PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia adalah
makhluk
sosial
yang
cenderung
untuk
hidup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organisasi nirlaba
2.1.1 Pengertian organisasi nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi nonprofit adalah suatu organisasi
yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam
menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Organisasi nirlaba meliputi keagamaan, sekolah negeri, derma publik,
rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat
dalam hal perundang-undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh.
Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya
dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. (IAI, 2004: 45.1)
Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau
kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, dalam pelaksanaannya
kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba
atau kekayaan semata (Pahala Nainggolan, 2005 : 01). Lembaga nirlaba
atau organisasi nonprofit merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi,
tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak
keterlibatan lembaga nirlaba.
Berdasarkan pengertian di atas dapat menyimpulkan bahwa
organisasi nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan
laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya.
2.1.2
2.1.3
2.1.4
Dhuafa,
Lembaga advokasi
Misalnya : Kontras, YLKI, Perlindungan kekerasan dalam RT
Balai keselamatan
Misalnya : Tim SAR
Konservasi lingkungan / satwa
Misalnya : WALHI, Pro Fauna
Rumah sakit dan organisasi kesehatan masyarakat
Yayasan kanker Indonesia
PMI
dan
nirlaba
sering
rancu,
karena
dapat
dan
memungkinkan
pengelola
entitas
dalam
bentuk
untuk
berkelanjutan, dan
memberikan
jasa
secara
akuntansi.
Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban)
lain diakui sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak
mencakup:
1) Pendapatan
2) Beban
3. Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan arus
kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada organisasi bisnis,
yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan. Metode penyusunan laporan arus kas pun bisa
menggunakan metode langsung (direct method) maupun metode tidak
langsung (indirect method).
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari
pendapatan jasa, sumbangan, dan dari perubahan atas aset lancar dan
kewajiban lancar yang berdampak pada kas. Sementara itu, arus kas
dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan aset
tetap terhadap kas, misal karena pembelian peralatan, penjualan tanah,
dsb. Lebih lanjut, arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari
penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan
investasi
yang
penggunaannya
dibatasi
untuk
perolehan,
abadi
(endowment),
atau
dari
hasil
investasi
yang
dibatasi
organisasinya.
Dalam
hal
donatur,
organisasi
nirlaba
teori manajemen yang handal, unggul dan mumpuni, sebagai hasil dari
proses pembelajaran bersama masyarakat.
2.2 Badan Layanan Umum (BLU)
2.2.1 Pengertian Badan Layanan Umum
Badan layanan umum (BLU) adalah Instansi di lingkungan
pemerintah yang di bentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang di jual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya di
dasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Kriteria BLU
1) Bukan kekayaan negara/ daerah yang dipisahkan, sebagai satuan kerja
instansi pemerintah
2) Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala
korporasi
3) Berperan sebagai agen dari menteri/ pimpinan lembaga induknya:
a. Kedua belah pihak menandatangani kontrak kinerja
b. Menteri/ pimpinan lembaga bertanggungjawab atas kebijakan
layanan yang hendak dihasilkan,
c. BLU bertanggungjawab untuk menyajikan layanan yang diminta
2.2.2
ditingkatkan
pencapaiannya
melalui
BLU
sebagaimana
tersebut
disampaikan
kepada
menteri/
pimpinan
BLU.
Penetapan tersebut dapat berupa pemberian status BLU secara penuh
Pencabutan
Adapun penerapan PPK-BLU berakhir atau dicabut yaitu apabila:
Dicabut oleh Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai
dengan kewenangannya.
Dicabut oleh Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota
berdasarkan usul dari menteri/ pimpinan lembaga/ kepala SKPD,
sesuai dengan kewenangannya atau
Pencabutan status dilakukan berdasarkan penetapan ketentuan
2.2.4
Sistem
Akuntansi
Keuangan,
adalah
sistem
akuntansi
yang
lain:
pembukuan
Informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi asset tetap
milik BLU
Informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi asset tetap
bukan milik BLU namun berada dalam pengelolaan BLU
dalam:
tambahan.
Pengelolaan utang
Mengenai pengelolaan utang BLU, disebutkan dalam 18 UU N0 23
Th 2005 tentang pengelolaan BLU, disebutkan BLU dapat memiliki utang
sehubungan dengan kegiatan operasional dan/ atau perikatan peminjaman
dengan pihak lain sepanjang dikelola dan diselesaikan secara tertib,
efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, sesuai dengan
praktek bisnis yang sehat
Terdapat 2 (dua) jenis utang BLU, yaitu:
Utang jangka pendek
Utang jangka panjang
Pengelolaan piutang
Dalam pasal 17 UU N0 23 Th 2005, mengenai pengelolaan
piutang BLU disebutkan bahwa BLU dapat memberikan piutang
sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/ atau transaksi lainnya
yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU
sepanjang dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis,
transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah,
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Piutang BLU yang sulit ditagih dapat dilimpahkan penagihannya
kepada Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai dengan
kewenangannya. Pada implementasi selanjutnya, piutang BLU dapat
dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang
nilainya ditetapkan secara berjenjang.
Adapun kewenangan penghapusan piutang secara berjenjjang
tersebut ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/
walikota,
sesuai
dengan
kewenangannya,
dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
transparansi,
adil/
tidak
diskriminatif,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik
publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap
hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Ada 4 jenis laporan keuangan yang perlu disusun oleh organisasi nirlaba
menurut PSAK Nomor 45 yaitu:
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan aktivitas
3. Laporan arus kas
4. Catatan atas laporan keuangan
DAFTAR PUSTAKA
http://mitoyono.blogspot.com/2011/01/akuntansi-organisasi-nirlaba.html
http://tugasdanbelajar.blogspot.com/2013/02/pengertian-organisasi-nirlabanon.html#.UzuOjycQzXQ
http://titoindraprasetyo09.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-en-usx-none.html
http://akuntansi-organisasi-nirlaba.blogspot.com/
Dcmaria wordpress.com/2012/09/18/badan-layanan-umum-blu. Html
www.fourseasonnew.com/2012/10/sistem-akuntansi-blu.html
http://drummerfan.wordpress.com/2010/01/16/blu-badan-layanan-umum/