Narative
Pendekatan tradisional
Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologi
Yang perlu diperhatikan
1. Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai
(ex. Pengkajian, perencanaan, diganosa, evaluasi dll)
2. Dalam pencatatan perhatian langkah-langkah kumpulan data subjektif objektif. Kaji
kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa dan prognosa kemudian buat rencana
asuhan/tindakan dengan memberi batasan waktu untuk mencapai hasil yang diprediksi.
3. Tulis prediksi/sempurnakan dan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda.
4. Buat penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologis pasien.
5. Catat semua pernyataan/evaluasi.
Flow Sheet berupa tabel
Flow sheet dapat digunakan untuk mendokumentasikan
1. Activity of Daily Living (ADL) kebiasaan sehari-hari
2. Vital sign
3. Keseimbangan cairan
4. Observasi
5. Pemberian obat-obatan
Keuntungan :
1. Meningkatkan kualitas yang
2. Mudah dibaca
3. Pendokumentasian kebidanan > tepat
4. Perbandingan data dari beberapa kkt dapat ditingkatkan
5. Membatasi tulisan secara narasi yang lama
Kerugian :
1. Kemungkinan terjadi duplikasi dari dokumentasi
2. Medical record menjadi lebih luas
3. Design formal mungkin ada form yang tidak diinginkan
Prognosa : perkiraan
Design follow sheet/check list
- Tidak ada standar peraturan dalam pembuatan formal
- Design yang baik harus ada instruksi/kunci
Element pada flow sheet/check list
1. Kolom dengan ruang untuk menempatkan tanda dan inisial orang yang melaksanakan.
2. Ada ruang untuk nama pasien, hari, bulan, tahun, tanda tangan.
3. Ada judul
4. Penggunaannya biasa pada pengkajian
Petunjuk penggunaan flow sheet
A Analisis/Assesment/Diagnosa
P Planning : pelaksanaan intervensi craluasi implemen
Adapun yang menggunakan sistem SOAP PIE
S : Subjetif
O : Objektif R : Reassasment/Reevaluasi
A : Analisa D : Dokumentasi kesimpulan
P : Perencanaan
I : Implementasi
E : Evaluasi
Keuntungan :
- Terstruktur karena informasi konsisten
- Mencakup semua proses perawatan
- Merupakan catatan terintegrasi dengan medik
- Mudah dipakai untuk mengendalikan mutu
Kekurangan :
- Menekankan pada masalah dan ketidakstabian dapat menghasilkan suatu pendekatan
secara negatif terhadap pengobatan/tindakan.
-
Sistem
ini
setelah
digunakan
apabila
dapftar
tidak
dimulai/tidak
- Bentuk SOAPIER mungkin mengulang pencatatan yang lain apabila perkembangan itu
lambat dan sering ada evaluasi
Komponen Metode POR :
1. Data dasar
- Identitas
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit
- Riwayat kesehatan
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan lab
2. Daftar masalah
Dapat berupa sebuah tanda gehala hasil lab yang abnormal masalah psikologis dll.
