LP Cad
LP Cad
4.
5.
b.
Jenis kelamin
c.
d.
b.
c.
d.
e.
f.
Inaktivitas fisik
g.
Stress
h.
i.
Menopause
j.
k.
Asidosis
Fungsi ventrikel terganggu :
Perubahan hemodynamic
Vasokontriksi Perifer
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Merangsang Katekolamin
Penurunan
curah jantung
Sesak
napas
E. Manifestasi Klinis
1.
Intoleransi
aktifitas
MRS
Kurang
pengetahuan
ANSIETAS
Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian
bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri
akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan
berat, biasa menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri
angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan
emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan
hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa
menjalar ke dagu dan leher.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila
menderita infark miokardium, karena neuropati yang menyertai diabetes
mempengaruhi neuroseptor, sehingga menumpulkan nyeri yang dialaminya.
2.
b.
3.
Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
4.
Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan berlangsung
paling selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel yang nekrotik yang
menyebabkan respon infamasi.
5.
Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan
nekrosis
b.
6.
CKMB, isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 48-72 jam.
b.
LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari.
c.
7.
Pemeriksaan Jantung
Biasanya tidak memperlihatkan kelainan, kecuali bunyi jantung dapat terdengar
redup. Bunyi jantung S4 sering terdengar pada penderita dengan irama sinus,
biasanya terdengar pada daerah apeks dan parastenal kiri. bunyi jantung S3
dapat timbul bila terjadi kerusakan miokard yang luas. Kelainan paru bergantung
pada beratnya AMI, yang diklasifikasikan menurut Killip I-IV:
Killip I : Penderita AMI tanpa S3 dan ronkhi basah
Killip II : Ditemukan ronkhi pada kurang dari setengah lapang paru, dengan atau
tanpa S3
Kllip III : Ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya dengan oedema
paru
Kllip IV : Penderita dengan syok kardiogenetik
F. Penatalaksanaan Klinik
1.
Istirahat total dalam waktu 24 jam pertama atau masih ada keluhan nyeri
atau keluhan lainnya. Hal ini berguna untuk mengurangi beban kerja jantung dan
2.
7.
: makanan saring
Diet Jantung II
: bubur
: nasi tim
Diet Jantung IV
: nasi
Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah
tinggi, diabetes melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c. Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada
merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak
berfungsi.
d. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi
cardia). Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
e. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga
timbul dengan gagal jantung.
Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3.
Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4.
Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak,
f.
5.
aktivitas.
Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
7.
Kenyamanan
a. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
6.
dengan nitrogliserin.
b. Lokasi nyeri dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar sampai
ke lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai
rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut
mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh,
menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan
darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
8.
Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga
vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
10.
Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
9.
hipertensi, perokok.
H. Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan EKG
a.
Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST,
gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan
nekrosis
b.
Lead
V1-V4
V1-V3
V1-V6
V1-V2
I, aVL, V5-v6
I, II, aVF
V4R, V5R
Perubahan EKG
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
ST depresi, gelombang R tinggi
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
ST elevasi, gelombang Q
3.
Pemeriksaan laboratorium
a.
-
LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari
b.
c.
d.
4.
5.
Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume sistolik
dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot papiler dan
untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau cairan pericardial.
I.
Farmakologi
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
1.
Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan
darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
2.
3.
bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4.
Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and
Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
5.
(seperti
Fenofibrat,
Simvastatin,
Atorvastatin, Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein DensitasRendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung
koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit
jantung koroner.
J. Diagnosa yang Mungkin Muncul
1.
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan menurunnya suplai
2.
3.
oksigen miokardial.
Gangguan difusi gas berhubungan dengan oedem paru
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
4.
