Anda di halaman 1dari 27

PENAMPANG MELINTANG

JALAN DAN BAGIAN BAGIAN


JALAN

Penampang Melintang Jalan


Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang secara tegak lurus dengan sumbu jalan. Dari
potongan melintang jalan dapat dilihat dan diketahui bagian-bagian dari jalan.
Secara garis besar bagian-bagian jalan yang utama dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
Bagian yang lansung berguna untuk lalulintas
Jalur lalulintas
Lajur lalulintas
Bahu jalan
Median
Trotoar

Bagian yang berguna untuk drainase jalan


Saluran samping
Kemiringan melintang jalur lalulintas
Kemiringan melintang bahu jalan
Kemiringan lereng

Bagian pelengkap jalan


Kereb
Rambu
Pengaman tepi
Marka jalan

Bagian konstruksi jalan


Lapisan perkerasan
Lapisan pondasi atas
Lapisan pondasi bawah
Lapisan tanah dasar

Daerah manfaat jalan (DAMAJA)


Daerah milik jalan (DAMIJA)
Daerah pengawasan jalan (DAWASJA)

D a e r a h M ilik J a la n ( D A M I J A )
D e r a h M a n f a a t J a la n ( D A M A J A )
B a d a n J a la n
s a lu r a n
s a m p in g

B a h u J a la n
D ip e r k e r a s

B a h u J a la n
T id a k D ip e r k e r a s

J a lu r L a lu lin t a s
L a ju r
L a ju r
K e n d a ra a n K e n d a ra a n

D a e r a h G a lia n

D a e r a h T im b u n a n

L a p is a n P e r k e r a s a n

Tanah D asar

L a p is a n P o n d a s i A t a s
L a p is a n P o n d a s i B a w a h

(a )

D a e r a h M ilik J a la n ( D A M I J A )
D e r a h M a n f a a t J a la n ( D A M A J A )
B a d a n J a la n
s a lu r a n
s a m p in g

D a e r a h G a lia n

B a h u J a la n
D ip e r k e r a s

J a lu r L a lu lin t a s

B a h u J a la n
T id a k D ip e r k e r a s

L a ju r
L a ju r
K e n d a ra a n K e n d a ra a n
D a e r a h T im b u n a n

L a p is a n P e r k e r a s a n
L a p is a n P o n d a s i A t a s

Tanah D asar

L a p is a n P o n d a s i B a w a h

(b)

BADAN JALAN
Badan jalan adalah bagian jalan yang
meliputi seluruh jalur lalu lintas, median dan
bahu jalan

JALUR LALU LINTAS


Jalur lalu lintas (traveled way/carriage way) adalah bagian jalan yang yang
diperuntukkan dan dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang secara
fisik berupa perkerasan jalan. Batas jalur lalu lintas dapat berupa median,
bahu jalan, trotoar, pulau jalan dan separator. Jalur lalu lintas dapat terdiri
dari beberapa lajur (line) kendaraan.
Lajur kendaraan adalah bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan
untuk dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dalam
satu arah.
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota dari Bina
Marga 1997, jalur lalu lintas dapat dibedakan beberapa tipe:
1 jalur 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 TB)
1 jalur 2 lajur 1 arah tak terbagi (2/1 TB)
2 jalur 4 lajur 2 arah terbagi (4/2 B)
2 Jalur n lajur 2 arah terbagi (n/2 B)
Jadi jumlah lajur minimal untuk jalan 2 arah adalah 2 lajur. Banyaknya lajur
dalam satu jalur lalu lintas sangat tergantung dari volume lalu lintas jalan
tersebut dan tingkat pelayanan yang diharapkan.

Penentuan lebar jalur lalu lintas sangat tergantung dari


jumlah lajur dan lebar masing-masing lajur kendaraan.
Lebar lajur kendaraan ditentukan berdasarkan
pertimbangan beberapa hal sebagai berikut:
Lintasan kendaraan yang satu tidak mungkin akan dapat diikuti
oleh lintasan kendaraan lain dengan tepat.
Lajur kendaraan tak mungkin tepat sama dengan lebar
kendaraan maksimum. Untuk keamanan dan kenyamanan
setiap pengemudi membutuhkan ruang gerak antar kendaraan.
Lintasan kendaraan tak mungkin dibuat tetap sejajar sumbu lajur
lalu lintas, karena kendaraan selama bergerak akan mengalami
gaya-gaya samping seperti tidak ratanya permukaan, gaya
sentrifugal di tikungan dan gaya angin akibat kendaraan lain
menyiap.

