OLEH :
ARYANI ATIYATUL AMRA
NIP. 131 996 177
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
PENDAHULUAN
Glaukoma akut merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup
primer. Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris
dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris
terdorong atau menonjol kedepan maka
dilakukan. 1-10
Diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan hasil
pemeriksaan gonioskopi yang dapat memberikan bukti bahwa sudut
bilik mata tertutup.1
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5
tingkatan dengan perjalanan penyakitnya yang overlaping dan tidak
selalu dimulai dari progresifitas tingkat awal ke tingkat selanjutnya.
Kombinasi ini dibagi sesuai dengan tingkatan klinis, yaitu:
1. Glaukoma sudut tertutup suspek.
2. Glaukoma sudut tertutup intermitten (subakut).
3. Glaukoma sudut tertutup akut: kongesti dan post-kongesti.
4. Glaukoma sudut tertutup khronik: tanpa atau dengan
glaukomatous damage.
5. Glaukoma sudut tertutup absolut: merupakan tingkat
terakhir dari glaukoma akut, pada tingkatan ini mata sudah
mengalami kebutaan total.1-12
Aryani Atiyatul : Penatalaksanaan Glaukoma Akut, 2007
USU Repository 2008
diantaranya
terdapat
jalinan
trabekular.
Jalinan
trabekular
Gambar 1: Normal outflow humor akuos. (a) melalui trabekular; (b) melalui uveoskleral; ( c) melalui iris.2
PATOFISIOLOGI
Perbedaan jenis glaukoma dan sudut bilik mata sempit (dangerous
angle)
Apa itu sudut bilik mata sempit (dangerous angle)? Apa jenis
glaukoma yang paling sering? Dan bagaimana membedakan dasar
patologinya?
Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan
trabekular, sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar. Jadi tekanan
intraokular meningkat karena adanya hambatan outflow humor akuos
akibat kelainan mikroskopis pada jalinan trabekular.
Pada
glaukoma
sudut
tertutup,
jalinan
trabekular
normal,
sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit (kadang-kadang disebut
dengan dangerous angle).
Penting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau
sudut terbuka luas, perifer iris tidak
sehingga sudut bilik mata tidak tertutup, dan glaukoma sudut tertutup
tidak akan terjadi.
Ini merupakan perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka
dengan glaukoma sudut tertutup.
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik
mata maka keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
sekunder. Jika glaukoma sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya,
kondisi ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup primer.
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat, ini dikenal
dengan glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda.
Apabila penutupan sudut bilik mata tidak sempurna dan kadang-kadang
saja terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup intermitten
atau glaukoma sudut tertutup kronik, dan disertai dengan sedikit
gejala.
Apabila
glaukoma
mempunyai gejala,
sudut
tertutup
intermitten
yang
tidak
kreeping.
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang
berhubungan dengan glaukoma akut:
1. Diameter kornea lebih kecil.
2. Kurvatura kornea anterior lebih datar.
3. Kurvatura kornea posterior lebih datar.
4. Sudut bilik mata depan lebih dangkal.
5. Lensa lebih tebal.
6. Kurvatura lensa anterior lebih pendek.
7. Letak lensa lebih ke anterior.
8. Sumbu bola mata lebih pendek.
Perlu ditekankan lagi, bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik
mata tidak akan tertutup, dan hanya pada mata yang mempunyai sudut
sempit saja dapat terjadi penutupan sudut.
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut
bilik mata sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi
hanya pada sebagian kecil saja, terutama pada mata yang pupilnya
berdilatasi sedang
Gambar 3: Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe (iris
konvek).perifer iris menutup sudut sehingga tekanan meningkat,
jika terjadi secara mendadak dapat menjadi glaukoma akut.3
GAMBARAN KLINIK
1. Symptoms
Nyeri, merupakan tanda khas pada serangan akut yang terjadi
secara mendadak dan sangat nyeri pada mata di sekitar daerah
inervasi cabang nervus kranial V,
Mual, muntah dan lemas, hal ini sering berhubungan dengan nyeri,
Penurunan visus secara cepat dan progresif, hiperemis, fotofobia
yang terjadi pada semua kasus,
Riwayat penyakit dahulu, kira-kira 5% pasien menyampaikan
riwayat khas serangan intermiten dari glaukoma sudut tertutup
sub-akut.2,5,8
2. Slit-lamp biomikroskopi
Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah
konjungtiva.
Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma
(gambar 5).
Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer
(gambar 7)
Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat
dikurangi.
Pupil oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi dan tidak ada
reaksi terhadap cahaya dan akomodasi (gambar 6).
Dilatasi pembuluh darah iris.
Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg).2,5,8
Gambar 5 :
Edema
kornea pada
glaukoma
akut.2
3. Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang,
salah satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra
okular, misalnya dengan gliserin topikal atau saline hipertonik salap
mata. Hal yang tidak kalah penting yaitu melakukan pemeriksaan mata
kontra-lateral, yang biasanya ditemukan gambaran sudut tertutup laten.