5.
berhubungan
dengan
kurangnya
Data
DS :
- Klien mengatakan
nyeri di area dada
DO :
- Skala nyeri
Etiologi
Aterosklerosis
Masalah
Nyeri
meningkat (0-10)
Klien tampak
gelisah
TTV meningkat
DS:
- Klien mengeluh
sesak nafas
DO :
- RR meningkat
- Batuk (+)
- Rhonkhi +/+
- Saturasi O2 turun
DS :
- Klien mengeluh
lemas
DO :
- Kondisi umum
klien tampak
lemah
Nyeri
Aterosklerosis
Transudasi ke paru
Edema paru
Gangguan difusi
gas
Intoleransi
aktivitas
Klien beraktivitas
minimal
Kekuatan otot
turun
DS:
- Klien mengatakan
kurang paham
perawatan di rumah
DO:
- Klien menanyakan
tentang pantangan
yang harus dihindari
- Klien menanyakan
kegunaan obat-obat
yang diminum
- Klien tampak bingung
Metabolisme anaerob
2
Ikatan O oleh Hb di paru
terhambat
fatigue
Intoleransi aktivitas
Aterosklerosis
Klien dipulangkan
Cemas
DS : DO :
- Urine kuning
-
pekat
Gambaran EKG
tidak normal
TTV tidak stabil
perawatan klien
Cemas
Aterosklerosis
Hipoksia seluler
Kontraktilitas turun
Risiko gangguan
perfusi jaringan
nyeri
N. PERENCANAAN
Q. INTERVENSI
1. Kaji, dokumentasikan dan1.
Data
P. TUJUAN
T. Tupen :
U. Setelah
berhubungan dengan
tindakan
menurunnya
suplai
oksigen miokardial.
S.
dilakukan
laporkan :
membantu
keperawatan selama
1 x 24
jam klien
mengalami
faktor yg mempengaruhi
berhubungan
nyeri
tidak
a.
R. RASIONAL
tersebut
dapat
b.
tidak
mengeluh
perfusi
hemodinamik
nyeri dada
kardiovaskuler
terhadap
a.
b.
Infark
dengan
mikard
nyeri
dada,
menurunkan
dapat beristirahat
AC.
AD.
V.
AE.
perfusi
mmHg
AF.
jantung
dapat
W. RR : 16-20 x/mnt
AG.
mekanisme
X.
AH.
Y.
TD : 110-120/60-80
HR : 60-100 x/mnt
T
: 36,5 37,5 C
2. Monitoring EKG
2.
meningkat
sebagai
kompensasi
untuk
Mengetahui
adanya
AI.
AJ.
komplikasi AMI
Z.
3. Monitoring TTV
3.
menandakan
AA.
AK.
AB.
O2
dapat
5.
AL.
Therapi
selama
nyeri
dada
timbul
Menurunkan konsumsi O2
AN.
AO.
7. Berikan
tenang,
lingkungan
aktivitas
yang7.
perlahan
therapy
sesuai8.
program :
nitrat
berguna
a. Nitrogliserin : ISDN
mengontrol
nyeri
b. Bisoprolol
vasodilatasi
coroner
AM.
aliran
darah
dengan
coroner
untuk
efek
meningkatkan
dan
perfusi
miokard
b. Merupakan beta bloker yang efektif
untuk
angina
dengan
mengurangi
AR.
Tupan :
AS.Setelah
dilakukan
1. Kaji
frekuensi,
pernapasan,
oedem paru
tindakan
penggunaan
keperawatan selama
aksesori,
5 x 24 jam masalah
ketidakmampuan berbicara.
difusi
gas
dapat
teratasi
bibir,
dilakukan
keperawatan
klien
menunjukan
perbaikan
ventilasi
oksigenasi
jaringan
BE.
BF.
4. Awasi
tindakan
penyakit.
AV.
Setelah
dan
napas
AT. Tupen :
AU.
otot-otot
tingkat
AW.
disertai
AX.
menunjukan
AY.
5. Evaluasi
tingkat
bingung
atau
disfungsi
somnolen
cerebral
yang
adekuat
aktivitas
dorong
bebas
Mungkinkan
pasien
bertahap
ketahanan
dari
gejala
distress pernapasan
pasien,
dan
tingkatkan
dan
kekuatan
tanpa
AZ.
meningkatkan kesehatan
6. Awasi
TTV
dan
jantung
BA.
7. Kolaborasi
AGD
biasanya
BB.
BC.
BD.
3.
Intoleransi
aktivitas
CD.
Tupan :
CE.
Kebutuhan
dan
kelemahan
sehingga
memperbaiki
hipoksia
Sebagai
data
atau
terpenuhi
ketidakseimbangan
setelah
dilakukan 2. Anjurkan
suplai
oksigen
tindakan
miokard
dengan
Memaksimalkan
4 x 24 jam
boleh
untuk2.
dilakukan,
BH.
