TRANSLET Bab11
TRANSLET Bab11
$10.000
$1.000
Depreciation base
$9.000
Residual value atau nilai sisa tidak termasuk kemungkinan terjadinnya efek dari inflasi di masa datang.
563
Dari sudut kegunaan, perusahaan sering menentukan nilai residu sebesar nol. Beberapa aset jangka
panjang, bagaimanapun, memiliki substansi nilai residu.
Estimasi Umur Jasa
Umur jasa dari sebuah aset sering dibedakan dari umur fisiknya. Sebuah bagian dari mesin mungkin
secara fisik dapat memproduksi produk given untuk beberapa tahun kedepan melebihi umur jasanya.Akan
tetapi suatu perusahaan mungkin tidak menggunakan peralatan selama perusahaan tersebut beroperasi
karena biaya memproduksi suatu produk di tahun yang akan datang mungkin akan lebih tinggi. Sebagai
contoh, sebuah perusahaan tua pabrik kapas Slater di Pawtucket, Rhode Island, memelihara kondisi fisik
peralatannya dengan sangat baik layaknya tempat bersejarah pengembangan industri di Amerika Serikat,
walaupun umur jasanya telah berakhir beberapa tahun yang lalu.
Perusahaan melepaskan asetnya untuk dua alasan: faktor faktor fisik ( seperti kerusakan atau telah habis
masa umur fisiknya) dan faktor faktor ekonomi(sudah usang). Faktor faktor fisiknya adalah rusak dan
usang,yang membuat itu sulit untuk aset digunakan secara tidak pasti. Faktor faktor ini yang membuat
batasan untuk umur jasa dari sebuah aset.
Kita dapat membaginya faktor faktornya secara ekonomis atau fungsional kedalam tiga kategori.
1. Ketidakcukupan dalam hasil, ketika sebuah aset tidak dapa digunakan oleh perusahaan karena
permintaan firma untuk diubah. Sebagai contoh kebutuhan akan bangunan yang besar untuk
mengendalikan jumlah produksi yang besar. Meskipun bangunan lama mungkin masih layak
untuk dipakai, itu bisa jadi tidak sesuai untuk tujuan perusahaan.
2. Supersession merupakan pengantian salah satu aset dengan salah satu yang lebih efisien dan
ekonomis. Misalnya penggantian mainframe komputer dengan sebuah jaringan PC, atau
penggantian Boeing 767 dengan Boeing 787.
3. Keusangan merupakan semua barang dengan situasi yang tidak termasuk dalam kedua yang
diatas.
Karena perbedaan antara kategori kategori ini muncullah tiruannya, ini kemungkinan terbaik untuk
mempertimbangkan faktor faktor ekonomi secara kolektif daripada dengan mencoba untuk membuat
perbedaan yang tidak signifikan.
Untuk mengilustrasikan konsep faktor faktor ekonomis dan fisik, pertimbangan sebuah bangunan untuk
pengembangan energi nuklir faktor fisik ataukah faktor ekonomis? Faktor faktor yang membatasi
sepertinya merupakan (1) pertimbangan lingkungan, (2) persaingan dari pengembangan energi lainnya
dan (3) pemusatan keamanan. Umur fisik tidak akan muncul menjadi faktor utama yang mempengaruhi
umur manfaat. Meskipun umur fisik sebuah gedung mungkin lebih lama, gedung mungkin menjadi rusak
dalam 10 tahun.
Untuk sebuah rumah, faktor faktor fisik secara pasti lebih penting daripada faktor faktor ekonomis
atau faktor fungsional relatif untuk umur manfaat. Kapanpun sifat fisik aset secara pokok menentukan
umur manfaatnya, pemeliharaan memainkan peranan yang sangat penting. Pemeliharaan yang baik,
memperpanjang umur dari aset tersebut.
Dalam kebanyakan kasus, sebuah perusahaan mengestimasikan umur manfaat asetnya berdasarkan
pengalaman dimasa lalu dengan aset yang sama. Yang lain menggunakan metode statistik yang sangat
canggih untuk menentukan umur manfaat untuk tujuan akuntansi. Dan dalam beberapa kasus, perusahaan
memilih umur jasa yang berubah ubah. Dalam Industri perekonomian tingkat tinggi, dimana penelitian
dan inovasi sangat menonjol, faktor teknologi mempunyai efek yang sangat besar, jika tidak, dalam umur
jasa aset gedung yang berwujud sebagai faktor fisik dilakukan.
564
Menipu Alfabet
Beberapa perusahaan mencoba untuk mengartikan bahwa depresiasi bukanlah merupakan sebuah biaya.
Contohnya, dalam siaran pers mereka akan sering membuat perjanjian yang lebih besar atas laba sebelum
bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (sering disebut EBITDA) dibanding net income yang
menggunakan IFRS. Mereka menyukai ini karena hal ini mendandani angka pendapatan mereka.
Beberapa penganalisis investasi membeli hype ini karena mereka tidak suka alokasi yang diperlukan
untuk menentukan net income. Beberapa bank, tanpa mengedipkan bulu mata, bahkan membiarkan
perusahaan membuat perjanjian atas pinjaman mereka menggunakan EBITDA.
Sebagai contoh, lihatlah Premier Parks, yang mengoperasikan Six Flags taman hiburan. Premier
memuji kinerja Ebitdanya, tetapi sebagian besar itu hanyalah topeng tentang bagaimana
perusahaan beroperasi - dan menghabiskan uangnya. Premier berpendapat bahwa penyusutan
untuk barang besar seperti roller coaster harus diabaikan karena wahana tersebut memiliki umur
panjang. Kritik, bagaimanapun juga, ucap industri hiburan tersebut harus menghabiskan
sebanyak 50% dari Ebitdanya untuk menjaga wahana dan atraksi saat itu juga. Pengeluaran
tersebut bukanlah sebuah opsi membiarkan wahana sedikit berkarat akan membuat penjualan
tiket menurun. Itu berarti depresiasi yang terkait dengan biaya pemeliharaan naik (atau membeli
yang baru) benar-benar harus dipandang sebagai beban sehari-hari. Hal ini juga berarti investor
di perusahaan-perusahaan harus memiliki perut yang kuat.
Apa resiko mempercayai ukuran akuntansi yang bersifat sementara? Lihatlah angka kebangkrutan tahun
lalu. Dari 147 perusahaan yang dilacak oleh Moody's yang gagal membayar utang mereka, sebagian
besar meminjam uang berdasarkan kinerja Ebitda. Para bankir dalam transaksi tersebut mungkin
berharap mereka akan melihat pada beberapa faktor lainnya. Begitu juga dengan para investor.
