Anda di halaman 1dari 2

Dari data hasil pengamatan dan perhitungan, massa NaOH dengan normalitas 0,1N yang

diperlukan untuk mentitrasi asam oksalat yang telah diberi karbon aktif dan diberi perlakuan
pengocokan adalah sebanyak 2 gram. Massa NaOH sebanyak 2 gram dilarutkan dalam
aquadest yang distandardisasi terlebih dahulu dengan larutan baku asam oksalat. Proses
standardisasi ini bertujuan untuk menjadikan sifat dan karakteristik larutan NaOH menjadi
larutan baku primer yang nantinya akan digunakan sebagai pentitrasi enam labu yang telah
diisi asam oksalat dan karbon aktif yang diberi perlakuan pengocokan. Pembuatan larutan
asam oksalat dilakukan dalam variasi normalitas yakni : 0,3N; 0,2N; 0,1N; 0,05N; 0,01N; dan
0,005N. Semakin tinggi normalitas maka massa yang diperlukan untuk membuat larutan
asam oksalat semakin besar. Proses titrasi asam oksalat dengan larutan NaOH dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi normalitas rata-rata NaOH. Didapat konsentrasi normalitas
rata-rata NaOH yang terbentuk adalah 0,22 N. Tingkat normalitas larutan NaOH ini yang
digunakan untuk mentitrasi keenam labu titrasi yang telah diisi asam oksalat dan karbon aktif.
Perlakuan titrasi ini dilakukan dua kali (duplo) untuk mengetahui kestabilan normalitas
larutan asam oksalat pada labu titrasi dan volume larutan NaOH yang diperlukan. Data hasil
pengamatan menunjukkan variasi volume larutan NaOH yang diperlukan untuk mentitrasi
asam oksalat. Semakin tinggi nilai normalitas asam oksalat semakin tinggi pula tingkat
volume larutan NaOH yang diperlukan. Pada asam oksalat 0,3 N diperlukan 6 ml larutan
NaOH untuk mencapai titik ekivalen titrasi yang menghasilkan normalitas asam oksalat 0,264
N sebagai tingkat normalitas tertinggi pada percobaan dan pada asam oksalat 0,01 N
diperlukan 0,4 ml ml larutan NaOH untuk mencapai titik ekivalen titrasi yang menghasilkan
normalitas asam oksalat 0,0176 N sebagai tingkat normalitas terendah pada percobaan. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam oksalat yang ditritasi maka
menghasilkan tingkat normalitas yang tinggi pula setelah dilakukan titrasi dengan larutan
NaOH standar. Pada perhitungan jumlah mol zat teradsoprsi (x) per bobot karbon aktif (m)
yang dipakai menunjukkan nilai konsentrasi berbanding lurus dengan nilai (x/m) sehingga
menghasilkan tetapan pada persamaan Langmuir, yakni = 0,12 dan = 0,21 dan
menghasilkan kurva menurun pada kurva persamaannya. Hal ini tidak sesuai dengan teori
dikarenakan konsentrasi larutan yang telah diadsorpsi karbon aktif pada perlakuan
pengocokan

seharusnya

mengalami

pengurangan

dalam

nilai

konsentrasinya.

Ketidaksesuaian ini dapat terjadi karena proses pembakuan larutan NaOH yang kurang sesuai
prosedur, waktu kontak adsoprsi yang kurang sehingga proses adsorpsi yang terjadi kurang
efektif, dan ketidakpresisian perhitungan larutan NaOH standar untuk mentitrasi asam oksalat
yang telah ditambahkan karbon aktif. Hasil data pengamatan terhadap persamaan Freundlinch

menunjukkan kurva naik. Hal ini sesuai dengan teori dikarenakan pada persamaan
Freundlinch menggunakan fungsi logaritma dari (x/m) sebagai fungsi y dan fungsi logaritma
c sebagai fungsi x sehingga pada persamaan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi fungsi
logaritma dari zat teradsoprsi (x) per bobot karbon aktif (m) maka semakin tinggi pula tingkat
fungsi logaritma dari konsentrasi larutan dalam percobaan ini asam oksalat yang diadsoprsi
oleh karbon aktif.

Anda mungkin juga menyukai