CF.Tupen :
CQ.
BI.
CG.
dilakukan
CR.
Setalah
tindakan
seperti
makan,
BJ.
dilakukan
BK.
keperawatan :
BL.
BM.
BN.
batas normal
BO.
CH.
BP.
120/60-80 mmHg
bertahap
BQ.
kemampuan klien.
TD:110-
untuk
CO.
mempertahankan bedrest.
tidak
mencegah
aktivitas
klien
hipoksia
dasar
berhubungan dengan
kebutuhan
menurun
minum.
istirahat
akan
CS.
O2 selama aktivitas
Meningkatkan
O2
atau
tingkatan
O2
selama aktivitas.
dengan
dengan
beban jantung.
cepat
meningkatkan
BR.
BS.
CK.
BT.
37,5 0C
pucat
BU.
aktivitas.
BV.
warna
BW.
kelembaban
BX.
CL.
BY.
CM.
7.
: 36,5
disritmia,
Monitor takikardi,7.
Indikator
diaporesis
dikardium
setelah
atau
melakukan
BZ.
seperti
diaporesis,
8.
9.
penurunan
suplay
takikardi,
membutuhkan
O2
disritmia,
penurunan
aktivitas.
atau CN.
kulit
dari
klien.
9.
Kolaborasi dalam
pemberian laxadine
pada
saat
defekasi
akan
meningkatkan
tekanan
arteri
CA.
CB.
CC.
CT.4. Gangguan
rasa
aman :
DR.
Tupen :
DS.
Setelah
DX.
1.
Berikan
dan
keperawatan selama
tinggi
sehat.
kurangnya pengtehuan
2x24
Hipertensi, Stress,
tentang penyakitnya.
menunjukkan :
CU.
berhubungan
cemas
dengan
dilakukan
tindakan
jam
klien
kolesterol,
DM,
CV.
CW.
tenang
dan empati
CX.
CY.
mengetahui
CZ.
menyebutkan
DA.
tentang
dan
kembali
penyakit
yang
keluarga
dapat
mencegah
dan
lebih
EE.
2. Klien akan merasa dihargai
EF.
3. Dengan mengetahui prosedur klien dan
keluarga
akan
berpartisipasi
dalam
keluarga.
4. Meningkatkan
pengetahuan
klien
dan
DB.
DC.
pencegahan
DD.
perawatannya.
EA.
dan
keluarga
EB.4. Berikan penjelasan
tentang perawatan klien
EG.
di rumah :
EH.
DT.
DF.
DU.
Pengaruh CAD
EI.
DG.
DV.
Proses penyembuhan
EJ.
DH.
DW.
Jenis-jenis pengobatan
EK.
Pengaruh obat-obatan
EL.
DJ.
DK.
kolesterol
DL.
DM.
aerobik
keluarga
dapat
DE.
DI.
sehingga
EM.
EN.
EO.
EP.
DN.
Merokok stop
5. Untuk
mengetahui
dan
mengevaluasi
DO.
Manajemen stress
DP.
telah dilakukan
DQ.
EC.
cemas
EQ.
5.
Resiko
terjadinya gangguan
perfusi
jaringan
ER.
Tupen :
1.
ES.Setelah dilakukan
tindakan
ED.
Pertahankan tirah baring 1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi
selama fase akut
ET.
berhubungan dengan
keperawatan selama 2.
penurunan
tanda penurunan TD
jantung
EU.
jantung
curah
membaik/stabil,
EV.
dengan kriteria :
EW.
normal lagi.
3.
Monitor
Catat
4.
haluaran
intake
output.
EX.
EY.
EZ.
5.
FA.
mengurangi ketidaknyamanan
FB.
6.
FC.
FD.
FE.
gambaran EKG
7.
Pertahankan
sesuai
advis
(Aspilet,
Captopril)
FF.
menyebabkan TD meningkat
8.
defekasi
(gunakan
Laxadine)
FG.
menyebabkan bradikardi
FH.Daftar Pustaka
FI.
Doengoes,
FJ.
Marylin
E.
(2000).
Rencana
Asuhan
Dan
Dokumentasi
Jakarta : EGC.
FK. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medical Bedah. Bandung : Pajajaran.
FL.
Price and Wilson. (2005). Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit.
FM.
FN.