Dimana mata yang menderita glaukoma akut menunjukkan adanya
kontak perifer irido-korneal komplit (Shaffer grade 0) (gambar 8).2,4,6
4. Oftalmoskopi
Kelainan
optik-disk
dapat
dievaluasi
dengan
menggunakan
neovaskular,
kadang-kadang
dapat
terjadi
krisis,
yang
disebabkan
karena
PENATALAKSANAAN
1. Terapi medikamentosa:
1.1.
Agen osmotik
Laser iridoplasti
5. Bedah insisi
5.1. iridektomi bedah insisi
Aryani Atiyatul : Penatalaksanaan Glaukoma Akut, 2007
USU Repository 2008
5.2. Trabekulektomi
6. Ekstraksi lensa
7. Tindakan profilaksis
penggunaannya,
gliserin
dapat
menyebabkan
lebih
menurunkan
tekanan
intraokular.
Karena
agen
ini
pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini terjadi karena
muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga tidak dapat merespon
terhadap pilokarpin. Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30 menit
selama 1-2 jam. Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan
yang telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter
akibat iskhemia.2,7,11
1.5. Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular,
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi akuos humor
dan tidak memberikan efek pada outflow humor akuos. Apraklonidin
0,5% dan 1%, keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama dan
rata-rata dapat menurunkan tekanan intraokular 34% setelah 5 jam
pemakaian topikal. Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan
glaukoma akut yang dikombinasikan dengan terapi medis lainnya.
Setelah tekanan intraokular menurun dan miosis pupil telah
dicapai, terapi topikal dengan pilokarpin, beta bloker, karbonik anhidrase
inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai tindakan operasi
dilakukan atau reopening sudut bilik mata. Pemeriksaan ulang
gonioskopi harus dilakukan, jika perlu gliserin tetes mata dapat
digunakan untuk menjernihkan kornea. Sekarang ini,
dilakukan
sudut yang telah tertutup dapat terbuka kembali. Tehnik ini telah diuji
sebagai terapi untuk serangan sudut tertup akut. Meskipun sudut telah
sukses membuka kembali dengan gonioskopi indentasi, tetapi tidak
dapat menggantikan terapi definitif yaitu: iridektomi perifer.7,10,12
sulit untuk
Ad. 3. Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif
masih
pada serangan
Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis, karena dapat terjadi perdarahan. Resiko perdarahan juga
meningkat pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik,
seperti aspirin. Argon laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada
Nd:YAG laser pada individu yang membutuhkan terapi laser iridektomi.
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma sudut
tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil, tetapi
kadang-kadang
serangan
akut
dengan
tindakan
medis
sebelum
aproklonidin
dapat
membantu
menurunkan
tekanan
intraokular.2,5,6,7
Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser, tetapi pada
keadaan kongesti, edem dan inflamasi akibat serangan akut, tehnik ini
sulit dilakukan. Setelah dilakukan indentasi gonioskopi, kekuatan inisial
laser diatur dalam
pada saat
maka
dapat
disembuhkan
dengan
menggunakan
kortikosteroid topikal.2,5,6,7
Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser
iridektomi meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio
retina, pendarahan, gangguan visus dan tekanan intraokular meningkat.
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur
dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer.
Ablasio retina sangat jarang, tetapi masih ditemukan pada prosedur
Nd:YAG laser iridektomi.2,5,6,7
Aryani Atiyatul : Penatalaksanaan Glaukoma Akut, 2007
USU Repository 2008
4 8 minggu.
5.2. Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi
trabekulektomi, tidak baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut.
Namun kadang-kadang, karena suatu kondisi misalnya serangan
glaukoma akut yang akan terjadi keterlantaran penyakitnya atau
penderita berasal dari tempat yang jauh maka dapat dilakukan tindakan
Aryani Atiyatul : Penatalaksanaan Glaukoma Akut, 2007
USU Repository 2008
lensa
dapat
dipertimbangkan
sebagai
prosedur
utama.
PROGNOSA
Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan
mendapat terapi yang sesegera mungkin.
Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapangan
pandang telah hilang secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telah menetap. Penanganan episode akut yang terlambat akan
menyebabkan
sinekia
sudut
tertutup
permanen
dan
bahkan
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy Of Ophthalmology: Acute Primary Anggle
Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course, Section
10, 2005-2006, page 122-126.
2. Kansky. JJ, Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical
Ophthalmology A Systemic Approach, Sixth Edition, ButterworthHeinemann Elsevier, 2005, Page 391-397.
3. American
Academy
Of
Ophthalmology:
Fundamental
and
page 56-58
BS,
Duane`s,
Primary
Angle-Closure
Glaucoma,
page 821-824.
page 29-41.