3. Rencana
Disesuaikan dengan prioritas masalah
4. Ditatar perkembangan pasien
- Secara berkesinambungan
- Berupa uraian
5. Catatan setelah pulang (Discharge Note)
- Pengobatan yang diberikan
- Kebiasaan perawatan
- Tindakan keperawatan
Langkah IV
Kolaborasi dengan dokter
Langkah V
1. Menjelaskan keadaan kesehatan dan akibat mastitis
2. Menjelaskan cara dan keuntungan breast care
3. Menjelaskan terapi pada mastitis
4. Menjelaskan pencegahan masitis
5. Menjelaskan cara menyusui bayi dengan benar
6. Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang berikut
Langkah VI
1. Memantau tanda abses payudara setelah kunjungan.
2. Kolaborasi dengan dr. obgyn
3. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
4. Menjelaskan tindakan yang harus dilakukan
5. Menjelaskan cara dan keuntungan breat care
6. Menjelaskan cara mencegah mastitis
7. Menjelaskan cara menyusui bayi dengan benar
8. Mendorong ibu untuk terus menyusui bayinya
9. Merencanakan kunjungan ulang
Langkah VII
1. Ibu mendapat pengobatan dari dokter
2. Ibu dan keluarganya memahami kondisinya
3. Ibu dan keluarganya memahami tanda/bahaya abses payudara
ketrampilan,
dalam
rangkaian/tahapan
yang
logis
untuk
So ibu 45 tahun hamil 9 bulan, anak ke-8 merasakan mules sejak 2 jam yang lalu. Ibu
menyatakan lemes, hasil px fiisk : TD 90/60 mmHg, N : 82 x/menit, R : 18 x/menit, DJJ +
136 x/mnt, his lemah 2 x/10, TFU : 30 cm, preskep, kcp msk PAP H II 2 cm.
Langkah I
Ibu umur 45 taun G8 P7 Ao hamil 36 minggu HPHT 6-12-2003
HPL 23-9-2004
Data S : merasa mules sak 2 jam, lemes
O : Px fisik : TD fisik : TD 90/60, N : 82 x/mnt, R 18 x/mnt, DJJ + 136 x/mnt, his
lemah 2x/10, TFU 30 cm, preskep, kpl msk PAP H II 2 cm.
Px khusus : Leopold
Langkah II
G8 P7 Ao hamil 36 minggu janin 1 hidup intra uterin dengan inersia uteri
Langkah III
Perdarahan, antisipasi : pemantauan TD, kontraksi uterus
Langkah IV
Kolaborasi dengan dokter
Langkah V
1. Menjelaskan tentang keadaan kesehatan ibu dan janin
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya yang akan timbul
3. Menjelaskan akibat inersia uteri
4. Menjelaskan persiapan persalinan yang harus dilakukan
Kelemahan :
1. Diisi tidak lengkap
2. Tidak cukup tempat/ruang dalam memasukan data yang diperlukan
3. Tidak up to date
KOMPUTERISASI
Keuntungan :
- Lebih mudah dibaca
- Kemungkinan salah/kelupaan lebih sedikit dengan kata lain ketepatan pencatatan lebih
tinggi karena secara otomatis komputer memanggil semua data yang ada bila ada hal
yang tidak sji dengan yang terprogram
- Hemat waktu dan biaya (bila sistem itu sudah berjalan)
- Pelayanan pasien bisa lebih cepat karena banyak pesanan dapat disampaikan lewat
komputer dan komunikasi antar unit bisa dipantau lewat sarana komputer
- Meningkatkan komunikasi antar tim petugas kesehatan
- Lebih memudahkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan peningkatan mutu
Kekurangan :
- Kurang terjaminnya kerahasian pasien
- Tidak semua institusi dan petugas siap untuk komputerisasi dan perlu latihan khusus untuk
sistem komputerisasi
- Modal awal sangat tinggi dan menuntut keahlian khusus untuk menciptakan programnya
dan perangkat komputer yang dibutuhkan
- Ketergantungan kepada alat/teknolohi tinggi
- Ada perbandingan khusus untuk keperluan alat/unit komputer dan jumlah pasien (10-15
bed/terminal komputer)
Metode Pendokumentasian
- SOAPIER
- SOAPIE
- SOAPIED
- SOAP NOTES
Metode Pendokumentasian SOAPIE
Konsep SOAPIER
S : Data subjektif
- Catatan ini berhubungan masalah dengan sudut pandang pasien
- Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sehingga kutipan
langsung/ringkasan yang berhubungan dengan dx (data primer)
- Pada bayi/anak kecil data subjektif ini dapat diperoleh dari orang tuanya (data sekunder)
- Data subjektif menguatkan dx yang akan dibuat
O : Data objektif
- Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan dx
- Data yang digolongkan dalam kategori ini, antara lain
- Data psikologik
- Hasil observasi yang jujur
- Informasi kajian teknologi (hasil px lab, Ro, CTG, USG dll)
- Ada pendapat yang memasukan laporan dari keluarga juga masuk kategori ini
- Apa yang dapat diobservasi oleh bidan/perawat akan menjadi komponen penting dari dx
yang akan ditegakan
A : Analisa/Assesment
- Masalah/dx yang ditegakan berdasarkan data/informasi subjektif maupun data/informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan dan disimpulkan
- Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun
objektif dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses analisa adalah segala
proses yang dinamik
- Sering menganalisa penting !
