Anda di halaman 1dari 25

TRY OUT OSCE 25 mei 2015

ONKOLOGI
1

FIBROADENOMA MAMMAE
Kasus
Wanita 25 tahun datang dengan keluhan di polikliknik, dengan keluhan benjolan pada
payudara kanan, benjolan dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, tidak nyeri, tidak mengeluarkan
cairan/darah. Riwayat haid pertama umur 13 tahun, siklus haid tidak teratur, riwayat pernah
dioperasi.
Pertanyaan
1. Pemeriksaan status lokalis
2. Diagnosis dan diagnosis banding
3. Usulkan pemeriksaan lanjutan
Anamnesis

Pasien fibroadenoma biasanya jarang mengeluhkan gejala. Biasanya mereka datang


akibat menemukan sendiri teraba adanya massa tumor pada payudara. Namun kadang
dapat ditemukan beberapa gejala pada anamnesis. Gejala klinik dari fibroadenoma
dapat bervariasi tergantung dari lokasi tumor berada
Dari anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan:
- Adanya nyeri pada payudara saat akan terjadi haid
- Rasa tegang yang amat pada payudara
- Pasien merasa meraba benjolan di daerah payudara saat melakukan pemeriksaan
payudara sendiri di rumah
Pemeriksaan status lokalis

- Inspeksi: Bentuk payudara, Simetris (+/-), Kelainan di areola, Retraksi papilla (+/-),
Peau dorange, Dimpling, Warna kulit
- Palpasi: Lokalisasi Tumor, Ukuran Tumor, Konsistensi Tumor, Permukaan Tumor,
Perlekatan dengan jaringan sekitar, Suhu raba, Pembesaran kel. limfe regional
Hasil Pemerikasaan status lokalis
- Adanya benjolan pada payudara, dimana benjolannya berbentuk bulat atau oval,
konsistensi padat kenyal, berbatas tegas, permukaan rata atau licin,tidak berbenjolbenjol, mobile.
- Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar limfe regional, perubahan kulit,
perubahan warna kulit, tanda-tanda inflamasi, dimpling, atau peau dorange.
Diagnosis
Fibroadenoma mamma
Diagnosis Banding
Carsinoma mamma, fibrokistik mammae
Pemeriksaan Penunjang
USG mamma, mammografi, FNAB

INFEKSI TROPIS
1

DEMAM BERDARAH DENGUE


Kasus:
Wanita 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam (+), diare (+) berlendir dan
berdarah. Dialami sejak 2 hari yang lalu.
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis
2. Tentukan penunjang dan interpretasi
3. Tentukan diagnosa dan diagnosa banding
4. Terapi non farmakologi dan farmakologi
5. Edukasi
Anamnesis
Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam bifasik akut 2-7 hari, nyeri kepala,
nyeri retroorbital, mialgia/atralgia, ruam, gusi berdarah, mimisan, nyeri perut, mual/muntah,
BAB: berdarah dan berlendir, BAK: biasa
Pemeriksaan Fisis
Suhu > 37,5OC
Kepala: anemis (+/+), ikterus (-/-), sianosis (-)
Leher dan thoraks: dalam batas normal
Abdomen: Hepatomegali dan splenomegali
Ekstremitas: Petekie (+), Rumple Leed (+)
Pemeriksaan penunjang
- Darah rutin: Trombosit 60.000 HCT 56%
- Foto thorax (kadang ditemukan efusi pleura)
Diagnosa
DBD Grade II
Diagnosa Banding
Demam Tifoid
Leptospirosis
Terapi
- Simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 500-1000 mg).
- Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
Edukasi
- Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan
tata laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada obat/medikamentosa
untuk penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah perburukan
penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit.
- Modifikasi gaya hidup
- Melakukan kegiatan 3M menguras, mengubur, menutup.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan
olahraga secara rutin.

CACINGAN
TAENIASIS (Taenia Saginata)
Kasus:
Anak 8 tahun, keluhan lemas sejak 2 minggu yang lalu.
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Usulkan pemeriksaan Penunjang dan Hasilnya serta interpretasikan
3. Diagnosis dan Differential Diagnosis
4. Terapi farmakologi dan penulisan resep
5. Edukasi
Anamnesis
Keluhan utama: lesuh, lemah
Anamnesis terpimpin: dialami sejak 2 minggu yang lalu, mudah lelah, kurang nafsu makan.
Nyeri perut (+), mual (+), muntah (-). Nafsu makan menurun (+), berat badan menurun (+),
pantat gatal pada malam hari
BAB: keluar putih-putih kecil-kecil dari BAB
BAK: normal
Riwayat keluarga: sepupu, dengan perut buncit
Riwayat penyakit sebelumnya: Riwayat prestasi sekolah: menurun
Pemeriksaan Fisis
BB: 28,5 kg
Kepala: sukar dicabut
Mata: anemis (+/+)
Thorax: dbn
Abdomen:
Inspeksi: cembung ikut gerak napas
Auskultasi: peristaltik meningkat
Perkusi: pekak
Palpasi: teraba massa
Pemeriksaan Penunjang
- Darah rutin: leukositosis, LED meningkat. Darah tepi eosinofil
- Pemeriksaan feses: makroskopik ditemukan proglotid dalam tinja baik secara aktif
maupun pasif serta telur dengan menggunakan cellophan tape. Namun, untuk identifikasi
spesies skoleks yang keluar setelah pengobatan dengan pewarnaan camin atau laktofenol.