Potongan I - I

Bahu

Jalur Lalu Lintas

Bahu
Jalur Lalu Lintas

Median Jalur Lalu Lintas

Batas Tepi

Lajur Lalu lintas

Marka

Lajur Lalu lintas

Batas Tepi

Batas Tepi

Lajur Lalu lintas

Marka

Lajur Lalu lintas

Batas Tepi

Bahu

Potongan I - I

Bahu

Potongan I - I
Bahu
Jalur Lalu Lintas
Bahu

Batas Tepi

Lajur Lalu lintas

Marka

Lajur Lalu lintas

Batas Tepi

Batas Tepi

Lajur Lalu lintas

Marka

Lajur Lalu lintas

Batas Tepi

Dalam perencanaan lebar lajur didasarkan atas lebar


kendaraan rencana ditambah dengan kebebasan
samping antar kendaraan. Kebebasan samping sangat
ditentukan oleh keamanan dan kenyamanan yang
diharapkan. Bina Marga menentukan lebar kendaraa
rencana untuk kendaraan kecil 2.10 meter dan 2.60
meter untuk kendaraan rencana besar.
Pada jalan lokal yang kecepatan rendah Bina Marga
menentukan lebar jalur lalu lintas minimal 4.50 meter (2
x 2.25 meter) cukup memadai untuk jalan 2 lajur 2 arah,
dan idealnya adalah 6 meter (2 x 3.00 meter). Untuk
jalan arteri yang direncanakan untuk kecepatan tinggi
dan volume tinggi lebar lajur kendaraan minimal 3.50
meter.

BAHU JALAN
Bahu Jalan adalah bagian daerah manfaat jalan yang terletak
berdampingan dengan jalur lalu lintas.
Fungsi bahu jalan adalah:

Secara konstruksi, memberikan dukungan dari samping pada


konstruksi jalur lalu lintas

Ruang untuk berhenti sementara kendaraan yang mogok atau


sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai
jurusan yang akan ditempuh, atau untuk istirahat.

Ruang untuk menghindar pada saat-saat darurat, sehingga dapat


mencegah terjadinya kecelakaan.

Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat


meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan.

Ruang yang bisa dimanfaatkan untuk penempatan alat-alat dan


bahan material pada waktu pengadaan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan jalan.

Ruang untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulan


pemadam kebakaran, yang sangat dibutuhkan pada kondisi darurat.

JENIS BAHU JALAN


Berdasarkan tipe konstruksinya, bahu jalan dapat dibedakan menjadi;

Bahu jalan yang diperkeras, yaitu bahu jalan yang dibuat dengan
mempergunakan bahan pengikat sehingga lebih kedap air.
Bahu jenis ini digunakan jalan-jalan dimana kendaraan yang akan
berhenti dan memakai bagian tersebut besar jumlahnya. Seperti jalan tol,
disepanjang jalan arteri yang melintasi kota dan tikungan-tikungan jalan.

Bahu jalan yang tidak diperkeras, yaitu bahu jalan yang dibuat dibuat
dengan bahan perkerasan jalan tanpa bahan pengikat.
Bahu jalan yang tidak diperkeras biasanya digunakan untuk daerahdaerah yang tidak penting, dimana kendaraan yang berhenti dan
menggunakan bahu jalan tidak begitu banyak.

Dilihat dari letak bahu terhadap arah lalu lintas, maka bahu jalan dapat
dibedakan atas :

Bahu kiri/bahu luar (left shoulder/outer shoulder), yaitu bahu jalan


yang terletak di tepi sebelah kiri dari jalur lalu lintas

Bahu kanan/bahu dalam (right shoulder/inner shoulder), yaitu bahu


yang terletak di tepi sebelah kanan dari jalur lalu lintas.

LEBAR BAHU JALAN


Besarnya lebar bahu jalan sangat dipengaruhi oleh :
Fungsi Jalan
Jalan Arteri direncanakan untuk kecepatan yang lebih tinggi dari pada jalan
lokal, dengan demikian jalan arteri membutuhkan kekebasan samping,
keamanan dan kenyamanan yang lebih besar, hal ini menuntut lebar bahu
yang lebih besar juga.
Volume lalu lintas
Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih besar
dibanding dengan volume lalu lintas yang lebih rendah.
Kegiatan disekitar jalan
Jalan yang melintasi daerah perkotaan, pasar, sekolah, membutuhkan lebar
bahu yang lebih besar dari pada jalan yang melintasi daerah rural, karena
bahu jalan tersebut akan dipergunakan pula sebagai tempat parkir dan
pejalan kaki.
Ada atau tidaknya trotoar
Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah dan
biaya konstruksi.
Lebar bahu jalan dengan demikian dapat bervariasi antara 0,5 2,5 m.

LERENG MELINTANG BAHU JALAN

Lereng melintang bahu jalan berfungsi untuk mengalirkan air hujan


yang jatuh diatasnya dan meneruskan pengaliran air yang jatuh
diatas perkerasan jalan. Kemiringan bahu jalan yang tidak baik dan
tidak bisa mengalirkan air hujan dari perkerasan dan yang jatuh
diatasnya, akan mengakibatkan air tergenang dipermukaan jalan,
hal ini akan mengakibatkan penurunan masa layan dari jalan
tesebut. Air yang tergenang di atas permukaan jalan secara
konstruksi akan mempercepat terjadinya kerusakan konstruksi jalan.

