Anda di halaman 1dari 12

BAHAN ISOLASI KERAMIK

BAHAN LISTRIK

OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Banyak bahan mineral atau bijih logam ditemukan di alam dalam bentuk oksida
logam, oksida logam juga memiliki tempat yang penting pada banyak aplikasi.
Berdasarkan kegunaannya, bahan mineral dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu bahan
structural dan fungsional. Untuk bahan structural sifat yang diutamakan adalah sifat
mekanik bahan, seperti Modulus Young dan Modulus Elastisitas. Sementara itu, untuk
bahan fungsional, sifat yang terpenting adalah sifat listrik magnetic katalitik dan optik
bahan. Kegunaan oksida logam laninnya adalah sebagai semikonduktor untuk industri
elektronik , katalis dalam industri petrokimia, dan keramik dibidang kesehatan dan
rekayasa.
Keramik merupakan salah satu bahan mineral yang terdapat di bumi dan memiliki
banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya keramik merupakan salah
satu kerajinan, dimana keramik memiliki harga jual yang cukup tinggi pada jaman dulu
dan hingga saat ini keramik juga masih merupakan suatu kerjinan yang masih digemari
oleh orang banyak. Tapi seiring dengan berjalannya waktu keramik pun mengalami
berbagai perkembangan. Keramik yang dulu merupakan suatu kerajinan semata kini
telah digunakan sebagai bahan isolasi dalam bidang industri.

1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengolahan keramik?
2. Bagaimanakah sifat-sifat keramik?
3. Apa saja contoh penerapan penggunaan keramik dalam bidang teknik?

1.3

Tujuan
1. Mengetahui tentang bahan isolasi keramik.
2. Mengetahui proses pengolahan keramik.
3. Mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh keramik.
4. Mengetahui kegunaan keramik.

PUTU RUSDI ARIAWAN

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Sejarah
Keramik merupakan suatu kerajinan yang sejak dulu sudah digemari oleh masyarakat.
Keramik adalah kerajinan yang terbuat dari tanah liat. Dimana akar kata keramik, yaitu
keramos, berasal dari istilah bahasa Yunani, tepatnya nama sebuah daerah di Athena. Kota
Keramos dijadikan istilah karena di sekitar daerah tersebut terdapat tempat tinggal para
perajin tanah liat.
Keramik sebenarnya tidak hanya terbuat dari tanah liat. Beberapa bahan lain untuk
membuat keramik adalah sebagai berikut.
1. Bahan-bahan pembentuk gelas atau bahan-bahan pengikat, seperti silika, oksida borat,
oksida fosfor, dan oksida arsen.
2. Bahan-bahan pelebur, seperti felspart, nephellin, dan bahan-bahan yang mengandung
lithium, natrium, kalium, kalsium, dan magnesium.
3. Bahan-bahan yang dapat menghasilkan sifat-sifat khusus, seperti warna, sensitivitas,
tekstur, dan machinability.
4. Bahan-bahan penolong, seperti air, minyak bahan perekat organik, dan elektrolit.
5. Bahan-bahan conditioners dalam proses pembakaran.
Pada perkembangannya, industri keramik tidak hanya menggunakan tanah liat sebagai
bahan dasar. Perajin juga memanfaatkan bahan-bahan yang bersifat abrasif, refraktori,
whitewares, produk lempung struktural, gelas, enamel porselen, semen, atau beton, yang
dikategorikan dalam kelompok produk industri keramik tradisional. Sedangkan, peralatan
pada komputer, konduktor, fotonik/elektrooptik, hingga mikroelektronika ruang angkasa
termasuk kelompok keramik modern.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Keramik
Beberapa kelebihan isolator keramik antara lain:
1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik, seperti silikon
dan oksigen dalam silica dan silicates, membuatnya strukturnya sangat stabil dan biasanya
tidak mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti bahwa isolator
keramik tidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.