- Foto polos abdomen:


Diagnosis
Taeniasis

Differential Diagnosis
Ascariasis, Trichuriasis
Terapi farmakologi dan penulisan resep
Praziquantel, Dosis tunggal, 10mg/kgBB
Pro: An.
R/

BB: 25kg

Praziquantel tab 250 mg


J 1 dd 1 PO

No I

Edukasi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah buang air
- Jaga higienitas diri dan lingkungan
- Mengubah kebiasaan pembuangan tinja sembarangan dan memasak daging dengan
sempurna sebelum dikonsumsi
TAENIASIS (Taenia Solium)
Kasus:
Anak 8 tahun, keluhan tampak lemas tidak seperti dengan teman sebayanya
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Usulkan pemeriksaan Penunjang dan Hasilnya serta interpretasikan
3. Diagnosis dan Differential Diagnosis
4. Terapi farmakologi dan penulisan resep
5. Edukasi
Anamnesis
Keluhan utama: lesuh, lemah
Anamnesis terpimpin: dialami sejak 2 minggu yang lalu, mudah lelah, kurang nafsu makan.
Nyeri perut (+), mual (+), muntah (-).Nafsu makan menurun (+), berat badan menurun (+),
pantat gatal pada malam hari
BAB: keluar putih-putih kecil-kecil dari BAB
BAK: normal
Riwayat keluarga: sepupu, dengan perut buncit
Riwayat penyakit sebelumnya: Riwayat prestasi sekolah
Pemeriksaan Fisis
BB: 28,5 kg
Kepala: sukar dicabut
Mata: anemis (+/+)
Thorax: dbn
Abdomen:
Inspeksi: cembung ikut gerak napas
Auskultasi: peristaltik meningkat
Perkusi: pekak
Palpasi: teraba massa seluruh dinding abdomen

Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin: Hb 10,6 gr/dl
Pemeriksaan feses: mikroskopik ditemukan telur cacing Taenia solium

Foto polos abdomen:


Diagnosis
Taeniasis
Differential Diagnosis
Ascariasis, Trichuriasis
Terapi farmakologi dan penulisan resep
Prazikuantel 250 mg selama 1 hari dosis tunggal
Edukasi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah buang air
- Jaga higienitas diri dan lingkungan
- Mengubah kebiasaan pembuangan tinja sembarangan dan memasak daging dengan
sempurna sebelum dikonsumsi
3

MALARIA
Kasus:
Laki-laki 28 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam 7 hari, disertai mual dan muntah
serta menggigil
Pertanyaan
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukakan pemeriksaan fisis pada pasien
3. Sebutkan diagnosis dan diagnosis banding
4. Lakukan pemeriksaan penunjang dan jelaskan interpretasinya
5. Berikan terapi
6. Berikan edukasi pada pasien
Anamnesis
Demam sejak 7 hari yang lalu, menggigil, berkeringat, mual muntah, riwayat minum obat
sebelumnya (+) paracetamol. Merokok (-), keluarga (-), bepergian ke daerah endemik (+).
Pemeriksaan Fisis
Tanda Vital: TD 110/70mmHg, N: 90x/menit, P: 20x/menit S: 39,1OC
Kepala: Anemis (+/+), ikterik (+/+).
Abdomen: Splenomegali dan Hepatomegali

Diagnosis
Malaria tropika
Pemeriksaan penunjang
DR (leukosit, Hb, trombosit, HCT), SGOT SGPT
Apusan Darah Tepi (tebal dan tipis): Malaria falcifarum

Diagnosis Banding
Demam Tifoid, DBD, Leptospirosis
Terapi
Rawat inap, Infus
Lini I: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Lini I: Dehidroartemisin + Piperakuin + Primakuin
Lini II: Kina + Doksisiklin/tetrasiklin +Primakuin
R/

Edukasi
- Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu
- Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
- Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat.