Metode Penyusutan
Faktor ketiga yang terlibat dalam proses penyusutan adalah metode pembagian biaya. Profesi
mensyaratkan bahwa metode penyusutan yang digunakan harus sistematis dan rasional. Harus
sistematis dan rasional, metode penyusutan harus mencerminkan pola dimana masa manfaat
ekonomi aktiva yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh perusahaan. Perusahaan dapat
menggunakan beberapa metode depresiasi, sebagai berikut:
1. Metode aktivitas (unit penggunaan atau produksi).
2. Metode garis lurus.
3. Metode dibebankan berkurang(dipercepat):
a. Jumlah angka tahun.
b. Metode saldo menurun.
Untuk mengilustrasikan metode penyusutan tersebut, asumsikan bahwa Stanley Coal Mines
baru-baru ini membeli sebuah Derek tambahan untuk tujuan penggalian. Ilustrasi 11-2 berisi data
yang berkaitan dengan pembelian tersebut.
Ilustrasi 11-2
Biaya perolehan Derek
$500.000
5 tahun
$ 50.000
30.000 jam
Metode Aktivitas
Metode aktivitas ( disebut juga beban variable atau pendekatan unit produksi) ,menganggap
penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas, bukan dari perjalanan waktu.
Perusahaan mempertimbangkan masa manfaat asset dari output yang ada (unit yang diproduksi)
atau pengukuran input seperti jumlah jam kerjanya. Secara konsep, asosiasi biaya yang tepat
bergantung pada output bukan jam yang digunakan, tapi sering kali output tidak mudah diukur.
Pada beberapa kasus, pengukuran input seperti jam mesin merupakan metode yang lebih tepat
untuk mengukur jumlah biaya penyusutan untuk periode akuntansi tertentu
565
Dalam beberapa kasus, uukuran input seperti jam mesin merupakan metode yang lebih sesuai untuk
mngukur besarnya dollar dari depresiasi yang terjadi selama periode akuntansi.
Derek bukan merupakan problem depresiasi khusus. Stanley dapat mengukur pemakaian derek
tersebut(dalam jam) dengan mudah. Jika stanley menggunakan derek untuk 4000 jam pada tahun
pertama, maka besarnya depresiasi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(
= beban depresiasi
= $ 60.000
Kelemahan terbesar dari metode ini yaitu metode ini kurang tepat untuk situasi dimana depresiasi lebih
merupakan fungsi waktu daripada aktivitas. Sebagai contoh, sebuah bangunan yang keadaannya terusmenerus memburuk dikarenakan oleh elemen waktu tanpa memperhatikan kegunaannya. Ditambah
lagi, Dimana faktor ekonomi ataupun fungsional yang mempengaruhi aset digunakan secara
independen, metode aktivitas ini banyak kehilangan artinya. Contoh lain, jika sebuah perusahaan
berkembang dengan pesat, bangunan khusus yang digunakan perusahaan tersebut semakin lama juga
akan menjadi usang setelah digunakan untuk melaksanakan tujuannya. Dalam kedua kasus tersebut,
menunjukkan aktivitas yang sangat bertentangan. Masalah lain dalam menggunakan metode ini adalah
kesulitan dalam mengestimasikan unit output atau jasa dalam jam yang diterima.
Metode Garis Lurus
Metode garis lurus lebih menganggap depresiasi sebagai fungsi waktu daripada fungsi kegunaan.
Perusahaan dengan leluasa menggunakan metode ini karena metode ini lebih simpel. Prosedur garis
lurus juga merupakan konsep yang sering dianggap paling tepat sehingga sering digunakan. Kaena ketika
kerusakan muncul pelan-pelan sebagai alasan utama untuk terbatasnya umur pelayanan, penurunan
dalam kegunaannya dianggap konstan dari periode ke periode. Stanley menghitung beban depresiasi
untuk derek sebagai berikut:
(
= beban depresiasi
= $ 90.000
Objek mayor dari metode garis lurus adalah adanya 2 asumsi, 1) kegunaan ekonomi asset dianggap
sama setiap tahun. 2)perbaikan dan beban utama yang terjadi juga dianggap sama setiap periode.
satu masalah yang sering muncul dalam menggunakan metode garis lurus adalah distorsi dalam analisis
tarif pengembalian (income/asset). Ilustrasi 11-5 mengindikasikan bagaimana tarif pengembalian
meningkat, memberikan penghasilan secara konstan, karena nilai buku asset menurun.
Year
0
1
2
3
4
5
Depreciation
Expense
90.000
90.000
90.000
90.000
90.000
Undepreciated
Asset balance
(book value)
500.000
410.000
320.000
230.000
140.000
50.000
24,4%
31,2%
43,5%
71,4%
200,0%
566
Metode Beban Berkurang
Metode Beban Berkurang ditetapkan untuk biaya depresiasi yang lebih tinggi di awal tahun dan beban
yang lebih rendah di periode berikutnya. Karena metode ini mempersilahkan untuk pembebanan di awal
tahun yang lebih tinggi daripada pada metode garis lurus, sehingga sering disebut metode depresiasi
yang dipercepat.
Apa dasar pembenaran untuk pendekatan ini? Secara rasional suatu perusahaan seharusnya
membebankan depresiasi yang lebih di awal tahun karena aktiva paling produktif di awal tahunnya.
Terlebih lagi, metode tersebut menetapkan biaya yang konstan karena beban depresiasi lebih rendah di
periode berikutnya, yang pada saat tersebut biaya perawatan dan perbaikan sering lebih tinggi.
Umumnya, perusahaan menggunakan satu diantara dua metode beban menurun: metode jumlah angka
tahun atau metode saldo menurun.
Metode Jumlah Angka Tahun. Metode ini hasil dari pengurangan beban depresiasi yang didasari
pengurangan porsi dari biaya yang bisa didepresiasi (Biaya sebenarnya dikurang nilai sisa). Setiap porsi
menggunakan jumlah tahun sebagai penyebut. Pembilangnya adalah angka tahun dari estimasi sisa
umur dari awal tahun. Pada metode ini, pembilang dikurang tahun demi tahun dan penyebutnya tetap.
Pada akhir dari umur kegunaan aktiva, saldo sisa seharusnya sama dengan nilai sisa.
Metode Saldo Menurun. Metode ini menggunakan tingkat depresiasi (dalam persentasi) yang
merupakan perkalian dari metode garis lurus. Sebagai contoh, tingkat penurunan ganda untuk aktiva 10
tahun adalah 20 persen (gandakan tingkat garis lurus, yaitu 10 persen). Perusahaan menggunakan
tingkat konstan untuk penurunan nilai buku tiap tahun.