PUTU RUSDI ARIAWAN

2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa bahan keramik
mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator porselin sebagai
terminal kabel, bushing, dan arrester surja tidak memerlukan material lain untuk
meyokongnya.
3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz harganya
relatif murah dan persediaannya berlimpah.
4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti
pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin
mempunyai sifat awet.
Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator keramik mempunyai beberapa
kekurangan, yaitu:
1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupunsaat instalasi.
Vandalisme merupakan faktor utama yang yang menyebabkan isolator pecah.
2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh karenanya,
pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal karena biaya yang
dikeluarkan untuk pengiriman dan instalasi.
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman isolator porselin
yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus internal (internal dielectric
breakdown).
4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik jarak
rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak dilakukan
dengan memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan mendesain
isolator dengan membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.
5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa permukaan
porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi lingkungan yang berpolusi
mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di permukaannya. Hal ini yang dapat
menyebabkan kegagalan isolasi yaitu flashover.

PUTU RUSDI ARIAWAN

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sifat Keramik
3.1.1 Sifat kimia
3

Massa jenis

2,3 hingga 2,5 gram/cm

Koefisien muai panjang ()

3.10 hingga 4,5.10 per C

Kekuatan tekan

4000 hingga 6000 kg/cm

Kekuatan tarik

300 hingga 500 kg/cm dengan pelapis

-4

-6

2
2

200 hingga 300 kg/cm tanpa pelapis


2

80 hingga 100 kg/cm

Kekuatan tekuk
3.1.2 Sifat Kelistrikan
Tegangan tembus

antara 10 hingga 30 kV/mm

Resistivitas

10 hingga 10 cm

Permitivitas ()

Antara 6 hingga 7

tan

0,015 hingga 0,02

11

14

3.1.3 Sifat Mekanik


Adapun sifat mekanik dari keramik yaitu kuat, keras, dan juga tahan terhadap korosi.
Selain itu juga, keramik memiliki titik leleh yang tinggi.
3.2 Proses Pengolahan Keramik
Salah satu bahan dasar dalam pembuatan keramik adalah tanah liat. Tanah liat
digunakan karena pada saat dalam kondisi basah tanah liat mudah dibentuk tetapi setelah
dibakar tanah liat akan menjadi tahan terhadap air dan kekuatan mekaniknya meningkat.
Secara garis besar proses pembuatan keramik adalah sebagai berikut :
Setelah tanah liat dibersihkan dari kotoran-kotoran misalnya : kerikil; kemudian dicampur
dengan air hingga homogen (tetapi tidak terlalu encer seperti bubur). Selanjutnya adalah tahap
pembentukan yaitu dengan : putaran, penekanan, cetakan, dan ekstrusi. Selanjutnya setelah
perangkat terbentuk, dikeringkan lalu diadakan pelapisan dengan gelas (gelazing) dan terakhir
adalah tahap pembakaran. Perlu diingat bahwa dalam proses pembuatan perangkat dari
keramik sejak masih basah hingga selesai dibakar akan terjadi pengecilan dimensi. Sedangkan
pada proses pelapisan dengan gelas dan pembakaran menentukan sekali kualitas produk. Pada
PUTU RUSDI ARIAWAN