CATATAN:
Plasmodium vivax

Terapi:
Lini I: Artesunat + Amodiakuine atau DHP
Lini II: Kina + Primakuin
KULIT
1

TINEA PEDIS
Kasus:
Laki-laki, 50 tahun datang dengan keluhan terkelupas di sela-sela jari dan terasa gatal.
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisis
3. Sebutkan efloresensi yang nampak
4. Usulkan pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis dan Diagnosis Banding
6. Terapi
7. Edukasi
Anamnesis
Identitas Pasien: Tn. Makmur/54tahun/Guru
Keluhan: gatal pada sela jari kaki
Dialami sejak 5 bulan yang lalu. Awalnya jari-jari kaki sebelah kanan kemudian di kaki sebelah
kiri. tidak riwayat kontak bahan iritan, tidak ada alergi.
Utk anamnesis dengan keluhan gatal:
Riwayat penyakit sekarang: lokasi, penyebaran, onset, pemicu, gejala yang menyertai,
progresivitas. Riwayat penyakit dahulu, keluarga dan sosial ekonomi

Pemeriksaan Fisis
Nilai efloresensinya, jangan lupa setiap memeriksa efloresensi, nyalakan lampu sorot dan
gunakan lup.
Efloresensi
Lokasi, efloresensi primer, warna, jumlah,
penyebaran, bentuk, batas, ukuran, gejala spesifik,
efloresensi sekunder.

Pemeriksaan Penunjang
KOH 20%: Hifa panjang dan spora dalam hifa
Diagnosis
Tinea Pedis
Diagnosis Banding
Eritrasma
Candidiasis Interteriginosa
Dermatitis Kontak Iritan
Terapi
Ketokonazole zalp
Griseofulvin 500 mg tab 2 dd 1 selama 6 minggu

R/ Ketokonazole 2% Cr tube
J 2 dd ue
Atau
R/ mikonazole 1% Cr tube
J 2 dd ue
Tambahkan
R/ Griseofulvin tab 500 mg
J 2 dd 1

No. I

No. I

No.

Edukasi
Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit. Edukasi pasien dan keluarga juga
untuk menjaga hygienetubuh, namun penyakit ini bukan merupakan penyakit yang
berbahaya.
Pemakaian obat dioles setelah mandi, dioles 1 cm dari pinggir lesi ke arah tengah.
SKABIES
Kasus:
Laki-laki 18 tahun datang ke PKM dengan keluhan gatal di sela-sela jari dan kaki, punggung,
dan genetalia
Pertanyaan:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan status lokalis, sampaikan pada penguji
3. Lakukan pemeriksaan penunjang

4.
5.
6.

Sebutkan diagnosis dan diagnosis banding


Terapi farmakologi
Edukasi

Anamnesis
Pruritus
Pemeriksaan fisis
Tampak papul eritem berpasangan membentuk terowongan disertai vesikel, pustul disertai
ekskoriasi dan erosi pada sela-sela jari
Pemeriksaan penunjang
- KOH: ambil objek glass dan scalpel kemudian ambil papul secara keseluruhan sampai
kedasarnya, simpan d objek gelas, teteskan KOH 10% 1 tetes untuk dilisiskan kemudian
tutup dengan kaca penutup. Lihat dibawah mikroskop. Hasil terlihat tungau Sarcoptes
scabiei
- Burrow ink: teteskan pada lesi, kemudian ambil jarum pentul, masukkan di terowongan.
Kemudian di gores di kaca objek. Hasil tampak skibala dan telur
Diagnosis
Scabies
Diagnosis banding
Cutaneus Larva migran, Tinea corporis, DKI, Pediculosis corporis, ektima, insect bite
Terapi
Permetrin 5%, digunakan di seluruh tubuh mulai dari belakang telinga kecuali wajah dan
kepala, secara tipis, didiamkan semalaman, digunakan malam. Mandi biasa, boleh diulang
minggu depannya
R/ Permetrin 5% Cr tube
J uc
R/ cetirizine tab 100 mg
J 2 dd 1

No. I
No.X

Edukasi
Cara pemakaian obat oleskan mulai belakang telinga sampai ujung jari kecuali wajah
biarkan 8-12 jam diulang seminggu , tidak boleh terkena air, keesokan paginya mandi.
Jemur kasur di bawah sinar matahari, pakaian direndam air panas, terapi dilakukan secara
menyeluruh pada seluruh kelompok yang ada di sekitar penderita skabies.
3

HERPES ZOOSTER
Kasus
Laki-laki 33 tahun, dengan keluhan muncul bintil-bintil merah pada dada kanan hingga
pinggang. Pasien merasa panas dan nyeri ketika terkena angin dan baju
Pertanyaan
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisik status lokalis
3. Sebutkan pemeriksaan penunjang

4.
5.
6.

Sebutkan diagnosis
Buatkan resep
Lakukan edukasi

Anamnesis
Timbul bintil-bintil di daerah dada kanan, dialami sejak 3 hari yang lalu, makin lama makin
banyak, dan disatu sisi saja. Nyeri (+), merah (+), berair (+)
Riwayat cacar air umur 12 tahun
Riwayat dalam Keluarga (-)
Belum pernah minum obat
Pemeriksaan Fisis
Lihat efloresensi menggunakan lup

Tampak vesikel berkelompok, dermatomal dan nyeri.