Tidak seperti metode lainnya, metode saldo menurun tidak mengurangi nilai sisa dalam perhitungan
dasar depresiasi. Tingkat saldo menurun dikalikan dengan nilai buku dari aktiva pada tiap awal periode.
Karena beban depresiasi dikurang nilai buku dari aktiva tiap periode, penggunaan tingkat saldo menurun
yang konstan untuk menurunkan nilai buku dihasilkan dalam beban depresiasi yang lebih rendah tiap
tahun. Proses terus diulang sampai nilai buku sama dengan nilai sisa yang diestimasi. Pada saat itu
perusahaan menghentikan pendepresiasian.
Perusahaan menggunakan pengali-pengali yang berbeda pada prakteknya. Perusahaan juga sering
mengganti dari metode saldo menurun ke metode garis lurus mendekati akhir umur guna aktiva untuk
meyakinkan bahwa mereka mendepresiasi aktiva hanya kepada nilai residunya.
567
Perusahaan sering berubah dari declining balance method ke straight line method saat mendekati
akhir dari umur asset untuk memastikan bahwa penyusutan hanya menyusutkan nilai residual asset5.
COMPONENT DEPRECIATION
Seperti
Rate on
Depreciation
Balance
Book value end
yang
Declining
Expense
Accumulated
of year
telah
Balance
depreciation
disebut
1
500.000
40%
200.000
200.000
300.000
kan
di
2
300.000
40%
120.000
320.000
180.000
chapter
3
180.000
40%
72.000
392.000
108.000
10,
4
108.000
40%
43.200
435.200
64.800
5
64.800
40%
14.800
450.000
50.000 perusah
aan wajib menggunakan depresiasi komponen. IFRS mengharuskan setiap bagian dari item dalam
property, plant, dan equipment yang memberikan pengaruh yang signifikan kepada asset untuk
didepresiasikan secara terpisah. Oleh karena itu perusahaan harus melakuakn pengambilan keputusan
untuk menetukan alokasi yang tepat untuk komponen tersebut. Sebagai contoh, ketika sebuah
perusahaan seperti nokia (FIN) membeli bangunan, maka perusahan tersebut harus menentukan
bagaimana berbagai macam komponen bangunan tersebut(seperti pondasi, struktur, atap, sistem
pemanas dan pendingin, dan elevator) dapat dipisahkan dan didepresiasikan.
Year
Book Value of
assets First of year
Untuk mengilustrasikan pencatatan dari depresiasi komponen, asumsikan bahwa euroasia airlines
membeli sebuah pesawat dengan harga 100.000.000 pada tanggal 1 januari 2011. Pesawat tersebut
diperkirakan memiliki umur 20 tahun dan nili sisanya 0. Euro Asia menggunakan metode garis lurus
untuk mendepresisasikan komponen tesebut. Euro Asia mengidentifikasi komponen yang terkait baik
banyaknya maupunumur kegunaannya , seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi dibawah ini.
Component
Airframe
Engine Componen
Other Componen
Component Amount
60.000.000
32.000.000
8.000.000
Ilustrasi 11.9 menunjukkan perhitungan dari beban depresiasi untuk perusahaan EuroAsia tahun 2011.
Components
Airframe
Engine Component
Other Component
Total
Component Amount
Useful life
60.000.000
32.000.000
8.000.000
100.000.000
20 tahun
8 tahun
5 tahun
Component
Depreciation
3.000.000
4.000.000
1.600.000
8.600.000
Seperti yang diindikasikan, EuroAsia mencatat beban depresiasi sebanyak 8.600.000 d tahun 2011,
sebagai berikut:
Depreciation expense
8.600.000
Accumulated Deoresiation-Airplane
8.600.000
bentuk asli dari metode rata-rata setimbang, dapat digunakan untuk mendepresiasikan asset dengan tepat ke nilai residu
dari umur guna yang di perkirakan. Rumus untuk menentukan tarif dari tarif depresiasi = 1-
. umur dalam
tahun n.
Setelah menghitung tarif depresiasi, sebuah perusahaan menerapkan tarif tersebut dalam nilai buku yang menurun dari
asset dari periode ke periode, hal ini berarti bahwa nilai beban depresiasi akan semakin rendah. Metode ini tidak biasa
digunakan secara menyelruh dalam praktek dan biasanya tidak diperbolehkan untuk tujuan perpajakan.
567
Ilustrasi 11-7 Daftar Penyusutan Menurun Dua Kali Contoh Derek
Tahun
Nilai Buku
Tingkat Saldo
Beban
Saldo
Nilai Buku,
Aset di Awal
Menuruna
Penyusutan
Akumulasi
Akhir Tahun
Tahun
Penyusutan
$ 500.000
40 %
$ 200.000
$ 200.000
$ 300.000
300.000
40 %
120.000
320.000
180.000
180.000
40 %
72.000
392.000
108.000
108.000
40 %
43.200
435.200
64.800
64.800
40 %
14.800b
450.000
50.000
Berdasarkan dari metode garis lurus 20% x 2 ($90.000/$450.000 = 20% ; 20% x 2 = 40%)
Terbatas pada $14.800 karena nilai buku tidak boleh lebih dari nilai sisa
Perusahaan sering mengubah dari metode saldo menurun ke metode garis lurus mendekati akhir
dari umur berguna aset untuk meyakinkan bahwa mereka menyusutkan aset hanya pada nilai
sisanya.5
Depresiasi Komponen
Seperti yang disebutkan di Bab 10, perusahaan diharuskan untuk membuat depresiasi
komponen. IFRS mengharuskan bahwa setiap bagian dari item tanah, bangunan, dan
perlengkapan yang penting untuk total biaya dari aset yang harus disusutkan secara terpisah.
Perusahaan oleh karena itu harus mengadakan keputusan untuk menentukan alokasi yang tepat
dari komponen. Sebagai contoh, ketika ketika sebuah perusahaan seperti Nokia (FIN) membeli
sebuah gedung, ia harus menentukan bagaimana berbagai komponen gedung (sebagai contoh,
fondasi, struktur, atap, sistem pemanasan dan pendinginan, dan lift) haruslah dipisahkan dan
disusutkan.
Untuk mengilustrasikan akuntansi dari depresiasi komponen, asumsikan bahwa maskapai
penerbangan EuroAsia membeli sebuah pesawat seharga $100.000 pada tanggal 1 Januari 2011.