Mengikuti perkembangan pasien dan menjamin segala perubahan baru dapat diketahui
dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
P : Planning : perencanaan
- Membuat perencanaan tindakan saat itu/yang akan datang untuk mengusahakan mencapai
kondisi pasien sebaik mungkin/menjaga/mempertahankan kesejahteraannya
- Proses ini termasuk kriteria tujuan terdiri dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam
batas waktu tertentu
- Tindakn yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatannya x/
proses pslnnya dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam manajemen
kolaborasi/rujukan
I : Implementasi
- Pelaksanaan rencana tindakan untuk mengatasi masalah keluhan/mencapai tujuan pasien
- Tindkaan ini harus disetujui oleh pasien kecuali bila tidak dilaksanakan akan
membahayakan keselamatan pasien
Pilihan pasien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses ini
- Apabila kondisi pasien berubah, implementasi mungkin juga harus berubah/disesuaikan
E = Evaluasi
- Tafsiran dari hasil tindakan yang telah diambil adalah penting untuk menilai keefektifan
asuhan yang diberikan
- Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari penilaian ketepatan tindakan
- Kalau kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan tindakan alternatif sehingga dapat mencapai tujuan
R = Revisi = Re-essesment = perbaikan
- Komponen evaluasi dapat menjadi petunjuk perlunya perbaikan dari perubahan intervensi
dan tindakan/menunjukan perubahan dari rencana awal/perlu /kolaborasi baru/rujukan
III Mengidentifikais Dx/masala potensial dan mengantisipasi penanganan
Mengidentifikasi masalah potensial berdasarka dx/masalah yang sudah diidentifikasi
Langkah ini membutuhkan antisipasi jika memungkinkan dilakukan pencegahan
Bidan harus waspada dan bersiap-siap mencegah Dx/masalah potensial agar tidak benarbenar terjadi.
Pada langja 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak
hanya merumuskam masalah/dx potensial tetapi juga harus bisa merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah/dx potensial tidak terjadi
Merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional/logis
IV Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan nakes lain berdasarkan kondisi klien
Beberapa data mungkin mengidentifikasi yang gawat tindakan segera
Contoh : perdarahan kala III, distorsi bahu, asfiksia berat dsb
Contoh keadaan yang membutuhkan konsultasi/kolaborasi dengan dokter
- Tanda-tanda awal
- Kelainan panggul
- Penyakit atg dl kehamilan
- Diabetes kehamilan
V Menyusun Rencana Asuhan
Direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
Merupakan
kelanjutan
penatalaksanaan
terhadap
masalah/dx
yang
telah
diidentifikasi/diantisipasi
Informasi daya yang tidak lengkap dapat dilengkapi
Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan klien
Tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan s/i dengan hasil pembahasan rencana
asuhan dengan klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya
VI Pelaksanaan asuhan
Rencana asuhan menyeluruh (langkah kelima) dilaksanakan secara efisien dan aman
Bisa dlakukan seluruhnya oleh bidan/sebagian lagi oleh klien/anggota tim kesehatan lain
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut
Penatalaksanaan yang efisien menyakut waktu dan biaya serta meningkatkann dan asuhan
klien
VII Evaluasi
Dilaksanakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi s/i dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam dx dan masalah
Rencana tesebut dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya
Rencana yang belum efektif mengulang kembali di awal
Proses penatalaksanaan kebidanan merupakan langkah sistematik yang merupakan pola
pikir bidan
Format Pendokumentasian
1. Ibu Hamil
Subjektif :
- Biodata (nama, umur, dsb) nama, umur dan pendidikan
- Paritas G P A
- HPHT
