006)
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Metode Seismik Refraksi.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh
Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi
instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal
sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet
meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber
ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada
tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa
bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara
mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral
dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intensif di
Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang
seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi
minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun
1921.
Pelaksanaan survey seismik melibatkan beberapa departemen yang
bekerja secara dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Departemendepartemen yang terlibat antara lain: Topografi, Seismologist, Processing, Field
Quality Control (QC) dan departemen pendukung lainya. Dept. Topografi bertugas
untuk memplotkan koordinat teoretik hasil desain. Dept Seismologist bertugas
mulai dari pembentangan kabel, penempatan Shot point (proses drilling dan
preloading) dan selanjutnya dilakukan penembakan dan recording yang teknis
pelaksanaanya dikerjakan di LABO. Data hasil recording diolah oleh departemen
processing untuk mendapatkan output data akhir pelaksanaan survey. Untuk
mengontrol serta meningkatkan kualitas dalam kegiatan akuisisi data seismik
maka dilakukan juga Field QC.
1.2. Kelebihan dan Kekurangan dibandingkan metode lainnya.
Dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang
diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah
gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di
bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo
sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang
medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang
direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang
dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium
Berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu
menghasilkan data pengamatan yang dapat diinterpretasikan (interpretable).
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, bagaimanapun juga teknik refleksi
membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya sangat signifikan
secara ekonomis. Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada
survey refraksi, maka sebagai konsekuensinya survey refraksi lebih senang
digunakan untuk lingkup sempit/kecil. Misalnya digunakan dalam mendukung
Keunggulan
Pengamatan refraksi membutuhkan
lokasi sumber dan penerima yang
kecil, sehingga relatif murah dalam
pengambilan datanya
Prosesing refraksi relatif simpel
dilakukan kecuali proses filtering
untuk memperkuat sinyal first berak
yang dibaca.
Karena pengambilan data dan lokasi
yang cukup kecil, maka
pengembangan model untuk
interpretasi tidak terlalu sulit
dilakukan seperti metode geofisika
lainnya.
Kelemahan
Kelemahan
Karena lokasi sumber dan penerima yang
cukup lebar untuk memberikan citra
bawah permukaan yang lebih baik, maka
biaya akuisisi menjadi lebih mahal.
Kelemahan (Kekurangan)
Banyaknya data yang
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun
dikumpulkan dalam sebuah
kedalaman dalam parameter fisis yang relevan,
survei akan sangat besar jika
yaitu kecepatan seismik.
diinginkan data yang baik
Perolehan data sangat mahal
Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di
baik akuisisi dan logistik
bawah permukaan
dibandingkan dengan metode
geofisika lainnya.
Reduksi dan prosesing
membutuhkan banyak waktu,
Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan
membutuhkan komputer
stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
mahal dan ahli-ahli yang
banyak.
Respon pada penjalaran gelombang seismik
bergantung dari densitas batuan dan konstanta
Peralatan yang diperlukan
elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan dalam akuisisi umumnya lebih
konstanta tersebut (porositas, permeabilitas,
mahal dari metode geofisika
kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui
lainnya.
dari metode seismik.
Deteksi langsung terhadap
Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap
kontaminan, misalnya
keberadaan hidrokarbon
pembuangan limbah, tidak
dapat dilakukan.
BAB II
2.1.
PEMBAHASAN
Metode Pengambilan data
dasar (bed rock), sesar, dan kekerasan batuan. Pada prinsipnya, metode seismik
refraksi memanfaatkan perambatan gelombang seismik yang merambat kedalam
bumi. Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu gangguan berupa
gelombang seismik pada suatu sistem kemudian gejala fisisnya diamati dengan
menangkap gelombang tersebut melalui geophone. Waktu tempuh gelombang
antara sumber getaran dan penerima akan menghasilkan gambaran tentang
kecepatan dan kedalaman lapisan.
Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan
kedalaman lapisan berdasarkan penghitungan waktu tempuh gelombang antara
sumber getaran (shot) dan penerima (geophone). Waktu yang diperlukan oleh
gelombang seismik untuk merambat pada lapisan batuan bergantung pada besar
kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut. Data yang
diperoleh berupa travel time dari gelombang pada tiap-tiap geophone.Untuk
mendapatkan kualitas rekaman seismik refraksi yang tinggi dan mengandung
bentuk first break yang tajam, dilakukan teknik stacking, gain dan filtering.
Pada survei seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar
pemantulan dan pembiasan diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat, dan hukum
Huygens seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut hukum Snellius
menjelaskan hubungan antara sinus sudut datang dan sudut bias terhadap
kecepatan gelombang dalam medium. Azas Fermat yang menyatakan dalam
penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjutnya yang melewati suatu
medium tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling
sedikit. Sedangkan untuk hukum Huygens menyatakan bahwa suatu gelombang
yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber gelombang
baru dan akan begitu seterusnya. (Telford, 1976)
Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada
permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas
antar lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan
sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 90
sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa kecepatan lapisan
dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan diatas interface.
Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan
kecepatan V1 menuju bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan dengan
sudut datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2. Dengan
menggunakan prinsip Huygens pada interface, gelombang ini kembali ke
permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di permukaan.
laut adalah air gun. Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan
durasi beberapa detik. Panjang
Pada rekaman seismik (shot gathers), first break merupakan sinyal yang
pertama kali terekam oleh penerima. Sinyal tersebut berasal dari direct wave dan
head wave. Direct wave adalah gelombang yang merambat dari sumber langsung
ke penerima melewati lapisan pertama, Sedangkan head wave adalah gelombang
yang melewati lapisan pertama lalu merambat disepanjang lapisan kedua. Syarat
terjadinya head wave adalah sudut tembak gelombang harus melewati critical
angle dan lapisan kecepatan lapisan tersebut harus lebih cepat dari lapisan
sebelumnya.
Berikut adalah ilustrasi jejak sinar, kurva serta persamaan waktu
tempuh dari direct wave (merah), head wave (biru) dan refleksi (hijau).
Kedalaman dan kecepatan lapisan pertama dapat dianalisis dari kurva warna
merah, lapisan kedua dari kurva warna biru dan lapisan ketiga dari kurva warna
hijau. Perhatikan, banyaknya perlapisan ditunjukkan dengan berapa banyak kurva
tersebut saling memotong (crossover).
2.
3.
4.
5.
6.
sebagai Berikut :
1.
2.
3.
Data yang diperoleh dari survey seismik refraksi adalah waktu tempuh
jalar gelombang dari sumber ke tiap geophone yang disebut travel time.
4.
Untuk survei yang efisien, minimal harus ada 2 offset shots, 2 end shots,
dan 2 center shot. (Jenny, 2013)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Memberi gangguan pada shoot point pada enset 1 dan enset 2. Dimana
ensed 1 berada pada 1,5 meter sebelum geophone pertama dan ensed 2
berada 1,5 meter setelah geophone 24
8.
9.
nois yang sifatnya mengganggu. Ada beberapa hal penyebab nois antara lain
adalah angin, pohon, aliran sungai (parit), benda-benda lain yang bergerak dekat
dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor, dan sebagainya). Untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan, nois ini harus ditekan sekecil mungkin. Ada
dua macam nois yang dapat dibedakan,
1.
Nois yang timbul sesaat kemudian lenyap. Nois ini diakibatkan oleh orang
berjalan, motor atau mobil, dan sebagainya. Untuk menghindari nois
semacam ini, pada saat sumber gelombang (source) ditimbulkan, diusahakan
agar tidak ada sesuatu yang bergerak disekitar geophone.
2.
Nois yang timbul terus menerus. Nois ini biasanya ditimbulkan oleh angin,
pohon (bergoyang), aliran air sungai, dan sebagainya. Untuk menghindari
keadaan semacam ini sebaiknya setiap kali mengadakan pengukuran seismik,
diadakan terlebih dahulu nois tes. Jika nois yang timbul cukup kecil
dibanding dengan sinyal yang dihasilkan maka pengukuran dapat
dilaksanakan. Tetapi jika nois cukup besar dibanding sinyal, pengukuran perlu
ditunda beberapa saat sampai nois menjadi kecil.
Untuk menghindari nois, signal yang masuk dapat ditumpuk (di-stack)
beberapa kali, sehingga data yang diperoleh lebih baik dan jelas. Dilakukan
demikian karena dengan stacking, sinyal dijumlahkan sedang nois ditiadakan (nois
bersifat random dan acak). Sebelum melakukan pengukuran ditentukan terlebih
dahulu garis lintasan pengukuran, lintasan pengukuran diusahakan datar dan
mewakili daerah seismik penelitian atau dengan kata lain penempatan lintasan
penelitian didasarkan pada pertimbangan teknis dan kaitannya dengan usaha untuk
mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan yang memadai.
Ada beberapa metode interpretasi dasar yang bisa digunakan dalam
metode seismik refraksi, antara lain metode waktu tunda, metode Intercept Time,
lanjut,
dikenal
beberapa
metode
lain
yang
digunakan
untuk
berarti
banyak alternatif model yang dibuat untuk satu set data tertentu yang tergantung
asumsi, parameter, serta cara pendekatan yang dipakai. Analisis kuantitatif
diturunkan dari kurva
Travel time untuk mendapatkan parameter bawah permukaan. Metode ini
menggunakan analisis gelombang pandu yang umumnya disebut first break dan
akan berhasil dengan baik jika kecepatan gelombangnya semakin ke bawah
semakin besar. Analisis data meliputi proses pengolahan data seismik refraksi
dengan menggunakan metode Reciprocal Hawkins dan menggunakan software
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai Seismik Refraksi maka dapat
kami simpulkan bahwa metode seismik dapat mendeteksi variasi baik literal
maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
Metode ini juga dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah
permukaan dan dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stragrafi dan
beberapa kenampakan pengendapan. Respon pada penjalaran gelombang seismik
bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga setiap
perubahan konstanta tersebut pada prinsipnya dapat diketahui dari metode
seismic. Metode ini memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan
hidrokarbon. Namun tidak dapat dilakukan deteksi langsung terhadap kontaminan,
misalnya pembuangan limbah.
Metode seismik dilakukan dengan menggunakan sumber seismik yang
berupa ledakan yang akan memicu timbulnya gelombang kesegala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan. Pada gelombang seismik pembiasan
(refraksi), gambar yang dihasilkan belum terlalu detail yakni masih dalam bentuk
lapisan-lapisan yang memiliki topografi. Sedangkan pada gelombang seismik
pemantulan (refleksi), gambar bawah permukaan dapat tergambar secara langsung
dari data terukur karena seismik ini mampu melihat struktur yang lebih kompleks
dibanding seismik refraksi.
DAFTAR PUSTAKA