Pesawat tersebut mempunyai umur berguna sebesar 20 tahun dan nilai sisa sebesar 0. EuroAsia
By: Nugraha Corporation http://nugraha-corporation.blogspot.com/
menggunakan metode garis lurus dan depresiasi untuk semua pesawatnya. EuroAsia
mengidentifikasi komponen di bawah ini, jumlah, dan umur berguna, seperti terlihat di Ilustrasi
11-8.
Harga Komponen
Kerangka udara
60.000.000
20 tahun
Komponen mesin
32.000.000
8 tahun
Komponen lain
8.000.000
5 tahun
Ilustrasi 11-9 menunjukkan penghitungan beban depresiasi untuk EuroAsia di tahun 2011
Harga Komponen :
Umur Berguna
Depresiasi Komponen
Kerangka udara
60.000.000
20 tahun
3.000.000
Komponen mesin
32.000.000
8 tahun
4.000.000
Komponen lain
8.000.000
5 tahun
1.600.000
100.000.000
8.600.000
Jumlah
Seperti yang disebutkan, EuroAsia mencatat beban depresiasi sebesar 8.600.000 di tahun
2011, sebagai berikut :
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
8.600.000
8.600.000
Bentuk murni dari metode saldo menurun dapat dipakai untuk menyusutkan aset secara tepat ke nilai
sisa pada akhir dari umur berguna yang diharapkan. Rumus untuk penentuan dan tingkat depresiasi = 1
menggunakannya pada nilai buku menurun dari aset dari periode ke periode, yang artinya bahwa beban
depresiasi akan berturut-turut lebih rendah. Metode ini tidak digunakan secara luas dalam prakteknya,
dan ini umumnya tidak diizinkan untuk tujuan pajak.
568
Dalam statement of financial position tkhir tahun 2011, EuroAsia melaporkan airplane sebagai jumlah
tunggal. Presentasinya ditunjukkan dalam Illustration 11-10.
Non-current assets
Airplane
Less: Accumulated depreciation - airplane
Dalam banyak situasi, sebuah perusahaan mungkin tidak memiliki pemahaman yang baik tentang biaya
masing-masing komponen yang dibeli. dalam hal ini, biaya komponen individu harus diperkirakan
berdasarkan pada acuan pada harga pasar saat ini (jika tersedia), diskusi dengan para ahli dalam
penilaian, atau penggunaan pendekatan yang masuk akal.
Suatu saat sebuah perusahaan seperti Steeltex memodifikasi proses alokasi biaya untuk
mengendalikan akuisisi dan disposal dari aset tetap lebih simpel. Satu variasi adalah untuk tidak
mengambil penyusutan dalam tahun akuisisi dan penyusutan satu tahun penuh di tahun disposal.
Variasi lainnya adalah membayar penyusutan setengah tahun di tahun akuisisi dan disposal (disebut
sebagai konvensi setengah tahun) atau membayar satu tahun penuh di tahun akuisisi dan tidak sama
sekali di tahun disposal.
Faktanya, steeltex mungkin mengadopsi salah satu dari beberapa ketentuan pecahan tahun
dalam mengalokasikan biaya untuk tahun pertama dan terakhir dari masa pakai aset sebagaimana
mengaplikasikan metode secara konsisten. Bagaimana pun juga, kecuali dinyatakan tetap, perusahaan
biasanya menghitung penyusutan berdasarkan bulan penuh terdekat
569
$3,000.00
$3,200
Depresiasi untuk tahun 2012
$2,333.33
$1,920
ILLUSTRASI 11-12
Perhitungan Partisi-Period Depreciation, dua metode.
Ilustrasi 11-12 menunjukkan depresiasi yang dialokasikan menggunakan kebijakan five different
fractional-year dengan metode garis lurus pada mesin bor otomatis seharga $45,000 yang dibeli
oleh Steeltex Company pada 10 Juni 2010, yang telah didiskusikan sebelumnya.
Harga mesin = $45,000
Fractional-Year Policy
2010
6.667/12(9,000)
5.333/12(9,000)
2011
2012
2013
2014
2015
7/12(9,000)
5/12(9,000)
$500,000
Modal
$500,000
Jika kita asumsikan bahwa perusahaan tidak menerima pendapatan selama lima tahun, laporan
laba rugi nya sebagai berikut:
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Pendapatan
$---0---
$---0---
$---0---
$---0---
$---0---
Depresiasi
$(100,000)
$(100,000)
$(100,000)
$(100,000)
$(100,000)
Rugi
$(100,000)
$(100,000)
$(100,000)
$(100,000)
$(100,000)
570
Total penyusutan aktiva pabrik selama lima tahun ini $500.000. Laporan posisi keuangan pada akhir lima
tahun yaitu:
Aktiva Pabrik -0-
Equity -0-
Contoh ekstrim menggambarkan bahwa penyusutan sama sekali tidak menyediakan dana untuk
penggantian aktiva. Dana untuk penggantian aktiva yang berasal dari pendapatan (dihasilkan melalui
penggunaan aktiva). Tanpa pendapatan, maka tidak ada pendapatan terwujud dan hasil yang tidak masuk
kas.
REVISI TARIF PENYUSUTAN
Ketika membeli aset pabrik, perusahaan dengan hati-hati menentukan tarif penyusutan berdasarkan
pengalaman masa lalu dengan aset sejenis dan informasi terkait lainnya. Penyisihan ini hanya untuk
perkiraan penyusutan. Mereka mungkin perlu merevisinya selama kehidupan aktiva. Kerusakan fisik tak
terduga atau usang tidak terduga dapat mengurangi masa manfaat ekonomis aktiva tetap. Meningkatkan
pemeliharaan prosedur, revisi prosedur operasi, atau perkembangan serupa dapat memperpanjang umur
aset di luar masa.
Misalnya, menganggap mesin Nestle dibeli dengan harga asli 90.000, itu perkiraan hidup 20 tahun tanpa
nilai sisa. Namun, selama 11 tahun, Nestle mengestimasi bahwa ia akan menggunakan mesin untuk 20
tahun tambahan. Hal ini merupakantotal hidupnya, oleh karena itu menjadi 30 tahun, bukan 20.
Penyusutan telah tercatat sebesar 1 / 20 dari 90.000 atau 4.500 per tahun dengan metode garis lurus. Atas
dasar kehidupan 30 tahun, maka harus telah mencatat penyusutan sebagai 1 / 30 dari 90.000, atau 3000
per tahun. Oleh karena itu telah terjadi penyusutan yang berlebih, dan penurunan laba bersih, dengan
1.500 dari 10 tahun terakhir, atau jumlah total 15.000.
