Anda di halaman 1dari 17

Kelayakan finansial

pengembangan pembangkit
listrik ET (terkoneksi ke PLN)
DWK ENERBI, 6 April 2014
Alin Pratidina, Advisor GIZ RE Program Indonesia/ASEAN LCORE-INDO Project

Tahapan presentasi
LCORE-INDO project
Tahapan pengembangan PLT Energi Terbarukan
Kelayakan finansial
Tantangan

LCORE-INDO Project
Promotion Least Cost Renewables in
Indonesia (LCORE-INDO)
Periode: 2012 - 2015
Tujuan: Promosi Energi Terbarukan yang
paling cost-efficient (Promotion Least Cost
Renewables in Indonesia)
Target: Agro-industri, perikanan, pariwisata,

pengguna/pemilik captive power

Kegiatan LCORE-INDO project


Kegiatan utama
Pengembangan pilot projects bekerja sama
dengan perusahaan swasta Indonesia dengan
memanfaatkan limbah agroindustri (POME, EFB,
rice husk.) untuk menghasilkan listrik untuk
disalurkan ke grid PLN
> Audit energy, Studi kelayakan, monitoring

Mengembangkan
pilot
projects
menggunakan
aplikasi solar PV di sektor
pariwisata
dan
industri
perikanan

Kegiatan LCORE-INDO project


Kegiatan utama
Menyediakan trainings dan capacity building
untuk stakeholder publik dan swasta dalam
bidang bioenergy and solar energy

Mengembangkan action plans dan best practice


guidelines untuk mengakselerasi perkembangan
sektor ET

Tahapan pengembangan PLT ET

Ekuitas

http://re-guidelines.info/development/1/1

Pinjaman
corporate/project

Tahapan proses PPA (< 10 MW)

http://re-guidelines.info/development/1/1

Tahapan proses pinjaman (financing)

http://re-guidelines.info/development/1/1

Kelayakan finansial PLT ET


Faktor yang mempengaruhi kelayakan finansial
Nilai tukar rupiah

Kondisi makro
ekonomi

Tingkat suku bunga (BI rate)


Inflasi

Biaya investasi (spesifikasi teknis/kapasitas & jenis feedstock)

Biaya Operasional
Harga feedstock

Kondisi spesifik
proyek

Porsi ekuitas dan pinjaman


Load factor (listrik yang dihasilkan)
Return (IRR)
Feed-in-tariff (FIT)

Peraturan Pemerintah

Kondisi makro ekonomi Indonesia

Kondisi spesifik proyek


Pemilihan teknologi
Harga teknologi kapasitas teknis, jenis feedstock, jarak transmisi
Efisiensi load factor kWh revenue
Biaya operasional

Harga feedstock
Kesempatan ekspor? supply vs demand langka

Kondisi perusahaan
Pengalaman IPPs
Kondisi finansial bagian dari konglomerat (group) collateral dan porsi
pinjaman

IRR proyek

Feed-in-tariff (< 10 MW)


FIT (IDR/kWh)

Peraturan

Sumber ET

Terkoneksi ke
tegangan

656

Permen No. 4/2012

Air, angin, ombak (tidal), dll

Menengah

1.004

Permen No. 4/2012

Air, angin, ombak (tidal), dll

Rendah

975

Permen No. 4/2012

Biomassa, biogas

Menengah

1.325

Permen No. 4/2012

Biomassa, biogas

Rendah

1.450

Permen No. 19/2013

Sampah kota, teknologi zero Menengah


waste

1.798

Permen No. 19/2013

1.250

Permen No. 19/2013

1.598

Permen No. 19/2013

Apakah
FIT juga
Sampah
kota, teknologi
zero Rendah
waste
berlaku untuk
Sampah kota, teknologi
Solar
PV dan
sanitary
landfill

panas
Sampah
kota,bumi??
teknologi
sanitary landfill

Menengah
Rendah

Harga listrik Solar PV (< 10 MW)


Sesuai Permen No. 17/2013
Harga patokan tertinggi 25 sen USD
Harga patokan tertinggi 30 sen USD (TKDN 40% solar PV)
Proses tender dilakukan oleh EBTKE
Berdasarkan kuota kapasitas yang ditentukan oleh EBTKE
Jadwal tender dapat dilihat: http://lelang.ebtke.esdm.go.id/

Harga listrik panas bumi (semua


kapasitas)
Sesuai Permen No. 22/2012:
Harga Patokan tertinggi
Sesuai dengan Wilayah Kerja
Pertambangan Panas Bumi
(WKP) pemegang izin usaha
panas bumi (sesuai UU No.
27/2003 tentang panas bumi)

FIT di Indonesia vs Negara lain

FIT biogas, biomasa dengan kurs 12,000 IDR/USD

Tantangan
Kondisi makro ekonomi Indonesia yang tidak menentu politik?
FIT yang masih rendah revenue?
Teknologi yang belum produksi dalam negeri kurs?
Skema finansial kesiapan bank?

Pengalaman IPPs perencanaan? Ahli studi kelayakan?


Dukungan pemerintah kebijakan fiskal? Tingginya biaya transaksi?
Infrastruktur jaringan PLN?

Terima Kasih
alin.pratidina@giz.de

Anda mungkin juga menyukai