- Riwayat obstetri riwayat persalinan, haid, riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan keluarga
- Data psikologis
- Riwayat kehamilan sekarang ANC berapa kali, obat-obatan apa yang didapat
- Kebiasan sehari-hari objektif
- Px fisik kepala-kaki
- Px pelvic/obstetri px panggul, px dalam, palpasi leopold
- Px lab Hb, protein uri, gula darah
- Px penunjang lain rontgen, USG
Penatalaksanaan
Kunjungan I (sebelum 14 minggu/trimester I)
- Membangun hubungan selagi percaya antara petugas kesehatan dan bumil
- Melakukan tindakan pencegahan seperti TT, pemberian fe, mencegah praktek tradisional
yang
- Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
- Mendorong perilaku kesehatan (gizi, latihan/senam hamil > 24 minggu dan kebersihan,
istirahat dsb)
Kunjungan II (trimester II/sebelum minggu ke-28)
- Sama seperti kunjungan I + dengan kewaspadaan khusus mengenai PE (tanya ibu
tentang gejala-gejala PE) pusing, pandangan kabur
Kunjungan III (trimester III/minggu ke-28-36)
- Sama seperti kunjungan I dan II di+ dengan palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda
Kunjungan IV (trimester III/> 36 minggu)
- Sama seperti kunjungan I, II, III ditambah dengan deteksi bayi yang tidak
normal/kondisi lain yang memerlukan kelahiran di RS
Sebelum 36 minggu bayi masih mobile :
- Pada tiap kunjungan lakukan konseling khusus untuk kebutuhan ibu s/i dengan
masalahnya
- Kehamilan dengan masalah/komplikasi rujuk
Menolong ibu untuk menentukan pilihan tepat untuk konsultasi (dokter, pusk, DSOG)
Kebiasaan yang tidak perlu dilakukan :
1. Mengurangi garam untuk mencegah PE
- Hipertensi bukan karena retensi garam
1. Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran prematur
- Dianjurkan untuk memakai kondom agar semen (mengandung prostaglandin) tidak
merangsang kontraksi uterus.
1. Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki
- Kram pada kaki buka semata-mata disebabkan oleh kekurangan kalsium
1. Membatasi makan dan minum untuk mencegah bayi besar
- Bayi besar disebabkan oleh metabolisme pada ibu
2 Ibu Bersalin
Subjekktif
- Umur
- Gravida dan para untuk untuk deteksi dini komplikasi, pengawasan
- Kontraksi uterus (frekuensi, durasi, intensitas)
Bloody show
Station Hodge
Kulit ketuban
CDP tidak ada kesesuaian antara kepala bayi dengan panggul (jalan lahir)
Penanganan
Kala I
1. Membantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
2. Jika ibu merasa kesakitan
- Lakukan perubahan posisi
- Posisi sesuai dengan keinginan ibu
- Sarankan ibu untuk berjalan
-
Ajak
orang
yang
menemaninya
(ibu/suami)
untuk
memijat/menggosok
3. TTV PP demam/tidak
4. Hasil px lab trombosit, leukosit
5. Catatan medis pasien riwayat persalinan lalu
6. Ambulasi
7. Ketidaknyamanan ibu (nyeri)
8. Keadaan ibu + janin
9. Perasaan ibu tentang persalinan + prosesnya
10. Perasaan ibu tentang bayinya
11. Kemauan menyusui bayinya
12. Px fisik
- TTV
- Tanda-tanda iritasi/infeksi
- Payudara
- Px adomen (kk, uterus involusi)
- Lochea (warna, jumlah, bau)
- Haemorrhold
- Ekstrimitas (varises, edema, hormonis sign, reflek)
Tromboflebilitis kemerahan pada betis
Penatalaksanaan
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Latihan
4. Gizi
5. Menyusui
6. Perawatan payudara
7. Pola seksual bu hamil boleh melakukan seks setelah luka sembuh
8. KB
Bayi Baru Lahir
Yang harus dikaji :
1. Riwayat persalinan
2. Proses menyusui
3. Antropometri
4. Px fisik
5. Imunisasi
6. Pola tidur
7. Refleks
Penatalaksanaan
1. Identitas bayi
2. Jaga bayi agar tetap hangat
3. Kontak dini dengan ibu
2. Status ekonomi
3. Status pernikahan
4. Pola seksual
5. Riwayat kesehatan tidak boleh hamil penyaki jantung stadium IV
6. Px fisik
7. Px obstetri
Penatalaksanaan
1. Memberikan alternatif metode yang dibutuhkan
2. Menjelaskan efek samping dan k I masing-masing metode
3. Melibatkan suami dalam penentuan metode yang digunakan
Latihan !
