Peranan Sosiologi Hukum Terhadap
Peranan Sosiologi Hukum Terhadap
PERUBAHAN
(KASUS
KEMISKINAN)
dan
UPAYA
PEMECAHANNYA.
Dalam makalah ini saya membahas lebih dalam tentang MASALAH SOSIAL
SEBAGAI INSPIRASI PERUBAHAN (KASUS KEMISKINAN) dan UPAYA
PEMECAHANNYA. Mulai dari latar belakang kemiskinan hingga upaya untuk
mengatasi kemiskinan di Indonesia.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari baik. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
saya harapkan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..1
Daftar Isi..2
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................3
Definisi Kemiskinan......4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6
A.Latar belakang.......................................................................................6
B.Penanganan masalah berbasis masyarakat..........................................7
C.Upaya penanganan masalah kemasyarakatan......................................8
D.Teori tentang pembangunan nasional...................................................11
E.Studi tentang perubahan.......................................................................13
F.Perubahan paradigma ilmu sosiatri.......................................................14
G.Proses perubahan sosial dalam konteks global...................................16
BAB III PENUTUP..................................................................................17
A.Kesimpulan...........................................................................................17
B.Saran....................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................18
BAB 1
Pendahuluan
Di dalam masalah kemiskinan terkait dengan konsep standar hidup,
pendapatan, distribusi pendapatan, stratifikasi sosial, struktur sosial dan bentuk
diferensiasi sosial yang lain. Di dalam pengukuran tingkat kemiskinan, konsep
taraf hidup (level of living) misalnya, tidak cukup dilihat dari sudut pendapatan,
akan tetapi juga perlu melihat faktor pendidikan, kesehatan, perumahan dan
kondisi sosial yang lain. Kenyataan tersebut mengakibatkan pendekatan yang
yang
paling
sering
disampaikan
mengenai
pemukiman
pokok
untuk
mengetahui
kekurangan
pendapatan
adalah
kemiskinan
pun
bervariasi.Pertama,
menggunakan
model
ke
sumber-sumber
ekonomi
produktif
sehingga
terhalang
untuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk memahami masalah kemiskinan lebih lanjut perlu diketahui dan
ditelusuri latar belakangnya. Dengan memahami latar belakangnya akan lebih
mudah diindetifikasi sifat, keluasan dan kedalaman masalahnya. Dalam proses
berikutnya, pemahaman latar belakang masalahnya ini juga sangat bermanfaat
guna menentukan langkah-langkah sebagai upaya menanganinya.
Kemiskinan merupakan akibat dari sifat malas, kurangnya kemampuan
intelektual, kelemahan fisik, kurangnya ketrampilan dan rendahnya kemampuan
untuk menanggapi persoalan disekitarnya. Dalam perkembangan lebih lanjut,
pandangan ini juga memasukkan faktor individual lain berupa adopsi budaya
kemiskinan dan rendahnya need for achievement sebagai faktor penyebab
kemiskinan (Hardiman and Midgley,1982:51), pendek kata kemiskinan lebih
dilihat dari cacat dan kelemahan individual. Sebagai misal, karena mempunyai
sifat pemalas maka terjadi segan untuk bekerja keras guna meningkatkan
kondisi kehidupannya. Demikian juga karena kemampuan intelektual dan
pengetahuannya rendah mengakibatkan kurang mampu unutuk mengantisipasi
Faktor Struktural
- Faktor Keluarga
- Faktor Agensi
resources
yang
memungkinkan
berkurangnya
konsentrasi
dipusatkan
kepada
kelompok
yang
mempunyai
ciri-ciri
cita-cita
umum
luhur
dan
kemerdekaan,
mencerdaskan
yakni
kehidupan
untuk
memajukan
bangsa.
Pasca
Seperti
penanganan
masalah
kemiskinan,
kecacatan,
keduanya. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan Nancy Birdsal (1993)
yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah juga pembangunan
sosial. Tidak ada yang utama diantara keduanya. Pembangunan ekonomi jelas
sangat mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu negara, namun pembangunan
ekonomi yang sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar, tetap tidak akan
mampu menjamin kesejahteraan sosial pada setiap masyarakat. Bahkan
pengalaman negara maju dan berkembang seringkali memperlihatkan jika
prioritas
hanya
difokuskan
pada
kemajuan
ekonomi
memang
dapat
Oleh karena itu selaras dengan prioritas dan kesepakatan dunia. Maka program
Departemen Sosial juga menempatkan kemiskinan sebagai prioritas utama yang
harus ditangani. Alokasi Anggaran Departemen Sosial tahun 2006 lebih dari 2,2
triliun rupiah, telah dialokasikan pada 5 kelompok sasaran dimana alokasi
terbesar untuk kemiskinan, lebih dari Rp. 566 milyar. Keterlantaran Rp 207
milyar. Kecacatan Rp 54 milyar. Ketunaan sosial 41 milyar dan bencana alam
dan sosial Rp. 500 milyar.