Pemeriksaan penunjang

Tzanck dengan membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil
dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak

Diagnosis
Herpes Zooster regio thorakalis dextra
Diagnosis Banding
Varicella, Impetigo vesikobullosa, Herpes Simpleks
Terapi
Asiklovir 5x800 mg PO selama 7 hari, anak-anak 4x20 mg/kgBB
Analgetik untuk mengatasi keluhan nyeri
Pro: Tn. N
Acyclovir tab 400 mg
J 5 dd 2 PO

No. LXX

Edukasi
Obat diminum 5x sehari, 2 tablet sekali minum.
Tentang perjalanan penyakitnya
Lesi biasanya membaik dalam 2-3 minggu pada individu imunokompeten
Seringnya terjadi komplikasi neuralgia pasca herpetik
MATA
PTERIGIUM
Kasus:
Seorang laki-laki, 36 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata merah
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan visus
3. Lakukan pemeriksaan obliq iluminasi
4. Diagnosis dan diagnosis banding
5. Edukasi
Anamnesis
Identitas pasien: laki-laki, 36 tahun, tukang becak
Mata merah dialami 4 bulan yang lalu. Riwayat mata merah (+) kadang-kadang. Rasa
mengganjal pada kedua mata (+) dialami sejak 3 tahun yang lalu bertambah berat secara
perlahan-lahan, rasa berpasir pada kedua mata (-), nyeri pada kedua mata (+) kadang-kadang,
air mata berlebih (+), rasa gatal (-), rasa silau (+), penglihatan kabur (-),riwayat sering terpapar
sinar matahari (+). Riwayat penggunaan kacamata (-), Riwayat penyakit dengan keluhan yang
sama sebelumnya (-), Riwayat trauma (-), Riwayat Hipertensi (-), Riwayat Diabetes Melitus (-),
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (-).
Pemeriksaan visus
Terjadi penurunan visus
Pemeriksaan obliq iluminasi
Inspeksi
OD: Palpebra edema (-), lakrimasi (+), sekret (-),
konjungtiva hiperemis (+) di nasal, tampak
selaput baentuk segitiga di daerah nasal, dengan
apeks melewati limbus tapi belum mencapai pupil,
korneajernih, BMD normal, Iris coklat,
kripte(+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa
jernih
OS:
Palpebra edema (-), lakrimasi (+), sekret (-),
konjungtiva Hiperemis (+) di nasal, tampak
selaput bentuk segitiga di daerah nasal, dengan
apeks melewati limbus tapi belum mencapai pupil,
korneajernih, BMD normal, Iris coklat,
kripte(+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa
jernih
Palpasi : dalam batas normal

Diagnosis
Pterigium Stadium II

Dignosis banding
Pinguekula, pseudopterigium
Edukasi
Hindari paparan sinar matahari langsung, jika sudah terjadi penurunan penglihatan operasi

CATATAN:

Stadium I
pterigium belum mencapai limbus
Stadium II
sudah mencapai atau melewati limbus
tapi belum mencapai daerah pupil
Stadium III
sudah mencapai daerah pupil
Stadium IV
sudah melewati pupil

HORDEOLUM
Kasus:
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan benjolan pada mata kanan yang dialami sejak 2
bulan yang lalu.
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisis ophtalmologi
3. Sebutkan diagnosis dan 2 diagnosis banding kepada penguji
4. Berikan terapi non farmakologi dan farmakologi
5. Lakukan edukasi
Anamnesis
Pasien mengeluh benjolan pada mata kanan sejak 2 hari yang lalu, penglihatan kabur (-),
berair (-), nyeri (+), gatal (-), silau (-).
Riwayat pengobatan: (-)
Riwayat kebiasaan (-)
Riwayat keluarga: (-)
Pemeriksaan Fisis
Cuci tangan
Siapkan alat: snelen chart dan penlight
Lakukan pemeriksaan visus: dimulai mata kanan terlebih dahulu.

Lakukan pemeriksaan segmen anterior bola mata: (selalu periksa kedua mata)

Inspeksi
OD: dalam batas normal
OS: palpebra hiperemis, apparatus lakrimalis lakrimasi (-), silia sekret (-),
konjungtiva normal, kornea jernih, BMD normal, Iris coklat, kripte (+),
Pupil bulat, sentral, RL (+), lensa jernih
Palpasi
OD: dalam batas normal
OS: nyeri tekan (+), massa tumor (+), batas tegas, ukuran + 1x0,3cm,
konsistensi padat kenyal, permukaan rata
Diagnosis
Hordeoulum
Diagnosis Banding
Kalazion
Dakriodenitis
Insect bite
Terapi farmakologi dan non farmakologi
Non farmakologi:
Kompres hangat 10-15 menit, 3-4 kali sehari, tindakan dilakukan dengan mata tertutup
Farmakologi:
Antibiotik gentamicin salep
R/ gentamicin zalf 0,3% tube