1. Ibu Sofi melakukan kunjungan antenatal ketiga pada usia 31 tahun G3 P2 Ao terakhir
datang 11 minggu yang lalu. Ketika ia sudah hamil (21 minggu) bayinya yang kedua lahir
dengan prematur persis 1 tahun yang lalu, tetapi keadaannya baik-baik saja.
Ia mengeluh pergelangan kakinya yang bengkak dan merasa terganggu dengan rasa sakit
dibagian belakang dan panas dalam TD 110/60 mmHg, Djj 140 x/menit, TFU : 31,5 cm,
edema kaki positif dua-duanya. Px lab Hb : 11,5 gr %
Jawab
S : Ny. Sofi 31 tahun kunjungan ANC II
- ANC 11 minggu yang lalu
- Bayi yang kedua lahir prematur 1 tahun lalu, keadaannya baik-baik saja
- Ia mengeluh pergelangan kakinya bengkak, rasa sakit dibagian belakang dan panas
dalam
O : G3 P2 Ao hamil 32 minggu
Djj 140 x
TD 110/60 mmHg
TFU 31,5 cm
Edema kaki + dua-duanya
Px lab Hb 11,5 gr %
A : Ny. Sofi umur 31 tahun G3 P2 Ao hamil 32 minggu janin 1 hidup intra uterin dengan
rasa ketidaknyamanan biasa pada kehamilan
P : Menjelaskan pada ibu bahwa ibu menderita ketidaknyamanan biasa pada kehamilan
konselin gizi, higiene tubuh dan vulva
- Asuhan rutin pemberian Fe 30-50 mg/hari, vitamin C dan asam folat 50 mg/hari
- Anjurkan ibu berbaring meninggikan kaki untuk menghilangkan bengkak pada
pergelangan kaki
- Anjurkan ibu berbaring miring ke kiri untuk mengurangi rasa sakit dibagian belakang
Ny. Anna usia 26 tahun melakukan kunjungan ANC kedua hamil kedua melahirkan 1 kali
2 kali tidak pernah abortus. Dia sudah pernah melakukan kunjungan ANC I 3 bulan yang
lalu usia kehamilan pada saat itu 12 minggu ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja
pembesaran perut sesuai kehamilan. Ia mengeluh sering merasa letih, pernah operasi usus
buntu pada usia 17 tahun ia mengalami konstipasi dan gusi berdarah Djj 140 x/mnt,
tekanan darah 160/100, 37 oC, nadi 84 x/mnt, pernafasan 16/mnt, TFU 23 cm, Hb 12 gr
%, kaki eodem
Jawab
S : Ny. Anna 26 tahun mengeluh sering letih, pernah operasi usus buntu saat 17 tahun,
konstipasi dan gusi berdarah, merasa baik-baik saja, ANC I 3 bulan yang lalu, hamil 2
melahirkan 1 x tidak pernah gbr
O : G2 P1 Ao hamil 24 minggu. Px fisik Djj 140 x/mnt, TD 160/100 mmHg, suhu 37 oC,
N : 84 x/mnt, R : 16 x/mnt, TFU 23 cm. Px lab 12 gr %, kaki oedem, perbesarn perut
sesuai untuk
A : Umur 26 tahun G2 P1 Ao hamil 24 minggu janin 1 hidup intrauterin dengan PER,
konstipasi dan gusi bedarah
P : - Kaji tanda-tanda bahaya kejang, perdarahan
- Diit vitamin
- Pemeriksaan lab : proteiniuri
- Asuhan rutin, pemberian tablet fe 30-50 mg/hari, asam folat 50 mg/hari
- Perencanaan kunjungan ulang
- Konseling gizi, higiene
Konstipasi dan gusi berdarah dx nomenklatur RS ketidaknyamanan biasa pada
kehamilan
Ny. Anna 26 tahun dx kebidanan
Janin 1 hidup dx masalah
- Menjelaskan pada ibu bahwa ibu menderita PEB
- Kolaborasi
- Diet TKTP
Proses Penatalaksanaan Kebidanan
Proses penatalaksanaan kebidanan ada 7 langkah :
- Anmnesia
- Px fisik sesuai kebutuhan dan px TTV
- Px khusus
- Px penunjang
Langkah I merupakan langkah awal yang menentukan langkah berikutnya
Kelengkapan data menentukan proses interpretasi
O : G3 P2 Ao hamil 32 minggu
Djj 140 x/mnt
TD 110/60 mmHg
TFU 31,5 cm
Oedema kaki + dua-duanya