Pada daerah tikungan tajam, kemiringan melintang jalur perkerasan


juga ditentukan dari kebutuhan akan keseimbangan gaya akibat
gaya sentrifugal yang bekerja. Besar dan arah kemiringan melintang
bahu jalan juga disesuaikan demi keamanan pengemudi dan
fungsi drainase itu sendiri.

B a h u J a la n

CL

2% - 4%
- 6%
3 %

D ra in a s e

Bahu

J a lu r L a lu lin ta s

K o m b in a s i B a h u J a la n d e n g a n T ro to a r
2% - 4%
- 6%
3 %

D ra in a s e

T ro to a r

Bahu

J a lu r L a lu lin ta s

Lereng melintang bahu jalan

CL

TROTOAR

Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan


dangan jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan
untuk dipergunakan oleh para pejalan kaki
(pedestrian). Untuk keamanan pejalan kaki maka
trotoar harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh
struktur fisik berupa kereb. Perlu atau tidaknya
disediakan trotoar sangat tergantung pada volume
pedestrian dan volume lalu lintas pemakai jalan
tersebut.

Lebar trotoar yang dibutuhkan tergantung pada


volume pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki
yang diharapkan dan fungsi jalan. Lebar trotoar
biasanya berkisar antara 1.5 3 m.

MEDIAN
Median adalah jalur yang terletak ditengah jalan untuk membagi jalan
dalam masing-masing arah.
Secara garis besar median berfungsi sebagai :

Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi


masih dapat mengontrol kendaraan pada saat-saat darurat.

Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/mengurangi


kesilauan lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah
pada malam hari.

Menambah rasa kelegaan, kenyamanan, dan keindahan bagi


pengemudi.

Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah


arus lalu lintas.
Untuk memenuhi keperluan-keperluan tersebut, maka median jalan
serta batas-batasnya harus nyata oleh setiap pengemudi baik
disiang hari maupun dimalam hari serta segala cuaca dan
keadaan. Lebar median bervariasi antara 1.0 12 m.

a) Median Direndahkan

Jalur Lalu Lintas

6%

6%

Jalur
Tepian

Jalur Lalu Lintas

Jalur
Tepian
Median

a) Median Ditinggikan
Jalur Lalu Lintas

6%

Jalur
Tepian

6%

Trotoar

Jalur Lalu Lintas

Jalur
Tepian

Median

Median jalan yang direndahkan dan ditinggikan

SALURAN SAMPING
Saluran samping terutama berguna untuk :

Mengalirkan air dari permukaan jalan ataupun dari bagian luar


jalan.

Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan


kering dan tidak terendam air.
Bentuk saluran sampung umumnya trapezium dan empat persegi
panjang.
Untuk daerah perkotaan, dimana daerah pembebasan jalan sangat
terbatas, maka saluran samping dapat dibuat empat persegi
panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan dibawah trotoar.
Sedangkan didaerah rural dimana pembebasan lahan bukan menjadi
masalah, saluran samping umumnya berbentuk trapezium.
Dinding saluran dapat berupa pasangan batu ataupun tanah asli.
Lebar dasar saluran di rencanakan berdasarkan debit air yang
diperkirakan mengalir pada saluran tersebut, minimal sebesar 30
cm.

KEMIRINGAN LERENG / TALUD

Talud jalan umumnya 2H : 1V, tetapi untuk


tanah-tanah yang mudah longsor talud jalan
harus dibuat sesuai dengan besarnya landai
yang aman, yang diperoleh dari perhitungan
kestabilan lereng.
Untuk memperkuat talud pada tanah yang
kurang stabil biasanya dibangun boronjong,
tembok penahan tanah, lereng bertingkat
atau perkuatan dengan tanaman/rumput.

KEREB
Kereb adalah penonjolan atau peninggian tepi
perkerasan atau bahu jalan, terutama
dimaksudkan untuk keperluan drainase,
mencegah keluarnya kendaraan dari tepi
perkerasan dan memberikan ketegasan tepi
perkerasan.
Kereb pada umumnya digunakan pada jalan
didaerah perkotaan, sedangkan jalan antar kota
kereb hanya digunakan jika jalan tersebut
direncanakan untuk kecepatan tinggi atau
melintasi perkampungan.

