Bukit Geger
Bukit Geger, terletak kurang lebih 30 km arah tenggara kota Bangkalan, tepatnya berada di
desa Geger, kecamatan Geger.
Bukit yang hijau dan tenang ini berada di ketinggian sekitar 150-200 M dari permukaan laut.
Obyek wisata bukit Geger ini banyak dikunjungi wisatawan yang datang ke Bangkalan,
selain sebagai bumi perkemahan juga biasa digunakan sebagai tempat pendakian.
Disekitar bukit, terdapat lokasi-lokasi lainnya yang bisa dikunjungi seperti, hutan akasia,
hutan mahoni dan hutan jati seluas 42 hektar. Terdapat pula, Lembah Palenggiyan dengan
keindahan danau dan jajaran sawahnya yang hijau dan mempesona.
Bukit ini juga memiliki 5 goa legendaris dan bersejarah, dengan nama-nama dalam bahasa
Madura yaitu: Goa Petapan (gua untuk bersemedi), Goa Potre (gua putri), Goa Planangan
(gua laki-laki), Goa Pancong Pote (gua pancung putih), dan Goa Olar (gua Ular).
Gunung Jaddih
Meski terbilang wisata baru, Gunung Jaddih yang terletak di Bangkalan, Madura, Jawa Timur
ini cukup populer di kawasan para trekking dan traveller yang ingin menikmati keindahan
alam yang menyejukkan. Salah satu wisata di Madura ini terletak sekitar 10 kilometer dari
pusat kota Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Wisata di Madura ini awalnya ditemukan warga empat desa di Kecamatan Socah yakni dari
Desa Jaddih Timur, Parseh, Sanggra Agung dan Rabasan sekitar dua tahun lalu. Sejak saat
itu, banyak para traveller yang datang kesana, khususnya saat Lebaran, ribuan orang
memenuhi lokasi wisata Gunung Jaddih mulai dari anak-anak, muda-mudi sampai orang tua.
Hal ini memudahkan warga sekitar pedesaan yang ingin pergi berlibur bersama keluarga
tanpa mengeluarkan biaya yang banyak. Fasilitas dan sarana juga mulai disediakan.
Pemerintah setempat sudah mulai membangun dan ingin menjadikan pegunungan ini
sebagai salah satu tujuan perjalanan yang dapat meningkatkan pemasukan daerah.
Sebagai tempat rekreasi, di sebelah barat gunung, terdapat hambaran rumput hijau yang
menjadi lokasi menggelar tikar dan makan bersama keluarga, di sebelah selatan merupakan
tempat berkumpul muda-mudi sekaligus tempat anak-anak motor unjuk kebolehan gaya free
style. Sementara di sebelah utara khusus tempat anak-anak berenang, tersedia kolam
renang sepanjang 10X6 meter kedalaman kurang setengah meter.
Dari puncak gunung tersebut, akan terlihat seluruh kota Bangkalan dan jembatan Suramadu
yang begitu megah. Gunung ini tidak termasuk gunung berapi. Gunung ini hanya berupa
gundukan batu kapur besar yang memiliki luas kurang lebih 500 hektare yang berada dalam
kawasan tiga desa yakni Jaddih, Rabasan, dan Parseh.
Kebanyakan warga mencari nafkah di sekitar gunung tersebut. biasanya, batu kapur gunung
ini diambil kemudian dibakar hingga serbuk kapur sebagai campuran semen bangunan. Ada
juga yang menjual batu kapur setelah menjadi batu bata atau batu fondasi untuk
membangun rumah serta dijual dalam bentuk batu urukan yang dipasarkan mulai dari
Surabaya, Sidoarjo, Gresik sampai ke Pasuruan.
juga terlihat dari nisannya yang dibangun sedemikian megah. Terletak di sisi barat komplek
Masjid Agung Bangkalan.
Nuansa bangunan kuno begitu kental dengan ukiran motif bunga dan lambang-lambang
perjuangan saat mengusir penjajah. Salah satu nisan makam ada yang berbentuk mahkota
kerajaan. Raden Abdul Kadirun merupakan tokoh penting dalam sejarah Bangkalan bahkan
merupakan seorang pemimpin pertama yang berjuang melawan penjajah Belanda.
Raden Abdul Kadirun merupakan keturunan Ratu Ibu, yang terletak di Arosbaya. Raden
Abdul Kadirun yang bergelar Sultan Cakra Adiningrat II ini juga masih mempunyai garis
keturunan dengan Brawijaya.