Px lab Hb 11,5 gr %
Proteinuri
A : Ny. Sofi umur 31 tahun G3 P2 Ao hamil 32 minggu jani 1 hidup intra uterin dengan rasa
ketidaknyamanan biasa pada kehamilan
P : - Menjelaskan pada ibu bahwa ibu menderita ketidaknyamanan biasa pada kehamilan
- Konseling gizi, higiene tubuh dan vulva serta diet TKTP
- Asuhan rutin pemberian fe 30-50 mg/hari, vitamin C dan asam folat 50 mg/hari
- Anjurkan ibu berbaring meninggikan kaki untuk menghilangkan bengkak pada pergelangan
kaki
- Anjurkan ibu berbaring miring ke kiri dan minta keluarga memijat punggung ibu untuk
mengurangi rasa sakit dibagian belakang
- Ajurkan ibu minum air putih 8-10 gelas/hari untuk mengatasi panas dalam
- Perencanaan kunjungan ulang
REKAM MEDIS
I. Pengertian
Berkas yang berisikan catatan dan dokumentasi tentang identitas, anamnesa, px,
diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
selama dirawat baik di rawat inap, rawat jalan, UGD dan klinik bersalin
Informasi harus lengkap perihal proses pelayanan medis di klinik bersalin/RS yang
terjadi di masa lampau, masa kini dan diperkirakan akan terjadi di masa yang akan
datang.
Kelalaian dan kekeliruan dalam pengisian lembar RM sanksi hukum
II. Tujuan RM
Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan
3. Aspek hukum
- Isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadaan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta tanda bukti untuk
menegakan keadilan.
4. Aspek keuangan/ekonomi
- Isinya dapat dijadikan bahan untuk menetapkan biaya
Pembayaran pelayanan di klinik/RS
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang tidak ikut ambil bagian
didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kebidanan.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan
Pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat diklinik maupun RS
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa penelitian dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, klinik/RS maupu nakes lainnua dan dokter
6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan
pendidikan
7. Sebagai sumber didalam penghitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan
IV. Penyimpanan dokumentasi medis
USA 5 tahun rata-rata berkas/file RS, isi dokumen pasien
7 tahun cacat mental, napza
20 tahun kebidanan
UK 25 tahun kebidanan
Indonesia 5 tahun semua kasus, tidak terkecuali
Di bagian kebidanan hal penting yang harus disimpan antara lain :
Catatan tentang asuhan ibu dan bayi selama kehamilan, persalinan dan nifas termasuk
semua hasil px, resep obat dan pemberiannya
Advis dokter seperti : istirahat, tidak boleh bekerja berat, banyak minum dll
2. Rawat Inap :
1) Data dasar
2) Diagnosa, tindakan pengobatan dan pemantauan yang dilakukan
3) Pernyataan dokter
Waktu, tanggal
Kondisi pasien
Follow up
Tanda tangan dokter
3. Kegawatdarutan
Pencatatan harus teliti/akurat, singkat dan merefleksikan seluruh informasi pasien dari
menit ke menit
Digunakan sebagai alat komunikasi yang utama tentang dx, pengobatan dlaam suatu
lingkungan yang rumit bagi nakes.
Karena
di
UGD
mempunyai
atmosfir
yang
gerak
cepat
dan
tingginya
- Kejelasan bicara
- Bau : alkohol, urine, kimiawi, keton, obat-obatan dan ramu-ramuan