Berdasarkan fungsinya kereb dibedakan menjadi :

Kereb peninggi (Mountable Curb), adalah kereb yang


direncanakan agar dapat didaki kendaraan, biasanya terdapat di
tempat parkir di pinggir jalan/jalur lalu lintas (Parking on Street).
Untuk kemudahan didaki kendaraan maka kereb peninggi harus
mempunyai bentuk lengkung permukaan yang baik. Tingginya
berkisar antara 10 15 cm.
Kereb penghalang (Barrier Curb), adalah kereb yang
direncanakan untuk menghalangi atau mencegah kendaraan
meninggalkan jalur lalu lintas, terutama dimedian, trotoar, pada
jalan-jalan tanpa pagar pengaman. Tingginya berkisar antara 25
30 cm.
Kereb berparit (Gutter Curb), adalah kereb yang direncanakan
untuk membentuk system drainase perkerasan jalan. Kereb ini
dianjurkan untuk jalan yang memerlukan system drainase
perkerasan yang lebih baik. Pada jalan lurus diletakkan di tepi luar
perkerasan, sedangkan pada tikungan diletakkan pada tepi dalam.
Tingginya berkisar antara 10 20 cm.
Kereb penghalang berparit (Barrier gutter Curb), adalah kereb
penghalang yang direncakan untuk membentuk system drainase
perkerasan jalan. Tingginya berkisar antara 20 30 cm.

Macam-macam kerb

PENGHALANG TEPI

Penghalang tepi bertujuan untuk


memberikan ketegasan tepi badan jalan.
Jika terjadi kecelakaan, dapat mecegah
kedaraan keluar dari badan jalan. Umumnya
digunakan di sepanjang jalan yang
menyusuri jurang, tanah timbunan dengan
tikungan tajam, pada tepi-tepi jalan dengan
timbunan lebih besar dari 2,5 m, dan pada
jalan-jalan dengan kecepatan tinggi.

Jenis jenis pengaman tepi :

Pengaman tepi dari besi yang digalvanisir (guard rail)


Pagar pengaman dari besi dipergunakan untuk tujuan melawan
tumbukan (impact) dari kendaraan dan mengembalikan kendaraan ke
arah dalam sehingga kendaraan tetap bergerak dengan kecepatan
yang makin melambat sepanjang pagar pengaman dan diharapkan
kendaraan tidak dengan tiba-tiba berhenti atau berguling keluar
badan jalan.
Pengaman tepi dari beton (parapet)
Pengaman tepi dari beton dianjurkan untuk dipergunakan pada jalan
denga kecepatan rencana diatas 80 km/jam.
Pengaman tepi dari tanah timbun
Pengaman tepi dari tanah timbun digunakan untuk kecepatan
rencana < 80 km/jam.
Pengaman tepi dari batu kali
Tipe ini dikaitkan dengan kemudahan mendapatkan bahan dan
keindahan (nilai estetika) dan digunakan pada jalan dengan
kecepatan rencana < 60 km/jam.
Pengaman tepi dari balok kayu
Tipe ini dipergunakan pada jalan dengan kecepatan rencana dibawah
40 km/jam dan pada daerah parkir.

Beberapa macam pengaman tepi

DAERAH MANFAAT JALAN (DAMAJA)


Daerah manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran
samping dan ambang pengamannya. Badan
jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau
tanpa median dan bahu jalan. Damaja dibatasi
oleh :
Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi
jalan dikedua sisinya.
Setinggi 5 m di atas permukaan jalan yang diukur
dari sumbu jalan.
Kedalaman ruang bebas 1.5 meter dibawah
permukaan jalan

DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA)


Daerah milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar dan tinggi yang dikuasai oleh
Pembina jalan dengan suatu hak tertentu. Biasanya
pada jarak tiap 1 km dipasang patok DMJ berwarna
kuning.
Damija dibatasi oleh lebar yang sama dengan Damaja
ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan
ketinggian 5 meter dan kedalaman 1.5 meter. Sejalur
tanah tertentu diluar Damaja tetapi termasuk dalam
daerah Damija dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan keluasan keamanan pengguna jalan dan
untu

DAERAH PENGAWASAN JALAN (DAWASJA)


Daerah pengawasan jalan adalah daerah sejalur
tertentu yang terletak diluar Daerah Milik Jalan,
yang penggunaannya diawasi oleh Pembina Jalan,
dengan maksud agar tidak mengganggu padangan
pengemudi dan konstruksi bangunan jalan, dalam
hal ini tidak cukup luasnya Daerah Milik Jalan.
Menurut Tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Kota (TPGJAK), 1997, lebar Daerah Pengawasan
Jalan, diukur dari sumbu jalan sebagai berikut :
- Jalan arteri minimum 20 meter,
- Jalan Kolektor minimum 15 meter,
- Jalan Lokal minimum 10 meter.
- Sedangkan untuk daerah tikungan lebar Dawasja
ditentukan oleh jarak pandang bebas, hal ini
dimaksudkan untuk keselamatan pemakai jalan.

Anda mungkin juga menyukai