Para Penelusur pasti bangga kan dengan Sultan R. Abdul Kadirun. Dengan sosok yang
seperti beliau, sifat-sifatnya harus dapat kita contoh. Ayo datang ke makam beliau, selain
kita berziarah, kita juga bisa dapat pengetahuan tentang beliau. Para Penelusur ga akan
kecewa karena selain mendapatkan pengetahuan tentang sejarah, Para Penelusur juga
mendapatkan pengetahuan rohani. Serta dengan bangunan yang sangat bagus karena
kompleks makam bagian dalam yang dibangun sejak 1848 itu, tertera jelas didominasi
kultur Jawa, semakin menambah keindahan tempat ini
Untuk mencapai pesarean Syeikhona Kholil, dari arah kota Bangkalan, kita harus terus
menuju ke arah barat sekitar 700 meter untuk bisa sampai di peristitahatan terakhir guru
agama para founding father negeri ini. tanda bahwa kita akan memasuki pesarean adalah
saat kita melintasi gapura bertuliskan Anda Memasuki Desa Mertajesah, karena pesarean
KHM. Kolil Bangkalan memang terletak di desa tersebut.
Syeikhona Kholil sendiri hidup pada 1835 M 1925 M, beliau adalah ulama keturunan
ketujuh dari Sunan Gunung Jati Cirebon, (tapi jika merujuk dari buyutnya yang bernama
Sunan Cendana, beliau adalah keturunan Sunan Ampel. Atau bisa jadi ia memang adalah
keturunan kedua sunan tersebut) beliau dikenal sebagai guru agama banyak tokoh di
Indonesia. Bahkan kabarnya Ir. Soekarno sendiri pernah mondok di Syeikhona Kholil sebelum
nyantri ke HOS. Tjokro Aminoto yang juga pernah nyantri pada KH. Kholil.
Beliau menjadi tokoh di balik berdirinya NU di Indonesia, lewat petunjuknyalah KH. Hasyim
Asyari berangkat ke Hijaz dalam misi mempertahankan tradisi Islam tradisional yang
dianggap benar dan mempertahankan makam Nabi Muhammad agar tidak digusur oleh
orang Wahabi. Begitu juga saat Hasyim Asyari hendak mendirikan NU sebagai kelanjutan
Komite Hijaz yang ia gagas, ia juga masih meminta restu Mbah Kholil (orang Bangkalan
biasa menyebutnya).
Sedikit yang unik, pada nisan sang Syekh terkesan besar dan terus bertambah besar, di
nisannya melekat kain kafan yang diikatkan pada nisan, karena walau sejak 1980-an tidak
lagi dipasangi kain kafan, tapi banyak para pengunjung yang mempunyai nadzar kemudian
harus diiyakan oleh pengurus makam. Akan tetapi saat ini bentuk nisan dikembalikan lagi
menjadi lebih ramping. Setiap harinya, peziarah bisa mencapai 60 bis pariwisata. Jangan
heran pula jika yang datang pun ternyata bukan hanya umat Islam Indonesia tapi juga dari
Kuala Lumpur, Brunai, Beijing, dan Australia. Setidaknya begitulah menurut pengakuan
penjaga pesarean.
Mercusuar
Ujung Piring, Kecamatan Socah, sekitar 7 km dari Bangkalan, tinggi 78 m,
diresmikan Z.W Williem II pada 1879, untuk memandu kapal yang masuk ke Tanjung
Perak. Itulah Mecusuar ZM Willem III yang bisa dikunjungi akhir pekan ini saat
liburan di Pulau Garam.
Ada tempat wisata sejarah yang terletak di Pulau Madura tepatnya di Kota
Kemudian pada tanggal 24 Juli 1975 dibuka untuk umum setiap hari pada pukul
08.00 sId 14.00 WIB. Dengan bentuk dan kondisi yang hanya satu ruangan tersebut,
maka telah dapat ditampung beberapa macam benda koleksi Peninggalan milik
perorangan maupun milik Keluarga Bangsawan Bangkalan.
Museum tidak hanya bersifat memperkenalkan benda-benda bernilai sejarah saja,
akan tetapi juga merupakan Human Relationship sebagai sarana komunikasi dari
generasi ke generasi, demikian ada keberadaan Museum Daerah Kabupaten
Bangkalan
Sebelum memiliki gedung yang tetap seperti yang terjadi pada saat ini, terdorong
oleh rasa bangga terhadap warisan nenek moyang kita, yang menggambarkan
pembuktian manusia, alam dan kebudayaan, baik secara synchronis maupun
pencerminan histories dari pada manusia, alam lingkungan dan kebudayaannya.
Pantai Rongkang
Pantai Ini Terletak Di Desa Kwanyar Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan, kirakira 35 km di selatan kota Bangkalan.
Kwanyar, 10 km dari Dari jembatan Suramadu ke arah Timur menuju Kwanyar. Terdapat
bukit berundak bertinggian 20 25 mdpl, dengan lampu-lampu kapal pada malam hari.
Pantai Sambilangan
Pantai Sambilangan merupakan tempat wisata pantai yang indah, terletak sekitar 7 km di
sebelah selatan dari kota Bangkalan, di desa Sambilangan , kecamatan Bangkalan, Madura,
Jawa Timur.
Di pantai ini terdapat sebuah mercusuar yang dibuat pada tahun 1879, dibuka oleh zw
Willem III.
Desa Sambilangan, sekitar 7 km dari Kota Bangkalan.