proses pelapisan dengan gelas, kaca halus atau bahan dasar kaca atau campuran keduanya
dipanaskan hingga meleleh, kemudian digunakan melapisi perangkat yang dikehendaki
dengan cara mencelupkan benda atau permukaan yang diinginkan untuk dilapisi.
Pelapisan dengan gelas semacam ini digunakan untuk memperkuat dan sekaligus
menghiasi permukaan, akan menjadikan produk keramik ini semakin sedikit kemampuannya
untuk menyerap air, mudah dibersihkan, menghilangkan retak-retak yang ada di
permukaannya.
Dengan pelapisan gelas, arus bocor yang melalui permukaan isolator akan lebih kecil
terutama pada keadaan basah dan sekaligus dapat menaikkan tegangan terjadinya loncatan
busur api (flashover).
Seperti pada penggunaan kaca bersama-sama dengan logam, koefisien thermal anatar
pelapis dan yang dilapisi harus sama. Jika gelas pelapisnya menggunakan lebih kecil
daripada yang dilapisi akan terjadi kompresi pada waktu terkena suhu yang rendah.
Sedagkan jika kaca pelapis mempunyai yang lebih besar daripada yang dilapisi pada
waktu terkena suhu diatas suhu normal pelapisnya akan retak (bentuk retaknya kecil
memanjang) yang disebut crazing. Retakkan ini akan menurunkan kekuatan mekanik benda.
Untuk pelapisan benda-benda keramik yang besar dapat dilakukan dengan
menuangkan bahan pelapis pada permukaannya. Selanjutnya setelah benda tersebut dilapis,
dikeringkan dan dilakukan pembakaran.
Maksud dari pembakaran adalah untuk mendapatkan kekuatan mekanik, kemampuan
isolasi dan ketahanan terhadap air yang lebih tinggi.
Selama pembakaran, struktur kristal dari tanah liat (bahan dasar keramik) akan
berubah , air yang dikandung akan hilang.
Selama pembakaran juga akan terjadi lubang-lubang kecil. Untuk menutupi lubanglubang tersebut digunakan bahan yang disebut feldspar. Feldspar selama pembakaran akan
meleleh sehingga mengisi lubang-lubang kesil tersebut, sekaligus berfungsi juga sebagai
bahan penguat.
o

Untuk pembuatan isolator keramik diperlukan suhu yang berkisar antara 1300 C
o

hingga 1500 C dalam jangka waktu 20 hingga 70 jam.


Kenaikan suhu dari suhu normal hingga suhu diatas adalah perlahan-lahan. Setelah
mencapai suhu yang diinginkan, pendinginannya dilakukan secara perlahan-lahan sebelum
dikeluarkan dari oven.
Untuk pembakaran atau pemanasan dalam oven dapat digunakan solar, gas, batu bara,
atau listrik. Cara pembakaran pada benda yang akan dibuat, dimana sebelumnya telah
PUTU RUSDI ARIAWAN

dikeringkan, lalu setelah kering diletakkan di ruang baker agar tidak berhubungan langsung
dengan nyala api atau lilitan elemen pemanas jika yang digunakan pemanas listrik. Hal ini
untuk menghindari pemanasan yang tidak merata dan pembentukan jelaga. Bagian dasar dari
benda tidak perlu dilapis dengan gelas agar tidak melekat pada dasar ruang pembakaran jika
sudah dingin.
Terdapat 2 jenis oven untuk pembakaran keramik, yaitu jenis pemanggang (kiln) dan
jenis terowongan.
3.3 Penerapan Penggunaan Keramik Dalam Bidang Teknik
Dalam bidang teknik, keramik digunakan sebagai bahan isolator, baik sebagai isolator
penyangga maupun sebagai isolator tarik. Untuk itu penggunaan isolator harus
memperhatikan kemampuan mekanisnya disamping kemampuan elektrisnya.
Penggunaan isolator pada tegangan tinggi, yang juga dijadikan pertimbangan adalah
tegangan pelepasan (dischargevoltage). Tegangan pelepasan adalah tegangan yang dikenakan
pada isolator yang menyebabkan mengalirnya arus listrik melalui permukaan diantara
elektroda-elektroda. Dalam banyak kasus, pelepasan ini menyebabkan busur api pada
permukaan isolator, dimana pada busur api ini dapat terjadi pada keadaan kering maupun
basah (curah hujan 4,5 hingga 5,5 mm/menit). Pada pengujian busur api di laboratorium,
kondisi ini dapat diciptakan. Gunanya adalah untuk mengetahui kelayakan suatu isolator
digunakan pada lapangan.
Isolator gantung atau isolator tarik pada tegangan tinggi (bentuknya seperti cakram)
pada bagian bawahnya dibuat berlekuk-lekuk agar air hujan tidak merambat melaluinya.
Sebaiknya isolator ini tergantung besarnya tegangan yang diisolasi. Misalnya, untuk tegangan
110 KV diperlukan 10 hingga 12 isolator, sedangkan untuk 400 KV diperlukan 20 hingga 24
isolator.
3.4 Penerapan Penggunaan Keramik Untuk Masa Depan
Bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas : kristalin dan amorf (non
kristalin). Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak jauh, sedang
dalam material amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak jauh
keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat berada dalam kedua bentuk tersebut,
misalnya SiO2, (lihat gambar, a struktur yang kristalin, b amorf). Jenis ikatan yang dominan
(ionik atau kovalen) dan struktur internal (kristalin atau amorf) mempengaruhi sifat-sifat
bahan keramik. Sifat termal
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal,
dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
PUTU RUSDI ARIAWAN

mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain
dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi
getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka
getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi
kristalnya.
Hantaran panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang
bervibrasi. Vibrasi atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan
hasilnya adalah gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon
bergerak dalam bahan sampai terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat
kristal. Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan fonon selalu
terhambur sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme hantaran
panas oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena elektron di
keramik sebagian besar terlokalisasi.
Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah pada pesawat
ruang angkasa. Hampir semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat
dari serat silika amorf. Titik leleh aluminium adalah 660 oC. Ubin menjaga suhu tabung
pesawat yang terbuat dari Al pada atau dibawah 175 oC, walaupun eksterior pesawat
mencapau 1400 oC. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau
dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan
biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan,
seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas terfrosted, disebut bahan
translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah
polarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan
elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi
tertentu. Absorbsi energi menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat
tereksitasi. Ketika elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi
elektromagnetik.

PUTU RUSDI ARIAWAN

Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita
valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita
valensi dan pita konduksi disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini
akan mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan
berwarna. Contohnya, gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya
biru dan violet dari sinar tampak. Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya
tampak akan diabsorbsi. Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap
range sinar tampak dan akan tampak transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan
dari transisi elektron dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang
pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang lebih panjang disebut fosforisensi.
Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air akan
mengalami pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan rambat
yang asal mulanya dari polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan naiknya
ukuran atom. Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki indeks
bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom ringan (seperti gelas soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin dapat
mengakibatkan bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi antara
lain di batas butiran, batas fasa, dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas
membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni.
Pengubahan antara cahaya dan listrik adalah dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti
GaAs dalam laser dan meluasnya penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik
fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam lampu-lampu listrik dan layar-layar tv. Akhirnya
serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan data komputer yang didasarkan atas
refleksi internal total sinyal cahaya.

PUTU RUSDI ARIAWAN

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Keramik merupakan salah satu bahan mineral yang baik digunakan sebagai isolator.
2. Keramik dibuat melalui tiga tahap yaitu tahap pembersihan, tahap pembentukan dan
tahap pembakaran.
3. Sifat dari keramik yaitu kuat, keras, tahan terhadap korosi, dan juga memiliki titik
leleh yang tinggi.
4. Aplikasi pengunaan keramik pada masa kini sudah mengalamin perkembangan dari
pada penggunaannya di masa lalu, dimana pada masa lalu keramik hanya digunakan
sebagai bahan kerajinan saja.
4.2 Saran-saran
1. Sebaiknya kita dapat menggali lebih dalam lagi penggunaan keramik untuk
kehidupan sehari-hari.
2. Sebaiknya dilakukan berbagai usaha untuk menutupi kekurangan serta meningkatkan
kualitas yang dimiliki keramik.

PUTU RUSDI ARIAWAN

10

DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.elektroindonesia.com
Muhaimin.1993.Bahan-Bahan Listrik untuk Politeknik.Jakarta : Pradnya Paramita.

PUTU RUSDI ARIAWAN

11

BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan


TTL

: Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu
Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi
RUSDI ARIAWAN

PUTU

12

Anda mungkin juga menyukai