Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN FILSAFAT

pembatasan nama : (filsafat) secara etimologis


berasal kata arab yang berhubungan dengan kata yunani : filosofia
filo : cinta ingin & berusaha mencapai yang diingini
sofia : kebijaksanaan pandai mengerti dengan mendalam

filosofia => filsafat => cinta kepada kebijaksanaan => ingin mengerti
lebih mendalam => ingin kepada kebijaksanaan mengejar.
nama tidak selalu sesuai dengan isi => contoh : Mata Sapi
maka sebelum diterima kata filsafat yang sesuai dengan isinya
ada yang perlu dipahami yaitu kata : mengerti

mengerti => sifat manusia => ingin mengerti => kadang juga ingin

dimengerti (7 habbits) homo curious


sejak bayi dewasa => ingin tahu : mengaa begini atau begitu.
ingat teori sosialisasi => proses belajar individu menjadi anggota
masyarakat.
cerita pak zen : 2 anak kecil pria wanita mandi
semakin mengerti tak perlu lagi bertanya

gejala mengerti => kebenaran


mengerti (pengetahuan) yang sesuai dengan hal yang diketahuinya
(oyeknya) pengetahuan yang benar.

orang menyebut kebenaran sebagai obyektivitas => persesuaian

dengan obyek.
gejala lain dari mengerti : orang tau bahwa ia tahu.

orang hendak mengerti sedalam dalamnya sehingga terasa lega / puas


yang dalam.
mengerti itu sifat manusia yang utama => filsafat (cinta pada
kebijaksanaan) sifat manusia, jadi nama filsafat itu juga sesuai
dengan isinya.
sesuai yaitu ingin mengerti lebih mendalam.
apa yang ingin dimengerti (obyek dari mengerti) ?
Apa saja . . . Yaitu yang ada dan yang mungkin ada.
Kata Filsafat Digunakan untuk Menunjuk Berbagai Objek yang
Berbeda

pertama , istilah filsafat digunakan sebagai nama bidang pengetahuan, yaitu


pengetahuan filsafat, suatu bidang pengetahuan yang ingin mengetahui
segala sesuatu secara mendalam. kedua, istilah filsafat digunakan untuk
menamakan hasil karya. hasil karya yang mendalam dari Plato disebut
filsafat Plato; pengetahuan mendalam Ibn Rusyd disebut filsafat Ibn Rusyd;
begitu seterusnya. ketiga, istilah filsafat telah digunakan juga untuk
menunjuk nama suatu keyakinan. Mulder, misalnya pernah mendefinisikan
filsafat sebagai sikap terhadap perjuangan hidup (Mulder, 1996:6). keempat,
istilah

filsafat

digunakan

untuk

memberi

nama

suatu

usaha

untuk

menemukan pengetahuan yang mendalami tentang sesuatu, contohnya


definisi dari Langeveld (Langeveld, 1961:9). di sini filsafat berarti berfilsafat.
Runes (1971:235) mengatakan bahwa mencari kebenaran serta kebenaran
itu sendiri itulah filsafat. bila ia menjawab tentang sesuatu secara sistematis,
radikal, dan universal, serta bertanggung jawab, maka system pemikirannya
serta kegiatannya itu kita sebut filsafat; demikian Langeveld (1961:9).
kelima, yang paling dahulu kita kenal, istilah filsafat digunakan untuk
menamakan orang yang cinta pada kebijakan dan ia berusaha mencapainya.
di sini perkataan ia filosof berarti ia pecinta dan pencari kebijakan. masih
ada penggunaan kata filsafat selain itu. dengarkanlah orang berkata Ah, kau
itu berfilsafat. Maksudnya ialah orang yang sok berbelit-belit dalam
menguraikan sesuatu. perkataan berfilsafat di sini dalam pengertian negatif.
KEHERANAN SEBAGAI AWAL BERFILSAFAT
Mengapa Ada Filsafat ??
Mengapa Orang berfilsafat ? bahkan ada orang yang menolak filsafat
dengan menyatakan mengapa tidak cukup membicarakan dan mengamalkan
ilmunya saja tidak perlu berpikir seca ra berlebihan seperti yang dilakukan
dalam berfilsafat ?
Terkadang manusia mempersoalkan

sesuatu apapun, termasuk

mengapa harus berfilsafat? Banyak sekali yang di tanyakan. Mengapa


timbul pertanyaan seperti itu ? Hal tersebut karena filsafat seolah-olah
mengherankan segala sesuatu. Pertanyaanpun menjadi bermacam-macam.
Mulai dari pertanyaan yang bersifat biasa (tentang hal yang berupa wujud )
sampai pertanyaan yang bersifat filsafati . Kalaupun harus langsung
berfilsafat, seperti anjuran Kant, maka timbullah pertanyaan baru ,
Apa yang menjadi dasar pertanyaan tersebut ?