No.I

J 2 dd ue

Edukasi
Hordeolum dapat berulang sehingga perlu diberi tahu pasien dan keluarga untuk menjaga
higienitas dan kebersihan lingkungan. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena akan
menyebabkan infeksi lebih lanjut. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebabkan
infeksi ke kornea

CATATAN
Kalazion
Benjolan pada palpebra, Nyeri tekan (-)
Terapi
Insisi Vertikal

PSIKIATRI
1

DELIRIUM
Kasus:
Seorang laki-laki, 20 tahun, diantar oleh orangtuanya datang dengan gaduh gelisah dan tidak
bisa tidur.
Pertanyaan:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisis
3. Tegakkan diagnosis dan diagnosis banding
4. Farmakoterapi
5. Komunikasi dan edukasi
Anamnesis
Identitas pasien nama, umur, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir
Halusinasi (?), Waham (?)
Riwayat sosial penggunaan obat2an terlarang sjk 4 tahun, seks bebas (+) merokok (+) sejak
15 tahun
Apa yang memperberat dan memperburuk keadaan
Pemeriksaan fisis
TD: 150/85 mmgHg, N: 100x/menit, P: 20x/menit S: 38,7OC
Nilai: kesadaran, orientasi, sikap, tingkah laku, afek, mood, proses pikir, gangguan isi pikir
gangguan arus pikir, presepsi, insight.
Psikomotor gelisah
Waham (-)
Diagnosis
Delirium akibat putus obat (Heroin)
Diagnosis banding

Farmakoterapi
Methadon 10 mg/8jam/oral
Clonidin 0,1-0,2 mg setiap 3 jam

R/ methadon 10 mg
J 3 dd 1 PO

no. X

Komunikasi dan edukasi


Beri dukungan dan lingkungannya baik. Konsul ke psikiatri
TRAUMA
PASIEN TIDAK SADAR
Kasus:
Laki-laki 35 tahun, kecelakaan lalu lintas, masuk di UGD, tidak sadarkan diri, terdengar suara
mendengkur.
Pertanyaan:
1. Lakukan pemeriksaan kesadaran
2. Lakukan penilaian jalan napas
3. Lakukan pembebasan jalan napas tanpa alat
4. Lakukan pembebasan jalan napas dengan alat
Nilai kesadaran AVPU
Nilai jalan napas look, listen, feel
Bebaskan jalan napas tanpa alat head tilt, chin lift, jaw thrust
Bebaskan jalan napas dengan alat gunakan oropharigeal airway, bisa juga nasopharingeal
airway, kalau tidak berhasil lakukan intubasi (ETT)

FRAKTUR
Kasus:
Laki-laki, 21 tahun datang ke UGD, 1 jam yang lalu kecelakaan jatuh dari sepeda ontel, bahu
kiri terbentur aspal.
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis pada pasien ini
2. Penatalaksanaan pertama pada pasien ini
3. Diagnosis dan diagnosis banding
4. Penatalaksanaan dan pemeriksaan penunjang
5. Terapi farmakologis
Anamnesis
Terbentur aspal dari arah depan.
Riwayat tidak sadar pada saat trauma
Pemeriksaan fisis
Inspeksi : Tampak memar, Deformitas (+)
Palpasi : krepitasi (+), Nyeri tekan (+)
ROM (range of movement)
NVD ( neurovaskular disfunction)
Penatalaksanaan
Informed consent cek NVD Pasang mitela nilai kembali NVD
Pemeriksaan penunjang
Foto shoulder AP: Fraktur clavicula
(cat: foto polos dari fraktur, harus 2 arah AP dan lateral, harus 2 sendi sendi proksimal
dan distal dari fraktur harus terlihat)
Diagnosis

Fraktur clavicula sinitra


Diagnosis banding
Dislokasi humerus, dislokasi caput humeri
Terapi farmakologi
Analgetik dan antibiotik

R/ Asam mefenamat 500 mg tab


J 3 dd 1 pc
R/ Cefadroxil 500 mg tab
J 2 dd 1

No. XV
No. XV

Edukasi
Setelah dilakukan pembidaian dan stabilisasi serta modifikasi, rujuk ke spesialis orthopedi dan
kontrol pengobatan.
3

FRAKTUR RADIUS ULNA


Kasus:
Laki-laki datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada lengan kanan
Pertanyaan
1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis
2. Lakukan pemeriksaan penunjang
3. Lakukan penatalaksanaan awal
4. Diagnosa dan diagnosa banding
5. Terapi farmakologi
Anamnesis
Nyeri lengan kiri dialami sejak beberapa jam yang lalu akibat jatuh dari tangga.
Nyeri kepala (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), R.pingsan (-)
Mekanisme trauma (?)
Pemeriksaan fisis
Primary Survery: ABCD dalam batas normal
Secondary Survey:
Status lokalis
Regio antebrachii Sinistra
Inspeksi tampak bengkak (+), hematoma (+) di 1/3 proksimal bagian antebrachii, bone
expose (-)
Palpasi nyeri tekan (+), krepitas (+)
ROM gerak aktif dan pasif sendi siku sulit dinilai, terbatas karena nyeri
NVD arteri radialis teraba, CRT < 2 detik, tsensibilitas dalam batas normal
Pemeriksaan penunjang
Foto polos antebrachii posisi AP/ lateral