Per Tahun
Untuk 10 Tahun
4.500
45.000
(3000)
(30.000)
1.500
15.000
Nestle harus melaporkan perubahan estimasi pada periode berjalan dan prospektif. Seharusnya tidak
membuat perubahan apapun dari hasil yang dilaporkan sebelumnya. Dan tidak menyesuaikan saldo atau
membuka usaha untuk "mengejar" untuk periode sebelumnya. Alasannya, perubahan estimasi merupakan
bagian terus-menerus dan melekat pada setiap proses estimasi. Penyajian kembali terus menerus dari
periode sebelumnya akan terjadi untuk revisi estimasi kecuali ditangani secara prospektif. Oleh karena
itu, masuknya tidak dilakukan pada saat perubahan estimasi terjadi. biaya penyusutan pada periode
berikutnya ditentukan dengan membagi nilai sisa buku dikurangi nilai sisa dengan sisa taksiran umur.
Mesin
By: Nugraha Corporation http://nugraha-corporation.blogspot.com/
90.000
45.000
45.000
571
Untuk mencatat depresiasi kita,untukdaqlam penggunaan alat selama 20 tahun adalah
Beban depresiasi
2250
Akumulasi depresiasi-mesin
2250
PILIHAN DEPRESIASI
Jumlah beban depresiasi yang dicatat dapat dengan 2 metode: metode kegunaan dan estimasi
umur dan nilai sisan asset.Perbedaan metode yangdipilih dan estimasi dapat berdampak signifikan pada
perusahaan dan membuat kesulitan dalam perbandingan dengan perusahaan sejenis.
Contohnya Veolia Environment(FRA) memiliki catatan atas laporan keuangan sebagai berikut:
1.7 Property,plant and equipment
PPE dicatas berdasarkan biaya historis dan dikurangi akumulasi depresiasi dan penurunan nilai.
PPE dicatat berdasarkan komponen dengan masing-masing komponen di depresiasikan dalam umur
penggunaan.Umur penggunaan sebagai berikut
Range umur penggunaan berdasarkan tahun*
Gedung
20 sampai 50
Sistemteknik
7 sampai 24
Kendaraan
3 sampai 25
Lain-lain
3 sampai 12
*Range umur penggunann peralatan dibedakan berdasarkan PPE
Dengan informasi diatas analisis memutuskan dampak manajemen memilih dan menilai jumlah beban
depresiasi di klasifikasikan berdasarkan PPE
IMPAIRMENT(KERUSAKAN/penyusutan)
Akuntansi standar untuk persediaan adalah nilai terendah atau nilai bersihnya(net realizable value) dan
tidak digunakan pada property,plant and equipment.Bahkan,ketika PPE menderita kerugian akuntan harus
dengan hati-hati mengurangi nilainya,mengapa?karena tidak sama dengan persediaan,PPE sulit
menentukan nilai wajarnya dan tidak mungkin terlepas dari subjektifitas dansewenag-wenang.
Sebagai contoh,Falconbridge Ltd.Nickel mines(CAN) dapat memutuskan menghapus secara keseluruhan
atau bagian PPE dalam operasi tambang nikel pada Republik Dominika.proyek mengalami kerugian
karena harga nikel murah dan beban operasi operasi tinggi.Hanya jika harga nikelnaik sebesar 33
persen,proyek akan untung.Penghapusan tergantung dengan harga nikel.Jika perusahaan memutuskan
menghapus asset,seberapa besar yang harus di hapuskan?
PENGAKUAN KERUSAKAN(RECOGNIZING IMPAIMENT)
Sebagaimana telah didiskusikan didepan ,kresis kridit bermula pada tahun 2008 berakibat pada
finansial dan non-finansial.Sebagai dampak dari kemerosotan global banyak perusahaan yang menghapus
asset tetapnya.penghapusan disebut Impairment(penyusutan)
Asset tak berwujud yang umur panjang di suutkan(impairement) ketika sudah tidak mampu
menutup antara nilai sekarang dengan kegunaan atau penjualan.untuk menentukan penyusutan,
572
Recognizing impairment ( pengakuan penurunan nilai )
Sepertin yang telah didiskusikan di cerita pembuka, krisis kredit bermula di awal tahun 2008 dan telah
mempengaruhi banyak institusi baik keuangan maupun bukan. Sebagai hasil dari kemerosotan global,
banyak perusahaan untuk mempertimbangkan menghapus asset jangka panjan gmereka. Penghapusan ini
disebut impairment.
Aset jangka panjang yang berwujud diturunkan nilainya ketika perusahaan tidak dapat nenutup
kembali nilai asset yang terbawa dengan cara meenjualnya. Untuk menentukan apakah asset diturunkan
nilainya, dalam dasar tahunan, perusahaan meninjau ulang asset sebagai indicator dari impairment (
penurunan nilai), yaitu, penurunan pada kemampuan asset untuk menghasilkan kas dengan digunakan
atau dijual. Peninjauan ulang ini harus mempertimbangkan informasi dari sumber internal (contohnya:
perubahan kerugian dalam kinerja) dan sumber external (contohnya: perubahan kerugian dalam bisnis
atau lingkungan pemerintahan). Jika indikasi penurunan nilai ada, maka harus dilakukan tes impairment.
Tes ini membandingkan jumlah asset yang dapat diperoleh dengan nilai yang terbawa. Jika nilai yang
terbawa lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali, perbedaan ini disebut rugi impairment.
Jika nilai terselamatkan lebih besar daripada nilai yang terbawa, impairment tidak dicatat.
Jumlah yang dapat diperoeh kembali didefinisikan sebagai nilai wajar yang lebih tinggi dikurangi
biaya untuk menjual atau nilai penggunaan. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual berarti bahwa
asset dapat dijual setelah mengurangkan biaya penghapusan. Nilai kegunaan adalah nilai sekarang yang
diharapkan dari aliran kas yang diharapkan dari penggunaan di masa depan dan akhirnya dijual dari asset
di akhir umur manfaat.
Ilustrasi 11-15 menunjukkan proses dari tes impairment.
Nilai Terbawa
Dibandingkan
dengan
Yang lebih
tinggi
Nilai kegunaan
Jika baik nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, atau nilai kegunaan lebih tinggi daripada ilai
terbawa, tidak ada impairment. Jika baik nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai kegunaan
lebih rendah daripada nilai terbawa, terjadi rugi impairment.