Keheranan seperti itu merupakan bekal bagi orang untuk berfilsafat.


Bahkan timbul pertanyaan yang tidak bersifat filsafati. Hal ini penting karena
dengan heran, orang akan bertanya sehingga ilmunya akan bertambah luas
dan lebih dalam, sehingga mampu menganalisis lebih mendalam serta
mampu menguasai lingkungannya. Dengan demikian orang akan mampu
memahaminya, dan bertindak dengan benar. Seperti yang diketahui bahwa
kebenaranlah yang akan membawa seseorang pada uncak kebahagiaan
hidunya.
Masalah selanjutnya adalah mengapa orang berfilsafat ??..Tentu
saja tidak menjadi keharusan bagi seseoranguntuk berfilsafat atau sekedar
bertanya secara ilmiah atau sesuai dengan bidang ilmunya. Namun, orang
yang berfilsafat akan menemukan akar dan hakikat dari aa yang menjadi
bahan pemikirannya. Namun selayaknyalahuntuk mengetahui lebih dulu
bagaimana berfilsafat, atau lebih sederhananya apa filsafat itu ?
Mengapa manusia terus menerus bertanya dan berpikir karenanya ? Karena
manusia heran terhadap segala hal, memilki keinginan untuk memahami
banyak hal, dan akan menimbulkan rasa heran terhadap banyak hal. Dengan
timbulnya rasa heran berarti ia memiliki keingintahuan (curiosity) tehadap
segala hal. Dengan pengetahuan yang lebih banyak manusia dapat
menyesuaikan diri secara lebih baik dengan lingkungannya.
Tentu saja bukan keheranan yang sekedar heran atau istilahnya keheranan
orang bodoh atau keheranan yang mengada-ada.Tetapi suatu kebutuhan,
keinginan, aspirasi, dan cita-cita sehingga dapat mengembangkan diri
terhadap

lingkungannya.

Keheranan

yang

bersifat

intelektual

dan

kerohaniahan. Dalam Psikologi keinginan ini berhubungan dengan adanya


kemauan untuk menyesuaikan diri denga lingkungannya. Dengan demikian
dalam filsafat keheranan dan keingintahuan tersebut perlu ditindaklanjuti
dengan tujuan untuk menggali pengetahuan secara lebih mendalam serta
kaya akan informasi yang berada dibalik gejala yang diherankannya
tersebut.
PERMASALAHAN
Setiap hal yang mengherankan dapat melahirkan suasana atau mood yang
akan berpengaruh terhadap pemikirannya. Dalam ilmu pengetahuan, setiap
ilmu memunyai masalah sendiri-sendiri.

BEBERAPA KONSEP YANG TERKAIT DENGAN DEFINISI FILSAFAT :

1. Wacana atau argumentasi


Filsafat mempunyai ciri kegiatan berupa pembicaraan yang
mengandalkan pada pemikiran, rasio, tana verifikasi uji empiris. Artinya :
keputusan atau pendapat filsafat tidak perlu didasari bukti kebenaran ,
baik melalui eksperimen maupun data lapangan.
2. Segala Hal
Apa yang dibicarakan adalah segala hal yang menyangkut keseluruhan
sehingga

di

pengetahuan

sebut

perbincangan

universal.

Berbeda

dengan

ilmu

yang membicarakan suatu lingkup permasalahan saja,

misalnya zoology yang hanya membicarakan wujud binatang lengkap


dengan ukurannya.
3. Sistematis
Perbincangan mengenai segala sesuatu dilakukan secara teratur menurut
system yang berlaku sehingga tahapannya mudah diikuti dan diuji oleh
orang lain. Meskipun akhirnya hanya ada satu pengertian tentang
sesuatu tersebut.
4. Radikal
Artinya sampai ke akar-akarnya atau sampai pada konsekuensi yang
terakhir. Radiks artinya akar, atau juga disebut arche.
5. Hakikat
Hakikat adalah pemahaman atau hal yang aling mendasar. Jadi filsafat
tidak membicarakan tentang wujud atau suatu materi, seperti ilmu
pengetahuan. Tapi berbicara makna yang ada dibelakangnya. Hakikat ini
adalah akibat dari berpikir secara radikal.

Anda mungkin juga menyukai