Aligment aligment os radius dan ulna


tidak intak
Bone densitatas tulang baik
Cartilago tidak ada penyempitan
celah sendi
Soft tissue sweling
Kesan: fraktur segmental 1/3 proksimal
os radius dextra dengan fragmen distal
displace ke posteromedial
Fraktur segmental 1/3 proksimal os ulna
dextra dengan fragmen distal displace ke
posteromedia
Penatalaksanaan awal
Pemasangan spalk, melewati dua sendi
Diagnosa
Fraktur 1/3 proksimal radius ulna dextra komplit displacement tertutup
Diagnosa banding

Terapi farmakologi
R/ Asam mefenamat 500 mg tab
J 3 dd 1 pc
R/ Cefadroxil 500 mg tab
J 2 dd 1

No. XV
No. XV

NEUROLOGI
1

BELLS PALSY
Kasus:
Laki-laki, 32 tahun, sulit membuka mulut dan mengangkat alis
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisis n.kranialis yang menunjang diagnosis
3. Pemeriksaan penunjang
4. Diagnosis dan diagnsosi banding
5. Penatalaksanaan
Anamnesis
Sulit membuka mulut dan mengangkat alis, tiba-tiba, sadar, saat bangun tidur, sering terpapar
angin ketika naik motor, hal yang memperburuk (?). Riwayat HT (-), DM (-), PJK (-). Riwayat
trauma (-)

Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan gerakan otot wajah : kerutan dahi, penutupan mata, dan menyeringai
Pemeriksaan sensibilitas : pengecapan 2/3 anterior lidah
Gangguan Lakrimasi
Pemeriksaan penujang
Darah rutin: leukosit meningkat, lain-lain dalam batas normal
Foto polos wajah: ada penjempitan pada area sphenopalatinum
EMNG: hantaran saraf menurun
CT-scan: tidak ada gangguan intracerebri
Diagnosis
Bells Palsy
Diagnosis banding
NHS, mistenia gravis
Penatalaksanaan
Kortikosteroid Tappering off
Neuroboransia
Fisioterapi
Kompres hangat

R/ metilprednisolon 4mg

No. X

J 3 dd 1 PO

Cluster Migrain
Kasus:
Laki-laki 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kepala sebelah
Pertanyaan:
1. Anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan neurolgi yang relevan
3. Diagnosis dan diagnosis banding
4. Terapi farmakologi dan non farmakologi
5. Edukasi
Anamnesis
Nyeri kepala sebelah kanan dialami sejak 1 minggu yang lalu, sebelah kanan, perlangungannya
(?), sifat nyeri kepalanya (?) disertai nyeri pada mata, mual (-), muntah (-), riwayat minum
panadol.
Pemeriksaan fisis
Status vitalis: dalam batas normal
Nervus kranialis
Diagnosis
Cluster Migrain
Diagnosis banding
Tension type headche
Cluster headche

Terapi
Ergotamin 0,4 mg 1 dd1

Edukasi
Istirahat dan hindari pemicu serta olahraga secara teratur
UROLOGI
ISK
Kasus:
Seorang wanita, 20 tahun datang dengan keluhan nyeri saat berkemih
Pertanyaan:
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisis
3. Tentukan diagnois dan diagnosis banding
4. Usulkan pemeriksaan penunjang pada pasien
Anamnesis
Nyeri saat BAK, sedikit-sedikit sejak 5 hari, nyeri pada perut tengah bagian bawah, demam (?),
mual (-)., muntah (-), nyeri pinggang (-).
Pemeriksaan fisis
Dalam batas normal, nyeri ketok CVA -/Diagnosis
ISK
Diagnosis banding
Pyelonefritis, BSK, uretritis
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, Urinalisis, Mikroskopik urine
Terapi
Non farmakologi minum air putih yang banyak, jaga higienitas
Farmakologi antibiotik
R/ Ciprofloxacin 250 mg tab
J 2 dd 1

No. VI

Edukasi
Beritahukan tentang penyebab dan faktor risiko penyakit ISK. Jaga higienitas, patuh minum
obat yang telah diberikan, waspada terhadap tanda-tanda infeksi lebih lanjut.
RESPIROLOGI
1

TB PARU
Kasus:
Seorang laki-laki umur 48 tahun datang ke IRD rumah sakit dengan keluhan utama batuk
darah sebanyak gelas.