Contoh : Tidak ada impairment
By: Nugraha Corporation http://nugraha-corporation.blogspot.com/
Asumsikan bahwa Perusahaan Cruz mengadakan tes impairment untuk peralatannya. Nilai terbawa dari
peralatam Cruz adalah $200,000, nilai wajar dikurangu biaya untuk menjualnya adaalah $ 180,000, dan
nilai kegunaannya adalah $ 205,000. Dalam kasus ini, nilai kegunaan dari peralatan Cruz lebih besar dari
nilai terbawanya yaitu $ 200,000. Sebagai hasilya, tidak ada impairment.
Contoh : terjadi impairment
Asumsikan bahwa informasi sama dengan Perusahaan Cruz di atas kecuali nilai kegunaan dari peralatan
Cruz yaitu $ 176,000 bukan $ 205,000. Cruz mengukur kerugian impairment sebagai perbedaan nilai
terbawa $ 200,000 dan nilai wajar yang lebih tinggi dikurangi dengan biaya penjualan ($ 180,000) atau
nilai kegunaan ($ 175,000). Jadi Crus menggunakan nilai wajar dikurangi biaya penghapusan untuk
mencatat rugi impairment sebesar $ 20,000 ($ 200,000 - $ 180,000).
Cruz kemudian membuat jurnal berikut untuk mencatat rugi impairment :
Loss on impairment
20,000
20,000
Rugi dari impairment dilaporkan di Income Statement di bagian "other income and expenses".
Perusahaan kemudian mengkredit akun peralatan atau akumulasi depresiasi - peralatan untuk mengurangi
nilai terbawa dari peralatan untuk impairment. Untuk tujuan pekerjaan rumah, kreditkan akumulasi
depresiasi ketika mencatat impairment untuk mencatat asset yang dapat disusutkan.
Jika perusahaan lebih siap intuk menentukan nilai kegunaan ( atau nilai wajar dikurangi biaya penjualan)
dan dengan ini ditentukan bahwa tidak ada impairment yang dibutuhkan, ini tidak dipersyaratkan untuk
menghitung pengukuran lain.
573
574
575
Di akhir tahun 2011, Tan menentukan bahwa jumlah pemulihan kembali dari peralatan adalah $96.000,
yang lebih besar daripada carrying amount sebesar $90.000. Pada kasus seperti ini, Tan membalik
pengakuan impairment loss sebelumnya dengan membuat jurnal sebagai berikut.
Accumulated Depreciation - Equipment
Recovery of Impairment Loss
6.000
6.000
Pemulihan kembali dari Impairment Loss dilaporkan pada bagian Other Income and Expense dalam
Income Statement (Laporan Laba Rugi). Carrying amount peralatan milik Tan adalah $96.000
($90.000+$6.000) pada 31 Desember 2011.
Peraturan umum yang berhubungan dengan pembalikan dari impairment adalah sebagai berikut: Jumlah
pemulihan kembali dari kerugian terbatas berdasarkan carrying amount yang akan dihasilkan jika
impairment tidak terjadi. Sebagai contoh, carrying amount peralatan Tan pada akhir 2011 akan menjadi
$100.000, asumsikan tidak terjadi impairment. Oleh karena itu jumlah pemulihan sebesar $6.000
diizinkan karena carrying amount dari peralatan Tan saat ini hanya $96.000. Tapi, jumlah pemulihan di
atas $10.000 tidak diizinkan. Alasannya adalah bahwa jumlah pemulihan di atas $10.000 mengakibatkan
Tan mengangkat asset pada nilai di atas biaya historisnya.
Cash-Generating Units
Pada beberapa kasus, tidak mungkin untuk menaksir single aset yang mengalami impairment
karena single asset menghasilkan cash flows hanya jika digabung dengan asset lain. Pada kasus seperti
ini, perusahaan seharusnya mengidentifikasi kelompok terkecil asset yang dapat diidentifikasi yang
menghasilkan cash flows tersendiri dari cash flows asset lainnya. Kelompok ini dinamakan cashgenerating units.
Sebagai contoh, Santos Company meninjau assetnya yang berupa pabrik sebagai indikator
terjadinya impairment. Namun, perusahaan menemukan bahwa dalam mengidentifkasikan cash flows
asset secara individu sangat tidak praktis dan tidak akurat karena cash flow berhubungan dengan
kelompok asset yang saling ketergantungan. Situasi seperti ini bisa muncul jika Santos memiliki satu unit
operasi (divisi mesin) yang menghasilkan produk yang akan ditransfer ke unit bisnis Santos lainnya
(divisi pengepakan), yang kemudian memasarkan produk ke konsumen akhir. Karena cash flows asset
dalam divisi mesin tergantung pada cash flows dari divisi pengepakan, Santos seharusnya mengevaluasi
kedua divisi bersama sebagai cash-generating units dalam meninjau impairment yang terjadi.
Impairment Asset yang Akan Dilepas
Apa yang tejadi jika perusahaan bermaksud untuk melepas asset yang rusak, daripada tetap
menggunakannya? Baru-baru ini, Kroger (USA) mencatat kerugian akibat impairment sebesar $58 juta
untuk property, plant, dan equipment it no longer needed due to store closures. Pada kasus ini, Kroger
melaporkan asset yang rusak pada lower-of-cost atau net realizable value (nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual). Karena Kroger bermaksud untuk melepas asetnya dalam jangka waktu pendek, Kroger
menggunakan net realizable value untuk menyediakan pengukuran yang lebih baik untuk net cash flows
yang akan diterima dari asset tersebut.
Kroger tidak mendepresiasikan atau mengamortisasi asset yang akan dilepas selama periode ketika
menguasainya. Alasannya adalah bahwa depresiasi tidak konsisten dengan notion of asset yang akan
dilepas dan dengan penggunaan lower-of-cost atau net-realizable value. Dengan kata lain, asset yang
diperoleh untuk dilepas seperti inventory, perusahaan seharusnya melaporkannya pada lower-of-cost atau
net-realizable value.
Karena Kroger akan memulihkan kembali asset yang diperoleh untuk dilepas, melalui penjualan daripada
melalui operasi, perusahaan merevaluasi asset tersebut secara terus menerus. Setiap periode, asset
dilaporkan pada lower-of-cost atau net-realizable value. Oleh karena itu, Kroger bisa menulis atau
mencatat asset yang diperoleh untuk dijual pada periode yang akan datang, sepanjang carrying amount
asset setelah pencatatan tidak melebihi carrying amount asset sebelum imparment terjadi. Perusahaan
seharusnya melaporkan kerugian atau keuntungan yang berkaitan dengan asset yang rusak ini sebagai
bagian dari laba operasi dalam Other Income and Expense.