Pantai Siring Kemuning
Pantai Siring Kemuning Pulau Madura memang banyak menyimpan potensi wisata
pantainya. Namun sayang masih banyak terdapat pantai-pantai yang belum di kembangkan
secara profesional sehingga membuat pantainya seakan tersembunyi dari pandangan
wisatawan luar, padahal pantai-pantai tersebut sangat cantik dan indah.
Salah satu pantai yang cantik itu adalah pantai Siring Kemuning ini, merupakan pantai yang
masih cukup alami dengan pesona pemandangannya yang sungguh sangat luar biasa.
Lokasi Dan Transportasi
Secara administratif pantai Siring Kemuning terletak di Desa Mecajah, Kecamatan Tanjung
Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura. Berada sekitar 41 Km ke arah Utara Kota Bangkalan
atau memakan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan mobil.
Belum ada transportasi umum yang menuju ke daerah pantai ini, jadi satu-satunya
transportasi adalah dengan menggunakan motor ataupun mobil pribadi. Namun jika anda
tidak mempunyai kendaraan, anda dapat menyewa mobil dari Kota bangkalan.
Banyak tersedia jasa penyewaan disana dengan harga yang bervariasi, tergantung dari jenis
mobilnya. Rata-rata harga sewa berkisar antara Rp 500.000*) Rp 600.000*) per harinya,
dengan waktu maksimal pemakaian selama 12 jam. Jenis mobil yang tersedia seperti APV,
Xenia, Avanza dan Innova. Harga tersebut biasanya sudah termasuk pula dengan sopir
beserta bahan bakarnya.
Wisata
Setelah menempuh satu jam perjalanan darat dari kota Bangkalan, maka sekitar satu
Kilometer lagi dari jalan utama anda akan menemukan pantai Siring Kemuning ini. Pertama
kali masuk anda akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 3.000*) per orang dan uang
restribusi parkir sebesar Rp 3.000*) untuk motor, sedangkan mobil sebesar Rp 5.000*).
Memasuki area pantai ini anda akan disuguhkan dengan hembusan angin yang
menyejukkan, terdapat pula pepohonan rindang di sekitar bibir pantai yang membuatnya
tampak lebih asri dan alami. Anda dapat beristirahat ataupun makan siang di bawah pohon
ini sambil menikmati pemandangan sekitarnya.
Fasilitas umum yang ada di pantai ini masih sangat minim, hanya terdapat toilet umum yang
bisa anda gunakan dan juga terdapat beberapa warung yang menjual jajanan. Jadi pastikan
anda sudah mempersiapkan semuanya sebelum berangkat, termasuk dengan persiapan
bekal makanan yang akan dibawa.
Pemandangan di pantai ini tak kalah cantiknya dengan pantai-pantai di tempat lain, pasirnya
yang berwarna putih ditambah dengan hiasan batu karang di tepi laut dijamin akan
membuat anda terpukau. Pemandangan pun akan semakin menarik saat anda melihat
perahu-perahu nelayan yang bersandar.
Anda dapat melihat mereka yang sedang sibuk dengan aktifitasnya, ada yang sedang
memperbaiki perahu, mengatur jaring ataupun sekedar mengobrol sesama rekannya.
Deburan ombak yang terkadang cukup besar pun menambah cantiknya panorama alam
disini.
Jika anda ingin berenang sebaiknya lebih berhati-hati terutama bagi anak kecil karena
ombak yang datang seringkali akan menyeret anda ke laut, jadi sebaiknya jangan berenang
terlalu jauh. Apalagi pada bagian pantai yang dibawahnya terdapat batuan karang yang
cukup membuat sakit jika terinjak secara langsung tanpa menggunakan alas kaki.
Di area pantai ini juga terdapat warung yang menjual jajanan, salah satunya yang terkenal
adalah rujak Madura yaitu rujak yang berisi lontong dan sayuran. Cukup dengan membayar
Rp 5.000*) anda sudah dapat mencicipi satu porsi jajanan khas ini.
Jika anda ingin mencari penjual souvenir maka anda tidak akan menemukannya di area
pantai ini, anda dapat mencarinya di luar menuju ke arah Kota. Souvenir yang paling
terkenal dan sering dicari pengunjung adalah batik Tanjung Bumi, dimana merupakan batik
khas daerah tersebut.
Pantai Siring Kemuning selalu sepi dari pengunjung, hanya sesekali menjelang liburan pantai
ini akan ramai dikunjungi oleh wisatawan dari luar Kota. Jika anda berkunjung dan ingin
bermalam disana, terdapat penyewaan kamar yang bisa anda sewa dari penduduk setempat
karena rata-rata penduduk sekitar pantai sudah menyiapkan kamar untuk disewakan kepada
pengunjung dan tentunya dengan harga yang cukup terjangkau.
Pelabuhan Kamal
Sebelum dibukanya Jembatan Suramadu merupakan pintu gerbang Madura dari
Jawa, terdapat layanan kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan
Pelabuhan Ujung di Surabaya.