Pertanyaan:
1. Lakukanlah anamneisa pada pasien ini.
2. Lakukanlah pemeriksaan fisis yang relevan.
3. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding pada pasien ini.
4. Apakah pemeriksaan penunjang yang saudara usulkan untuk pasien ini?
5. Apakah Penanganan awal pada pasien ini ?
Anamnesis
Nama : Tn. X, Usia : 50 th, Jenis kelamin : Laki-laki, Pekerjaan : PNS, Status pernikahan :
menikah
Riwayat penyakit sekarang : Keluhan utama Batuk darah sejak 2 hari sebelum MRS. Batuk
darah berwarna merah segar + cangkir/kali batuk, berbuih.
Keluhan lain yang berhubungan dengan keluhan utama : Nyeri dada tidak ada, Sesak napas (-),
Nafsu makan menurun, Berat badan menurun 8 kg dalam 2 bulan terakhir, Berkeringat malam
hari
Riwayat penyakit dahulu :
- Batuk lama sejak 3 bulan SMRS
- Penyakit Penyakit : Hipertensi tidak ada, DM tidak ada
- Riwayat pengobatan penyakit dahulu : Tidak ada
- Riwayat penyakit keluarga : orang serumah juga menderita batuk lama (istri)
Riwayat pengobatan : Minum sirup OBH
Pemeriksaan Fisik
Dalam batas normal
Diagnosis
Hemoptoe e.c TB Paru
Diagnosis banding
Bronkiektasis, Ca paru
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi rutin : WBC 7000/mm3, Hb 12 gr/dl, PLT 170.000/mm3, GDA : 120
Kimia Klinik (fungsi hati & Fungsi ginjal) : GOT 10 u/L,GPT 14 u/L, Ureum 14 mg/dL,
Ceratinin 0,9mg/dL, Bilirubin direk: 0.41, Bilirubin total: 0.58
LED 60/78 mm
Sputum BTA 3x : positif +/+/+
Kultur dan sensivitas sputum kuman Micobacterium Tuberculosis
Foto toraks PA : TB Paru aktif
Tatalaksana
- Posisi Trendelenberg, O2 nasal 3 lpm, Infus cairan fisilogis
- Antitusif : codein 3x10 mg p.o per hari
- Rujuk untuk pro Bronchoscopy
- Terapi obat anti tuberkulosis :
INH, Rifampisin, Etambutol,Pirazinamid

R/ Codein 10 mg tab
J 3 dd 1
R/ Isoniazid 300 mg tab
J 1 dd 1 ac
R/ Rifampicin 450 mg tab
J 1 dd 1 ac
R/ Pyrazinamid 500 mg tab
J 1 dd 1 ac
R/ Ethambutol 400 mg tab
J 1 dd 1 ac
R/ Piridoksin 100 mg tab
J 1 dd 1

No. XII

atau

No. XXX

R/ FDC tab
No.XLV
J 1 dd 3
R/ Piridoksin 100 mg tab No. XV
J 1 dd 1

No. XXX
No. XXX
No. XXX
No. XXX

Edukasi
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya TB paru dan disebabkan infeksi kuman TB,
menular, pengobatan harus 6 bulan tanpa putus. Tidak boleh berhenti minum obat walaupun
keadaan sudah membaik. Jelaskan efek samping dari obat yang diminum.
OBGYN
1

ANC
Kasus
Seorang wanita, 27 tahun datang ke RSB dengan keluhan pusing
Pertanyaan
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisis obstetri
3. Usulkan pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Tanyakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Rumus NAEGELE untuk menentukan taksiran persalinan (TP). Syarat : siklus haid
teratur + 28 hari TP = H + 7, B 3, T + 1
Contoh : HPHT 20 Februari 2011 TP : 27 November 2011
Konfirmasi usia kehamilan berdasarkan HPHT dengan usia kehamilan berdasarkan tinggi
fundus. TFU 3 jari dibawah PX: 36-37 minggu
Keluhan saat ini
Riwayat kehamilan, persalinan & nifas sebelumnya termasuk BB bayi yang pernah dilahirkan
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Pemeriksaan fisis obstetri
Pemeriksaan Umum Keadaan umum, Status gizi , Tanda vital ( T,N,S,P), Tanda-tanda
inpartu: pelepasan lender bercampur darah, nyeri perut tembus kebelakang, His 2x10 (2530), Status presens :konjungtiva normal, sklera normal, edema tungkai, jantung, paru,
kondisi mammae dan laktasi,dll
Pemeriksaan Luar:
Diagnosis Yang lazim dipakai : LEOPOLD
Pemeriksaan Leopold ada 4 tahap dimana tahap I dan II pemeriksa menghadap ke arah
muka ibu, sedangkan Leopold III dan IV menghadap kaki ibu.