576
577
578
579
580
581
582
583
584
585
586
587
588
589
590
591
kenaikan yang dilaporkan Unilever pada periode sebelumnya sebagai unrealized gain. Semua nilai yang
ditambahkan dilaporkan sebagai kerugian impairment. Tidak boleh ada kondisi dimana penurunan
revaluasi mengurangi accumulated other comprehensive income di bawah nol.
35,000
Unrealized Gain on Revaluation-Land
15,000
20,000
415,000
Land
415,000
(untuk mencatat penjualan tanah)
Pada kasus ini, Unilever tidak mencatat keuntungan maupun kerugian karena nilai yang dibawa (carrying
amount) atas tanah sama dengan fair value nya. Pada waktu ini, karena tanah tersebut sudah terjual,
Unilever memiliki opsi untuk mentransfer Accumulated Other Comprehensive Income (AOCI) kepada
Retained Earnings. Ayat jurnal yang dicatat sebagai berikut:
Accumulated Other Comprehensive Income
15,000
Retained Earnings
15,000
592
Tidak bisa meningkatkan net income. Jurnal terakhir ini mengilustrasikan kenapa revaluasi akuntansi
tidak populer. Meskipun tanah diapresiasikan senilai 15.000, unilever tidak mengakui gain ini pada net
income selama periode hal ini berhubungan dengan tanah.
200.000
Accumulated depreciation-equipment
200.000
200.000
Equipment
50.000
150.000
( Untuk menyesuaikan peralatan pada fair value dan mencatat unrealized gain)
Ilustrasikan 11A-4 menyediakan ikhtisar penyesuaian revaluasi untuk Nokia pada 2010.
Tanggal
Item
Fair value
peralatan
Jan. 1,2010
Dec.31,2010
Dec.31,2010
Dec.31,2010
Saldo awal
Depresiasi
Revaluasi
Saldo akhir
1.000.000
(50.000)
950.000
Akumulasi
depresiasi
Retained
earnings
200.000
(200.000)
0
(200.000)
(200.000)
Accumulated
other
comprehensive
income(AOCI)
0
150.000
150.000
Berdasarkan penyesuaian revaluasi ini, nilai buku dari aset sekarang 950.000. Nokia
melaporkan beban depresiasi sebesar 200.000 pada income statement dan Unrealized Gain on
Revaluation-equipment sebesar 150.000 dalam other comprehensive income. Unrealized gain ini
meningkatkan accumulated other comprehensive income( dilaporkan dalam statement of financial
position dalam bagian akuitas).
593
Revaluasi-2011 bersasarkan historical cost
Diasumsikan tidak ada perubahan masa manfaat dari sebuah peralatan, beban depresiasi untuk Nokia in
2011 adalah 237,500 (950,0004), dan jurnal untuk mencatat beban depresiasi adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2011
Depreciation Expense
237,500
Accumulated Depreciation-Euipment
237,500
Dalam IFRS nokia dapat mentransfer dari AOCI perbedaan antara depresiasi berdasarkan carrying
ammount hasil revaluasi dari peralatan dan depresiasi berdasarkan original cost ke Retained Earnings.
Depresiasi berdasarkan original cost adalah 200,000 (1,000,0005) dan pada fair value adalah
237,500, atau perbedaannya adalah 37,500 (237,500 - 200,000). Jurnal untuk mencatat transfer ini
adalah sebagai berikut:
31 Desember 2011
Accumulated other comprehensive income
Retained Earnings
37,500
37,500
950,000
237,500
712,500
112,500 (150,000-37,500) 12
Nokia memutuskan menurut penilai bahwa sekarang peralatan memiliki fair value sebesar 570,000.
Untuk mencatat peralatan ini pada fair value, nokia melakukan hal berkut:
1. Mengurangi akun Accumulated depreciation sebesar 237,500 menjadi nol.
2. Mengurangi akunperalatan dengan 380,000 (950,000 - 570,000) peralatan ini kemudian
dilaporkan sebesar fair value sebesar 570,000
237500
30,000
112,500
Equipment
380,000
(untuk menyesuaikan peralatan ke fair value dan mencatat kerugian dari impairment)
12
jurnal untuk mentransfer pengakuan adanya depresiasi berdasarkan revaluasi pada carrying ammount
dari aset sudah direalisasikan dengan membebankan ke retained earnings. Dengan membuat jurnal ini,
ini harus dicatat pada historical cost carrying ammount (seperti jika tidak ada revaluasi yang sudah
dicatat) dapat ditentukan dengan mengurangi nilai AOCI dari carrying ammount yang sudah direvaluasi.
Pada kasus ini, historical cost carrying ammount setelah 2 tahun adalah 600,000 (1,000,000 200,000), yang setara dengan carrying ammount yang sudah direalisasi sebesar 712,500 dikurangi
AOCI sebesar 112,500.
594
Ilustrasi 11A-5 menyediakan ringkasan dari penyesuaian revaluasi untuk Nokia pada tahun 2011.
ILUSTRASI 11A-5
Rangkuman Revaluasi ---- 2011
Tanggal
01-Jan-10
31-Des-10
31-Des-10
31-Des-10
Item
Saldo awal
Penyusutan
Revaluasi
Saldo akhir
01-Jan-11
31-Des-10
31-Des-10
31-Des-10
31-Des-10
Saldo awal
Penyusutan
Transfer dari APKL
Revaluasi
Saldo akhir
0
237.500
(380.000)
570.000
(237.500)
0
Laba
Ditahan
Akumulasi Pendapatan
Komprehensif lain-lain
(APKL)
0
(200.000)
(200.000)
(200.000)
(237.500)
37.500
(30.000)
(430.000)
150.000
150.000
150.000
(37.500)
(112.500)
0
Setelah jurnal revaluasi, nilai yang sekarang tercatat pada peralatan adalah sebesar 570.000. Nokia
melaporkan biaya penyusutan sebesar 237.500 dan rugi penurunan nilai sebesar 30.000 dalam
laporan laba rugi (yang mengurangi laba ditahan). Nokia melaporkan pembalikan laba yang belum
direalisasi sebelumnya dicatat dengan mencatat transfer ke laba ditahan sebesar 37.500 dan masuk ke
Laba revaluasi yang belum direalisasi peralatan sebesar 112.500. Kedua jurnal ersebut mengurangi
saldo Akumulasi Pendapatan Komprehensif lain-lain menjadi nol.