Dalam pengurangan kemiskinan, kepercayaan pemerintah juga makin diberikan
kepada Departemen Sosial sebagai penanggung jawab anggaran program
Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang disalurkan langsung kepada penduduk
miskin beberapa waktu lalu. Program itu kini berganti menjadi Bantuan Tunai
Bersyarat (BTB) dengan nama: Program Keluarga Harapan (PKH). Ketika itu,
program SLT banyak menimbulkan pro dan kontra. Namun harus pula diakui
bahwa program itu telah berhasil dilihat dari sisi ; Pertama ; berhasil menjaga si
miskin tidak goncang/panik? menghadapi kenaikan harga BBM. Bahkan ia
menjadi tenang ketika ia mendapatkan sedikit harapan? dari bantuan SLT. Jika
diasumsikan hanya untuk pengganti konsumsi BBM saja (bukan untuk konsumsi
lainnya), uang rp 100/bulan cukup memadai bagi mereka. Kedua ; behasil
memberikan pertolongan secara cepat, tanpa prosedur berbelit. Ketiga ;
membuktikan kepercayaan Pemerintah kepada rakyat untuk menerima secara
langsung dan menggunakan dananya sesuai kebutuhan. Kita berharap Program
BTB PKH sekarang ini mampu menjadi koreksi terhadap SLT sehingga
pertolongan darurat kepada si miskin semakin mengena pada tujuan yang
diharapkan.
Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong
terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang
pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di
arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu pemberdayaan
sifatnya individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu
proses yang mengangkat hubungan kekuasaan/kekuatan yang berubah antara
individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
dari
pengetahuan
berbagai
yang
bidang
dimaksud,
ilmu
seperti
pengetahuan.
ekonomi
Cabang-cabang
pembangunan,
ilmu
sosiologi
pembangunan
bangsa
agaknya
telah
mengalami
suatu
kadang-kadang
hal
tersebut
menjadi
penghambat
proses
sosial
terapan
(applied
science),
yang
dalam
pengembangannya
dimensi
perubahan
sosial.
Sementara
itu,
secara
keilmuan,
pengembangan kajian, penelitian, dan teori-teori baru juga dituntut dari sosiatri,
baik melalui hasil kerja lapangan (penelitian dan proyek sosiatri), maupun melalui
berbagai kegiatan seminar dan diskusi.
Aktivitas ilmiah mempermudah perubahan budaya. Inovasi baru di bidang
keilmuan memperoleh ruang dan kesempatan formal. Kajian perubahan dalam
sosiatri dapat dipadukan dengan konsep paradigma dari. Konsep paradigma dari
Khun sealiran dengan teori-teori perubahan. Perubahan ilmu pengetahuan
menurut Khun terjadi secara revolusioner. Akumulasi hanyalah salah satu
segmen di dalam proses revolusi untuk mencapai kemajuan ilmu. Revolusi ilmu
menjalani proses sebagai berikut: Paradigma I Ilmu Normal Anomali Krisis
Revolusi Paradigma II Pada tahap ilmu normal, proses akumulasi ilmu
terjadi, namun perkembangan ilmu tidak hanya terletak pada tahap ilmu normal,
heliosentris
merupakan
suatu
revolusi
dalam
kosmologi
yang
sendiri,
tergantung
kepada
manusia
dan
struktur
sosialnya.
Globalisasi mau tidak mau harus dilalui oleh seluruh negara di dunia ini.
Hubungan antar negara menjadi sedemikian penting pengaruhnya dalam
mewujudkan kehidupan masin-masing negara terlebih ketika era globalisasi tiba.
Menjadi suatu keniscayaan apabila sebuah negara harus bekerjasama dengan
negara lain bahkan lebih ekstremnya lagi memerlukan bantuan negara lain. Polapola hubungan antar negara menjadi bahasan penting dalam membedah
perubahan sosial yang terjadi saat ini.
Selain peran negara lain (negara maju), perubahan sosial di negara-negara
berkembang dipengaruhi oleh organisasi internasional dan bahkan perusahaan
multi nasional. Dominasi negara maju dapat dilihat dari berbagai bantuan yang
masuk ke nagara berkembang atas nama modernisasi. Modernisasi diangap
sebagai jalan untuk meraih kemajuan negara berkembang. Organisasi
internasional mempunyai peran yang hampir sama dengan negara maju.
Berbagai kesepakatan dan kebijakan yang dihasilkan memberikan dampak yang
sangat nyata bagi Negara berkembang. Hal ini terjadi karena memang organisasi
internasional didominasi oleh negara maju.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Penanganan kemiskinan memerlukan keterlibatan semua fihak. Lintas fungsi
maupun lintas sektor. Oleh karena itu, upaya sinergi perlu terus dilakukan agar
tidak terjadi saling tumpang tindih dalam penanganannya. Tentunya langkah
awal ke arah itu dapat dilakukan dengan mendasarkan pada data penyandang
miskin yang riil dan valid.
Dalam hal ini Departemen Sosial telah merintis data penyandang miskin lengkap
tercantum nama dan alamatnya by name by address?, Data ini merupakan
hasil olah sahih data SLT terdahulu. Kita berharap data ini menjadi acuan semua
pihak yang berkepentingan dalam penanganan masalah kemiskinan sehinga
penanganannya lebih terpadu, terarah dan mampu mengurangi jumlah penduduk
miskin.
Dengan tersedianya data yang jelas dan akurat diharapkan mampu merangsang
keterlibatan seluruh komponen bangsa untuk terlibat aktif dalam penanganan
kemiskinan. Semoga segala upaya kita menangani kemiskinan semakin hari
semakin mampu membawa pada kejayaan bangsa.
B. Saran
Khusus
untuk
masyarakat
Indonesia
penyusunan
hukum
yang
hanya
DAFTAR PUSTAKA
SOETOMO, Penerbit Pustaka Pelajar, MASALAH SOSIAL DAN UPAYA
PEMECAHANNYA
Mochtar Kusumaatmaja, Hukum, Masyarakat, dan Pembinaan Hukum Nasional,
Bina Cipta, Bandung.
___________________, Fungsi
dan
Perkembangan
Hukum
dalam
Hanitijo
Soemitro, Beberapa
Masalah
dalam
studi
Hukum
dan