CARA PEMERIKSAAN
- Kosongkan kandung kemih
- Pasien berbaring telentang dengan bahu dan kepala lebih tinggi (memakai bantal)
- Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien
- Dinding perut harus lemas, bila kontraksi harus ditunggu dulu
- Suhu tangan pemeriksa disesuaikan dengan pasien, supaya tidak kontraksi (gosokkan
kedua tangan sebelum palpasi)
LEOPOLD I
Menentukan tinggi fundus uteri sehingga usia
kehamilan dapat diketahui
Menentukan bagian janin mana yang berada di
fundus uteri :
Kepala bulat & keras
Bokong tidak bulat, lunak

Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri

LEOPOLD II
Menentukan batas samping uterus dan letak
punggung janin pada letak memanjang
Pada letak lintang ditentukan letak kepala

LEOPOLD III Menentukan bagian janin yang


terletak di sebelah bawah

LEOPOLD IV
Kepala sudah masuk pintu atas panggul

AUSKULTASI
Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) pada daerah punggung janin dengan Laenec
Dengan Laenec DJJ dapat didengar pada kehamilan lebih 18-20 minggu
TAKSIRAN BERAT JANIN (TBJ)
Rumus TFU x LP (lingkar Perut)
TBJ (gram) = TFU (cm) x LP (cm)
Pemeriksaan penunjang
Planotest
Laboratorium ( Darah rutin, Urine rutin,GDS) Hb 9,7 gr%, eritrosit normositik normokrom,
protein uri (-)
Ultrasonografi
Diagnosis
G2P1A0 Gravid ____ minggu ____ hari, belum inpartu
Terapi
Tablet Multivitamin dengan Preparat Fe, asam folat
Edukasi
1.Edukasi gizi, laktasi dan kontrasepsi
2.Mengetahui tanda-tand inpartu (sakit perut tembus kebelakng dan pelepasan darah
bercampur lendir)
3.Waspada tanda bahaya dalam kehamilan ( perdarahan, hipertensi , pelepasan air, demam,
dsb )

PAP SMEAR
Wanita P4A0 40 tahun, datang ke Poliklinik untuk memeriksaankan diri karena merasa cemas
ada keluarga yang mengalami kanker serviks. Pasien juga mengeluh keputihan.
Pertanyanaan
1. Pemerikasaan ginekologi
2. Lakukan papsmear
Pemeriksaan ginekologi
Lakukan Papsmear
ENDOKRIN METABOLIK

Hipoglikemia
Laki-laki, 40 tahun ke UGD, dengan keluhan lemas 30 menit yang lalu saat berjalan-jalan di
mall.
Pertanyaan
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisis
3. Lakukan pemeriksaan penunjang
4. Sebutkan diagnosis dan diagnosis banding
5. Berikan terapi farmakologi
6. Berikan edukasi pada pasien
Anamnesis
Dialami sejak 30 menit yang lalu, disertai keringat dingin, mual (+), muntah (+), penglihatan
ganda (+), berdebar-debar (+), riwayat DM (+) sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat minum obat glibenklamid (+) saat pagi hari. Riwayat keluarga (-)
Pemeriksaan Fisis
Pucat, keringat dingin, TD turun, denyut jantung meningkat
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, GDS 50 mg/dl
Diagnosis
Hipoglikemi DM
Diagnosis Banding
Hiperglikemi, Stroke/TIA, DM tipe 2
Terapi
Sadar berikan larutan gula murni 20-30 gram (2 sendok makan), permen, sirup; hentikan
ADO yang dicurigai penyebab, pantau kadar glukosa 1-3x/24 jam
Tidak sadar Bolus dextrose 40% 2 flacon, cek GDS lagi, infus dextrose 10% 6 jam per kolf
utk rumatan

Edukasi
Makan sedikit kalori, beras ganti umbi-umbian
Olahraga teratur, bersepada, joging, usahakan minum obat setelah makan
Pakai sendal alas yang keras
Sediakan tabley glukosa karena efeknya cepat timbul
GASTROENTEROHEPATOLOGI
1

GERD
Kasus
Wanita 40 tahun, datang dengan keluhan panas di dada
Pertnyaan
1. Lakukan anamensis dan pemfis umum
2. Diagnosis dan diagnosis banding
3. Terapi
4. Edukasi
Anamnesis
Dialami sejak 1 miggu yang lalu, disertai mual muntah, dipengaruhi oleh makanan, memberat
malam hari, suka minum kopi. 1 bulan yang lalu.
Riwayat minum obat maag
Riwayat keluarga (-)
Riwayat penyakit sistemik: PJK (-)
Pemeriksaan fisis
Nyeri tekan pada regio epigastrium
Diagnosis
GERD
Diagnosis banding
Ulkus peptikum, Angina pektoris
Terapi
Omeperazole tab 20 mg
Ranitidin tab 20 mg

J 2dd 1
J 2 dd 1

Edukasi
Jika makan jangan yang banyak gas seperti kol
Habis makan jangan minum kopi, tidak merokok.
Kurangi makanan yang berlemak dan dapat mengiritasi lambung (asam, pedas)

Anda mungkin juga menyukai