Revaluasi --- 2012: Pemulihan atas Kerugian Penurunan
Dengan asumsi tidak ada perubahan di masa manfaat peralatan, beban penyusutan untuk Nokia pada
tahun 2012 adalah 190.000 ( 570.000: 3), dan jurnal untuk mencatat beban penyusutan adalah
sebagai berikut.
31-Des-12
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan - Peralatan
(Untuk mencatat beban depresiasi pada 31 Desember 2011)
190.000
190.000
Nokia memindahkan perbedaan antara penyusutan berdasarkan nilai tercatat revaluasi dari peralatan
dan penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset dari Akumulasi Pendapatan Komprehensif lain untuk
laba ditahan. Penyusutan berdasarkan pada biaya sebenarnya 200.000 ( 1.000.000 : 5) dan pada nilai
wajar 190.000, atau perbedaan dari 10.000 ( 200.000 - 190.000). Jurnal untuk mencatat
perpindahan ini adalah sebagai berikut.
31-Des-12
Laba Ditahan
By: Nugraha Corporation http://nugraha-corporation.blogspot.com/
10.000
10.000
Pada keadaan ini, sebelum revaluasi pada 2011, Nokia memiliki jumlah berikut yang berkaitan dengan
peralatannya.
Peralatan
Dikurangi: Akumulasi penyusutan - peralatan
Nilai tercatat
Akumulasi pendapatan lain-lain
570.000
190.000
380.000
10.000
190,000
Akumulasi DepresiasiPeralatan
190,000
Nokia memindahkan selisih pada Beban Depresiasi yang berdasarkan penilaian kembali jumlah tercatat
dari peralatan dan Penyusutan berdasarkan biaya asli aset tersebut dari AOCI ke Laba Ditahan.
Penyusutan berdasarkan biaya asli adalah 200,000 (1,000,000:5) dan Nilai Wajarnya adalah 190,000,
selisihnya adalah 10,000 (200,000-190,000).masukan untuk pencatatan pemindahan ini adalah
31 Desember 2012
Laba Ditahan
10,000
AOCI
10,000
(untuk mencatat transfer dari AOCI ke Laba Ditahan)
Pada titik ini, sebelum Pencadangan di 2011, Nokia memiliki jumlah yang terkait Peralatan ini
Peralatan
Dikurangi: Akumulasi penyusutanPeralatan
Jumlah tercatat
AOCI
570,000
190,000
380,000
10,000
595
Nokia menentukan nilai wajar dari suatu equipment melalui penilaian sebesar 450,000. Untuk
melaporkan equipment tersebut pada nilai wajar, Nokia melakukan hal-hal dibawah ini.
1. Mengurangi akun accumulated depreciation-equipment dari 190,000 menjadi nol
2. Mengurangi akun equipment sebesar 120,000 (570,000-450,000)- itu kemudian dilaporkan
pada nilai wajarnya sebesar 450,000.
3. Mencatat Unrealized Gain on Revaluation-Equipment sebesar 40,000
4. Mencatat sebuah Recovery of Loss on Impairment sebesar 30,000
Pencatatan untuk transaksi ini adalah sebagai berikut.
December 31, 2012
Accumulated Depreciation-Equipment
Unrealized Gain on Revaluation-Equipment
Equipment
Recovery of Loss on Impairment
(Untuk menyesuaikan equipment dengan
nilai wajar dan mencatat impairment
recovery)
190,000
40,000
120,000
30,000
Ilustrasi 11A-6 menyediakan ringkasan dari penyesuaian revaluasi untuk Nokia pada 2012.
Date
Item
Equipment
Fair Value
Jan. 1, 2010
Dec. 31, 2010
Dec. 31, 2010
Keseimbangan awal
Depresiasi
Revaluasi
1,000,000
Accumulated
Depreciation
Retained
Earnings
Accumulated
Other
Comphrehensive
Income (Aoci)
0
(200,000)
(50,000)
200,000
(200,000)
Keseimbangan Akhir
950,000
(200,000)
150,000
Jan. 1, 2011
Dec. 31, 2011
Dec. 31, 2011
Dec. 31, 2011
Keseimbangan Awal
Depresiasi
Transfer dari AOCI
Revaluasi
950,000
0
237,500
150,000
(380,000)
(237,500)
(200,000)
(237,500)
37,500
(30,000)
(37,500)
(112,500)
Keseimbangan akhir
570,000
(430,000)
Jan. 1, 2012
Dec. 31, 2012
Dec. 31, 2012
Dec. 31, 2012
Keseimbangan Awal
Depresiasi
Transfer dari AOCI
Revaluasi
570,000
0
190,000
(430,000)
(190,000)
(10,000)
30,000
(120,000)
(190,000)
150,000
10,000
40,000
Keseimbangan Akhir
450,000
600,000
50,000
Berdasarkan pencatatan revaluasi, carrying amount dari equipment sekarang adalah 450,000.
Nokia melaporkan depreciation expense sebesar 190,000 dan impairment Loss recovery sebesar
30,000 pada Income Statement. Nokia mencatat Unrealized Gain on Revaluation-equipment sebesar
40,000, yang menaikkan AOCI sebesar 50,000.
Pada 2 Januari 2013, Nokia menjual equipmentnya sebesar 450,000. Nokia mencatat transaksi
tersebut sebagai berikut.
January 2, 2013
Cash
Equipment
(Mencatat penjualan equipment)
450,000
450,000
596
Nokia tidak mencatat keuntungan atau kerugian karena jumlah peralatan yang tercatat sama dengan
nilai wajarnya. Nokia mentransfer sisa saldo di Accumulated Other Comprehensive Income pada
Retained Earnings karena peralatan telah dijual. Catatan masuknya trasaksi ini sebagai berikut:
January 2, 2013
Accumulated Other Comprehensive Income
50.000
Retained Earnings
50.000
Menjelaskan revaluasi prosedur akuntansi. Peraturan umum untuk revaluasi akuntansi adalah sebagai
berikut : (1) Perusahaan mencatat unrealized gain di other comprehensive income (unrealized gain
melewati income). (2) Perusahaan mencatat rugi atas impairment (penurunan nilai dibawah harga
perolehan) di laba bersih. Demikian, keuntungan dari revaluasi meningkatkan ekuitas tapi tidak
meningkatkan laba bersih, sedangkan rugi mengurangi ekuitas dan laba bersih.(3) Jika selisih kenaikan
oleh revaluasi membalikkan penurunan yang dilaporkan sebagai impairment loss, sebuah perusahaan
mengkreditkan revaluasi pada kenaikan pada laba bersih; setiap penilaian tambahan diluar pembaruan
dikreditkan ke other comprehensive income